Disusun Oleh :
Nama
NIM
: 121.11.1002
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN
Laporan ini kami selesaikan untuk memenuhi persyaratan dan menyelesaikan
Praktikum Toksikologi Lingkungan
Di Laboratorium Teknik Lingkungan Institut Sains dan Teknologi Akprind
Yogyakarta
(.....................)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum
Toksikologi lingkungan ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik
dorongan semangat, bantuan materil, maupun bantuan pencarian data yang
dibutuhkan, maka dari itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bpk. Purnawan.ST.M,Eng selaku Kepala Laboratorium Lingkungan IST
Akprind Yogyakarta.
2. Bpk. Nur Rohman selaku asisten Laboran Lingkungan IST Akprind
Yogyakarta.
3. Mba Fika Hidayati selaku asisten Laboran Lingkungan IST Akprind
Yogyakarta.
4. Semua pihak yang telah sangat membantu namun tidak dapat saya sebutkan di
sini satu per satu.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran
yang membangun tentu sangat diharapkan. Besar harapan saya dari penyusunan
laporan ini dapat diterima dengan baik, serta dapat memberikan wawasan yang
bermanfaat bagi saya dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN........................................................................1
I.1.
Tujuan.............................................................................................................1
I.2.
I.3.
Cara Kerja.......................................................................................................1
I.4.
Hasil................................................................................................................1
PERCOBAAN I ..........................................................................................................11
UJI TOKSISITAS........................................................................................................11
II.1. Dasar Praktikum................................................................................................11
II.2. Tujuan Praktikum.............................................................................................11
II.3. Isi Praktikum.....................................................................................................11
II.4. Alat dan Bahan.................................................................................................11
II.5. Cara Kerja.........................................................................................................12
PERCOBAAN II.13
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR B3 LABORATORIUM........................................13
III.1. Dasar Praktikum..............................................................................................13
III.2. Tujuan Praktikum............................................................................................13
III.3. Isi Praktikum...................................................................................................14
III.4. Alat dan Bahan................................................................................................15
III.5. Cara Kerja.......................................................................................................16
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN.......................................................17
KESIMPULAN........................................................................................................17
Daftar Tabel
Table 1. alat dan bahan................................................................................................10
Table 2.Tabel 3.1 Hasil pengukuran kekeruhan pada penambahan tawas...................17
Table 3.Hasil Uji Pendahuluan Limbah Baku.............................................................22
Table 4.regresi linear...................................................................................................23
Table 5.Hasil Uji Pendahuluan Hasil Olahan..............................................................24
Table 6.Hasil Uji Sesungguhnya Limbah Baku...........................................................38
Table 7.Hasil Uji Sesungguhnya Hasil Olahan...........................................................39
Table 8.I. Tabel Lampiran Parameter Air Limbah Sebelum Dan Setelah Pengolahan
43
Table 9.II.1. Tabel COD............................................................................................43
Table 10.II.2. Tabel Phospat.....................................................................................44
Table 11.II.3. Tabel SS..............................................................................................45
Table 12.II.4. Tabel TDS..........................................................................................45
Table 13.III. Tabel Lampiran Uji Penadahuluan Limbah Baku..............................46
Table 14.III.1. Tabel Lampiran Uji Pendahuluaan Hasil Olahan..............................48
Table 15.IV. Tabel Lampiran Uji Sesungguhnya Limbah Baku............................50
Table 16.IV.1. Tabel Lampiran Uji Sesungguhnya Hasil Olahan.............................51
I.1.
Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengenal spesifikasi alat dan bahan dalam
laboratorium Teknik lingkungan untuk praktikum toksikologi
2. Agar mahasiswa mampu
I.3.
Cara Kerja
Tercantum di data.
I.4.
No
1
Nama Alat
Spectrofotometer
Fungsi
Penggunaan
Spektrofotometer
Cahaya
berfungsi sebagai
mengukur transmitas
pada
contoh yang
sinar
dinyatakan dalam
dipantulkan
fungsi panjang
gelombang.
(manokromatik
suatu
masuk
medium
akan
Turbidimeter
a.
Menyimpan
sample
Sebelum
alat
pengukuran
dengan
menyesuaikan
memutar
pengatur
tombol
hingga
nilai
Setelah
itu
sample
pada
turbidimeter,
Pengaduk Rpm
Pengaduk rpm
berfungsi sebagai
pengaduk bahanbahan analisa
1. Klik tombol On
2. Atur rpm yang
dikehendaki
Magnetik Stirer
Magnetik
untuk
suatu
stirer
berfungsi
menghomogenkan
larutan
dengan
pengadukan
Memasukan
batang
magnet
dan
memasukannya
larutan
dalam
ditempat
Erlenmeyer
Cukup jelas
DO Meter
DO meter berfungsi
Colori Meter
a. Menghidupkan alat
sesuai dengan
prosedur
b. Mengisi kuvet
sample sel dengan
10 mL sample
c. Memasukan 1 ampul
phos ver 3 phospat
powder pillow dan
gajok sampai
homogen
d. Mengisi sample sel
kedua dengan 10mL
sample
e. Setelah colori meter
mengeluarkan signal
masukan botol
blangko pada sel
holder dan tutup
f. Setelan muncul
angka 0 kemudian
ganti botol blangko
dengan botol sample
kemudian tutup dan
tekan read maka
pada layar akan
muncul PO 4
g. Ulangi hingga
semua sample
diperiksa
COD Reaktor
Cara kerja :
a. Masing-masing
cuvet yang berisi
sample dan blanko
ditambahkan kalium
dikromatik
b. Dikocok
lalu
dimasukan ke dalam
COD reaktor selama
2 jam
c. Dilakukan
pembacaan pada DR
2000 setelah 2 jam
d. Catat pembacaan
BOD Meter
oleh
bakteri
a. Memasukan
pada
probe
beakerglass
yang
berisi
itu
air
akan
muncul
angka
besarnya
kadar
Pipet
mengambil
pada
waktu
sample
pemeriksaan
pipet
mempunyai
sample
ukur
bermacam
Kertas Ph
a) Kertas
dimasukkan
kedalam sample
komparator,
pH
merupakan nilai pH
elektronika.
Aquarium
meter
pH
12
pH
Cukup jelas
13
Timbangan
bahan
pada
media.
Maupun
perbuatan
sample
makanan.
-
Piringan
bagian
kiri
Timbangan kodok
timbang
Piringan
diberi
bagian
bahan
kaca
sedikit
Spatula
tengah skala.
Cukup jelas
membantu
dalam
bahan
makanan
sample dll.
15
Pengaduk gelas
Cukup jelas
16
Beckerglass
ditengah
Cukup jelas
piala
terdapat
berbagai
17
Gelas ukur
Cukup jelas
mengukur
volume
18
Tabung Reaksi
Digunakan
untuk -
sudah
diinokulasi
dengan
sample
memasukkan ke sample
ke dalam tabung reaksi.
19
Jerigen
Jerigen
berfungsi
untuk -
Cukup jelas
pada
proses
praktikum
20
selama
tabung
reaksi
melakukan
Cukup jelas
pemeriksaan.
reaksi
biool
Rak
tabung
dilengkapi
dengan
lubang
10,12,20
dan
sebanyak
24
lubang
Penangas
(magnetic Merupakan
stiker )
alat
sekaligugs
digunakan
pemanas pengaduk,
pada
saat
yang
media
sample
yang
adanya
tombol stir.
induksi
Penangas
magnetic,
BGLB
pemeriksaan
coliform
pada
dan
berisi
27
Tetapi
diputar
bila
hanya
dengan
stir
dan
hat
PERCOBAAN I
UJI TOKSISITAS
I.1
Dasar Praktikum
Teknologi yang terus berkembang di Indonesia banyak membutuhkan
sarjana sarjana yang mampu mengembangkan diri untuk menangani
masalah pencemaran lingkungan serta cara cara mengatasinya.
10
I.2
Tujuan Praktikum
Umum
Khusus
I.3.
Isi Praktikum
Fisik :
Suhu air
Warna air
Bau air
Transparansi
Biologis :
Mortalitas
Aktivitas dan pola berenang
Frekuensi pernafasan
Warna tubuh atau squama
I.4
Puntius javanicus
Tilapia nilotica
Ukuran panjang badan ikan yang terkecil disbanding ikan yang
terbesar tidak lebih dari 1:1,5 pada umumnya hewan uji untuk
perlakuan paling tidak 100 ekor.
2. Bahan pencemar yang digunakan dapat dipilih :
Limbah industry Laundry
Limbah industry minyak
Limbah industry kertas
Limbah industry kulit
Limbah industry kimia
(sebelum digunakan harus dinetralkan telebih dahulu dengan
3.
I.5
Cara Kerja
I.1.
Kesimpulan
Proses aklimatisasi kurang efektif karena pada akuarium terlalu
banyak ikannya sehingga banyak ikan yang mati kekurangan oksigen
terlarut.
12
PERCOBAAN II
Dasar Praktikum
Laboratorium merupakan salah satu sumber penghasil
limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani
secara benar. Sumber limbah antara lain dari : bahan kimia
kadaluwarsa, bahan habis pakai maupun , bahan kimia hasil
proses maupun analisa hasil kegiatan praktikum atau penelitian.
Limbah laboratorium masuk kategori limbah B-3 apabila
tidak dilakukan penanganan dan dibuang akan memberikan
dampak terhadap lingkungan.
Khusus
Isi Praktikum
13
f. Timbangan
g. Erlenmeyer
h. Stopwatch
i. Kertas pH
2. Bahan yang digunakan :
a. Limbah laboraturium
b. NaOH
c. Tawas (koagulan)
d. Air kran
Cara Kerja
Pengolahan limbah laboratorium dengan metode jar test untuk uji
pendahuluan
1. Menampung limbah sebelum pengolahan dan menghitung volume bak
koagulasi guna menghitung jumlah limbah yang akan diolah.
2. Membuat larutan NaOH 1% dan tawas 1% sesuai kebutuhan.
3. Menambahkan NaOH 1% untuk mengatur pH hingga mencapai pH 10,
dengan mencatat jumlah penambahan NaOH.
4. Menyiapkan beaker glass sebanyak 11 buah dengan mengisikan air limbah
sebelum pengolahan sebanyak 500 ml pada tiap-tiap beaker glass dan
menambahkan tawas dengan variabel yang berbeda-beda, mulai dari 0 ml
s.d. 10 ml pada masing-masing tabung dengan selisih 1 ml.
5. Melakukan pengadukan cepat 500 rpm selama 1 menit dan pengadukan
lambat 200 rpm selama 2 menit.
6. Dengan perlakuan yang sama melakukan terhadap 9 sampel yang telah
diberi tawas dengan variabel yang berbeda-beda.
7. Setelah melakukan pengadukan lambat, sampel didiamkan selama
beberapa saat.
8. Mengamati pembentukan flok untuk menentukan dosis optimum secara
kasat mata. Jika tidak terlihat secara kasat mata, maka melakukan
14
III.1.
Hasil
15
III.5.1
variasi tawas
pH
Kekeruhan
1 ml
5,9
2 ml
1,95
3 ml
4 ml
1,6
5 ml
0,9
pH limbah = 8
pH + NaOH = 10
Dosis optimal NaOH 1 % = 2 ml
Dosis optimal tawas 4% = 3 ml
Dosis optimal superflok 0,2% = 1 ml
Volume limbah = 1517 liter
1517 l
200 ml
Kebutuhan NaOH 1% =
l
Kebutuhan tawas 4% =
1517 l
200 ml
l
Kebutuhan superflok 0,2% =
x 2 ml = 15,17 = 12,17
x 3 ml = 22,755.=17,755
1517 l
200 ml
x 1 ml = 7,585 l
Debit 70 ml/det
kelomp
ragam
mortalitas
16
jumlah mortalitas
ok
kontrol
pra 10%
pra20%
pra 30%
pra 40%
pra 50 %
pra 60%
pra 70%
pra 80%
pra 90%
pra
100%
post
10%
post
20%
post
30%
post
40%
post
50%
post
60%
post
70%
post
80%
post
90%
post
100%
III.2.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
48
3
1
2
1
0
1
2
3
1
2
72
3
2
4
1
1
1
3
5
2
2
96
3
2
4
2
1
1
3
5
3
2
3
2
4
2
1
1
3
5
3
2
Pembahasan
Pada uji jartest di dapatkan hasil yang optimal, penambahan tawas
pada masing-masing beacker glass dalam waktu sekitar 5 menit sudah
menunjukkan hal yang signifikan secara kasat mata, sehingga tidak perlu
mengukur dengan turbidimeter. Setelah di dapatkan hasil yang optimal,
17
III.3.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan analisa pengolahan limbah cair laboraturium
dengan metode jar test dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil Optimal pada jar test untuk tawas adalah pada penambahan 9
mL/500 mL air limbah.
2. Kebutuhan Tawas 1% adalah sebanyak 27 Liter.
3. Kebutuhan NaOH 1% adalah 3 Liter.
PERCOBAAN IV
IV.1.
Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti dan mampu melakukan uji pendahuluan dalam
penelitian toksikologi.
18
IV.2.
Dasar Teori
Penelitian toksikologi lingkungan bertujuan untukdapat melihat
perjalanan serta perubahan toksik di lingkungan.Dimulai dari sumber,
perjalanan di lingkungan, efek paparan terhadap lingkungan meliputi
mikroorganisme, tumbuhan, hewan, termasuk manusia, serta fisik kimia
toksikan.
Uji pendahuluan dalam penelitian toksikologi dilakukan untuk
mencari konsentrasi air limbah atau kandungan toksik yang mematikan 50 %
ikan uji. Pengujian dilakukan dengan sistem statis dan selama pengujian tidak
diberikan aerasi. Pengamatan dilakukan mulai 6 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam,
dan 96 jam. Dalam setiap pengamatan dicatat jumLah ikan uji yang mati
( termasuk gerakan dan warna sisik ikan yang hidup dibandingkan dengan
kontrol ).
LC 50 merupakan besarnya kadar atau dosis yang dalam kondisi
spesifik menyebabkan mortalitas separuh jumLah populasi.
IV.3.
19
2.
3.
4.
5.
IV.4.
Air kran
NaOH
Tawas
Ikan
Cara Kerja
1. Mengambil sample utuk diuji jartest, sehingga diketahui konsentrasi koagulan
optimal untuk mengolah lmbah cair laboraturium.
2. Setelah diketahui, membuat jumLah koagulan (tawas) dan NaOH sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan untuk mengolah limbah laboratuium.
3. Memasukkan koagulan dan NaOH pada kolam koagulasi flokulasi.
4. Selesai proses koagulas flokulasi, limbah di alirkan dengan waktu tinggal 10
jam.
5. Mengambil sample air limbah cair sebelum diolah (pre) dan sesudah di olah
(post).
6. Menyiapkan aquarium sebanyak 22 buah, 11 buah untuk perlakuan air
sebelum di olah, dan 11 untuk perlakuan setelah diolah.
7. Menghitung LC 50 pada waktu 96 jam. Didapatkan hasil LC 50 untuk
pengolahan limbah sebelum diolah adalah 51 % - 60 %. Sedangkan untuk
proses limbah sesudah di olah di dapatkan hasil LC 50, 66% - 75 %.
8. Mengisi aquarium dengan air limbah dan air sumur sesuai dengan konsentrasi
yang tertera, yaitu misalnya pada perlakuan limbah sebelum diolah didapatkan
LC 50 ; 51 % - 60 %, sehingga 11 aquarium yang sudah disediakan diisi
dengan 51 % air limbah atau 5,1 liter, dan 4,9 liter sisanya air sumur, begitu
seterusnya hingga konsentrasi 60 %. 1 aquarium terakhir diisi dengan 100 %
atau 10 liter air limbah sebelum diolah, yang berperan sebagai kontrol.
9. Mengisi aquarium dengan air limbah dan air sumur sesuai dengan konsentrasi
yang tertera, pada perlakuan limbah setelah diolah didapatkan LC 50 ; 66 % 750 %, sehingga 11 aquarium yang sudah disediakan diisi dengan 66 % air
limbah atau 6,6 liter, dan 3,4 liter sisanya air sumur, begitu seterusnya hingga
konsentrasi 75 %. 1 aquarium terakhir diisi dengan 100 % atau 10 liter air
limbah setelah diolah, yang berperan sebagai control.
10. Setelah semua aquarium terisi air, langkah selanjutnya mengisi masingmasing aquarium dengan 10 ekor ikan yang sudah di aklimatisasi.
20
11. Memeriksa kondisi ikan setiap hari hingga hari ke-4 dan mencatat perubahan
atau kondisi ikan pada masing-masing aquarium.
12. Memeriksa karakteristik air limbah baik sesudah pengolahan maupun sebelum
diolah, parameter yang di periksa meliputi : pH, TDS, SS, COD, BOD, DO,
phospat, kekeruhan.
IV.5.
Tabel Hasil
Konsentrasi (%)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
550
0 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
72 jam
40
80
10
100
0
100
0
0
10
30
0
370
96 jam
40
80
10
100
10
100
10
0
10
30
0
390
Konsentrasi (%)
probit
(x)
96 jam
0
40
10
80
20
10
30
100
40
10
50
100
60
10
70
0
80
10
90
30
100
0
550
390
Table 4.regresi linear
(y)
4,75
5,84
3,72
7,33
3,72
7,33
3,72
0
3,72
4,48
0
44,61
19117,39
Regresi atas
121000
Regresi bawah
b=
0,157995
a=
-3,85
x=
56,01 %
22
x2
0
100
400
900
1600
2500
3600
4900
6400
8100
10000
38500
xy
0
58,4
74,4
219,9
148,8
366,5
223,2
0
297,6
403,2
0
1792
IV.6.
Tabel Hasil
0 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Konsentrasi (%)
(x)
72 jam
30
0
0
10
10
10
0
10
20
10
0
100
probit
96 jam
(y)
23
x2
xy
96 jam
50
0
0
10
10
10
0
10
30
10
0
130
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
550
IV.7.
50
0
0
10
10
10
0
10
30
10
0
130
5
0
0
3,72
3,72
3,72
0
3,72
4,48
3,72
0
28,08
14821,92
Regresi atas
121000
Regresi bawah
b=
0,122495
a=
-3,55
x=
70,08 %
0
100
400
900
1600
2500
3600
4900
6400
8100
10000
38500
0
0
0
111,6
148,8
186
0
260,4
358,4
334,8
0
1400
Pembahasan
Pada percobaan uji sesungguhnya praktikum toksikologi kali ini, dapat
di lihat bahwa keadaan ikan atau kondisi ikan mengalami perubahan setelah
ditambahkan bahan pencemar yaitu limbah cair laboraturium sesuai dengan
perhitungan LC 50. Baik pada limbah sebelum diolah maupun sesudah diolah,
morfologi ikan mengalami perubahan, bahkan banyak ditemui ikan yang mati
bukan pada kolam-kolam yang berisi limbah cair sebelum diolah, tetapi pada
limbah cair sesudah diolah. Mungkin karena adanya beberapa faktor yang
24
IV.8.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. LC50 96 jam dari air limbah baku adalah 56,01%
2. LC50 96 jam dari air limbah yang sudah diolah adalah 70,08%
IV.1.
25
V.1.
Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat melakukan uji jar test sebelum melakukan
pengolahan limbah cair dengan metode koagulasi flokulasi.
2. Agar mahasiswa mengetahui cara menentukan dosis yang akan digunakan
pada suatu limbah untuk diperlakukan dengan koagulasi flokulasi.
V.2.
Dasar Teori
Banyak cara atau teknologi pengolahan pengolahan air limbah (waste
water treatment) baik dengan pengolahan secara biologis, chemis, maupun
hanya secara fisik. Ketiga cara pengolahan tersebut masing masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Untuk itu dalam penentuan proses atau teknik
pengolahan, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,diantaranya :
1. Karakteristik air limbah ( air baku )
2. Kualitas effluent atau hasil pengolahan yang diinginkan
3. Luas lahan yang tersedia
4. Biaya yang tersedia
26
V.3.
9. Tawas
10. NaOH
11. Aquadest
V.4.
Cara Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Melakukan pemeriksaan pH awal limbah cair laboratorium kimia IST
AKPRIND menggunakan kertas pH.
3. Mengisi beakerglass dengan limbah cair laboratorium kimia sebanyak 10
tabung dengan volume 500 mL.
4. Mambuat larutan tawas dengan konsentrasi XXX % dan larutan NaOH
dengan konsentrasi 1%.
5. Menambahkan larutan NaOH 1 % kedalam limbah cair laundry sehingga
limbah cair lab kimia mencapai pH 9.
6. Menambahkan larutan tawas sebanyak 1 10 mL ke dalam limbah cair lab
kimia.
7. Melakukan pengadukan cepat dengan menggunakan pengaduk rpm
dengan kecepatan 500 rp selama 1 menit dan pengadukan lambat 200 rpm
selama 2 menit.
8. Setelah pengadukan selanjutnya didiamkan selama 5 menit.
9. Setelah 5 menit dilihat secara kasat mata dosis yang paling efektif untuk
digunakan pada proses pengolahan limbah cair lab kimia. Dilihat dengan
penambahan tawar berapa mL air imbahnya lebih jernih.
10. Setelah dapat dosisnya maka dibuat dosis sebenarnya yang akan
digunakan untuk mengolah limbah cair lab kimia dengan cara mengetahui
28
V.4.2
1. Mengambil sampel air yang akan diukur sebanyak 40cc dengan erlenmyer
2. Menambahkan MnSO4 sebanyak 8 tetes dan digoyang secara perlahan
3. Menambahkan larutan KOH-KI 8 tetes hingga terbentuk endapan coklat.
4. Memberi larutan H2SO4 pekat 0,5 cc, perlahan melewati dinding
erlenmyer, menggoyangkan sehingga endapan coklat yang terjadi hilang
dan berubah warna menjadi kuning
5. Menambahkan air sampel hingga volume 50 cc dan didiamkan kira-kira
10-15 menit
6. Memindah sampel erlenmyer yang lebih besar dan menitrasi dengan
Na2S2O3 hingga warna berubah menjadi kuning jerami (kuning pucat)
29
30
9. Mencatat dan mematikan alat dengan menekan tombol off, mencuci cuvet
dan mengeringkan dengan tisu
V.4.4
V.4.5
V.4.6
31
V.5.
Hasil Analisa.
Jar test:
8 mL; 8,5 mL; 9 mL; 9,5 mL, 10 mL.
Paling optimal = 10 mL/500mL ; NaOH 1,5mL/500mL
32
V.6.
Pembahasan.
Pada uji jartest di dapatkan hasil yang optimal, penambahan tawas
pada masing-masing beacker glass dalam waktu sekitar 5 menit sudah
menunjukkan hal yang signifikan secara kasat mata, sehingga tidak perlu
mengukur dengan turbidimeter. Setelah di dapatkan hasil yang optimal,
baru\lah membuat koagulan (tawas) dan NaOH untuk mengolah limbah di
IPAL laboraturium.
V.7.
Kesimpulan.
Dari hasil praktikum dan analisa pengolahan limbah cair laboraturium
dengan metode jar test dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil optimal jar test dosis tawas adalah 10 mL/500 mL
2. Kebutuhan tawas untuk pengolahan limbah Lab Kimia IST AKPRIND
adalah 30 Liter.
3. Kebutuhan NaOH untuk pengolahan limbah Lab Kimia IST AKPRIND
adalah 4,569 Liter.
33
MATA ACARA VI
VI.1.
Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengerti dan melakukan percobaan pada uji
sesungguhnya.
2. Agar mahasiswa dapat mengerti dan melakukan percobaan pada uji
sesungguhnya dengan perhitungan LC 50 .
VI.2.
Dasar Teori
Penelitian toksikologi lingkungan bertujuan untuk dapat melihat
perjalanan serta perubahan toksik di lingkungan. Dimulai dari sumber,
perjalanan di lingkungan, efek paparan terhadap lingkungan meliputi
mikroorganisme, tumbuhan, hewan, termasuk manusia, serta fisik kimia
toksikan.
34
VI.4.
Cara Kerja
1. Mengambil sample utuk diuji jartest, sehingga diketahui konsentrasi
koagulan optimal untuk mengolah lmbah cair laboraturium.
2. Setelah diketahui, membuat jumLah koagulan (tawas) dan NaOH sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan untuk mengolah limbah laboratuium.
3. Memasukkan koagulan dan NaOH pada kolam koagulasi flokulasi.
4. Selesai proses koagulas flokulasi, limbah di alirkan dengan waktu tinggal
10 jam.
5. Mengambil sample air limbah cair sebelum diolah (pre) dan sesudah di
olah (post).
35
VI.5.
Tabel Hasil
Konsentrasi (%)
0
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
555
96 jam
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
10
24 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
probit(y)
0
0
0
0
0
3,72
0
0
0
0
0
3,72
0,338181818
x =
b=
a=
0 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Hari ke-(%)
48 jam
72 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
50,45454545
b. x
0,006711409
-0,000439292
37
x2
0
2601
2704
2809
2916
3025
3136
3249
3364
3481
3600
30885
xy
0
0
0
0
0
204,6
0
0
0
0
0
204,6
96 jam
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
10
y=5
y=a+bx
5 = - 0,00044 +(0,006711*x)
x=
745,065455
Jadi LC50 96 jam dari uji sesungguhnya air sebelum olahan/limbah baku adalah
750%. Sehingga tidak dapat diklasifikasikan pada praktikum yang dilakukan.
0 jam
24 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
96 jam
0
0
0
0
10
20
10
20
Hari ke-(%)
48 jam 72 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
probit(y)
0
0
0
0
3,72
4,16
3,72
4,16
38
x2
0
4356
4489
4624
4761
4900
5041
5184
96 jam
0
0
0
0
10
20
10
20
0
0
0
60
xy
0
0
0
0
256,68
291,2
264,12
299,52
0
0
0
0
10
20
10
20
0
0
0
60
73
74
75
705
0
0
0
60
y =
x =
b=
a=
0
0
0
15,76
5329
5476
5625
49785
0
0
0
1111,52
1,432727273
64,09090909
0,02235775
b. x
y=5
y=a+bx
-0,000201234
5 = - 0,00044 +(0,006711*x)
x=
223,645102
Jadi LC50 96 jam dari air hasil olahan adalah 223,6%. Sehingga tidak dapat
diklasifikasikan pada praktikum yang telah dilakukan.
VI.7. Pembahasan
Pada percobaan uji sesungguhnya praktikum toksikologi kali ini, dapat
di lihat bahwa keadaan ikan atau kondisi ikan mengalami perubahan setelah
ditambahkan bahan pencemar yaitu limbah cair laboraturium sesuai dengan
perhitungan LC 50. Baik pada limbah sebelum diolah maupun sesudah diolah,
morfologi ikan mengalami perubahan, bahkan banyak ditemui ikan yang mati
bukan pada kolam-kolam yang berisi limbah cair sebelum diolah, tetapi pada
limbah cair sesudah diolah. Mungkin karena adanya beberapa faktor yang
menyebabkan percobaan pada uji sesungguhnya tidak mendapatkan hasil yang
memuaskan.
39
VI.8. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan perhitungan yang terlah dilakukan maka:
1. LC50 96 jam uji sesungguhnya limbah baku adalah 745%. Ini dikarenakan
proses aklimatisasinya yang kurang efektif dan ada kesalahan perhitungan
di awal saat menentukan LC50 uji pendahuluan.
2. LC50 96 jam uji sesungguhnya limbah hasil olahan adalah 223,6%. Ini juga
dikarenakan proses aklimatisasi yang kurang efektif dan kesalahan
perhitungan di awal untuk menentukan LC50 pada uji pendahuluan.
40
LAMPIRAN
Table 8.I.
Pengolahan
I.
Parameter
1
2
3
Dissolve Oxygen(DO)
Suhu (oC)
Suspended Solid(SS)
Total Dissolved
4
5
Solid(TDS)
Kekeruhan
207 ppm
3,15 NTU
28,6 ppm
0,5 NTU
PO4 (Fosfat)
0,68
0,54
II.
Table 9.II.1.
Tabel COD
Kadar COD
Setelah
Kadar COD
Pengolahan
51%
52%
53%
( mg/L )
0
31
0
Pengolahan
66%
67%
68%
( mg/L )
0
49
10
41
8
12
31
7
23
0
64
0
69%
70%
71%
72%
73%
74%
75%
0%
0
131
17
55
43
0
55
32
Sebelum
Kadar
Setelah
Kadar Phospat
Pengolahan
51%
52%
53%
54%
55%
56%
57%
58%
59%
60%
0%
Phospat(mg/L)
23,4
1,88
1,58
1,22
1,85
2,75
1,94
1,4
1,81
2,25
2,75
Pengolahan
66%
67%
68%
69%
70%
71%
72%
73%
74%
75%
0%
(mg/L)
1,15
1,09
0,02
0
0
2,75
2,75
1,59
2,75
2,75
1,08
54%
55%
56%
57%
58%
59%
60%
0%
Table 10.II.2.
Tabel Phospat
Table 11.II.3.
Tabel SS
II.3. Tabel SS
Sebelum
Pengolahan
51%
Setelah
SS ( mg/L )
1
42
Pengolahan
66%
SS ( mg/L )
2
52%
53%
54%
55%
56%
57%
58%
59%
60%
0%
Table 12.II.4.
1
9
5
1
3
4
9
0
3
3
67%
68%
69%
70%
71%
72%
73%
74%
75%
0%
2
6
1
4
3
3
0
0
12
5
Tabel TDS
Table 13.III.
III.
Setelah
TDS ( ppm )
269
264
268
264
269
277
258
254
248
264
296
Pengolahan
66%
67%
68%
69%
70%
71%
72%
73%
74%
75%
0%
43
TDS ( ppm )
294
286
297
309
320
349
328
1807,5
331
348
290
44
45
46
47
48
49
50