Anda di halaman 1dari 40

Denny Dominicus

#PemulihanJiwa
Inilah Masalah Kita

JUDUL BUKU
#PemulihanJiwa
Inilah M asalah Kita
Oleh: Denny Dominicus
Copyright 2012 by Denny Dominicus

Pengantar
Saya tidak pernah merasa diri saya bijaksana apalagi berani
menjadi sufi. Saya hanya manusia yang kebetulan gemar
mencari makna-makna kehidupan melalui buku, ceramah,
dan diskusi dengan orang-orang yang sudah mencapai
keberhasilan akan pemaknaan hidup.
Pemulihan jiwa merupakan langkah awal untuk
menjalankan hidup yang serba tak menentu, serba
membingungkan, bahkan dapat membuat kita frustasi.
Namun, terlintas seorang guru mengatakan bahwa jika kita
sadar bahwa semuanya adalah hal yang tidak tetap, hal yang
pasti berlalu, manusia akan lebih tenang dalam hidupnya.
E-book #PemulihanJiwa Inilah M asalah Kita,
adalah cara saya mengingatkan diri saya sendiri akan sebuah
kebahagiaan dan derita hidup dan semoga juga bisa menjadi
pengingat buat teman-teman.
Jakarta, 07 Agustus 2012
Denny Dominicus

DAFT AR ISI
Pengantar

Kebahagiaan Dan Derita

Ditinggalkan

Pencari Kebahagiaan

10

Kehilangan

12

Mengejar Kebahagiaan

15

Pengkhianatan

18

CINTA

20

Tulus dan ikhlas

21

Pengorbanan

22

Keseimbangan

24

Masa Lalu Kini Dan Depan

26

Memilih Kebahagiaan

27

Kesendirian

29

Kepeduliaan

31

Jati Diri

32

Tentang Penulis

38

Kebahagiaan dan Derita


Ketika

kebahagiaan

muncul,

sebenarnya

itu

bukanlah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang


datang untuk memberikan kita sebuah nafas segar
sebelum kita menghadapi penderitaan hidup. Sudah
tentu, hidup masing-masing orang punya bahagia
dan deritanya sendiri-sendiri.
Terkadang, saat dalam keadaan stabil, dengan
mudahnya kita mengomentari masalah orang lain
Bodoh sekali, karena masalah itu saja kok sampai
bunuh diri.
Ya, terlalu mudah kita mengeneralisasikan sebuah
tindakan terhadap masalah, hingga terbiasa lalu
masuk dalam batin, lalu muncul yang namanya
sebuah sentral problem. Beranggapan masalah kita
sendiri lebih besar dibanding masalah orang lain.
Karena terbiasa merendahkan masalah orang lain,
justru pada akhirnya yang membuat kita terjebak
dalam pandangan bahwa masalah kita sendiri itu
lebih berat.

Namun,

bukan

berarti

saat

kita

terbiasa

memberikan simpati terhadap masalah orang lain,


membuat jiwa kita sehat dalam menghadapi
masalah kita sendiri. Nah, di sini problemnya, cepat
menghakimi salah, bersimpati juga salah. Lalu
bagaimana?
Saya tidak ingin sok tahu, namun masalah-masalah
yang muncul dalam hidup kita itu adalah sama
beratnya dengan masalah orang lain.
Masalah-masalah yang muncul dalam hidup kita,
adalah juga dialami orang lain.
Masasalah-masalah

dalam

hidup

kita,

adalah

TIDAK TETAP.
Kita dengan gampangnya memberi nasehat ke orang
terdekat kita Sabar ya, semua pasti ada jalannya.
Memberi simpati dengan kata sabar, jangan-jangan
itu sebagai tAnda kita yang tidak sabar terus-terusan
mendengar curhat mereka, atau kita sudah tidak
7

tahu memberi nasehat apa, yang kemudian menjadi


kita memiliki pandangan make it simple.
Harusnya, ruang-ruang waktu menunjukkan kepada
kita untuk melihat masalah orang terdekat kita,
menunjukan bahwa kebahagiaan tidak selalu tetap
sama halnya dengan penderitaan. Jadi, sebenarnya
mendengar curhatan masalah orang lain, bisa
menjadi cermin bagi hidup kita kelak. Saya yakin,
teman Anda yang punya masalah, pasti juga punya
saat-saat kebahagiaan.
Seperti teman saya, dia bahagia dan sangat ceria saat
awal menikah. Tidak pernah saya seiri itu dengan
teman

saya

yang

begitu

bahagia

dengan

pasangannya, begitu semangat menjalani hari. Lalu,


setelah menikah 3 tahun, saya mendapatkan dirinya
letih lesu, ternyata masalah perselingkuhan muncul
dalam kehidupan keluarganya. Lalu, saya tersentak
sadar, bahwa bahagia dan derita selalu bergiliran dan
tidak akan pernah tetap.
8

Tenggelam dalam masalah sebenarnya adalah awal


baik untuk proses pendewasaan naik 1 level dalam
kehidupan. Masalah itu ya harus dinikmati apapun
masalahnya.

Ditinggalkan
Anda ditinggalkan kekasih Anda, itu bukan masalah
Anda sendiri, orang-orang di luar sana juga pernah
mengalaminya. Nikmati saja. Saat Anda menikmati,
pelan-pelan Anda merasakan bahwa hidup Anda
tidak sendiri. Pelan-pelan, teman, sahabat, saudara,
akan datang satu persatu ke dalam hidup Anda
untuk mensupport Anda.
Anda bangkrut dalam bisnis, nikmati saja. Nikmati
stress itu, berdiam diri, dan berpikir bahwa banyak
pengusaha juga pernah alami hal yang serupa
dengan Anda. Anda awalnya trauma, namun trauma
itu justru bisa menjadi bagian dari proses keahlian
Anda berbisnis naik 1 level.

Keluarga Anda berantakan, anak-anak sulit diatur,


itu bukan masalah di keluarga Anda saja, itu
masalah hampir kebanyakan keluarga. Cobalah
nikmati masalah itu di rumah, lihat diri Anda, siapa
yang harus memperbaiki ini semua? Tingkatkan
sebuah value kehidupan Anda untuk melewati
masalah-masalah ini.
Kita ini terlalu egois, menganggap bahwa kita layak
hidup

bahagia,

kebahagiaan,

kita

sehingga

layak
kita

mempertahankan
terjebak

antara

kebahagiaan atau alter ego. Kita terjebak, sebuah


obsesi yang semu terhadap kehidupan kebahagiaan
kita. Sehingga kita tidak pernah menemukan jalanjalan yang mudah untuk hidup kita. Kita yang
memperumit sendiri hidup kita.

Pencari Kebahagiaan
Ngotot kebahagiaan itu adalah penderitaan baru bagi
diri

kita.

Saya

ini

terus-terusan

ngotot

mempertahankan sebuah hubungan cinta yang


10

bahagia dan ideal, hingga saya menulis e-book


tentang relationship berjudul Happy Loving,
menceritakan semua teori-teori keidealan dalam
hubungan cinta. Besar kepala dengan keberhasilan
mempertahankan pacaran selama 10 tahun dengan
berbagai masalah yang (saya duga) telah dilewati
semua.
Tetapi, saya lupa, selama 10 tahun itu tidak
dipenuhi kebahagiaan semata, masalah muncul terus
menerus, sehingga sampai pada titik saya menjadi
terobsesi untuk mempertahankan hubungan ini
dengan menganggap masih bisa bahagia dengan
asumsi ini, asumsi itu. Hasilnya, saya membuat
semua menjadi ribet sendiri, dan membuat sayapun
akhirnya bingung sendiri karena belum sanggup
melepaskan sebuah alter ego itu.
Ngotot terhadap kebahagiaan bukanlah cara yang
bijak. Saat bahagia masuk, segera membatin bahwa
ini tidaklah tetap dan kelak akan berlalu. Jadi, saat
bahagia itu berlalu, mengganti dengan derita atau
11

masalah, juga segera membatin bahwa ini pun tidak


tetap.
Kepasrahan bukanlah kepasrahan yang menerima
hasil hidup begitu saja. Berlapang tanpa usaha apa
pun, berdiam diri atau bahkan apatis terhadap
hidup.
Perlu saya beritahukan, bahwa titik rendah dalam
kehidupan itu tidaklah mengenal dasar. Masalah
Anda saat ini bisa jadi titik rendah Anda di level
sekian, lalu nanti akan muncul rendah lainnya.
Sampai Anda tua, sakit-sakitan itulah terus terjadi.

Kehilangan
Kehilangan segalanya bukanlah dari akhir dari
kehidupan kita. Saya pernah merasakan kehilangan
harapan, kehilangan impian-impian yang sedang
dibangun, kehilangan orang yang dicintai, dan
bahkan pernah kehilangan kepercayaan diri. Saat
awal mendapatkan momen kehilangan itu, saya drop
seketika. Saya merasa hidup tidak lagi bergairah.
12

Saya menganggap orang-orang sekitar tidak akan


dapat membantu kehilangan itu.
Ya, wajar saja jika kita lalu menyendiri, lemah,
menangis, bahkan enggan keluar rumah. Tetapi
ingatlah, hanya satu hal yang tidak dapat ditolelir
yaitu BUNUH DIRI. Bunuh diri adalah bagian dari
kekosongan jiwa yang harus segera diisi ; diisi
dengan berdoa, berolah raga, mencari kesibukan
lain, bergaul dengan komunitas baru, dan berbagai
hal positif lainnya yang mampu mengisi jiwa
tersebut.
Jika kita membiarkan diri kita terus-terusan
menyendiri dan terpuruk dari masalah, kekosongan
jiwa itu bisa saja terjadi. Percuma, apapun itu tidak
akan mengembalikan kebahagiaan Anda yang
pernah Anda nikmati. Toh, sejak awal sudah saya
katakan, bahwa kebahagiaan dan derita itu tidaklah
tetap.

13

Menerima masalah itu sangat berat, namun


konsekuensinya hanya akan terasa di awal. Anda
merasakan kesulitan luar biasa, Anda dibuat sulit
bernafas, sulit tidur dan menjadi kehilangan
harapan. Ya, itulah sebuah konsekuensi yang telah
dibayar di awal untuk hidup Anda. Kemudian saat
Anda sudah terbiasa dengan masalah itu, lalu Anda
mau bangkit dan bergerak, meskipun perlahan,
tetapi itulah bukti bahwa kekuatan Anda telah naik
level. Anda bisa menjadi motivator bagi diri Anda
sendiri.
Sama halnya dengan kebahagiaan, konsekuensinya
justru di akhir. Anda senang-senang dahulu, Anda
rasanya bergairah untuk jalani hari demi hari,
namun saat itu berlalu, konsekuensi yang harus
Anda dapati adalah IKHLAS dan TULUS. Dan
untuk

mengikhlaskan

sesuatu

dengan

tulus,

memerlukan kekuatan yang sungguh luar biasa.


Sebab, kita terlalu asik mengejar kebahagiaan,
bahkan jika perlu percepat kebahagiaan itu muncul.
14

Dengan uang misalnya. Beli rumah idaman, beli


mobil,

beli

kebahagiaan

lain-lain.

Namun,

bagaimanapun semuanya tidak tetap. Semakin


dikejar kebahagiaan, keinginan akan ego kehidupan,
justru membuat kita lupa ada yang lebih penting
yaitu ketenangan akan kehidupan.
Semuanya serba cepat, in rush, dan tidak peduli apa
pun, yang penting bisa cepat bahagia, namun yang
terjadi kehidupan semakin rusak, lupa istirahat, lupa
kesehatan, lupa moral, lupa Tuhan dan lupa JATI
DIRI. Maka, bahagia didapat lalu pergi dan
kembalilah sebuah derita. Energi telah habis
mengejar kebahagiaan yang akhirnya pergi juga, lalu
di

mana

energi

untuk

hadapi

derita

yang

konsekuensinya di awal?

Mengejar Kebahagiaan
Tidak

ada

yang

salah

seseorang

mengejar

kebahagiaan, saya pun pengejar kebahagiaan. Ingin


semua keinginan terpenuhi dan lalu jatuh dalam
sebuah kesalahan. Perlu diketahui bahwa orang yang
15

tidak pernah buat kesalahan, mereka tidak akan


pernah membangun rumah kebahagiaan.
Jadi, yang dibicarakan di sini adalah sebuah
PROSES. Dan proses itu harus berada di track yang
benar, sebab ada juga proses yang pada akhirnya
menurunkan kualitas nilai / value kehidupan kita.
Proses dari mengejar kebahagiaan adalah kesalahan.
Hidup tidak pernah luput dari kesalahan, saat kita
sadar diri kita salah, menerima kesalahan, lalu dari
situlah

kita

membangun

rumah-rumah

kebahagiaan.
Proses yang sejati dalam mencapai kebahagiaan
bukanlah menghasilkan uang, karena kebahagiaan
tidak dapat dibeli dengan uang, melainkan dengan
sikap rendah hati.
Ambisi mengejar kebahagiaan, menepis semua
penderitaan, justru memunculkan sikap arogan
dalam

keberhasilan

pencapaian.

Pembuktian

kehebatan diri, dan membeli kebahagiaan atas dasar


16

kesombongan adalah sebuah awal sulitnya derita


akan dihadapi.
Sebab, pada saat Anda menyelami sebuah ambisi,
sebenarnya kebahagiaan yang diraih adalah sebuah
batin yang takut akan kebahagiaan berganti dengan
derita. Lalu, semua tinggal bebas memilih, sikap apa
yang terbaik dalam hidup ini yang serba tidak tetap?
Biasanya, saat arogansi muncul maka kesalahan sulit
diterima, dan rasa bersalah itu bukan sekedar di
batin. Kita tahu kita salah, namun enggan
memaafkan diri sendiri atas kesalahan, itulah tahap
arogansi linear yang akan berujung pada lari menuju
kesemuan hidup.
Kita harus sadar, hidup dibuat alam tanpa mengenal
sebuah nilai yang pasti (baik, buruk, salah, benar).
Semuanya seakan-akan tidak ada batasan karena
telah menjadi satu yang disebut kehidupan.
Sehingga,

kesalahan

belum

tentu

merupakan

kesalahan mutlak, hanya saja bagian-bagian dari


17

norma yang terikat. Cara yang paling tepat untuk


mengetahui bahwa itu adalah kesalahan adalah
apakah benar kita bahagia dari dalam diri ini?
Kebahagiaan bukan dari luar, kebahagiaan adalah
mengakar dalam diri kita. Carilah itu, dan saya pun
masih mencari dengan terus bertahan dalam hidup
yaitu IKHLAS dan TULUS.
Saya masih belajar tulus dan ikhlas sampai saat ini.
Hal yang paling sulit adalah menerima sebuah
pengkhianatan

yang

merenggut

kebahagiaan.

Namun ada satu hal yang membuat saya percaya


bahwa niat baik tidak pernah berujung pada
dendam.

Pengkhianatan
Sadar atau tidak, pengkhianat justru muncul dari
orang-orang terdekat yang kita cintai. Di sinilah ada
poin penting bahwa tidak ada alasan membenci
orang yang kau cintai dan kau peduli dengannya.
18

Perlu kita ketahui, jika kebahagiaan kita hilang


hanya karena pengkhianatan orang yang kita cintai,
maka saklar kebahagiaan sebenarnya ada di tangan
orang lain, bukan di diri kita. Lalu, jika kebencian
muncul untuk mereka yang telah khianati kita,
maka saklar kebahagiaan tetap bukan di diri kita.
Memberi cinta yang tulus tidak menjamin bahwa
kebahagiaan itu akan senantiasa ada. Seperti yang
telah ditulis, bahwa setiap kebahagiaan yang ada,
pasti adalah keresahan akan hadirnya derita. Setiap
Anda memberi cinta, bukan saja Anda memberi
bahagia namun juga memberi derita, baik Anda
maupun yang menerima cinta Anda.
Tidak heran banyak muncul kebencian karena cinta
yang tak terbalas, menjadi sebuah tindakan yang di
luar batas karena cinta. Bukan karena mereka
bodoh, hanya saja jiwa-jiwa tersebut kurang terisi
akan sebuah proses dari bahagia dan derita.

19

CINTA
Cinta dibentuk dari sari memaafkan dan sari
menghormati. Bukan dari satu pihak melainkan dari
dua pihak. Cinta berkhianat itu tidak ada, yang ada
hanya ada noda, dan saatnya sari itu bekerja
membersihkan noda-noda yang ada pada cinta.
Cinta itu sebenarnya tidak punya hantu masa lalu
dan setan masa depan, yang ada hanya kejujuran
masa kini. Sebuah kejujuran adalah awal dari
kebahagiaan

hadir

dan

derita

hadir,

karena

semuanya tetap bergiliran datang dalam kisah hidup


kita.
Pemberi harapan sungguh disukai banyak orang,
mereka mengejar janji-janji harapan dan bahkan
memberikan segalanya untuk mendapatkan harapan
tersebut. Seakan-akan pemberi harapan adalah
sebuah kunci dari kebahagiaan.
Mungkin saja, harapan itu benar ada, namun jika
ada yang harus dibayar dengan luar biasa, sama saja
20

kita membeli kebahagiaan. Lalu, saat semuanya


berlalu, maka jiwa ini kembali kosong dan sulit
sekali untuk berusaha bangkit dari derita yang hadir.

Tulus dan Ikhlas


Sebenarnya, setiap ada kebahagiaan maka di situ ada
pula keresahan yang luar biasa akan perginya
kebahagiaan itu.
Tidak perlu melirik kehidupan orang lain, tidak
perlu belajar dari prinsip-prinsip orang lain sebab
bagaimanapun, jiwa yang mapan adalah jiwa yang
belajar dari kehidupan dirinya sendiri dan terus
membangun elemen-elemen dari setiap kesalahan.
Lalu bagaimana dapat bersikap tulus dan iklhas saat
derita hadir? Sebenarnya saat kita berhenti berusaha
mengerti tentang pencarian bahagia dan datangnya
derita, di situlah ketulusan akan hidup hadir dengan
keikhlasan yang kental.

21

Kita tidak perlu lagi mencari tahu di mana bahagia


itu? Bagaimana kita bahagia? Orang-orang seperti
apa yang membuat kita bahagia? Semuanya adalah
teori-teori yang berbeda di setiap pertanyaan. Orang
lain punya rumusannya sendiri-sendiri, semakin
bertanya, semakin mencari ilmu, semakin kita
mencari guru, semakin kita bingung.
Tiada satupun cara untuk menolak derita, sebab
penderitaan selalu hadir disetiap kebahagiaan yang
muncul. Harusnya yang kita lakukan adalah sibuk
mengembangkan value kehidupan kita, bukan
menghindar derita dan mencari bahagia yang tidak
akan selalu ada. Derita yang datang dihalangi
dengan mencari dan membeli kebahagiaan hanya
menunda penderitaan dan proses pendewasaan.

Pengorbanan
Perlu dipahami, derita hidup kita belum tentu
adalah sebuah nilai mutlak keburukan. Sebenarnya
ada nilai-nilai kebahagiaan dari sebuah derita yang
kita alami. Pengorbanan dapat saja menjadi pintu
22

terbuka lebar akan kebahagiaan banyak orang,


banyak sahabat dan banyak saudara. Sebuah kisah
penderitaan kita dapat menjadi pintu kebahagiaan
kita selama kita sadar bahwa segalanya tidak ada
yang tetap.
Tidak sedikit orang-orang yang sukses berusaha
membagi kebahagiaannya karena sadar bahwa ini
tidak tetap. Hilang kebahagiaan akan tergantikan
oleh kebahagiaan yang lain. Berbagai kebahagiaan
muncul pula berbagai derita. Namun karena sudah
terbiasa maka derita pun menjadi kawan.
Mereka yang membangun yayasan dengan dana
yang besar, menyumbang dana sosial dengan jumlah
hingga setengah aset milik pribadi. Orang-orang
seperti

inilah

yang

sudah

memasuki

tahap

pemahaman bahwa bahagia dan derita itu tidak


tetap, semua bergiliran hadir.
Apakah dengan demikian kita hanya menjadi
manusia pasrah? Jelas tidak, yang harus kita lalui
23

adalah mengembangkan nilai-nilai dalam diri kita.


Saat bahagia, ya berbahagialah dan saat derita
menerjang, maka hadapilah itu. Dengan demikian,
janganlah

menangisi

derita,

tetapi

tangisilah

kebahagiaan sebab oleh karenanya kita tahu sebuah


derita.

Keseimbangan
Namun, hidup itu selalu diseimbangkan dengan
sendirinya oleh alam, maka kita dapat menangis
bahagia dan juga menangis derita. Sebuah hal yang
sederhana namun sulit kita pahami karena ego kita
yang ingin selalu merasa bahagia.
Luka-luka batin yang terus menghantui adalah
sebuah derita yang laten. Saat bahagia pun tiba-tiba
bisa muncul luka itu. Saat siap tidur pun, tiba-tiba
bisa muncul lagi luka itu. Bahkan saat berdoa, luka
batin itu muncul juga. Dekat dengan Tuhan tidak
menjamin luka batin tidak muncul.

24

Luka batin adalah derita laten yang siap kapan saja


muncul.

Bagi

kebanyakan

orang,

luka

itu

mematikan. Sebenarnya luka adalah bagian dari


mempersehat jiwa dan diri dalam kehidupan.
Menghapus luka batin adalah hal yang mustahil
tanpa pintu keikhlasan. Seorang Guru spiritual
berkata Tatkala pintu ketakutan dan keraguan
menghadang, ribuan buku suci tidak akan memberi
makna apa-apa. Namun ketika pintu ikhlas terbuka
maka satu kata pun sudah terlalu banyak.
Tidak ada hati yang jahat, hanya saja ada noda
dalam hatinya. Kita harus paham bahwa bahagia
dan derita yang seiring perjalanan datang dan pergi
dapat membawa noda hadir. Jika noda tersebut
jarang dibersihkan maka noda itu akan mengganggu
jiwa. Tidak heran banyak orang-orang mendekati
diri pada Tuhan agar noda-noda dibersihkan.

25

Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan


Harus disadari bahwa derita pun memiliki peran
besar menyembuhkan jiwa yang terperangkap. Yang
dibutuhkan hanya menyadari bahwa masa lalu
adalah sebuah proses, dan masa depan adalah
sebuah misteri dan harus menyadari kita berada di
masa kini, masa yang harus dilalui.
Jika

hari-hari

kita

terasa

berat,

cobalah

memfokuskan diri kita pada masa kini, selesaikan


saja hari ini dengan tenang. Kita merasa hari ini
berat karena ada masa lalu yang menarik dan masa
depan yang gelap. Selesaikan saja dulu hari ini.
Kita seringkali terlalu sibuk dengan masa lalu,
tenggalam dalam luka-luka dan derita masa lalu.
Lupa bahwa bahagia dan derita lain akan muncul
hari ini. Energi habis membahas masa lalu, sehingga
memunculkan luka bagi diri kita sendiri dan
membuat orang yang kita cintai pun turut terluka.
Tidak ada masa lalu yang membuat hidup kamu
menjadi lebih baik atau buruk, yang ada hanya
26

kemauan kuat untuk merubah hidup menjadi lebih


bernilai.
Terlalu sibuk mengejar masa depan pun membuat
kita terjebak akan kesemuan masa depan itu.
Berpikir mendapatkan masa depan yang lebih baik
kelak akan membahagiakan orang-orang yang kita
cintai. Namun, masa depan tetap terus hanya
menjadi masa depan, tiada akhir. Berjuang hari ini
ya untuk hari ini, bukan untuk masa depan. Banyak
orang terlalu sibuk mengejar masa depan, akhirnya
baru sadar ia menciumi penuh cinta orang tuanya
saat sudah di peti mati atau menciumi foto
pasangannya saat sudah pergi. Banyak yang terjebak
soal masa depan.

Memilih Kebahagiaan
We choose to be happy. Kebahagiaan adalah sebuah
pilihan. Siapa yang lebih penting? Ia adalah orangorang yang dekat dengan kita sekarang, orang-orang
yang sejak awal menerima kita dan hingga sekarang
menerima kita dan dekat sekali. Bersama merekalah
27

kita menciptakan kehidupan. Bila mau menderita,


silakan berkelahi dengan mereka, jika ingin bahagia
cobalah belajar memberi perhatian dan bantuan.
Hidup bahagia bukan semata kebahagiaan diri
sendiri. Hidup bahagia adalah saat kita dapat
membagi kebahagiaan ke orang lain. Tidak perlu
menunggu kaya raya. Semuanya dimulai dari hari
ini. Bukan sekedar uang sumbangan melainkan
sebuah makna akan kehadiran diri kita untuk sekitar
kita. Tidak perlu jauh-jauh berpikir luas, cukup
orang-orang terdekat kita dulu, apakah kita telah
membagi kebahagiaan itu kepada mereka?
Saat kebahagiaan yang kita bagi ke orang-orang
terdekat maka saat penderitaan muncul, akan ada
yang rela menerima derita kita dan melewatinya
bersama-sama. Alam tidak pernah membuat kita
sendiri dalam setiap penderitaan yang dihadapi,
begitulah kata sahabat.

28

Kesendirian
Siapa yang ingin di dunia ini hidup sendiri?
Kesendirian adalah sebuah bentuk pembelaan
terhadap ego kehidupan. Sendiri namun masih
menerima perhatian orang lain, apa jika itu bukan
ego? Sendiri, namun masih meminta bantuan orang
lain untuk hidup, apa jika itu bukan ego?.
Hidup sendiri mutlak adalah tiada. Kita bukan
membutuhkan hidup sendiri, namun kita butuh
kesendirian ini ada, dengan takaran pas. Namun,
takaran ini seringkali kalah dengan rasa takut. Tidak
sedikit dari kita menolak bahagia yang diberikan
orang lain karena ketakutan diri. Trauma memiliki
peran besar dalam hal ini.
Trauma adalah sebuah noda yang hadir dalam
hidup kita dan menghalangi kebahagiaan muncul
dalam diri kita. Noda itu sukar hilang jika diri kita
tidak berusaha membatin bahwa pada dasarnya
semua tidak ada yang tetap dan apapun pasti
berlalu. Mereka yang bertahan pada trauma hanya
29

akan menjadi sesal saat waktu begitu banyak


terbuang.
Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini, yang ada
hanyalah berbagai pembelajaran hidup untuk bisa
menjalankan proses. Tinggal pilih, proses seperti apa
yang kita jalani. Menjadi manusia bernilai atau
menjadi manusia yang kurang memiliki kualitas
kehidupan?
Senang dan sedih, hanyalah bagian dari aliran
kehidupan. Senang sangat mudah mempererat
kehidupan

dan

kita

enggan

kehilangannya.

Membuat kita lupa akan prioritas, lupa untuk


mengalirkan kesenangan itu ke orang sekitar kita.
Pada akhirnya kesenangan itu pun akan mengalir
juga, kita menjadi frustasi dan berjuang keras agar
mengembalikan kesenangan, namun pada akhirnya
yang muncul hanyalah kesedihan.
Hukum ini tidak dapat dilawan lagi, yang ada
tinggal diri kita untuk memilih bersikap seperti apa?
30

Kita terlalu sering membanggakan kesenangan dan


memperolok diri dari kesedihan. Padahal senang
dan sedih itu tetap mengalir dalam kehidupan yang
tidak tetap dan pasti berlalu.
Respon kita terhadap kebahagiaan dan derita kelak
menjadi sebuah lukisan dalam hidup kita. Lukisan
hidup kita ini akan dilihat orang lain, dan kita
melukisnya

dengan

tindakan,

perkataan

dan

pikiran.

Kepedulian
Banyak dari kita terlalu sibuk dengan diri kita
sendiri, melupakan pendapat dari orang lain yang
turut membangun jiwa kita menjadi sehat. Kita
merasa bahagia itu adalah tidak mempedulikan
orang lain. Nyatanya, semakin kita menjauh dari
orang lain terutama orang terdekat, justru bahagia
itu pun turut menjauh.

31

Segala godaan tampak indah. Sebenarnya godaan itu


ibarat hujan badai dan pohon. Hujan badai akan
meninggalkan pohon yang kuat tetap berdiri.
Dengan jelas kita dapat melihat setelah badai,
pohon yang kuat masih tetap berdiri.
Kita saja yang kerap tumbang dengan badai godaan
dan akhirnya memunculkan derita. Bahayanya lagi,
derita itu ditambah dengan derita-derita bayangan
diri kita sendiri sehingga kita sulit bangkit dan
mencari pembenaran atas derita. Pengakuan bahagia
dalam derita adalah bagian dari penambahan nodanoda jiwa yang memperkeruh kehidupan. Untuk
kembali hanya satu cara, yaitu bahagialah secara
jujur dan biasanya melalui orang-orang terdekat
kita.

Jati Diri
When your mind is no longer clouded by unnecessary
thoughts, then every season is the best season. Kita
terlalu sering mengeluh akan diri sendiri, berusaha
32

membuktikan diri kita baik agar bahagia dan


diterima, namun justru kita terjerumus dalam jati
diri yang tidak apa adanya. Frustasi mencoba
menjadi apa yang diinginkan orang lain.
Ketika kita memulai mencintai diri kita sendiri apa
adanya, kelak akan muncul keindahan yang alami
dan misterius, pola pikir yang lebih jernih dan kuat
meski derita muncul. Saat itulah masa lalu bukan
lagi sebuah kesalahan, tidak lagi takut akan masa
depan, dan permintaan yang datang dari dalam
memaafkan

bahkan

hal

yang

paling

mengecewakan.
Saat sadar diri, maka tidak ada lagi alasan akan
kesepian tiap derita hadir, tidak ada lagi bahagia ini
semuanya karena saya semata. Semuanya terasa
menerima, bahwa diri yang apa adanya jelas
membutuhkan pihak lain. Keluarga, teman, bahkan
mereka yang tidak pernah terpikirkan, turut ambil
bagian dalam pencerahan hidup kita.
33

Menyayangi pasangan, mendidik anak, mencintai


orang tua, menghormati tetangga, menghargai
pendapat, menghormati atasan, menghargai jasa
pemerintah, berterima kasih pada tukang sapu
jalanan, bila mampu mencintai musuh juga adalah
pencapaian nilai kehidupan yang tidak lagi sebatas
bahagia atau derita.
Kita pada akhirnya tahu bahwa bahagia akan pergi
sehingga kita tidak terlampau hanyut dalam
euphoria kebahagian, dan derita akan berlalu
sehingga

godaan

hawa

nafsu

tidak

lagi

menggiurkan.
Saat jiwa ini terlatih, kita tidak lagi fokus pada
kesukaan kita atau menjauh dari ketidak sukaan.
Kita menjadi lebih kuat jiwa saat berhasil melatih
diri ini untuk berbesar hati menerima derita dan
senantiasa membagi kebahagiaan. Saat mencari
bahagia di dalam rumah, dengan orang-orang
terdekat,
34

jaminan

kedamaian

selalu

hadir,

penderitaan hanyalah bagian dari kesatuan hidup


untuk dapat menaikkan level kualitas hidup kita.
Saat kesedihan muncul, tergantung bagaimana kita
menilainya. Jika ini dianggap sebagai derita yang
dalam, maka kita tenggalam jauh dari derita
tersebut, dan akan sembuh dalam waktu yang lama.
Jika kesedihan adalah sebuah vitamin, kita pun
tetap tenang dan terus mengembangkan jiwa yang
sehat. Jiwa yang sehat tidak akan merusak
kehidupan kita.
Kesehatan jiwa adalah diri kita yang tidak berusaha
keras melampaui keterbatasan yang kita punya
hingga lupa segalanya. Kesehatan jiwa adalah sebuah
kejujuran dalam penerimaan diri. Jujur akan sebuah
penyebab

kebahagiaan

dan

jujur

juga

soal

kemampuan penerimaan derita.


Saat kita masuk dalam ruang kejujuran, maka kita
akan lebih tenang menerima segalanya yang jelas
tidak tetap ini. Derita pun tidak perlu kita respon
35

begitu dramatisir bahkan harus mencari pelarian


yang sangat impulsif. Bahagia tidak dihiperbolakan
dengan sikap kesenangan yang luar biasa, sehingga
berlebihan tanggapan menjadi derita yang lebih lagi.
Ini bukan bicara soal datar emosi, namun perlunya
kesadaran akan jiwa-jiwa yang tidak terbawa pada
euphoria sesaat.
Jiwa yang tidak sadar banyaknya noda-noda akan
nafsu kehidupan, akan terus menjamur dan menjadi
racun kehidupan. Banyak dari kita sering terjebak
pada kerapuhan hidup karena racun nafsu yang
menodai jiwa ini. Kita mengaku bahagia sebenarnya
semu yang dirasakan. Terlebih saat masih muda,
kita masih banyak energi namun saat usia menua,
banyak yang terjebak pada masa lalu yang jaya
namun masa kini yang fakir keindahan.
Perlu disadari, kita mungkin sangat sulit melawan
nafsu dan hasrat dalam hidup ini. Saya pun
demikian, namun langkah awal dengan menyadari
segala sesuatu itu hanyalah noda kehidupan dan
36

tiada yang tetap, setidaknya pelan-pelan kita


memperbaiki jiwa ini. Menyehatkan jiwa adalah
langkah awal investasi akan kebagahiaan masa tua
nanti. Dengan terus membersihkan jiwa dari nodanoda, penderitaan pun tidak lagi sebuah kabar
buruk, melainkan menjadi multi vitamin yang
menyehatkan kehidupan.

37

T entang Penulis
Denny

Dominicus

mulai

mencari

makna kehidupan dan hubungan antar


manusia.

Menulis

E-Book

Happy

Loving tetang pengalamannya pacaran


selama 10 tahun. Terus mencari cara
untuk berhasil dalam kehidupan baik
raga dan jiwa. Penulis dapat dihubungi di
www.dennydominicus.com

38

Anda mungkin juga menyukai