TUgas Perkebunan
TUgas Perkebunan
: Elfrado
NIM
: D1a014092
Mata Kuliah
Kelas
:C
Program Studi
: Agroekoteknologi
Saat ini berkebun kelapa sawit sangat digemari oleh masyarakat Indonesia
seiring dengan bertahannya harga komoditas tersebut, dalam artikel kali ini akan
di bahas keuntungan memiliki kebun kelapa sawit.
Perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh kelapa sawit (dalam hal ini
minyaknya) karena kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis, sebab
dari gaji yang ia peroleh tiap bulannya lebih dari cukup untuk menggaji karyawan
kebun
5. Harga kebun sawit selalu naik
Harga satu kavlingan kebun sawit yang usianya telah mencapai belasan
tahun bisa berharga ratusan juta rupiah seluas rata-rata empat hektar. Harga ini
akan terus naik jika harga sawit di pasaran internasional ikut naik. Jikalau pun
harga sawit turun, harga penjualan tidak akan jatuh secara drastis.
6.Kaya raya
Banyak para pegawai negeri yang sukses dengan tetap memiliki kebun
kelapa sawit ditambah dengan pekerjaan tetapnya. Atau mereka yang
menginvestasikan penghasilan dari kebun sawitnya untuk membuka bisnis yang
lain. Kombinasi ini memang penting untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu
harga sawit di pasaran internasional anjlok. Banyak para pegawai negeri yang
sudah sukses di kota membeli kebun kelapa sawit dengan salah satu alasan di atas.
Minyak kelapa sawit seperti tidak bisa hilang dari dapur masyarakat
Indonesia. Minyak ini memiliki manfaat dan mujarap yang perlu Anda ketahui.
Di Indonesia, minyak kelapa sawit biasanya digunakan untuk menggoreng
makanan. Tak hanya untuk urusan masak-memasak, minyak yang diperoleh dari
buah pohon kelapa sawit ini juga dimanfaatkan dalam bidang industri. Yaitu untuk
pembuatan kosmetik, sabun, pasta gigi, lilin, pelumas, dan tinta. Dan ternyata,
minyak yang sering kali disebut sebagai minyak sayur ini mengandung lemak
jenuh dan tak jenuh, vitamin E, beta-karoten, serta diduga memiliki efek
antioksidan. Kelebihan minyak kelapa sawit dari segi medis antara lain yaitu:
2. Perlindungan otak
Dalam sebuah studi, peneliti menemukan bahwa tocotrienol (jenis
vitamin E yang ditemukan secara alami dalam minyak kepala sawit), diduga
dapat melindungi otak dari perkembangan lesi pulpa alba (lesi materi putih)
dan kelainan yang terlihat atau terdeteksi pada tes pencitraan otak. Lesi
pulpa alba dianggap sebagai manifestasi penyakit pembuluh darah serebral
(otak), sebagai gambaran berbagai derajat penuaan saraf dan kerusakan
jaringan otak. Terlihatnya lesi pulpa alba dalam suatu tes otak sering kali
menjadi pertanda meningkatnya risiko stroke, penyakit Alzheimer, dan
penyakit Parkinson pada seseorang.
4. Munculnya hama migran baru yang sangat ganas karena jenis hama
baru ini akan mencari habitat baru akibat kompetisi yang keras dengan
fauna lainnya. Ini disebabkan karena keterbatasan lahan dan jenis
tanaman akibat monokulturasi.
5. Pencemaran yang diakibatkan oleh asap hasil dari pembukaan lahan
dengan cara pembakaran dan pembuangan limbah, merupakan caracara perkebunan yang meracuni makhluk hidup dalam jangka waktu
yang lama. Hal ini semakin merajalela karena sangat terbatasnya
lembaga (ornop) kemanusiaan yang melakukan kegiatan tanggap
darurat kebakaran hutan dan penanganan Limbah.
6. Terjadinya konflik horiziontal dan vertikal akibat masuknya
perkebunan kelapa sawit. sebut saja konflik antar warga yang menolak
dan menerima masuknya perkebunan sawit dan bentrokan yang terjadi
antara masyarakat dengan aparat pemerintah akibat sistem perijinan
perkebunan sawit.
7. Selanjutnya, praktek konversi hutan alam untuk pembangunan
perkebunan kelapa sawit seringkali menjadi penyebab utama bencana
alam seperti banjir dan tanah longsor
Dampak negatif terhadap lingkungan menjadi bertambah serius karena
dalam prakteknya pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak hanya terjadi
pada kawasan hutan konversi, melainkan juga dibangun pada kawasan hutan
produksi, hutan lindung, dan bahkan di kawasan konservasi yang memiliki
ekosistem yang unik dan mempunyai nilai keanekaragaman hayati yang tinggi
(Manurung, 2000; Potter and Lee, 1998).
Bagi alam sekitar dampak yang timbul, meliputi deforestasi (penurunan
secara kualitas dan kuantitas sejumlah areal hutan), hilangnya habitat dan
spesies tertentu, dan peningkatan yang signifikan dalam gas rumah kaca
(emisi) akibat melepasnya karbon yang berlebih dari tanaman kelapa sawit .
Penurunan secara kualitas dapat ditinjau dari rusaknya kesuburan tanah akibat
penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan serta berkelanjutan.
Sedangkan secara kuantitas berkurangnya hutan alam karena alih fungsi hutan
menjadi perkebunan kelapa sawit. Karena berkurangnya hutan alam sehingga
ekosistem keanekaragaman hayati juga terganggu. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut, yaitu mengurangi
penggunaan bahan pestisida dalam memberantas gulma dan hama serta
mengurangi pupuk kimia dengan diimbangi pupuk organik agar kesuburan
tanah tetap terjaga.