Anda di halaman 1dari 25

1

BAB IV
GAMBARAN UMUM KELURAHAN UBUD

4.1 Riwayat/ Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Ubud


Dalam perjalanan sejarah Guru Suci Mpu Markandya dari Gunung Raung
Jawa ke Bali, dalam proses penyebaran Agama Hindu beliau tiba disebuah lereng atau
bukit kecil yang memanjang kearah utara dan selatan. Bukit ini diapit oleh dua buah
sungai yang berliku yang mirip seperti dua ekor naga. Sungai yang berada disebalah
barat bernama Sungai Wos Barat, sedangkan yang berada disebelah timur Sungai Wos
Timur. Mpu markendya mendirikan sebuah permukiman yang disebut Sarwa Ada
yang terletak disekitar desa Taro.
Kedua sungai Wos barat dan Wos Timur bertemu menjadi satu disebuah lokasi
yang disebut dengan campuhan. Di Campuhan inilah Mpu Markendya mengadakan
tempat pertapaan dan beliau mulai merambas hutan untuk membuat pemukiman dan
membagikan tanah pertanian bagi pengikutnya. Dengan demikian sempurnalah Yoga
Sang Resi, dengan ditandai dengan mulainya kehidupan masyarakat di Desa ini
dengan dianugrahinya tanah untuk pertanian sebagai sumber kehidupan.
Sebutan Wos untuk kedua sungai yang telah bercampur dan melekat menjadi
nama desa/pemukiman pada jaman itu. Sedangkan nama sungai ini sesuai dengan
maknanya. Sesuai dengan isi lontar Markandya Purana,Wos ngaran Usadi, Usad
ngaran Usada, dan Usada ngaran Ubad. Dari kata ubad ini ditranskripsikan
menjadi UBUD.

Selain tersebut di atas, Kelurahan Ubud juga memiliki sejarah kepemimpnan


Kepala Desa. Keperbekelan Desa di Ubud dimulai tahun 1922 yang dipimpin oleh
seorang perbekel pada waktu itu bernama Pan Grya. Wilayah Ubud waktu itu
meliputi Sambahan, Junjungan, Bentuyung, Ubud, Kutuh, dan Nagi. Pan Grya
kemudin digantikan oleh A.A Gde Kerempeng yang menambah lagi wilayahnya ke
Taman Kaja, Padangtegal dan Tegallantang.
Sejak tanggal 31 Desember 1980 Keperbekelan Ubud berubah status menjadi
Kelurahan, dan perbekelnya Tjokorda Gde Rai Darmawan diangkat menjadi Kepala
Kelurahan Ubud.(lahirnya Kelurahan Ubud tanggal 1 Januari tahun 1981).
Sejak jaman perang kemerdekaan putra-putri Ubud telah banyak yang ikut
memberi andil demi kemajuan Bangsa dan Negara, seperti I wayan Suweta, Nyoman
Sunia, Ida Tjokorda Putra Sudarsana, Nombrong dan Made Kajeng. Demikian juga di
jaman pembangunan ini salah seorang putra Ubud, yaitu: DR. Ir. Tjokorda Raka
Sukawati juga telah memberikan andil yng sangat berharga bagi kemajuan bangsa
dan Negara kita, khususnya dalam bidang pembangunan fisik, berupa penciptaan
sebuah teknik pembangunan yang dinamakan Sosrobahu dalam pembuatan jalan
layang di Jakarta. Selanjutnya Ubud terus berkembang mengikuti perkembangan
Pariwisata yang semakin hari semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik
wisatawan Domestik maupun wisatawan Mancanegara termasuk seniman-seniman
lukis Asing berdatangan ke Kelurahan Ubud bahkan ada yang menetap di sana.
Kelurahan Ubud dalam perkembangannya pernah dipimpin oleh Perbekel/
Kepala Kelurahan sebagai berikut:

1. Pan Grya

(1922-1932)

2. Anak Agung Gde Krempeng

(1932-1942)

3. Tjokorda Alit Dalem

(1950-1955)

4. Gusti Putu Leket

(1942-1950)

5. Anak Agung Gde Rai Gug

(1955-1977)

6. Tjokorda Gde Rai Darmawan

(1977-

1983)
7. Tjokorda Raka Sukawati

(1983-1988)

8. Tjokorda Gde Anom

(1988-1991)

9. Tjokorda Gde Rai Darmawan

(1991-

1993)
10. I Ketut Suastika, BA
11. Tjokorda Gede Putra Darmayuda,S.IP., M.Si

(1993-1998)
(1998-

2006)
12. Drs. I Kadek Alit Wirawan

(2006-2006)

13. I Made Wartana, AP

(2006-2009)

14. I Wayan Ardana, AP., MA

(2009-sekarang)

Kelurahan Ubud sampai saat ini secara Administrasi/Kedinasan terbagi ke


dalam13 (tiga belas) Lingkungan sebagai berikut :

Lingkungan Ubud Kelo

Lingkungan Ubud Tengah

Lingkungan Ubud Kaja

Lingkungan Sambahan

Lingkungan Bentuyung

Lingkungan Junjungan

Lingkungan Tengallantang

Lingkungan Taman Kaja

Lingkungan Taman Kelod

Lingkungan Padang Tegal Kaja

Lingkungan Padang Tegal Tengah

Lingkungan Padang Tegal Kelod

Lingkungan Padang Tegal Merta Sari

Demikian sejarah singkat terbentuknya Kelurahan Ubud dan kondisi terkini


yang sedang berkembang di wilayah tersebut. Sebuah wilayah yang begitu inspiratif

bagi orang luar Ubud, seperti Desmond Tutu, seorang peraih Nobel Perdamaian
Dunia, yang menyebut Ubud sebagai Pusat Kebudayaan Duniaatau Ubud Capital
of Culture For the World. Seiring ketenaran nama Ubud di dunia internasioanal
karena seni, budaya dan agamanya yang seolah-olah menyatu dalam kehidupan
kesehariannya disertai keramahan penduduknya merupakan daya tarik tersendiri
bagi wisatawan yang mengunjungi Kelurahan Ubud. Banyak wisatawan asing yang
mengunjungi Ubud tertarik untuk menetap di sana, terutama para seniman musik dan
lukis seperti Walter Spies, Rudolf Bonnet, Antonio Blanco, Han Senel, dan yang
lain-lainnya.
Jika ditinjau dari aspek keagamaan dan adat di Kelurahan Ubud terdiri dari 6
(enam) Desa Pakraman yang meliputi :
1. Desa Pakraman Ubud.
2. Desa Pakraman Bentuyung.
3. Desa Pakraman Junjungan
4. Desa Pakraman Tegallantang
5. Desa Pakraman Taman Kaja
6. Desa Pakraman Padangtegal

Tabel 4.1
Jumlah Desa Adat Yang Ada di Kelurahan Ubud
NO

Desa Pakraman

Banjar Adat

Lingkungan(Dinas)

Ket.

Desa Pakraman Junjungan

Junjungan

Junjungan

Desa Pakraman
Tegallantang

Tegallantang

Tegallantang

Desa Pakraman Bentuyung

Bentuyung

Desa Pakraman
Padangtegal

Sakti

Bentuyung

Padangtegal kaja

Padang tegal kaja

Padangtegal
Mekarsari

Padangtegal Mekarsari

Padangtegal
Kelod

Padangtegal Kelod

Desa Pakraman Taman


Kaja

Taman Kaja

Taman Kaja

Desa Pakraman Ubud

Ubud Kaja

Ubud Kaja

Ubud Tengah

Ubud Tengah

Ubud Kelod

Ubud Kelod

Sambahan

Sambahan
Taman Kelod

Secara Adat

Padangtegal Tengah

Menjadi bagian
Desa Peliatan,
secara kedinasan
menjadi Bagian
dari Kelurahan
Ubud

Sumber: Profile Kelurahan Ubud, Th. 2009

Masing-masing desa pakraman memiliki Pura Khayangan Tiga menjadi


tanggung jawab dan sekaligus pemersatu warga masyarakatnya (karma desa). Selain
Pura Khayangan Tiga yng merupakan parahyangan pokok dari desa pakraman, juga
terdapat pura penyungsungan adat yang lain yang sudah diwarisi secara turun
temurun diantaranya seperti di Desa Pekraman Ubud adalah Pura Gunung Lebah,
Batukaru, Sakenan, dan sebagainya. Dari gambaran tersebut di atas, dpat dipastikan
bahwa masyarakat Kelurahan Ubud sangat sarat dengan kehidupan religious dimana
pelaksanaan aktifitas keagamaan dan adatnya cukup padat sepanjang tahun.
Dan hubungan kerjasama antara Desa Pakraman yang ada di Kelurahan Ubud
selama ini tetap terjalin dengan baik dengan mejungjung tinggi rasa persatuan dan
kesatuan serta mengupayakan tujuan yang sama, yaitu menciptakan keharmonisan
dan kekerabatan yang kondusif untuk kemajuan masyarakat Kelurahan Ubud pada
umumnya.
4.2 Sumber Daya Alam
4.2.1 Batas Wilayah Kelurahan Ubud
Kelurahan Ubud merupakan satu satunya kelurahan yang ada di antara 8
( delapan ) Desa / kelurahan di Kecamatan Ubud, dengan batas batas wilayah
sebagai berikut :
Disebelah Utara

: Kecamatan Tegalalang

Disebelah Timur

: Desa Peliatan

Disebelah Selatan

: Desa Mas

Disebelah Barat

: Desa Sayan

4.2.2 Keadaan Tofografi dan Luas Wilayah


Bentuk permukaan tanah ( bentang lahan ) diwilyah Kelurahan Ubud adalah
datar, dengan luas wilayah 779,92 Ha atau 7,8 Km2. Dari luas wilayah tersebut dan
ditunjang kondisi tofografi seperti di atas. Pemanfaatan lahan di wilayah Kelurahan
Ubud telah mengalami perkembangan seiring berkembangnya kepariwisataan Ubud
yang memerlukan fasilitas pariwisata seperti hotel, restoran, tempat hiburan serta
daya tarik dan tempat aktivitas pariwisata yang dibutuhkan oleh wisatawan yang
mengunjungi Kelurahan Ubud. Adapaun peruntukan lahan di Kelurahan Ubud adalah
sebagai berikut:
Areal Persawahan

: 360

Ha

Areal Pekaranagan

: 213,27

Ha

Tanah Tegalan

: 140,34

Ha

Fasilitas Paiwisata dan Fasilitas Umum : 66,31

Ha

Jumlah

Ha

: 779,92

4.2.3 Kondisi Geografis


Secara geografis Kelurahan Ubud terletak pada 8o 2519 S dan 115o1442E,
dan berada pada ketinggian 325 m dari permukaan laut. Adapun curah hujan rata
rata per tahun di Keluraha Ubud, berdasarkan data tahun 2008 yang diperoleh dari
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Bali, adalah
sebesar 2.379 mm , dengan keadaan suhu rata rata antara 24,1o C 25,7oC.

Selanjutnya, Kelurahan Ubud juga memiliki daerah kawasan hutan, yang


demikian terkenal ke manca Negara, yaitu : Mongkey Forest, yang sekaligus sebagai
daerah konservasi terhadap flora dan fauna yang ada di dalamnya terutama kera
Di samping itu wilayah Kelurahan Ubud juga terdiri dari daerah persawahan
yang masih asli, yang merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan yang datang
berkunjung ke Ubud.

4.3 Sumber Daya Manusia


Penduduk atau warga masyarakat Ubud merupakan salah satu sumber daya
atau modal untuk menggerakan pembangunan di Kelurahan Ubud. Namun jika
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia ini tidak di kelola dan diarahkan dengan
baik akan menjadi beban sekaligus penghambat pembangunan. Pengendalian
kuantitas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di kelurahan ubud telah
dilaksanakan secara mandiri maupun melalui pembinaan untuk menciptakan kondisi
masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
Untuk mengetahui perkembangan penduduk di kelurahan Ubud, telah
dilakukan pelaporan secara periodic setiap bulan dari setiap lingkungan yang ada.
Dan berdasarkan data yang diperoleh dalam dua tahun terakhir , yaitu tahun 2007
sebesar 11.110, tahun 2008 sebesar 11.183 jiwa. Dengan demikian terjadi
penambahan penduduk sebanyak 73 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut pada thun
2007 kelurahan Ubud memiliki 2,263 kepala kelurga , dan pada tahun 2008

10

meningkat menjdi 2.280 kepala keluarga . Selanjutnya dari total jumlah penduduk
Kelurahan Ubud tersebut bila dibandingkan dengan luas wilayah yang dimiliki yaitu
7,8 km2 , diperoleh tingkat kepadatan penduduk rata rata pada tahun 2008 sebesar
1.433 jiwa /km2.
Apabila dibandingkan dengan kepadatan pendudk menrut standar FAO, yaitu
sebesar 240 jiwa/ km2, maka tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan Ubud masuk
kategori sangat padat. Sehingga ke depan hal ini memerlukn pemikiran semua pihak
terkait dalam menyikapi kondisi ini secara serius, guna mengantisipasi segala
kemungkinan permasalahan yang mungkin timbul di hari hari mendatang yang
berkaitan dengan jumlah penduduk yang sangat padat
Penduduk berdasarkan gender tahun 2007 terdapat 5,611 orang laki laki dan
5,499 orang perempuan. Sedangkan tahun 2008 diketahui 5,639 orang laki laki dan
5,544 orang perempuan
Tabel 4. 2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Gender
JUMLAH (orang)
No
INDIKATOR
TAHUN 2007
TAHUN 2008
1
2
3
4
1
Jumlah penduduk
11,110
11,183
2
Jumlah laki - laki
5,611
5,639
3
Jumlah Perempuan
5,499
5,544
4
Jumlah kepala keluarga
2,263
2,280
Sumber: Profile Kelurahan Ubud, Th.2009
Dari hasil pendataan juga dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang
diklasifikasikan ke dalam umur, dimana untuk penduduk usia wajib belajar 9 tahun

11

( usia 7 - 15 tahun ) pada tahun 2007 sebanyak 1,584 jiwa dan pada tahun 2008
menjadi 1,623 jiwa. Penduduk usia produktif yaitu 15 56 tahun sebanyak 5,180 jiwa
dari jumlah penduduk tahun 2007 dan 4,776 jiwa dari jumlah penduduk tahun 2008.
Begitulah perkembangan penduduk Kelurahan Ubud berdasarkan kelompok umur
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.3
Tabel 4. 3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
JUMLAH (JIWA)
No
INDIKATOR
TAHUN 2007
TAHUN 2008
1
2
3
4
1
0- 12 bulan
123
142
2
>1 - < 5 tahun
616
589
3
>5 - < 7 tahun
1,538
2,022
4
> 7 - < 15 tahun '
1,584
1,623
5
> 15 - 56 tahun
5,180
4,776
6
> 56 tahun
1,985
1,974
Jumlah
11,110
11,180
Sumber: Profile Kelurahan Ubud, Th. 2009
4.4 Sumber Daya Buatan
4.4.1. Pariwisata
Ubud dengan perkembangan kemajuan pariwisatanya adalah sesuatu yang
patut disyukuri seluruh lapisan masyarakat. Keindahan panorama alamnya, seni
budaya, adat istiadat dan kereligiusan masyarakat Ubud menjadikan Ubud memiliki
daya tarik dan banyak dikunjungi wisatawan dari berbagi Negara di dunia. Suasana
Ubud dengan seluruh isinya adalah potensi besar yang sempurna dengan menyatunya
tradisi dan budaya yang merupakan karakter kuat dari msyarakat Ubud.

12

Agar Ubud tetap menjadi pusat pariwisata budaya, maka seluruh lapisan
masyarkat harus berpatisipasi mendukung pariwisata Ubud . Dukungan partisipasi
aktif masyarakat Ubud antara lain dengan selalu menerapkan Sapta Pesona dan
pemahaman apa sebenarnya pariwisata itu, apa manfaat yang diperoleh dari
pembangunan yang menunjang pariwisata itu.
Pembangunan pariwisata di Ubud dilakukan dengan cara melestarikan
kebudayaan sebagai dasar menunjang pariwisata serta didasarkan pada norma
norma yang berlaku di masyarakat yang bernafaskan seni dan budaya yang di jiwai
oleh Agama

Hindu.

Dengan

adanya

peningkatan

kuantitas

dan

kualitas

kepariwisataan diharapkan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Ubud


dari sebelumnya.
Wisatawan yang datang ke ubud adalah wisatawan yang memang untuk
menikmati seni dan budaya Ubud. Keunikan produk produk kesenian yang
ditawarkan merupakan daya tarik tersendiri yang perlu diinformasikan melalui
promosi dan pemasaran secara terpadu.
Pariwisata yang dilaksanakan di Ubud sendiri adalah pariwisata budaya,
dimana penyelenggaraan pariwisata budaya dilaksanakan berdasarkn atas azas
manfaat , usaha bersama dan kekeluargaan , adil dan merata , percaya pada diri
sendiri dan peri kehidupan , keseimbangna , keserasian dan keselarasan yang berdasar
pada Agama Hindu. Penyelnggaraan pariwisata Budaya tidak terlepas dari partisipsi
masyarkatnya, karena masyarakat merupaka motor penggerak dari kebudayaan itu

13

sendiri. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM ) Kelurahan Ubud melalui salah


satu seksinya , yaitu : seksi Pariwisata , Seni dan Budaya, telah membentuk sebuah
yayasan yang dinamakan Yayasan Bina Wisata , yang selanjutnya dirubah menjadi
Ubud Tourist Information ( UTI ) yang salah satu usahanya adalah memberikan
pelayanan informasi bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Ubud.
Dalam sebuah brosurnya , Ubud Tourism Information 2008 menjelaskan
bahwa pariwisata budaya yang dikembangkan di Ubud bertujuan untuk :
1. Memperkenalkan, mendayagunakan , melestarikan dan meningkatkan
mutu objek dan daya tarik wisatawan.
2. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar
bangsa
3. Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja
4.Meningkatkan
kesejahteraan

pendapatan

daerah

dalam

rangka

peningkatan

dan kemakmuran masyarakat.

5. Mendorong pendayagunaan produksi daerah dalam rangka peningkatan


produksi daerah dan nasional.
6. Mempertahankan norma norma dan nilai nilai kebudayaan, agama
dan keindahan alam Bali yang berwawasan lngkungan hidup.
7. Mencegah dan meniadakan pengaruh pengaruh negative yang dapat
ditimbulkan oleh kegiatan kegiatan kepariwisataan.

14

Pariwisata Budaya sebagai jenis kepariwisataan yang dalam pengembangan


dan pelestariannya menggunakan kebudayan daerah Bali yang dijiwai oleh Agama
Hindu yang merupakan bagian dari kebudayan nasional. Pariwisata Budaya sebagai
potensi dasar yang paling dominan, yang di dalamnya tersirat cita cita akan adanya
hubungan timbal balik antara pariwisata dan kebudayaan, sehingga keduanya
meningkat secara serasi , selaras dan seimbang .
Dalam pengembangannya , kemajuan sektor pariwisata budaya di Kelurahan
Ubud, tidak terlepas dari adanya kerjasama yang baik antara Pemerintahan Kelurahan
Ubud dengan LPMnya dan Lembaga adat yang ada, yaitu Desa Pekraman , serta para
pengusaha yang ada di Kelurahan Ubud. Kondisi tersebut ditambah dengan potensi
alam dan tradisi adat istiadatnya,

merupakan modal utama bagi masyarakat

Kelurahan Ubud sehingga mampu melaksanakan upaya upaya yang secara tidak
langsung telah memberikan dampak posotif bagi perkembangan kepariwisataan di
Kabupaten Gianyar dan Bali pada umunya.
Banyak upaya yang dilaksanakan oleh masyarakat Kelurahan Ubud dalam
rangka melestarikan potensi seni budaya yang dimiliki sekaligus guna menarik
kunjungan wisatawan yang datang ke Ubud. Salah satu upaya yang dilaksanakan di
bawah koordinasi Lembaga Adat dan sanggar sanggar kesenian yang ada, yaitu
dengan mengadakan secara rutin pagelaran pagelaran seni budaya yang mengambil
tempat di balai balai banjar se Kelurahan Ubud maupun Lingkungan Puri Ubud
sebagai pusat kegiatan seni dan budaya di Kelurahan Ubud. Disamping itu juga
melalui media tersebut di atas, upaya untuk menumbuhkembangkan potensi seni

15

budaya di kalangan generasi muda secara rutin dilaksanakan. Sehingga regenerasi


terhadap pelestarian warisan seni budaya yang bernilai tinggi ini dapat berjalan sesuai
harapan.
Selanjutnya, sebagai salah satu ajang promosi kepariwisataan, masyarakat
Kelurahan Ubud, telah secara rutin mengadakan event event

yang bersifat

International seperti Ubud Festival dan Ubud Writers Readers Festival. Kegiatan
Ubud Festival yang secara rutin dilaksanakan, menjadi media bagi masyarakat
Kelurahan Ubud untuk menampilkan potensi seni dan budaya yang dimilikinya.
Sedangkan kegiatan Ubud Writers Readers Festival menjadi ajang bertemu bagi para
penulis dari manca Negara yang juga secara rutin dilaksanakan setiap tahun.
Semua kegiatan tersebut, dan juga kegiatan dan aktivitas seni budaya lainnya
yang dilaksanakan oleh masyarakat Kelurahan Ubud, telah menjadi suatu tradisi yang
dijalankan secara turun temurun oleh setiap generasi, sehingga jaminan akan
keberlangsungan dari perkembangan pariwisata budaya di Kelurahan Ubud akan tetap
terjaga.
4.4.2 Pertanian
Disamping sektor pariwisata, Kelurahan Ubud juga memiliki sektor lain yang
cukup menunjang dalam pembangunan di wilayahnya, yaitu Pertanian. Bila ditinjau
dari aspek organisasi adat di bidang pertanian, Kelurahan Ubud memiliki 6 subak
yaitu :
1. Subak Landu

16

2. Subak Angkeran
3. Subak Bungkulan
4. Subak Juwuk Manis
5. Subak Muwa
6. Subak Padang Tegal
4.5 Perdagangan
Sebagai Kelurahan yang berlokasi di jantung kota Kecamatan sangat logis
bila dari segi sarana prasarana pendukung yang dimilikinya bisa dikatakan cukup
lengkap. Dan hal ini dengan sendirinya memberikan pengaruh secara tidak langsung
terhadap keberagaman pola mata pencaharian ataupun lapangan pekerjaan yang bisa
dilakoni oleh masyarakatnya. Salah satu sektor yang menjadi pilihan hidup yang
digeluti oleh masyarakat Kelurahan Ubud adalah sektor perdagangan. Sektor ini
didukung oleh karakteristik Kelurahan Ubud sebagai sebuah daerah tujuan pariwisata
yang diunggulkan di Kabupaten Gianyar. Sebagai Kelurahan yang berada dijantung
ibukota Kecamatan Ubud, keberadaan Pasar sebagai media pertemuan penjual dengan
pembeli juga memberikan andil dari berkembangnya sektor Perdagangan di
Kelurahan Ubud. Meskipun keberadaan Pasar di Ubud, tidak otomats didominasi oleh
masyarakat Ubud, akan tetapi tetap saja keberadaanya memberikan pengaruh yang
cukup signifikan bagi pertumbhan perekonomian masyarakat setempat.

17

Pengelolaan Pasar Ubud itu sendiri berada di bawah tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten Gianyar melalui Dinas Pendapatan dan bagian Perekonomian Sekretariat
Daerah Kabupaten Ginyar. Meskipun demikian dalam setiap upaya penataan maupun
penertiban yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, selalu melibatkan unsur
Pemerinah dan LPM Kelurahan Ubud.

4.6 Tingkat Perkembangan Kelurahan


Tingkat perkembangan Kelurahan adalah status tertentu dari capaian hasil
kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan tingkat kemajuan atau keberhasilan
masyarakat dan pemerintah kelurahan serta pemerintah daerah dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan. Untuk mengetahui tingkat perkembangan yang telah dicapai
oleh Kelurahan Ubud dalam 2 ( dua) tahun terakhir yaitu : tahun 2007 dan 2008,
Pemerintah Kelurahan Ubud telah melaksanakan pendataan yang diklasifikasikan ke
dalam 8 (delapan) indikator. Namun disini dilihat hanya faktor ekonominya saja yang
ada keterkaitannya dengan penelitian yang dilakukan.

Adapun hasil pendataan

terhadap tingkat perkembangan yang telah dicapai oleh Kelurahan Ubud dalam 2
(dua) tahun

terakhir dimaksud adalah dilihat dari indikator pendapatan yang

digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan tingkat kemajuan yang dicapai oleh
suatu masyarakat. Indikator tersebut bersumber dari pendapatan yang terdiri dari :
Pertanian, Peternakan, Perdagangan, Jasa, Usaha Penginapan/ Hotel dan sejenianya,
Pariwisata dan Industri Rumah Tangga. Setelah melalui tahapan pendapatan yang

18

intensif selama 2 ( dua ) tahun terakhir, yaitu tahun 2007 dan tahun 2008, maka
diperoleh data data tentang perkembangan ekonomi masyarakat di Kelurahn Ubud,
seperti terurai dalam tabel 4.4 berikut
Tabel 4.4
DATA TINGKAT PERKEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT
KELURAHAN UBUD
TAHUN
NO.
1

INDIKATOR
Pendapatan

SUB INDIKATOR
1. Pertanian
2. Peternakan
3. Perdagangan
4. Jasa
5. Usaha Penginapan/
Hotel dan sejenisnya
6. Pariwisata
7. Industri Rumah Tangga

2007

2008

Rp. 2. 007.018.600

Rp. 2.160.301.600

Rp.

556.425.000

Rp.

Rp

6.854.880.000

Rp. 7.442.160.000

Rp. 7.958.700.000

Rp. 8.366.280.000

Rp. 10.058.400.000

Rp.10.078.560.00
0

Rp. 1.774.426.600

Rp. 1.926.510.000

Rp.

Rp. 1 .083.000.000

969.600.000

575.390.000

Sumber: Profile Kelurahan Ubud, Th. 2009


4.7 Karakteristik Responden (Wisatawan Mancanegara)
Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang yang terdiri dari
wisatawan mancanegara yang datang ke Bali khususnya ke Kelurahan Ubud.
Kebanyakan dari mereka yang datang ke Bali atau ke Kelurahan Ubud dengan tujuan
untuk berlibur dengan junlah sebanyak 31 orang ( 62 %). Kemudian sisanya sekitar 8
orang ( 16 %) berrkunjung ke Bali untuk mengunjungi teman atau kerabat, business

19

7 orang ( 14 % ), untuk kepentingan pribadi

dan untuk kepentingan penelitian

masing-masing sebanyak 2 orang ( 4 % ), Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
table 4.5 berikut.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tujuan
Tujuan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Berlibur

31

62.00

Mengunjungi teman/ kerabat

16.00

Business

14.00

Kepentingan pribadi

4.00

Penelitian

4.00

Jumlah

50

100.00

Sumber: Hasil olah data Th. 2011


Disamping terbagi dalam tujuan, karakteristik responden juga dibagi dalam
kebangsaan, jenis kelamin, usia, pekerjaan dan tingkat pendidkan.
4.7.1 Kebangsaan
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 50 responden yang diteliti 8 orang
( 16 %) negara asal atau kebangsaan mereka adalah Jepang dan sisanya masingmasing berjumlah 7 orang (14 %) berasal Australia, Amerika, Perancis, German,
Belanda dan Inggris. Untuk lebih jelasnya detailnya dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6

20

Karakteristik Responden Berdasarkan Kebangsaan


Kebangsaan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Jepang

16.00

Australia

14.00

Amerika

14.00

Perancis

14.00

German

14.00

Belanda

14.00

Inggris

14.00

Jumlah

50

100.00

Sumber: Hasil olah data Th. 2011


4.7.2 Jenis Kelamin
Hasil penelitian juga memaparkan karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin. Tabel 4.7 dibawah menunjukan bahwa jumlah responden laki-laki dengan
responden perempuan hampir berimbang dari 50 orang sampel yang diambil, dimana
jumlah responden laki-laki berjumlah 26 orang (52 %) dan responden perempuan
berjumlah 24 orang (48%).
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki Laki

Jumlah (orang)
26

Persentase (%)
52.00

21

Perempuan

24

48.00

Jumlah

50

100.00

Sumber: Hasil olah data Th. 2011


4.7.3 Usia
Usia responden Wisatawan Mancanegara dalam penelitian ini dapat
dikelompokan sebagai terlihat dalam Table 4.8
Tabel 4.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Responden

Jumlah (Orang)

Persentasa (%)

20 29

14.00

30 39

17

34.00

40 49

10

20.00

50 59

16.00

60 69

16.00

Jumlah

50

100.00

Sumber: Hasil olah data Th. 2011


Dari tabel di atas nampak dengan jelas bahwa dari 50 responden dalam
penelitian ini didominasi oleh kelompok umur 30 39 sebanyak 17 orang ( 34% )
kemudian disususl oleh kelompok umur 40 49 sebanyak 10 orang (20%), kemudian
disususl oleh kelompok umur 59 59 dan 60 69 masing-masing 8 orang (16%) dan
terakhir disususl oleh kelompok umur 20 29 sebanyak 7 orang (14%).

22

4.7.4 Pekerjaan
Hasil penelitian dari 50 orang responden, kebanyakan dari mereka adalah
orang-orang professional sebanyak 18 orang (36%), kemudian disussul oleh
wiraswasta sebanyak 12 orang (24%) dan sisanya sebagai artist/ seniman, mahasiswa,
pegawai pemerintahan dan pegawai swasta. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

Profesional

18

36.00

Wiraswasta

16

32.00

Artist/ seniman

12.00

Pegawai Swasta

12.00

Pegawai Negeri

4.00

Mahasiswa

4.00

Jumlah

50

100.00

Sumber: Hasil olah data Th. 2011

4.7.5 Pendidikan
Dari hasil penelitian 50 orang responden yang diambil, kebanyakan mereka
berpendidikan terakhir Sarjana sebanyak 16 orang (32%) kemudian disususl oleh
tamatan SMA ( Senior High School) dan Diploma masing-masing sebanyak 12 orang
(24%), dan sisanya sebanyak 10 orang adalah tamatan Master. Selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 4.10

23

Tabel 4.10
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Sarjana (S1)

16

32.00

SMA (Senior High School)

12

24.00

Diploma

12

24.00

Master

10

20.00

Jumlah

50

100.00

Sumber: Hasil olah data Th. 2011


Dari Tabel 4.10 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan
responden cukup tinggi, hal ini akan lebih memudahkan mereka mempersepsikan
fasilitas pariwisata yang mereka gunakan selama mereka berada di Keluran Ubud.
4.8 Jenis Fasilitas Pariwisata di Kelurahan Ubud
Di Kelurahan Ubud tersedia bermacam-macam fasilitas pariwisata. Semua
fasilitas pariwisata tersebut dibangun untuk kepentingan pariwisata itu sendiri,
sedangkan fasilitas umum yang dibangun atau dibuat selain untuk kepentingan
pariwisata itu sendiri juga untuk kepentingan masyarat secara luas.
Tempat atau lokasi fasilitas akomodasi mulai dari hotel bintang dan non
bintang, villa, bungalow, home styas dan lainnya di Kelurahan Ubud terletak pada
daerah pedalaman yang jauh dari pantai atau laut, sehingga terhindar dari bencana
tsunami. Fasilitas akomodasi di Kelurahan Ubud ini sebagian besar terkonsentrasi di

24

jalan Mongkey Forrest, selebihnya berada di jalan Dewi Sita, Hanoman, Suweta dan
jalan Gautama.
Struktur bangunan akomodasinya terdiri dari bangunan yang menyerupai villa
atau bungalow yang diberi ornamen style Bali sehingga kelihan serasi dengan
bangunana bangunan penduduk setempat. Kondisi lingkungan yang masih asri
dengan kegiatan keseharian masyarakat kelurahan Ubud yang masih sangat kental
dengan kegitan pelaksanaan budayanya yang berakarkan Agama Hindu merupakan
daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi Kelurahan Ubud.
Selain fasilitas akomodasi juga terdapat restoran yang menyediakan berbagai
macam masakan atau makanan baik lokal maupun internasional. Masakan atau
makanan lokal seperti be tutu dan babi guling sangat digemari oleh wisatawan
mancanegara sebagaiman disaksikan setiap hari di warung Bu Oka di belakang
wantilan Ubud.
Fasilitas tempat penukaran valuta asaing atau money changer juga tersedia di
Kelurahan Ubud yang umumnya dilkelola oleh perusahan perorangan atau juga
tersedia di setiap Bank yang beroperasi di Ubud. Semua perusahaan money changer
ini menawarkan fasilitas penukaran uang baik dari mata uang asing ke rupiah ataupun
sebaliknya, serta bisa juga dilakukan penukaran Travel Cheque. Rate yang ditawarkan
tentu saja sangat bervariasi antara money changer yang satu dengan money changer
yang lainnya . Tentu saja money changer yang bisa memberikan nilai tukar yang
kompetitip dan pelayanan yang baik akan mendapat apresiasi dari para pelanggan.

25

Fasilitas lain yang juga diperlukan oleh wisatawan mancanegara juga tersedia
seperti fasilitas umum, perbelanjaan atau shopping center dan galleries, transportasi,
Kantor Pos serta tourist information. Semua fasilitas tersebut di atas merupakan
fasilitas yang sering digunakan oleh wisatawan pada saat berlibur di Kelurahan Ubud.

Anda mungkin juga menyukai