Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
By Rega Pratama
pratamarega94@yahoo.com
ELEMENT
1)SOURCE ROCK
Merupakan endapan sedimen yang mengandung bahan -bahan
Element
Tipe Kerogen
Tipe 1
Alga dari lingkungan pengendapan lacustrine dan lagoon. Tipe seperti ini
dapat mengahsilkan minyak dengan kualitas baik dan mampu menghasilkan
gas.
Tipe 2
Campuran dari tumbuhan dan mikroorganisme laut. Tipe seperti ini
merupakan bahan utama minyak dan gas bumi
Tipe 3
Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batubara. Tipe seperti ini
umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak.
Tipe 4
Bahan bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe seperti ini tidak mampu
menghasilkan minyak dan gas
Contoh: Batu Serpih/Shale (Batu lempung yang pipih) dan Coal (Batubara).
Element
2. Reservoir Rock
Batuan yang mampu menyimpan dan mampu mengalirkan
hidrokarbon.
Syarat batuan tersebut harus memiliki porositas sebagai
penyimpan hidrokarbon dan permeabilitas sebagai tempat
mengalirnya hidrokarbon.
Contoh: Batu pasir (sandstone), batu gamping (limestone),
batuan dolomit (batuan gamping yang terdolomitasi / terkena
proses pelarutan air formasi sehingga terdapat unsur Mg
didalamnya).
Element
3. Migration Route
Jalur transportasi minyak dan gas dari Source Rock menuju Reservoir.
Dapat berasal dari rekahan (karena proses tektonik & pelarutan batuan
dari air formasi) ataupun dari permeabilitas lapisan batuan diatas source
rock.
Dalam transportasi hidrokarbon terjadi beberapa proses yaitu:
oMigrasi primer
Migrasi didalam skuen dari Source Rock
oEkspulsion
Dari sekuen Source Rock menuju carrier bed
oMigrasi Skunder
Transportasi carrier bed menuju ke trap
Element
4. Seal Rock
Seal Rock atau Cap Rock merupakan batuan yang memiliki
Element
5. Trap
Bentuk dari suatu geometri atau facies yang mampu menahan
Tipe Trap
Trap Struktural
Trap ini dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan
terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan
respon dari kejadian tektonik.
Element
Trap Stratigrafi
Trap reservoir ini dipengaruhi oleh variasi perlapisan
secara vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan
ketidakselarasan, serta variasi lateral dalam litologi pada
suatu lapisan reservoir dalam perpindahan minyak bumi.
Trap Kombinasi
Trap ini merupakan kombinasi antara 2 trap, baik secara
struktural maupun stratigrafi, dimana trap ini merupakan
faktor bersama dalam membatasi pergerakan dari minyak
bumi. Contoh: Piercment dome, anticline fault.
Trap
Jebakan struktur : Fault (patahan) dan fold (lipatan)
AIB
Analisa Inti Batuan adalah tahapan analisa setelah contoh
Rutin
Analisa inti batuan rutin, yakni analisa yang rutin dilakukan.
Spesial
Analisa Inti Batuan Spesial, yakni analisa yang dilakukan hanya
Tujuan
Menentukan secara langsung informasi tentang sifat sifat fisik
batuan.
Dalam pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk
mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon
dari suatu sumur.
Tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk
pegangan melaksanakan well completion.
Merupakan suatu informasi penting untuk melaksanakan proyek
secondary dan tertary recovery.
Data inti batuan ini juga berguna sebagai bahan pembanding
dan kalibrasi dan metode logging
Coring
1. Analisa Core
Alat Coring
LOGGING
Dilakukan dengan cara menganalisa lapisan batuan yang dibor
Sejarah logging
Logging pertama kali dilakukan olehSchlumberger thn 1927
Gamma Ray
Gamma Ray log adalah suatu rekaman dari radioaktifitas alami:
Gamma Ray
Cutting
meneliti cutting yang berasal dari lumpur pemboran yang
Outline
Sifat-Sifat Fisik Batuan
Porositas
Permeabilitas
Saturasi
Wettabilitas
Tekanan Kapiler
Kompressibilitas
Porositas
Porositas
B. Klasifikasi Porositas
Berdasarkan Pembentukannya
Porositas Primer, terbentuk bersamaan dengan proses
pembentukan batuan.
Porositas Sekunder, terbentuk setelah terjadi proses pembentukan
batuan. Porositas sekunder dapat berupa:
Rekahan, celah, kekar, yaitu ruang pori-pori yang terbentuk
karena adanya kerusakan struktur batuan sebagai akibat dari
variasi beban seperti lipatan, atau patahan.
Pelarutan batuan, air formasi melarutkan mineral-mineral yang
terkandung pada batuan.
Dolomitisasi, dalam proses ini batuan gamping (CaCO3)
ditransformasikan menjadi dolomite (CaMg(CO3)2
Porositas
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Porositas
Ukuran dan Bentuk Butir
Porositas
Permeabilitas
Pengertian Permeabilitas
Permeabilitas
q..L
k=
A( P1 P2 )
Harga Permeabilitas
Kualitas
Sangat Buruk
< 1 mD
Buruk
1 mD 50 mD
Sedang
50 mD 200 mD
Baik
200 mD 500 mD
Sangat Baik
> 500 mD
Satu Darcy
Satu Darcy dapat didefinisikan sebagai kemampuan batuan
Jenis Permeabilitas
Permeabilitas Absolut (K abs)
Permeabilitas
Alat untuk mengukur permeabilitas adalah gas permeameter.
formasi
Koreksi klickkenberg:di gunakan untuk mendapatkan nilai k
Saturasi
Faktor yang mempengaruhi nya
Ukuran & distribusi pori-pori batuan
Ketinggian diatas free water level
Adanya perbedaan Pc
hidrokarbon.
Adanya saturasi yg tersisa di dalam reservoir.
Saturasi
Istilah-Istilah dalam Saturasi
WC (Water Connate): air yg berada direservoir.
Swc (Saturasi Water Connate): saturasi air yg di reservoir.
Water Cut: perbandingan water yg terproduksi terhadap total
fluida yg diproduksi.
Water Influx: water yg mengisi pori yang ditinggalkan oleh oil
yang telah terproduksi.
Free Water Level: Batas tertinggi yang ditempati air bebas.
Zona Transisi: Zona dimana tidak diketahui fluida apa yang
mendominasi.
Saturasi
Soirr, Swirr dan Sgirr
Penyebab :
Isolated Pore
Pori-pori yang terisolasi oleh matrix sehingga fluida dalam
pori ikut terisolasi/tak bisa mengalir.
Pressure
Ketika pressure formasi tidak kuat mengangkat fluida
produksi ke surface.
Re ( jari-jari pengurasan) terbatas
wettability
Wettabilitas didefenisikan sebagai suatu kecendrungan dari
Saturasi
1. Water wet
Water wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak fluida (minyak dan
air) terhadap batuan itu sendiri lebih kecil dari 90o ( < 90o). Kejadian ini terjadi
sebagai akibat dari gaya adhesi yang lebih besar pada sudut lancip yang dibentuk
antara air dengan batuan dibandingkan gaya adhesi pada sudut yang tumpul yang
dibentuk antara minyak dengan batuan.
2. Oil wet
Oil wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak antara fluida (minyak dan
air) terhadap batuan itu sendiri dengan sudut lebih besar dari 90o ( > 90o). Karakter
oil wet pada kondisi batuan reservoar tidak diharapkan terjadi sebab akan
menyebabkan jumlah minyak yang tertinggal pada batuan reservoar saat diproduksi
lebih besar daripada water wet.
Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan
Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada ukuran pori-pori dan macam
fluidanya. Secara kuantitatip dapat dinyatakan dalam hubungan sebagai berikut :
= .g.h
r
2 cos
P=c
dimana :
Pc = tekanan kapiler
= tegangan permukaan antara dua fluida
cos = sudut kontak permukaan antara dua fluida
r = jari-jari lengkung pori-pori
= perbedaan densitas dua fluida
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian kolom
Dari Persamaan diatasdapat dilihat bahwa tekanan kapiler berhubungan dengan
ketinggian di atas permukaan air bebas (oil-water contact), sehingga data tekanan
kapiler dapat dinyatakan menjadi plot antara h versus saturasi air (Sw). perubahan
ukuran pori-pori dan densitas fluida akan mempengaruhi bentuk kurva tekanan kapiler
dan ketebalan zona transisi.
Tekanan Kapiler
Tujuan
Grafik
Reservoir minyak yang mepunyai API gravity rendah maka
Grafik
Batuan reservoir dengan permeabilitas yang besar akan
Compresibilitas
Kompressibilitas batuan adalah perubahan volume batuan akibat
Compresibilitas
Pada saat fluida dalam pori batuan berkurang maka terjadi
Sieve analyz
Sieve analysis adalah penentuan persentase berat butiran
Kepasiran
Efek Problem Kepasiran
Erotion
Reduce Production
Formation damage
Equip damage
Tubing instability
Penanggulangan Problem Kepasiran
Mengurangi Drag Force.
Menggunakan metode mekanik:
Screen Liner : berupa saringan yg dipasang pada tubing.
Gravel Pack : berupa kerikil yg diinjeksikan menggunakan coil
tubing.
Sand Consolidation : injeksi resin ke formasi untuk menguatkan
ikatan antar butir batuan.
Gravel Pack
Pelaksanaan Gravel Pack
Gravel Pack
Jenis-jenis Gravel Pack
Open Hole Gravel Pack
Metode Penempatan GP
Metode Wash Down
Metode Reverse Circulation
Metode Crossover Tool
Metode Modified
perforasi
Turunkan screen liner dgn wash pipe, agar screen liner dapat
menembus gravel
Biarkan gravel mengendap di sekeliling screen liner
string.
Lalu fluida pendorong akan kembali keatas melalui screen dan
kepermukaan melalui string.
Dipakai pada saat regravel (penempatan perbaikan gravel) utk
mengisi gravel antara casing dengan string.
fluida.
Fluida pendorong akan kembali keatas melalui crossover dan
kembali kepermukaan melalui annulus antara tubing dan casing.
Metode Modified
Peralatan crossover diganti dengan alat bypass yg dipasang dalam tubing
dibawah packer.
Setting packer lalu jatuhkan bola besi pada alat bypass.
Kemudian alat bypass akan jatuh ke dalam gravel dan mensqueeze gravel
kedalam zona perforasi.
SL & GP
Screen liner adalah sebuah pipa yang merupakan bagian dari analisa sieve yang
berada di daerah zona perforasi untuk meminimalisir kandungan pasir yang ikut
terproduksi.
Gravel pack, Prinsipnya adalah menempatkan gravel yang mempunyai ukuran yang
benar didepan perforasi formasi yang unconsolidasted (mudah lepas) untuk
mencegah pergerakan butiran pasir, akan tetapi masih bisa melewatkan minyaknya
kelubang sumur.
acidizing
Syarat asam ;
Tidak terlampau reaktif terhadap peralatan logam.
Segi keselamatan penanganannya harus dapat menunjukkan
indikas atau jaminan keberhasilan proyek acidizing ini.
Harus dapat bereaksi/melarutkan karbonat atau mineral
endapan lainnya sehingga membentuk soluble product atau
hsil-hasil yang dapat larut.
Jenis asam;
Batuan karbonat (mineral limestone) biasanya larut dalam HCl,
sedangkan silikat (mineral clay) larut dalam mud acid.
Organic acid, CH3COOH dan HCO2H
Hydrochloric acid, HCl
Hydrofluoric acid, HF
Rumus
W = sebelum pengasaman
w = sesudah pengasaman
Stimulasi
Stimulasi adalah usaha untuk meningkatkan produktivitas HC
Skin
Skin
Acidizing
Proses Pengasaman
Berbanding lurus
Luas Permukaan Batuan
Berbanding lurus
Tekanan
Berbanding terbalik
Konsentrasi Asam
Berbanding lurus
Komposisi Batuan
Laju reaksi cenderung cepat, kecuali pada batuan dolomit
Kecepatan Aliran Asam
Memiliki pengaruh terhadap daya reaktifnya terhadap batuan
Artificial lift
Setelah tahap pemboran dan komplesi selesai, maka sumur baru
1.
2.
3.
Gas Lift
1.
Water
Water Flooding
2.
Thermal
Tujuan dari injeksi thermal adalah untuk menurunkan viskositas minyak atau membuat
minyak berubah ke fasa uap dan mendorong minyak ke sumur-sumur produksi. Proses
injeksi thermal yang sering digunakan adalah sbb :
1.
Injeksi uap, yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.
Huff and puff : yaitu uap diinjeksikan ke suatu sumur produksi, kemudian sumur
ditutup untuk sementara waktu sehingga pengaruh panas menjalar ke sekitar formasi dekat
sumur tersebut, dan selanjutnya diproduksikan. Jadi pada proses ini satu sumur berfungsi
sebagai sumur injeksi dan sumur produksi.
b.
Steam flooding : yaitu penginjeksian uap panas secara kontinyu melalui suatu
sumur injeksi dan minyak diproduksikan lewat sumur produksi.
2.
Pembakaran ditempat (in-situ combustion), yaitu menginjeksikan udara dan
membakar sebagian minyak. Ini akan menurunkan viskositas minyak, menubah minyak
menjadi uap dan mendorong dengan pendesakan gabungan uap air panas dan gas.
3.
Injeksi air panas, yaitu hampir sama dengan water flood, tetapi pada injeksi ini
temperatur air yang diinjeksikan lebih tinggi dari temperatur air formasi.
Injeksi thermal sangat cocok untuk diterapkan pada reservoir dengan kandungan minyak