SKRIPSI
untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Ratih Swarihadiyanti
NIM. S10036
SKRIPSI
untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Ratih Swarihadiyanti
NIM. S10036
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, yang selalu
melindungi dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh Pemberian Terapi Musik
Instrumental Dengan Musik Klasik Terhadap Nyeri Saat Wound Care Pada
Pasien Post Op.
Dalam pembuatan skripsi ini, penulis banyak menghadapi kesulitan dan
hambatan, namun berkat bantuan berbagai pihak, maka penulis dapat
menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu, atas selesainya skripsi ini tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya pada yang terhormat:
1.
Dra Agnes Sriharti M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
2.
4.
5.
Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingan pada penulis.
iv
6.
RSUD dr.Soediran
Peneliti
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
vi
vii
ix
xii
ABSTRAK ......................................................................................................
xiii
ABSTRACT ....................................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
Rumusan Masalah................................................................
1.3.
1.4.
1.5.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
10
10
29
33
2.2.
38
2.3.
38
2.4.
Hipotesis ..............................................................................
39
40
3.2.
41
3.3.
42
vi
3.4.
43
3.5.
43
43
45
46
48
48
49
51
3.6.
3.7.
BAB V
Hasil
52
52
54
57
PEMBAHASAN PENELITIAN
5.1.
58
5.2.
60
5.3.
61
5.4.
Keterbatasan Penelitian
63
BAB VI PENUTUP
6.1.
Simpulan
64
6.2.
Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
No
Judul Tabel
Halaman
Tabel
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Tabel 3.1
Tabel 4.1
42
Tabel 4.2
Tabel 4.3.
53
Tabel 4.6.
52
Tabel 4.5.
52
Tabel 4.4.
51
berdasarkan pendidikan
53
54
Tabel 4.7
55
Tabel 4.8
55
Tabel 4.9.
Distribusi
Tabel 4.10
56
57
viii
DAFTAR GAMBAR
No
Gambar
Judul Gambar
Halaman
2.1.
11
2.2.
12
2.3.
12
2.4.
13
2.5.
13
2.6.
30
2.7.
Kerangka Teori
37
2.8.
Kerangka Konsep.
38
3.1.
Rancangan Penelitian
39
3.2.
Skala NRS
44
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
:Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Mangun Sumarso
Lampiran 8
Lampiran 9
xi
DAFTAR SINGKATAN
TENS
ACTH
VAS
NRS
NSAID
FPS-R
xii
Ratih Swarihadiyanti
Pengaruh Pemberian Terapi Musik Instrumental Dan Musik Klasik
Terhadap Nyeri Saat Wound Care Pada Pasien Post Op Di Ruang Mawar
RSUD Dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
Abstrak
Terapi musik adalah suatu terapi yang menggunakan musik yang bertujuan
untuk berbagai masalah dalam aspek fisik, psikologis, kognitif dan kebutuhan
sosial, sedangkan nyeri merupakan masalah psikologis. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh musik instrumental dan musik klasik terhadap nyeri
saat wound care pada pasien post op .
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksprimen dengan
menggunakan post only without control design group. Besar sampel 40
responden, menggunakan analisa data u mann whitney. Berdasarkan hasil
penelitian kelompok terapi musik instrumental sebagian besar responden
mengalami nyeri ringan 75% sedangkan kelompok terapi musik klasik mengalami
nyeri sedang 60%. Hasil dari uji bivariat menunjukkan nilai p 0.017 sehingga ada
pengaruh pemberian terapi musik instrumental dan musik klasik terhadap nyeri
saat wound care pada pasien post op.
Kesimpulan penelitian ini adalah terapi musik instrumental lebih
berpengaruh terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op di ruang Mawar
RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Peneliti menyarankan untuk
menerapkan terapi musik instrumental ini sebagai tindakan mandiri perawat di
lingkungan RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
Kata Kunci : Terapi Musik Instrumental, Terapi Musik Klasik, Wound Care,
Nyeri Post Op
Daftar Pustaka :60 (2001-2014)
xiii
Ratih Swarihadiyanti
THE EFFECT OF INSTRUMENTAL MUSIC AND CLASSICAL MUSIC
EXTENSIONS ON PAIN DURING WOUND CARE ON THE POST
OPERATIVE CLIENTS AT MAWAR WARD OF DR.SOEDIRAN MANGUN
SUMARSO LOCAL GENERAL HOSPITAL OF WONOGIRI
Abstract
Keywords: Instrumental music therapy, pain, wound care, and post operative
clients
References: 60 (2001-2014)
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
luka
diabetik,
dan
luka
kanker.
Luka
kronis,
waktu
dan
merupakan
pengalaman
sensoris
dan
emosional
yang
tidak
menimbulkan respon fisik dan psikis (Mander 2003). Respon fisik meliputi
perubahan keadaan umum, wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap
badan, dan apabila nafas makin berat dapat menyebabkan kolaps
kardiovaskuler dan syok, sedangkan respon psikis akibat nyeri dapat
merangsang respon stress yang dapat mengurangi sistem imun dalam
peradangan, serta menghambat penyembuhan respon yang lebih parah akan
mengarah pada ancaman merusak diri sendiri. Nyeri pasca operasi muncul
disebabkan oleh rangsangan mekanik luka yang menyebabkan tubuh
menghasilkan mediator-mediator kimia nyeri (Smeltzer & Bare 2002).
Intensitas bervariasi mulai dari nyeri ringan sampai nyeri berat namun
menurun sejalan dengan proses penyembuhan (Potter & Perry 2006).
Manajemen untuk mengatasi nyeri secara garis besar ada 2 yaitu:
farmakologi meliputi tindakan kolaborasi antara perawat dengan dokter, yang
menekankan pada pemberian obat yang mampu menghilangkan sensasi nyeri,
sedangkan non farmalogis meliputi tindakan mandiri perawat untuk
menghilangkan nyeri dengan menggunakan manajemen nyeri, misalnya
dengan teknik biofeedback, Transcutan Electric Nervous Stimulating
(TENS), guided imagery, terapi musik, distraksi, terapi bermain, acupressure,
aplikasi panas/dingin, massage, hipnosis dan relaksasi. Manajemen nyeri
dengan melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan eksternal yang
mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri
dengan tindakan distraksi mencakup latihan pernafasan diafgrama, teknik
relaksasi progresif, quided imagery, terapi musik dan meditasi (Greer 2003).
terhadap skala nyeri saat wound care pada pasien post op di RSUD
dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa pasien masih mengeluhkan nyeri pada saat wound care. Nyeri
yang tidak teratasi dapat memperburuk keadaan pasien karena dapat
menimbulkan respon fisik dan psikis yang hebat (Smeltzer & Bare 2002).
Berdasarkan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah adakah pengaruh terapi musik instrumental dan klasik terhadap nyeri
saat Wound Care pada pasien post op di RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso
Wonogiri.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh penggunaan terapi musik instrumental dan
musik klasik terhadap intensitas nyeri saat wound care.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.
Menjelaskan
gambaran
nyeri
sesudah
pemberian
musik
3.
musik instrumental dan klasik terhadap intensitas nyeri saat wound care
yang dapat dikembangkan untuk perbandingan selain untuk wound care.
1.4.5. Manfaat bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan dapat diaplikasikan saat melakukan
wound care dengan terapi musik instrumental dan klasik.
Edi Purwanto
Firman Faradisi
Judul
Metode
Hasil
Pengaruh
Terapi
Musik
Terhadap
Intensitas
Nyeri
Akibat Perawatan
Luka
Bedah
Abdomen Di Badan
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat Rumah
Sakit Umum Ngudi
Waluyo
Wlingi
Kabupaten Blitar
Efek
Musik
Terhadap Perubahan
Intensitas
Nyeri
Pada Pasien Post
Operasi Di Ruang
Bedah RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta
Pre eksperimental
after only design
dengan
metode
static
group
comparism
menunjukkan hasil
signifikan dengan
nilai
p=0,039,
bahwa ada pengaruh
terapi
musik
terhadap intensitas
nyeri
akibat
perawatan
luka
bedah abdomen
Pre
eksperimen
desain
dengan
menggunakan pretest and post-test
group
design.
Teknik pengambilan
sample
menggunakan quota
sampling
dengan
jumlah sample 30
responden.
Uji
statistik
dengan
menggunakan
metode
analisis
paired.
Efektivitas
terapi
murotal dan terapi
musik
klasik
terhadap penurunan
tingkat kecemasan
pasien pra operasi di
pekalongan
Quasi eksperiment
tipe pre test and
post test tehnik
pengambilan sampel
purposive sampling
dan analisa data
menggunakan uji tidependent (paired
sample t test)
didapat
rata-rata
skala nyeri pada saat
pre-test
adalah
6,5667
dengan
standar
deviasi
sebesar
1,1651.
Sedangkan rata-rata
skala nyeri pada saat
post-test
adalah
4,3000
dengan
standar
deviasi
sebesar
2,1679.
berarti efek musik
dapat menurunkan
intensitas nyeri pada
pasien post-operasi
di ruang Bedah
RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
Sebelum diberikan
terapi
sebagian
besar
pasien
mengalami cemas
sedang. Uji beda
tingkat kecemasan
dengan terapi musik
diperoleh nilai thitung
sebesar 8,887
Penelitian
Judul
Metode
Hasil
(p=0,000<0,05). Uji
beda
tingkat
kecemasan pasien
dengan
terapi
murotal diperoleh
nilai thitung sebesar
10,920
(p=
0,000<0,05),
Uji
beda
tingkat
kecemasan dengan
terapi musik dan
murotal diperoleh
nilai thitung sebesar
2,946
(p=0,000<0,05)
artinya pemberian
terapi murotal lebih
efektif menurunkan
tingkat kecemasan
pasien dibandingkan
dengan terapi musik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Konsep Teori
2.1.1. Definisi Nyeri
Nyeri adalah suatu fenomena kompleks yang berpengaruh hanya
pada jaringan yang mengalami cedera atau penyakit. Persepsi klien
terhadap nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor
10
11
3.
Skala Nyeri
a. Word Grapic Rating Scale
Menggunakan deskripsi kata untuk menggambarkan intensitas
nyeri,
Gambar 2.1
12
Gambar 2.2
c. Skala nyeri menurut bourbanis
Gambar 2.3
Perawat menanyakan kepada klien tentang nilai nyerinya dengan
menggunakan skala 0 sampai 10 yang membantu menerangkan
bagaimana intensitas nyerinya.
d.
kebebasan
penuh
klien
untuk
mengidentifikasi
13
Gambar 2.4
Skala penilaian NRS (Numerical Ranting Scale) lebih digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata (Maryunani 2013).
Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri
ringan pada skala 1 sampai 3, intensitas nyeri sedang pada skala 4
sampai 6, intensitas nyeri berat pada skala 7 sampai 10 (Potter &
Perry 2006).
e. Skala Visual Analog Scale (VAS)
VAS merupakan suatu garis lurus yang mewakili
intensitas nyeri yang terus menerus. Skala ini memberikan
kebebasan penuh pada klien untuk mengidentifikasi keparahan
nyeri. VAS merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih
sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada
rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata (Potter & Perry
2006).
Mengkaji intensitas nyeri sangat penting walaupun bersifat
subyektif dan banyak dipengaruhi berbagai keadaan seperti
tingkat kesadaran, konsentrasi dan harapan keluarga, intensitas
nyeri dapat dijabarkan di dalam sebuah skala nyeri dengan
14
Gambar 2.5
Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas
nyeri ringan pada skala 1 sampai 3, intensitas nyeri sedang pada
skala 4 sampai 6, intensitas nyeri berat pada skala 7 sampai 9
intensitas nyeri sangat berat pada skala 10 nyeri tidak terkontrol.
Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri
pada skala 1 sampai 3, rasa nyeri seperti gatal atau tersetrum
atau nyut-nyutan atau melilit atau terpukul atau perih. Intensitas
nyeri pada skala 4 sampai 6, seperti kram atau kaku atau
tertekan atau sulit bergerak atau terbakar atau ditusuk-tusuk.
Sangat nyeri pada skala 7 sampai 9 tetapi masih dapat dikontrol
oleh klien. Intensitas nyeri sangat berat pada skala 10 nyeri tidak
terkontrol.
4.
10
15
16
istirahat, obat-obat
17
18
7.
19
seperti opoid dan opidium bisa menekan sistem saraf utama dan
mengubah persepsi terhadap kesakitan (noisepsi) (Ishak 2010).
b. Pendekatan non farmakologis mencakup terapi es dan panas,
teknik relaksasi, teknik distraksi. Tehnik distraksi meliputi
penggunaan terapi musik.
Musik adalah suatu komponen yang dinamis yang bisa
mempengaruhi baik psikologis maupun fisiologis bagi
pendengarnya (Wilgram 2002; Novita 2012). Musik adalah
paduan rangsang suara yang membentuk getaran yang dapat
memberikan rangsang pada pengindraan, organ tubuh dan
juga emosi. Ini berarti, individu yang mendengarkan musik
akan memberi respon, baik secara fisik maupun psikis, yang
akan menggugah sistem tubuh, termasuk aktivitas kelenjarkelenjar di dalamnya (Yuanitasari 2008). Musik memang
sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Apalagi musik
memiliki tiga komponen penting yaitu beat, ritme, dan
harmoni. Beat atau ketukan mempengaruhi tubuh, ritme
mempengaruhi jiwa, sedangkan harmoni mempengaruhi roh
(Yuanitasari 2008). Musik merupakan suatu bentuk seni yang
menyangkut organisasi atau kombinasi dari suara atau bunyi
dan keadaan diam yang dapat menggambarkan keindahan
dan ekspresi dari emosi dalam alur waktu dan ruang tertentu.
Musik dapat menyebabkan terjadinya kepuasan estetis
20
21
22
terapi lainnya
23
menutupi
bunyi
dan
perasaan
yang
tidak
menyenangkan.
b. Mampu memperlambat dan menyeimbangkan gelombang
dalam otak.
c. Mempengaruhi pernafasan.
d. Mempengaruhi denyut jantung, nadi dan tekanan darah
manusia.
e. Bisa mengurangi ketegangan otot dan memperbaiki gerak dan
koordinasi tubuh.
f. Bisa mempengaruhi suhu tubuh manusia.
g. Bisa meningkatkan endorphin.
h. Bisa mengatur hormon (hubungannya dengan stres).
i. Mengubah persepsi tentang ruang dan waktu.
j. Bisa memperkuat memori dan kemampuan akademik.
k. Bisa merangsang pencernaan.
l. Bisa meningkatkan daya tahan tubuh manusia.
m. Bisa meningkatkan penerimaaan secara tak sadar terhadap
simbolisme.
n. Bisa menimbulkan rasa aman dan sejahtera.
24
25
saraf
ke
nukleus-nukleus
di
batang
otak
yang
26
27
Instrumental
adalah
merupakan
musik
yang
28
29
klasik,
improvisasi
dilakukan
dalam
bentuk
interpretasi.
2009; Maryunani
2013). Definisi Luka adalah sebuah injuri pada jaringan yang mengganggu
proses selular normal; luka dapat dijabarkan dengan adanya kerusakan
pada kontinuitas/kesatuan jaringan tubuh yang biasanya disertai dengan
kehilangan substansi jaringan (InETNa 2008;Maryunani 2013). Luka
adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera
atau pembedahan (majid dan prayogi 2013).
30
1.
Klasifikasi Luka
Luka berdasarkan kedalaman dan luasnya tersebut,juga dapat
dinyatakan menurut stadium luka, berikut ini:
a. Stadium I: Luka superfisial, yaitu luka yang terjadi pada
lapisan epidermis kulit.
b. Stadium II: Luka partial Thickness yaitu hilangnya lapisan
kulit pada epidermis dan bagian atas dari dermis.
c. Stadium III: Luka Full Thiknessyaitu
hilangnya kulit
Gambar 2.6
2.
31
a. Luka Akut
1) Luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai waktu
yang diperkirakan.Luka dengan masa penyembuhannya
sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah di
sepakati.
2) Luka akut merupakan luka trauma yang biasanya segera
mendapat penanganan dan dapat sembuh dengan baik bila
tidak terjadi komplikasi.
3) Luka operasi dapat dianggap luka akut yang dibuat oleh
ahli bedah.
4) Dapat disimpulkan bahwa luka akut adalah luka yang
mengalami proses penyembuhan, yang terjadi akibat
proses perbaikan integritas fungsi dan anatomi secar terus
menerus, sesuai dengan tahap dan waktu yang normal.
b. Luka kronis
1) Luka
yang
mengalami
kegagalan
dalam
proses
32
Klasifikasi
berdasarkan
ada
tidaknya
hubungan
dengan
luar/integritas luka:
a.
b.
33
4.
jika
diperlukan
dimasukkan
drainase
dengan
luka
jenis
ini
adalah
terdapatnya
34
1.
Pembersihan Luka
Tujuan dilakukannya pembersihan luka adalah meningkatkan,
memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka serta
menghindari terjadinya infeksi.
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pembersihan
luka yaitu :
a. Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk
membuang jaringan mati dan benda asing.
b.
c.
Berikan antiseptik.
d.
e.
35
3.
Penjahitan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur
kurang dari 8 jam boleh dijahit primer, sedangkan luka yang
terkontaminasi berat dan atau tidak berbatas tegas sebaiknya
dibiarkan sembuh.
4.
Penutupan Luka
Penutupan luka adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang
baik pada luka sehingga proses penyembuhan berlangsung optimal.
5.
Pembalutan
Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat
tergantung pada penilaian kondisi luka. Pembalutan berfungsi
sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi, mengupayakan
lingkungan yang baik bagi luka dalam proses penyembuhan,
sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah berkumpulnya
rembesan darah yang menyebabkan hematom.
6.
Pemberian Antibiotik
Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan
pada luka terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan
antibiotik.
7.
Pengangkatan Jahitan
Jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Waktu
pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti,
36
Perdarahan
Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan,
sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari
pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain). Hipovolemia
mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di
bawah balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam
pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu. Jika
perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka
steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi
pembedahan mungkin diperlukan.
37
38
b.
Kerangka Teori
Luka
Luka Bersih
luka kotor
Post operasi
Wound care
Komplikasi
nyeri
Perdarahan
infeksi
Dehiscence
dan eviscerasi
Penatalaksanaan
Farmakologis
Obat analgesik
Non farmakologis
relaksasi
mass
age
accupresure
hypnosis
Terapi Musik
Keronco
Keronco
ng
ng
dang
dut
jazz
pop
rock
musik instrumental
Distraksi
imajinasi
musik klasik
Gambar 2.7
(Maryunani 2013; Djohan 2006; Diska 2013; Smeltzer 2002; Greer 2003)
39
c.
Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Musik Instrumental
Nyeri
Musik Klasik
Gambar 2.8
d.
Hipotesis
H0: tidak ada pengaruh pemberian terapi musik instrumental dan musik
klasik terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op.
Ha: Ada pengaruh pemberian terapi musik instrumental dan musik klasik
terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op.
BAB III
METODOLOGI
ini
menggunakan
Quasi
eksperimen
merupakan
mengontrol
variabel-variabel
luar
yang
mempengaruhi
sesudah
X1
O1
X2
O2
40
41
Keterangan :
R: Responden penelitian semua mendapat perlakuan/ intervensi
X1: Kelompok yang diberi perlakuan musik instrumental
X2: Kelompok yang diberi perlakuan musik klasik
O1: post test setelah perlakuan terapi musik instrumental
O2: post test setelah perlakuan terapi musik klasik
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan
dalam suatu penelitian (Saryono 2011). Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono 2007). Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh pasien post op yang dirawat di ruang
mawar RSUD Wonogiri.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi
tersebut (Saryono 2011). Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono 2007).
Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yaitu metode
pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai.
42
Kriteria Inklusi
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang
ditemui saat dilakukan penelitian yang memenuhi kriteria inklusi
sebagai berikut:
a. Pasien dengan luka post op
b. Belum pernah dilakukan terapi musik instrumental atau musik
klasik
c. Bersedia menjadi subjek penelitian
d. Responden berada di RSUD Wonogiri
2.
Kriteria Eklusi
Kriteria dimana subjek penelitian tidak layak dijadikan sampel
karena tidak memenuhi syarat sampel penelitian yaitu:
a. Pasien terpengaruh obat analgesik
b. Responden berada diluar RSUD W onogiri
43
Definisi Operasional
Skala Pengukuran
Variabel
independen
Variabel
Dependent
Wound Care.
Penurunan
Nyeri
musik
yang
melantunkan
sehingga
44
b. Musik Klasik
Musik yang komposisinya lahir dari budaya eropa. Musik
yang jika didengarkan akan merasa nyaman dan terdengar
lembut. Judul dari musik klasik yang dipakai adalah Canon
in d Major Pachelbel.
Prosedur terapi musik adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan handphone dan memasang headset serta
menyesuaikan volume suara musik
2) Membuka balutan dan membersihkan luka post op
3) Menutup kembali balutan luka
4) Merapikan pasien dan melepas headset
5) Membereskan alat
2.
Kuesioner A.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner skala
nyeri Numerical Rating Scale (NRS). Alat ukur ini suatu garis
lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus
sehingga mempermudah pemahaman bagi pasien post op.
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa pertanyaan yang akan diajukan kepada
responden. Pertanyaan tersebut mengenai tingkat nyeri wound
care yang dirasakan oleh responden. Peneliti mengisikan
kuesioner sesuai skala intensitas nyeri yang dirasakan
responden dengan rentang skala nyeri 0-10 berikut :
45
1-3 = Nyeri ringan, seperti gatal atau tersetrum atau nyutnyutan atau melilit atau terpukul atau perih atau
mules
4-6 = Nyeri sedang, seperti kram atau kaku atau tertekan
atau sulit bergerak atau terbakar atau ditusuk-tusuk
7-10 = Nyeri berat tetapi masih dapat dikontrol oleh klien,
seperti tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari
3.5.2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Apabila instrumen data sudah ada yang standar, maka bisa
digunakan oleh peneliti (Saryono 2011). Pada penelitian ini, peneliti
tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas karena peneliti
menggunakan alat ukur NRS yang telah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas sebelumnya.
1. Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui keadaaan yang
menggambarkan tingkat instrument bersangkutan yang mampu
46
Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer adalah data atau kesimpulan fakta yang
dikumpulkan secara langsung pada saat berlangsungnya
penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diambil dari subyek peneliti yang diukur sesudah terapi
musik instrumental dan musik klasik.
47
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang ada di Rumah sakit,
literatur yang relevan dan sumber lain yang mendukung
penelitian ini.
2.
penelitian
dan
pengumpulan
data
yang
48
49
:1
b. Nyeri ringan
:2
c. Nyeri sedang
:3
d. Nyeri berat
:4
50
alternatif
uji
parametriknya.
Uji
non
dihitung rata-rata
51
3.7.
Etika Penelitian
Etika penelitian meliputi:
1. Informed consent
Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan calon
responden dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti menjelaskan
tujuan penelitian kepada calon responden. Calon responden bersedia
menjadi
responden
maka
dipersilahkan
menandatangani
lembar
persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan identitas)
Anonimity
merupakan
etika
penelitian
dimana
peneliti
tidak
mencantumkan nama responden dan tanda tangan pada lembar alat ukur,
tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Kode yang
digunakan berupa nama responden.
3. Confidentiality (Kerahasiaan Informasi)
Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi atau
masalah lain yang menyangkut privacy klien. Hanya kelompok data
tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil
4.1.1
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang diberi
perlakuan pemberian terapi musik instrumental dan terapi musik klasik.
Kelompok musik instrumental berjumlah 20 orang sedangkan kelompok
klasik berjumlah 20 orang, dengan karakteristik pasien dengan luka post
op, belum pernah dilakukan terapi musik instrumental atau musik klasik,
bersedia menjadi subjek penelitian, responden berada di RSUD Wonogiri
dan jenis kelamin.
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Jumlah
12
8
20
Persentase (%)
60%
40%
100%
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Jumlah
11
9
20
52
Persentase
55%
45%
100%
53
Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang
terbanyak pada kedua kelompok adalah berjenis kelamin laki-laki dengan rincian
pada kelompok terapi musik instrumental sebanyak 12 orang sedangkan
dikelompok terapi musik klasik sebanyak 11 orang dengan jumlah presentase
keseluruhan sebanyak 57%. Jenis kelamin perempuan pada kelompok terapi
musik instrumental sebanyak 8 orang sedangkan dikelompok terapi musik klasik
sebanyak 9 orang dengan jumlah presentase keseluruhan sebanyak 43%.
4.1.1.2 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan umur
Tabel 4.3. Distribusi jumlah responden kelompok instrumental berdasarkan umur
di RSUD Wonogiri tahun 2014
No
1
2
3
4
Kategori Umur
12 - 31 tahun
32 51 tahun
52 71 tahun
72 95 tahun
Jumlah
Jumlah
2
3
9
6
20
Persentase
10%
15%
45%
30%
100%
Kategori Umur
12 31 tahun
32 51 tahun
52 -71 tahun
72 95 tahun
Jumlah
Jumlah
4
8
6
2
20
Persentase
20%
40%
30%
10%
100%
Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dari
kedua kelompok rata-rata
54
Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA/SMK
Jumlah
Jumlah
1 orang
11 orang
4 orang
4 orang
20
Persentase
5%
55%
20%
20%
100%
Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA/SMK
Jumlah
Jumlah
0 orang
9 orang
5 orang
6 orang
20
Persentase
0%
45%
25%
30%
100%
Berdasarkan tabel 4.5 dan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang
terbanyak pada kedua kelompok adalah berpendidikan SD dengan rincian pada
kelompok terapi musik instrumental sebanyak 11 orang sedangkan dikelompok
terapi musik klasik sebanyak 9 orang dengan jumlah presentase keseluruhan
sebanyak 50%. Pendidikan tidak sekolah hanya
55
4.1.2
Analisa Univariat
Pengaruh nyeri saat Wound Care dengan pemberian terapi musik.
Responden dalam penelitian ini mengalami penurunan nyeri
yang berbeda-beda setelah diberikan terapi musik instrumental dan
terapi musik klasik akibat Wound care pada pasien post op diruang
Mawar RSUD Dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
Tabel 4.7 skala nyeri dengan terapi musik instrumental diruang Mawar RSUD
Dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri tahun 2014
Klasifikasi
nyeri
Tidak nyeri
Nyeri ringan
Nyeri sedang
Nyeri berat
Jumlah
Jenis kelamin
0
10
2
0
12
0
5
3
0
8
Jumlah
0
15
5
0
20
0%
75%
25%
0%
100%
Tidak nyeri
Nyeri ringan
Nyeri sedang
Nyeri berat
Jumlah
Jenis kelamin
0
5
6
0
11
0
1
6
2
9
Jumlah
0
6
12
2
20
0%
30%
60%
10%
100%
56
Musik
Instrumental
Jumlah
%
0
0%
15
75%
5
25%
0
0%
20
100%
Klasik
Jumlah
0
6
12
2
20
%
0%
30%
60%
10%
100%
57
sedang saat dilakukan terapi musik klasik lebih banyak yaitu 12 orang (60%) dan
untuk nyeri berat terdapat 2 orang (10%).
4.1.3
Analisa Bivariat
nyeri_instrumen
Asymp. Sig. (2tailed)
nyeri_klasik
016
.727
BAB V
PEMBAHASAN PENELITIAN
58
59
medulla
adrenal
60
61
62
berimajinasi
dengan
bebas
hingga
mencapai
tempat
yang
63
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Dari hasil penelitian tentang pengaruh pemberian terapi musik
instrumental dan musik klasik terhadap nyeri saat wound care pada pasien
post op di ruang Mawar RSUD Dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
dapat disimpulkan bahwa:
4.
5.
6.
64
65
rumah
sakit
diharapkan
dapat
mempertimbangkan
untuk
dengan luka bersih maupun luka kotor dan dapat dikembangkan untuk
perbandingan selain untuk wound care.
DAFTAR PUSTAKA
Pekalongan.
Vol
V
no.2.
diakses
20
september
2013,
<http://www.journal.stikesmuhpkj.ac.id/journal/index.php/jik/article/downl
oad/7/6>.
Farida,A 2010, E fektivitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Nyeri Post Operasi
Pada Anak Usia Sekolah Di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Faucet Jgordon N dan Levine J, 1994, differences in postoperative pain severity
among four ethnic groups. Journal of pain and symptom managemen
9(6)383-389
Greer,
Sarah
2007,
The
Effect
of
Music
on
Perception.http/www.hubel.sfasu.Diakses 20 November 2013.
Pain
2010,
Jenis-Jenis
Obat
<http://ishak.unpad.ac.id/?p=886>
Analgesik
Pereda
Nyeri,
Ruang Angsoka III RSUP Sanglah Denpasar, Skripsi, Stikes Wika PPNI
Bali
Primadita,A 2011, Efektivitas Intervensi Terapi Musik Klasik Terhadap Stres,
skripsi, Universitas Diponegoro.
Purwanto,edi 2012, Efek Musik Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Di Ruang Bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
Diakses
17
November
2013,
<
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/1039/1109>
Samuel,2007,http://www.fortunecity.com/skyscraper/proxy/596/imdonesia/depres
i/terapi_tanpa_obat.htm
Saryono,
2011,
Metodelogi
Penelitian
UPT.Percetakan dan penerbitan UNSOED
Keperawatan,
Purwokerto:
Sub