Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

Disusun Oleh :
Nama

: LIESNA DWI ARISTO

NIM

: 121.11.1002

LABORATORIUM TEKNIK LINGKUNGAN I


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS TERAPAN
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM TEKNIK LINGKUNGAN
Laporan ini kami selesaikan untuk memenuhi persyaratan dan menyelesaikan
Praktikum Toksikologi Lingkungan
Di Laboratorium Teknik Lingkungan Institut Sains dan Teknologi Akprind
Yogyakarta

Yogyakarta, 10 Desember 2015


Mengetahui,
Kepala Laboratorium Teknik Lingkungan

Purnawan, ST., M.Eng.

(.....................)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum
Toksikologi lingkungan ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik
dorongan semangat, bantuan materil, maupun bantuan pencarian data yang
dibutuhkan, maka dari itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bpk. Purnawan.ST.M,Eng selaku Kepala Laboratorium Lingkungan IST
Akprind Yogyakarta.
2. Bpk. Nur Rohman selaku asisten Laboran Lingkungan IST Akprind
Yogyakarta.
3. Mba Fika Hidayati selaku asisten Laboran Lingkungan IST Akprind
Yogyakarta.
4. Semua pihak yang telah sangat membantu namun tidak dapat saya sebutkan di
sini satu per satu.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran
yang membangun tentu sangat diharapkan. Besar harapan saya dari penyusunan
laporan ini dapat diterima dengan baik, serta dapat memberikan wawasan yang
bermanfaat bagi saya dan pembaca.

Yogyakarta, 10 Desember 2015

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN........................................................................1
I.1.

Tujuan.............................................................................................................1

I.2.

Alat dan Bahan................................................................................................1

I.3.

Cara Kerja.......................................................................................................1

I.4.

Hasil................................................................................................................1

PERCOBAAN I ..........................................................................................................11
UJI TOKSISITAS........................................................................................................11
II.1. Dasar Praktikum................................................................................................11
II.2. Tujuan Praktikum.............................................................................................11
II.3. Isi Praktikum.....................................................................................................11
II.4. Alat dan Bahan.................................................................................................11
II.5. Cara Kerja.........................................................................................................12
PERCOBAAN II.13
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR B3 LABORATORIUM........................................13
III.1. Dasar Praktikum..............................................................................................13
III.2. Tujuan Praktikum............................................................................................13
III.3. Isi Praktikum...................................................................................................14
III.4. Alat dan Bahan................................................................................................15
III.5. Cara Kerja.......................................................................................................16
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN.......................................................17
KESIMPULAN........................................................................................................17

Daftar Tabel
Table 1. alat dan bahan................................................................................................10
Table 2.Tabel 3.1 Hasil pengukuran kekeruhan pada penambahan tawas...................17
Table 3.Hasil Uji Pendahuluan Limbah Baku.............................................................22
Table 4.regresi linear...................................................................................................23
Table 5.Hasil Uji Pendahuluan Hasil Olahan..............................................................24
Table 6.Hasil Uji Sesungguhnya Limbah Baku...........................................................38
Table 7.Hasil Uji Sesungguhnya Hasil Olahan...........................................................39
Table 8.I. Tabel Lampiran Parameter Air Limbah Sebelum Dan Setelah Pengolahan
43
Table 9.II.1. Tabel COD............................................................................................43
Table 10.II.2. Tabel Phospat.....................................................................................44
Table 11.II.3. Tabel SS..............................................................................................45
Table 12.II.4. Tabel TDS..........................................................................................45
Table 13.III. Tabel Lampiran Uji Penadahuluan Limbah Baku..............................46
Table 14.III.1. Tabel Lampiran Uji Pendahuluaan Hasil Olahan..............................48
Table 15.IV. Tabel Lampiran Uji Sesungguhnya Limbah Baku............................50
Table 16.IV.1. Tabel Lampiran Uji Sesungguhnya Hasil Olahan.............................51

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

I.1.

Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengenal spesifikasi alat dan bahan dalam
laboratorium Teknik lingkungan untuk praktikum toksikologi
2. Agar mahasiswa mampu

menggunakan alat dan bahan dalam

laboratorium Teknik lingkungan dengan baik untuk praktikum toksikologi.


3. Apabila mahasiswa telah menyelesaikan studi akan mampu merencanakan
dan mengelola laboratorium dengan baik
I.2.

Alat dan Bahan


Tercantum di data.

I.3.

Cara Kerja
Tercantum di data.

I.4.

Table Alat yang Digunakan


1. Alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi dan biologi
lingkungan untuk praktikum toksikologi.

No
1

Nama Alat
Spectrofotometer

Fungsi

Penggunaan

Spektrofotometer

Cahaya

berfungsi sebagai

maupun campuran ) jatuh

mengukur transmitas

pada

atau absorbans suatu

homogen, sebagian dari

contoh yang

sinar

dinyatakan dalam

dipantulkan

fungsi panjang
gelombang.

(manokromatik
suatu
masuk

medium
akan

Turbidimeter

Turbidimeter berfungsi untuk


mengukur tingkat kekeruhan
air

a.

Menyimpan

sample

pada botol kecil


b.

Sebelum

alat

digunakan terlebih dahulu


diset, dimana angka 0
yang tertera atau dalam
keadaan netral kemudian
lakukan

pengukuran

dengan

menyesuaikan

nilai pengukuran dengan


cara

memutar

pengatur

tombol

hingga

nilai

yang tertera pada layar


sesuai nilai standart.
c.

Setelah

itu

sample

dimasukan pada tempat


pengukuran sample yang
ada

pada

turbidimeter,

hasilnya langsung dapat


dibaca, skala pengukuran
kekeuruhan tertera pada
layar.
3

Pengaduk Rpm

Pengaduk rpm
berfungsi sebagai
pengaduk bahanbahan analisa

1. Klik tombol On
2. Atur rpm yang
dikehendaki

Magnetik Stirer

Magnetik
untuk
suatu

stirer

berfungsi

menghomogenkan
larutan

dengan

pengadukan

Memasukan

batang

magnet

dan

memasukannya
larutan

dalam
ditempat

beakerglass ) yang akan


dihomogenkan
5

Erlenmeyer

Erlen meyer berfungsi untuk

Cukup jelas

me.ngukur dan mencampur


bahan-bahan analisa

DO Meter

DO meter berfungsi

a. Probe di isi dengan

alat untuk mengukur

larutan garam tertentu

oxygen dalam air.

dan memiliki membrane


permeable yang secara
selektif mengalirkan DO
dari air menuju larutan
garam.
b.DO yang terdifusi
dalam larutan garam
mengubah potensial
listrik laruta garam,
perubahan tersebut
terbaca DO meter.

Colori Meter

Instrumen alat uji yang Cara kerja :


peka terhadap cahaya yang

a. Menghidupkan alat

mengukur berapa banyak

sesuai dengan

warna yang diserap oleh

prosedur

obyek atau subtansi titik.

b. Mengisi kuvet
sample sel dengan
10 mL sample
c. Memasukan 1 ampul
phos ver 3 phospat
powder pillow dan
gajok sampai
homogen
d. Mengisi sample sel
kedua dengan 10mL
sample
e. Setelah colori meter
mengeluarkan signal
masukan botol
blangko pada sel
holder dan tutup
f. Setelan muncul
angka 0 kemudian
ganti botol blangko
dengan botol sample
kemudian tutup dan
tekan read maka
pada layar akan
muncul PO 4
g. Ulangi hingga
semua sample

diperiksa

COD Reaktor

1. COD meter berfungsi


untuk menentukan
kandungan COD pada
sample air limbah.

Cara kerja :
a. Masing-masing
cuvet yang berisi
sample dan blanko
ditambahkan kalium
dikromatik
b. Dikocok

lalu

dimasukan ke dalam
COD reaktor selama
2 jam
c. Dilakukan
pembacaan pada DR
2000 setelah 2 jam
d. Catat pembacaan

BOD Meter

BOD meter berfungsi suatu Cara kerja :


analisa jumLah oksigen yang
dibutuhkan

oleh

bakteri

untuk menguraikan semua zat

a. Memasukan
pada

probe

beakerglass

organik yang terlarut dan

yang

berisi

sebagian zat-zat organik yang

sample yang akan

tersuspensi dalam air.

diukur kadar BOD


nya
b. Setelah

itu

air

akan

muncul

angka

besarnya

kadar

BOD air sample


10

Pipet

Pipet di gelas digunakan


untuk

mengambil

pada

waktu

sample

pemeriksaan

pipet

mempunyai

sample
ukur

bermacam

a) Sedot sample sesuai


yang diinginkan.
b) Kemudian
pindahkan

macam ukuran namaun yang


dipakai untuk pemeriksaan
sample adalah pipet ukuran
dengan ukuran 10 mL dengan
range skala 0,1 mL
11

Kertas Ph

pH meter digunakan untuk

a) Kertas

dimasukkan

sample air, pH meter dapat

kedalam sample

berupa pH paper / pH stick,

b) angka yang muncul

komparator,

pH

merupakan nilai pH

elektronika.
Aquarium

meter

memeriksa derajat keasaman

pH

12

pH

Aquarium berfungsi sebagai


wadah air untuk berjalanya
proses aklimatisasi.

Cukup jelas

13

Timbangan

Dipakai untuk menimbang -

Dibuat seimbang terlebih

bahan

pada

dahulu antara piringan

media.

Maupun

perbuatan
sample

makanan.
-

kiri dan piringan kanan.


-

Piringan

bagian

kiri

Timbangan kodok

diberi anak batu timbang

dilengkapi dengan batu

( sesuai berat kebutuhan )

timbang dan piring

timbang

Piringan
diberi

bagian
bahan

kaca
sedikit

sampai jarum penunjuk


berhenti
14

Spatula

Sendok dari bahan yang tidak -

tengah skala.
Cukup jelas

dapat lentur atau korosif.


Dibuat dari tanduk sapi atau
tempurung penyu digunakan
untuk

membantu

dalam

penimbangan bahan bahan


media,

bahan

makanan

sample dll.
15

Pengaduk gelas

Untuk mengaduk media pada -

Cukup jelas

saat pembuatan media

16

Beckerglass

gelas Untuk tempat mengukur dan -

ditengah

Cukup jelas

piala

mencampur media , becker


glass

terdapat

berbagai

ukuran dari 10 mL sampai


2000 mL

17

Gelas ukur

Untuk mengukur volume air -

Cukup jelas

serta pengenceran lain, juga


untuk

mengukur

volume

media. Ukuran gelas ukur ini


bekisar 10 mL sampai 2000
mL

18

Tabung Reaksi

Digunakan

untuk -

Untuk pemeriksaan ( oli

mengeramkan media yang

form / di tinja tambahkan

sudah

tabung durham sebelum

diinokulasi

dengan

sample

memasukkan ke sample
ke dalam tabung reaksi.

19

Jerigen

Jerigen

berfungsi

untuk -

Cukup jelas

mengangkut air sumur dan air


limbah

pada

proses

praktikum

20

Rak tabung reaksi

Dipakai untuk meletakkan tabung

selama

tabung

reaksi

melakukan

Cukup jelas

pemeriksaan.
reaksi
biool

Rak

tabung

dilengkapi

dengan

lubang

10,12,20

dan

sebanyak

24

lubang

terbuat dari kayu / stainless


steel
21

Penangas

(magnetic Merupakan

stiker )

alat

sekaligugs
digunakan

pemanas pengaduk,

pada

ke dalam becker glass

saat

yang

media

sample

dilengkapi dengan (magnet -

Bila tanpa pemanasan ,

yang biasa bergerak karena

yang

adanya

tombol stir.

induksi

Penangas

magnetic,

BGLB

pemeriksaan

coliform

pada
dan

coli tinja sample


Gayung

berisi

membuat media. Penangas ini

berfungsi untuk mengaduk.

27

Masukkan batang magnet

Untuk menakar sample yang diambil untuk pemeriksaan


plankton , terbuat dari plastic,
dengan volume 1 liter

Table 1. alat dan bahan

Tetapi

diputar
bila

hanya
dengan

pemanasan , yang diputar


tombol

stir

dan

hat

dahulu sampai membara


diatas spritus.
Cukup jelas

PERCOBAAN I

UJI TOKSISITAS

I.1

Dasar Praktikum
Teknologi yang terus berkembang di Indonesia banyak membutuhkan
sarjana sarjana yang mampu mengembangkan diri untuk menangani
masalah pencemaran lingkungan serta cara cara mengatasinya.

10

I.2

Tujuan Praktikum
Umum

: memberikan bekal keterampilan ilmiah para mahasiswa dalam

Khusus

salah satu atau cara monitoring suatu jenis pencemaran lingkungan.


: memberikan bekal keterampilan dalam menentukan toksisitas
bahan kimia atau pencemar terhadap suatu spesies hewan dan
dalam memonitor efek bahan kimia pencemar tersebut terhadap
kualitas lingkungan yang bersangkutan.

I.3.

Isi Praktikum

Menentukan toksisitas suatu jenis pencemar terhadap suatu


spesies hewan air tawar, meneliti beberapa efek sub lethalnya dan
meneliti kualitas perairan yang bersangkutan dengan parameter
parameternya yaitu :
Chemis :

Kandungan oksigen terlarut (dissolved oxygen),


Kandungan karbondioksida bebas,
Derajat keasaman (pH),
Alkalinitas
Kandungan nitrit, nitrat dan ammonia.

Fisik :
Suhu air
Warna air
Bau air
Transparansi
Biologis :
Mortalitas
Aktivitas dan pola berenang
Frekuensi pernafasan
Warna tubuh atau squama

I.4

Alat dan Bahan


1. Hewan uji, yaitu jenis ikan tertentu misalnya :
Cyprinus carpio
Tilapia mossambica peters
Osphronemus goramy
11

Puntius javanicus
Tilapia nilotica
Ukuran panjang badan ikan yang terkecil disbanding ikan yang
terbesar tidak lebih dari 1:1,5 pada umumnya hewan uji untuk
perlakuan paling tidak 100 ekor.
2. Bahan pencemar yang digunakan dapat dipilih :
Limbah industry Laundry
Limbah industry minyak
Limbah industry kertas
Limbah industry kulit
Limbah industry kimia
(sebelum digunakan harus dinetralkan telebih dahulu dengan

menambahkan NaOH atau HCL)


Jenis pencemar lain misalnya pestisida baik insektisida, herbisida,
maupun fungisida

3.

I.5

Cara Kerja

I.1.

Kesimpulan
Proses aklimatisasi kurang efektif karena pada akuarium terlalu
banyak ikannya sehingga banyak ikan yang mati kekurangan oksigen
terlarut.

12

PERCOBAAN II

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR B3 LABORATORIUM

Dasar Praktikum
Laboratorium merupakan salah satu sumber penghasil
limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani
secara benar. Sumber limbah antara lain dari : bahan kimia
kadaluwarsa, bahan habis pakai maupun , bahan kimia hasil
proses maupun analisa hasil kegiatan praktikum atau penelitian.
Limbah laboratorium masuk kategori limbah B-3 apabila
tidak dilakukan penanganan dan dibuang akan memberikan
dampak terhadap lingkungan.

I.2 Tujuan Praktikum


Umum

: memberikan pemahaman kepada mahsiswa dalam pengolahan


limbah B-3 hasil kegiatan laboratorium sebelum dibuang ke

Khusus

lingkungan sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan.


: memberikan bekal pemahaman sistem pengolahan limbah
dengan metode gabungan chemical dan biologi serta
mengetahui efektifitas sistem pengolahannya

Isi Praktikum

Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan :
a. Beacker glass
b. Jerigen
c. Magnetic stirrer
d. Penangas
e. Pengaduk Rpm

13

f. Timbangan
g. Erlenmeyer
h. Stopwatch
i. Kertas pH
2. Bahan yang digunakan :
a. Limbah laboraturium
b. NaOH
c. Tawas (koagulan)
d. Air kran

Cara Kerja
Pengolahan limbah laboratorium dengan metode jar test untuk uji
pendahuluan
1. Menampung limbah sebelum pengolahan dan menghitung volume bak
koagulasi guna menghitung jumlah limbah yang akan diolah.
2. Membuat larutan NaOH 1% dan tawas 1% sesuai kebutuhan.
3. Menambahkan NaOH 1% untuk mengatur pH hingga mencapai pH 10,
dengan mencatat jumlah penambahan NaOH.
4. Menyiapkan beaker glass sebanyak 11 buah dengan mengisikan air limbah
sebelum pengolahan sebanyak 500 ml pada tiap-tiap beaker glass dan
menambahkan tawas dengan variabel yang berbeda-beda, mulai dari 0 ml
s.d. 10 ml pada masing-masing tabung dengan selisih 1 ml.
5. Melakukan pengadukan cepat 500 rpm selama 1 menit dan pengadukan
lambat 200 rpm selama 2 menit.
6. Dengan perlakuan yang sama melakukan terhadap 9 sampel yang telah
diberi tawas dengan variabel yang berbeda-beda.
7. Setelah melakukan pengadukan lambat, sampel didiamkan selama
beberapa saat.
8. Mengamati pembentukan flok untuk menentukan dosis optimum secara
kasat mata. Jika tidak terlihat secara kasat mata, maka melakukan

14

pengamatan dengan menggunakan turbidimeter dan melihat nilai


kekeruhan yang paling kecil diantara ke 10 sampel yang diujikan dengan
metode jar test.
9. Menghitung kebutuhan masing-masing bahan kimia untuk unit Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
III.4.2 Pengolahan limbah laboratorium dengan metode koagulasi flokulasi
untuk uji pendahuluan
1. Membuat larutan NaOH 1% dan tawas 1% sesuai kebutuhan hasil
pengolahan metode jar test yang telah dilakukan.
2. Memompa limbah dari bak equalisasi ke dalam bak koagulasi sebanyak
volume yang telah ditentukan.
3. Menambahkan larutan NaOH 1% untuk menaikkan pH hingga mencapai
kondisi basa yaitu 10. Menambahkan tawas 1% sebagai koagulan.
4. Menyalakan pengaduk dengan kecepatan putaran mencapai 500 rpm
selama 5 menit, setelah itu menurunkan kecepatan putaran hingga
mencapai 200 rpm selama 10 menit, lalu mematikan pengaduk.
5. Setelah limbah laboratorium tercampur dengan NaOH dan tawas,
selanjutnya mengatur debit output untuk memasuki proses pembentukan
flok dan pendegradasian limbah dengan melewati bak sedimentasi awal,
bak biofilter aerob, bak fitoremediasi, bak sedimentasi dan bak indikator.
6. Menampung limbah yang telah diolah dengan waktu yang telah ditentukan
dari pengaturan debit output.

III.1.

Hasil

15

III.5.1

Hasil pengukuran kekeruhan pada penambahan tawas

Table 2.Tabel 3.1 Hasil pengukuran kekeruhan pada penambahan tawas


No

variasi tawas

pH

Kekeruhan

1 ml

5,9

2 ml

1,95

3 ml

4 ml

1,6

5 ml

0,9

pH limbah = 8
pH + NaOH = 10
Dosis optimal NaOH 1 % = 2 ml
Dosis optimal tawas 4% = 3 ml
Dosis optimal superflok 0,2% = 1 ml
Volume limbah = 1517 liter
1517 l
200 ml

Kebutuhan NaOH 1% =
l
Kebutuhan tawas 4% =

1517 l
200 ml

l
Kebutuhan superflok 0,2% =

x 2 ml = 15,17 = 12,17

x 3 ml = 22,755.=17,755

1517 l
200 ml

x 1 ml = 7,585 l

Debit 70 ml/det

kelomp

ragam

mortalitas

16

jumlah mortalitas

ok

kontrol
pra 10%
pra20%
pra 30%
pra 40%
pra 50 %
pra 60%
pra 70%
pra 80%
pra 90%
pra
100%
post
10%
post
20%
post
30%
post
40%
post
50%
post
60%
post
70%
post
80%
post
90%
post
100%

III.2.

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

24
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0

48
3
1
2
1
0
1
2
3
1
2

72
3
2
4
1
1
1
3
5
2
2

96
3
2
4
2
1
1
3
5
3
2

3
2
4
2
1
1
3
5
3
2

Pembahasan
Pada uji jartest di dapatkan hasil yang optimal, penambahan tawas
pada masing-masing beacker glass dalam waktu sekitar 5 menit sudah
menunjukkan hal yang signifikan secara kasat mata, sehingga tidak perlu
mengukur dengan turbidimeter. Setelah di dapatkan hasil yang optimal,

17

baru\lah membuat koagulan (tawas) dan NaOH untuk mengolah limbah di


IPAL laboraturium.
Pada pengolahan limbah yang dilakukan, debit yang digunakan adalah
1 Liter/menit. Sehingga butuh waktu 24 jam proses pengolahannya. Setelah
24 jam sampel diambil untuk digunakan pada proses uji pendahuan.

III.3.

Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan analisa pengolahan limbah cair laboraturium
dengan metode jar test dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil Optimal pada jar test untuk tawas adalah pada penambahan 9
mL/500 mL air limbah.
2. Kebutuhan Tawas 1% adalah sebanyak 27 Liter.
3. Kebutuhan NaOH 1% adalah 3 Liter.

PERCOBAAN IV

PERLAKUAN DAN HASIL UJI PENDAHULUAN DAN CARA


PERHITUNGAN LC 50

IV.1.

Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti dan mampu melakukan uji pendahuluan dalam
penelitian toksikologi.

18

2. Agar mahasiswa mengerti dan mampu melakukan perhitungan LC 50


dalam uji pendahuluan.

IV.2.

Dasar Teori
Penelitian toksikologi lingkungan bertujuan untukdapat melihat
perjalanan serta perubahan toksik di lingkungan.Dimulai dari sumber,
perjalanan di lingkungan, efek paparan terhadap lingkungan meliputi
mikroorganisme, tumbuhan, hewan, termasuk manusia, serta fisik kimia
toksikan.
Uji pendahuluan dalam penelitian toksikologi dilakukan untuk
mencari konsentrasi air limbah atau kandungan toksik yang mematikan 50 %
ikan uji. Pengujian dilakukan dengan sistem statis dan selama pengujian tidak
diberikan aerasi. Pengamatan dilakukan mulai 6 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam,
dan 96 jam. Dalam setiap pengamatan dicatat jumLah ikan uji yang mati
( termasuk gerakan dan warna sisik ikan yang hidup dibandingkan dengan
kontrol ).
LC 50 merupakan besarnya kadar atau dosis yang dalam kondisi
spesifik menyebabkan mortalitas separuh jumLah populasi.

IV.3.

Alat dan Bahan


A. Alat yang digunakan :
1. Aquarium
2. Alat tulis
3. Beacker glass
4. Gayung
5. Pengaduk rpm
6. Timbangan
7. Pengangas
8. Magnetic stirrer
9. Kertas ph
10. Erlenmeyer
B. Bahan yang digunakan :
1. Air limbah laboraturium

19

2.
3.
4.
5.

IV.4.

Air kran
NaOH
Tawas
Ikan

Cara Kerja
1. Mengambil sample utuk diuji jartest, sehingga diketahui konsentrasi koagulan
optimal untuk mengolah lmbah cair laboraturium.
2. Setelah diketahui, membuat jumLah koagulan (tawas) dan NaOH sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan untuk mengolah limbah laboratuium.
3. Memasukkan koagulan dan NaOH pada kolam koagulasi flokulasi.
4. Selesai proses koagulas flokulasi, limbah di alirkan dengan waktu tinggal 10
jam.
5. Mengambil sample air limbah cair sebelum diolah (pre) dan sesudah di olah
(post).
6. Menyiapkan aquarium sebanyak 22 buah, 11 buah untuk perlakuan air
sebelum di olah, dan 11 untuk perlakuan setelah diolah.
7. Menghitung LC 50 pada waktu 96 jam. Didapatkan hasil LC 50 untuk
pengolahan limbah sebelum diolah adalah 51 % - 60 %. Sedangkan untuk
proses limbah sesudah di olah di dapatkan hasil LC 50, 66% - 75 %.
8. Mengisi aquarium dengan air limbah dan air sumur sesuai dengan konsentrasi
yang tertera, yaitu misalnya pada perlakuan limbah sebelum diolah didapatkan
LC 50 ; 51 % - 60 %, sehingga 11 aquarium yang sudah disediakan diisi
dengan 51 % air limbah atau 5,1 liter, dan 4,9 liter sisanya air sumur, begitu
seterusnya hingga konsentrasi 60 %. 1 aquarium terakhir diisi dengan 100 %
atau 10 liter air limbah sebelum diolah, yang berperan sebagai kontrol.
9. Mengisi aquarium dengan air limbah dan air sumur sesuai dengan konsentrasi
yang tertera, pada perlakuan limbah setelah diolah didapatkan LC 50 ; 66 % 750 %, sehingga 11 aquarium yang sudah disediakan diisi dengan 66 % air
limbah atau 6,6 liter, dan 3,4 liter sisanya air sumur, begitu seterusnya hingga
konsentrasi 75 %. 1 aquarium terakhir diisi dengan 100 % atau 10 liter air
limbah setelah diolah, yang berperan sebagai control.
10. Setelah semua aquarium terisi air, langkah selanjutnya mengisi masingmasing aquarium dengan 10 ekor ikan yang sudah di aklimatisasi.
20

11. Memeriksa kondisi ikan setiap hari hingga hari ke-4 dan mencatat perubahan
atau kondisi ikan pada masing-masing aquarium.
12. Memeriksa karakteristik air limbah baik sesudah pengolahan maupun sebelum
diolah, parameter yang di periksa meliputi : pH, TDS, SS, COD, BOD, DO,
phospat, kekeruhan.

IV.5.

Tabel Hasil

Table 3.Hasil Uji Pendahuluan Limbah Baku

Konsentrasi (%)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
550

0 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Hari ke- (%)


24 jam
48 jam
20
30
0
60
10
10
0
80
0
0
0
100
0
0
0
0
10
10
20
20
0
0
60
310

21

72 jam
40
80
10
100
0
100
0
0
10
30
0
370

96 jam
40
80
10
100
10
100
10
0
10
30
0
390

Konsentrasi (%)

probit

(x)
96 jam
0
40
10
80
20
10
30
100
40
10
50
100
60
10
70
0
80
10
90
30
100
0
550
390
Table 4.regresi linear

(y)
4,75
5,84
3,72
7,33
3,72
7,33
3,72
0
3,72
4,48
0
44,61

19117,39

Regresi atas

121000

Regresi bawah

b=

0,157995

a=

-3,85

x=

56,01 %

22

x2
0
100
400
900
1600
2500
3600
4900
6400
8100
10000
38500

xy
0
58,4
74,4
219,9
148,8
366,5
223,2
0
297,6
403,2
0
1792

IV.6.

Tabel Hasil

Table 5.Hasil Uji Pendahuluan Hasil Olahan


Hasil Uji Pendahuluan Hasil Olahan
Konsentrasi (%)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
550

Hari ke- (%)


24 jam 48 jam
0
10
0
0
0
0
10
10
0
10
10
10
0
0
10
10
0
0
0
0
0
0
30
50

0 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Konsentrasi (%)
(x)

72 jam
30
0
0
10
10
10
0
10
20
10
0
100

probit
96 jam

(y)

23

x2

xy

96 jam
50
0
0
10
10
10
0
10
30
10
0
130

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
550

IV.7.

50
0
0
10
10
10
0
10
30
10
0
130

5
0
0
3,72
3,72
3,72
0
3,72
4,48
3,72
0
28,08

14821,92

Regresi atas

121000

Regresi bawah

b=

0,122495

a=

-3,55

x=

70,08 %

0
100
400
900
1600
2500
3600
4900
6400
8100
10000
38500

0
0
0
111,6
148,8
186
0
260,4
358,4
334,8
0
1400

Pembahasan
Pada percobaan uji sesungguhnya praktikum toksikologi kali ini, dapat
di lihat bahwa keadaan ikan atau kondisi ikan mengalami perubahan setelah
ditambahkan bahan pencemar yaitu limbah cair laboraturium sesuai dengan
perhitungan LC 50. Baik pada limbah sebelum diolah maupun sesudah diolah,
morfologi ikan mengalami perubahan, bahkan banyak ditemui ikan yang mati
bukan pada kolam-kolam yang berisi limbah cair sebelum diolah, tetapi pada
limbah cair sesudah diolah. Mungkin karena adanya beberapa faktor yang

24

menyebabkan percobaan pada uji sesungguhnya tidak mendapatkan hasil yang


memuaskan.

IV.8.

Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. LC50 96 jam dari air limbah baku adalah 56,01%
2. LC50 96 jam dari air limbah yang sudah diolah adalah 70,08%

IV.1.

25

V.1.

Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat melakukan uji jar test sebelum melakukan
pengolahan limbah cair dengan metode koagulasi flokulasi.
2. Agar mahasiswa mengetahui cara menentukan dosis yang akan digunakan
pada suatu limbah untuk diperlakukan dengan koagulasi flokulasi.

V.2.

Dasar Teori
Banyak cara atau teknologi pengolahan pengolahan air limbah (waste
water treatment) baik dengan pengolahan secara biologis, chemis, maupun
hanya secara fisik. Ketiga cara pengolahan tersebut masing masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Untuk itu dalam penentuan proses atau teknik
pengolahan, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,diantaranya :
1. Karakteristik air limbah ( air baku )
2. Kualitas effluent atau hasil pengolahan yang diinginkan
3. Luas lahan yang tersedia
4. Biaya yang tersedia

Keempat faktor tersebut sangat mempengaruhi dalam pemilihan teknologi


pengolahan air limbah.
Pada praktikum kali ini dilakukan pengolahan limbah cair lab kimia
dengan proses pengolahan Jar Test. Salah satu langkah penting dalam
pengolahan limbah cair lab kimia adalah dengan menghilangkan partikel
partikel kecil dan koloid dengan ukuran 1 10 um. Air limbah yang memiliki
partikel kecil dan koloid dapat dianggap stabil karena :
1. Partikel ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu relative singkat.

26

2. Partikel tersebut tidak menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang


lebih besar dan berat karena muatan elektris pada permukaan partikel
adalah standart (biasanya negatif), sehingga ada repulasi elektrostatis
antara partikel satu dengan yang lain.
Untuk itu, mengurangi atau meniadakan partikel koloid dilakukan proses
Koagulasi Flokulasi dengan penambahan bahan koagulant dan flokulan.
Penambahan tersebut dimaksutkan agar terjadi proses distabilisasi partikel
koloid dan pembesaran inti flok sehingga partikel partikel menjadi lebih
besar dan lebih cepat mengendap. Jenis koagulant yang sering dipakai
adalah tawas, Ferro Sulfat, Ferri Chloride, Poly Aluminium Chloride,
Poly Elektrolit dan lain sebagainya. Selain penambahan bahan tersebut
diperlukan juga pengadukan untuk mempercepat terbentuknya inti flok.
Inti flok ini akan menarik partikel koloid menjadi lebih besar dan akhirnya
akan mengendap. Untuk itu, dilakukan uji pendahuluan atau uji Jar Test
untuk mengetahui takaran atau ukuran optimal penambahan koagulant
yang akan dipakai pada pengolahan lanjut limbah cair lab kimia dengan
Koagulasi Flokulasi.

V.3.

Alat dan Bahan


1. Turbidimeter
2. Spectrofotometer
3. Erlenmeyer
4. Beakerglass
5. Pengaduk rpm
6. Magnetic stirrer
7. Kertas pH
8. Limbah cair industri
27

9. Tawas
10. NaOH
11. Aquadest

V.4.

Cara Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Melakukan pemeriksaan pH awal limbah cair laboratorium kimia IST
AKPRIND menggunakan kertas pH.
3. Mengisi beakerglass dengan limbah cair laboratorium kimia sebanyak 10
tabung dengan volume 500 mL.
4. Mambuat larutan tawas dengan konsentrasi XXX % dan larutan NaOH
dengan konsentrasi 1%.
5. Menambahkan larutan NaOH 1 % kedalam limbah cair laundry sehingga
limbah cair lab kimia mencapai pH 9.
6. Menambahkan larutan tawas sebanyak 1 10 mL ke dalam limbah cair lab
kimia.
7. Melakukan pengadukan cepat dengan menggunakan pengaduk rpm
dengan kecepatan 500 rp selama 1 menit dan pengadukan lambat 200 rpm
selama 2 menit.
8. Setelah pengadukan selanjutnya didiamkan selama 5 menit.
9. Setelah 5 menit dilihat secara kasat mata dosis yang paling efektif untuk
digunakan pada proses pengolahan limbah cair lab kimia. Dilihat dengan
penambahan tawar berapa mL air imbahnya lebih jernih.
10. Setelah dapat dosisnya maka dibuat dosis sebenarnya yang akan
digunakan untuk mengolah limbah cair lab kimia dengan cara mengetahui

28

volume bak koagulasi pada pengolahan limbah tersebut dan didapatkan


dosis yang akan digunakan untuk pengolahan limbah.
V.4.1 Pemeriksaan COD limbah cair laboratorium sebelum dan sesudah
pengolahan
1. Menyiapkan vial dalam tabung reaksi yang tersusun atas 1 ml K2Cr2O7
0,25 N + sepucuk sendok (1 mg) HgSO4 + 3 ml H2SO4 pro COD
2. Memasukkan 2 ml sampel kedalam vial yang telah tersedia
3. Mencampur hingga homogen
4. Memanaskan dengan menggunakan COD reaktor pada suhu 150C selama
2 jam
5. Mendinginkan hingga suhu kamar 28C
6. Memeriksa dengan spectrofotometer DR 890

V.4.2

Pemeriksaan DO limbah cair laboratorium sebelum dan sesudah


pengolahan

1. Mengambil sampel air yang akan diukur sebanyak 40cc dengan erlenmyer
2. Menambahkan MnSO4 sebanyak 8 tetes dan digoyang secara perlahan
3. Menambahkan larutan KOH-KI 8 tetes hingga terbentuk endapan coklat.
4. Memberi larutan H2SO4 pekat 0,5 cc, perlahan melewati dinding
erlenmyer, menggoyangkan sehingga endapan coklat yang terjadi hilang
dan berubah warna menjadi kuning
5. Menambahkan air sampel hingga volume 50 cc dan didiamkan kira-kira
10-15 menit
6. Memindah sampel erlenmyer yang lebih besar dan menitrasi dengan
Na2S2O3 hingga warna berubah menjadi kuning jerami (kuning pucat)

29

7. Menetesi dengan indikator amylum sebanyak 8 tets hingga warna berubah


menjadi biru
8. Kemudian titrasi dilanjutkan dengan Na2S2O3 hingga warna biru tepat
hilang
9. Mencatat volume (jumlah skala) titran yang digunakan :
a. DO = Jumlah skala x 0,05 ppm (untuk mikroburet yang skala 100)
b. DO = Jumlah skala x 0,04 ppm (untuk mikroburet yang skala 80)

V.4.3 Pemeriksaan phospat limbah cair laboratorium sebelum dan sesudah


pengolahan
1. Menekan tombol PRGM >> PRINT >> ENTER
2. Mengisi cuvet sampel cell dengan 10 ml sampel
3. Memasukkan 1 ampul Phos ver 3 Phospate powder pillow dan mengkocok
sampai homogen selama 15 detik
4. Kemudian menekan tombol TIMER CE >> ENTER. Waktu 2 menit
adalah waktu yang diperlukan terjadinya reaksi secara sempurna untuk
dapat memunculkan komplemen warna
5. Mengisi sampel cell kedua dengan 10 ml sampel
6. Setelah spektrofotometer mengeluarkan signal dan pada layar muncul ...
mg/l PO4 selanjutnya memasukkan botol blangko pada cell holder dan
tutup.
7. Menekan tombol ZERO. Pada layar akan muncul 0,00 mg/l PO4 kemudian
mengganti botol blangko dengan botol sampel kemudian tutup dan tekan
tombol READ.
8. Pada layar akan muncul kadar PO4 dalam mg/l

30

9. Mencatat dan mematikan alat dengan menekan tombol off, mencuci cuvet
dan mengeringkan dengan tisu

V.4.4

Pemeriksaan kekeruhan limbah cair laboratorium sebelum dan


sesudah pengolahan

1. Menyalakan turbidimeter dan menyiapkan sampel.


2. Memasukkan sampel kedalam cuvet dan menyamakan dengan blangko
3. Mengatur skala dengan melihat tabel blangko yang akan digunakan
4. Memasukkan blangko dan tutup, kemudian mengatur skala sesuai tabel
5. Mengganti blangko dengan cuvet sampel dan tutup
6. Membaca hasil pergerakkan jarum yang terbaca
7. Mencatat hasil yang terbaca

V.4.5

Pemeriksaan TDS limbah cair laboratorium sebelum dan sesudah


pengolahan

1. Menghidupkan alat TD meter


2. Membersihkan elektrode dengan menggunakan aquades
3. Kemudian memasukkan elektrode kedalam sampel
4. Melihat dan mencatat skala dan suhu yang terbaca

V.4.6

Pemeriksaan SS limbah cair laboratorium sebelum dan sesudah


pengolahan

1. Menyalakan spektrofotometer DR 2000 dengan menekan tombol power


2. Mengatur methode dengan menekan tombol method >> program >> enter

31

3. Mengatur panjang gelombang sesuai yang ditunjukkan oleh layar


4. Memasukkan aquadest kedalam cuvet sebagai blangko, dan memasukkan
blangko kedalam spektrofotometer tutup dan menekan tombol zero
5. Kemudian mengganti blangko dengan sampel yang telah dimasukkan
kedalam cuvet lain dan tutup tekan tombol read tunggu beberapa saat
6. Membaca hasil yang tertera pada layar

V.5.

Hasil Analisa.
Jar test:
8 mL; 8,5 mL; 9 mL; 9,5 mL, 10 mL.
Paling optimal = 10 mL/500mL ; NaOH 1,5mL/500mL

Perhitungan Jar Tes :


Limbah yang akan diolah 1523 liter
Debit pengolahan :
1523 liter/ 24 jam
= 63,5 L/jam
= 63.500 mL/jam
= 1058,3 mL/menit
Kebutuhan tawas dan NaOH 1 % untuk Jar Tes
Tawas
: 6 gram / 60 mL
NaOH
: 1,5 gram / 15 mL
Hasil optimal dosis tawas dan NaOH ( Jar Tes ) :
Tawas : 10 mL / 500 mL = 20 mL / 1000 mL
= 20 mL / 1 L
NaOH : 1,5 mL/ 500mL = 3 mL/ 1 L
Kebutuhan tawas dan NaOH untuk pengolahan limbah :
Tawas
= 1523 L x 20 mL/L
= 30.460 mL
= 30 L
NaOH
= 1532 L x 3 mL/L
= 4,569 L

32

V.6.

Pembahasan.
Pada uji jartest di dapatkan hasil yang optimal, penambahan tawas
pada masing-masing beacker glass dalam waktu sekitar 5 menit sudah
menunjukkan hal yang signifikan secara kasat mata, sehingga tidak perlu
mengukur dengan turbidimeter. Setelah di dapatkan hasil yang optimal,
baru\lah membuat koagulan (tawas) dan NaOH untuk mengolah limbah di
IPAL laboraturium.

V.7.

Kesimpulan.
Dari hasil praktikum dan analisa pengolahan limbah cair laboraturium
dengan metode jar test dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil optimal jar test dosis tawas adalah 10 mL/500 mL
2. Kebutuhan tawas untuk pengolahan limbah Lab Kimia IST AKPRIND
adalah 30 Liter.
3. Kebutuhan NaOH untuk pengolahan limbah Lab Kimia IST AKPRIND
adalah 4,569 Liter.

33

MATA ACARA VI

PERLAKUAN DAN HASIL UJI SESUNGGUHNYA DAN CARA


PERHITUNGAN LC 50

VI.1.

Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengerti dan melakukan percobaan pada uji
sesungguhnya.
2. Agar mahasiswa dapat mengerti dan melakukan percobaan pada uji
sesungguhnya dengan perhitungan LC 50 .

VI.2.

Dasar Teori
Penelitian toksikologi lingkungan bertujuan untuk dapat melihat
perjalanan serta perubahan toksik di lingkungan. Dimulai dari sumber,
perjalanan di lingkungan, efek paparan terhadap lingkungan meliputi
mikroorganisme, tumbuhan, hewan, termasuk manusia, serta fisik kimia
toksikan.

34

Uji sesungguhnya merupakan kelanjutan dari uji pendahuluan.


Misalnya dari uji pendahuluan di dapatkan LC 50 96 jam terletak pada
interval konsentrasi 20 % sampai 30 %, maka interval konsentrasi yang
digunakan pada uji sesungguhnya 0, 2 %, 2,25 %, 2,5 %, 2,75 %, 3 %.
LC 50 merupakan besarnya kadar atau dosis yang dalam kondisi
spesifik menyebabkan mortalitas separuh jumLah populasi.
VI.3.

Alat dan Bahan


A. Alat yang digunakan
1. Aquarium
2. Alat tulis
3. Beacker glass
4. Gayung
5. Pengaduk rpm
6. Timbangan
7. Pengangas
8. Magnetic stirrer
9. Kertas ph
10. Erlenmeyer
B. Bahan yang digunakan
1. Air limbah laboraturium
2. Air kran
3. NaOH
4. Tawas
5. Ikan

VI.4.

Cara Kerja
1. Mengambil sample utuk diuji jartest, sehingga diketahui konsentrasi
koagulan optimal untuk mengolah lmbah cair laboraturium.
2. Setelah diketahui, membuat jumLah koagulan (tawas) dan NaOH sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan untuk mengolah limbah laboratuium.
3. Memasukkan koagulan dan NaOH pada kolam koagulasi flokulasi.
4. Selesai proses koagulas flokulasi, limbah di alirkan dengan waktu tinggal
10 jam.
5. Mengambil sample air limbah cair sebelum diolah (pre) dan sesudah di
olah (post).
35

6. Menyiapkan aquarium sebanyak 22 buah, 11 buah untuk perlakuan air


sebelum di olah, dan 11 untuk perlakuan setelah diolah.
7. Menghitung LC 50 pada waktu 96 jam. Didapatkan hasil LC 50 untuk
pengolahan limbah sebelum diolah adalah 51 % - 60 %. Sedangkan untuk
proses limbah sesudah di olah di dapatkan hasil LC 50, 66% - 75 %.
8. Mengisi aquarium dengan air limbah dan air sumur sesuai dengan
konsentrasi yang tertera, yaitu misalnya pada perlakuan limbah sebelum
diolah didapatkan LC 50 ; 51 % - 60 %, sehingga 11 aquarium yang sudah
disediakan diisi dengan 51 % air limbah atau 5,1 liter, dan 4,9 liter sisanya
air sumur, begitu seterusnya hingga konsentrasi 60 %. 1 aquarium terakhir
diisi dengan 100 % atau 10 liter air limbah sebelum diolah, yang berperan
sebagai control.
9. Mengisi aquarium dengan air limbah dan air sumur sesuai dengan
konsentrasi yang tertera, pada perlakuan limbah setelah diolah didapatkan
LC 50 ; 66 % - 750 %, sehingga 11 aquarium yang sudah disediakan diisi
dengan 66 % air limbah atau 6,6 liter, dan 3,4 liter sisanya air sumur,
begitu seterusnya hingga konsentrasi 75 %. 1 aquarium terakhir diisi
dengan 100 % atau 10 liter air limbah setelah diolah, yang berperan
sebagai kontrol.
10. Setelah semua aquarium terisi air, langkah selanjutnya mengisi masingmasing aquarium dengan 10 ekor ikan yang sudah di aklimatisasi.
11. Memeriksa kondisi ikan setiap hari hingga hari ke-4 dan mencatat
perubahan atau kondisi ikan pada masing-masing aquarium.
12. Memeriksa karakteristik air limbah baik sesudah pengolahan maupun
sebelum diolah, parameter yang di periksa meliputi : pH, TDS, SS, COD,
BOD, DO, phospat, kekeruhan.

VI.5.

Tabel Hasil

Table 6.Hasil Uji Sesungguhnya Limbah Baku


Hasil Uji Sesungguhnya Limbah Baku
36

Konsentrasi (%)
0
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
555

Konsentrasi (%) (x)


0
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
555

96 jam
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
10

24 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

probit(y)
0
0
0
0
0
3,72
0
0
0
0
0
3,72

0,338181818

x =
b=
a=

0 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Hari ke-(%)
48 jam
72 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10

50,45454545
b. x

0,006711409
-0,000439292

37

x2
0
2601
2704
2809
2916
3025
3136
3249
3364
3481
3600
30885

xy
0
0
0
0
0
204,6
0
0
0
0
0
204,6

96 jam
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
10

y=5
y=a+bx

5 = - 0,00044 +(0,006711*x)
x=
745,065455
Jadi LC50 96 jam dari uji sesungguhnya air sebelum olahan/limbah baku adalah
750%. Sehingga tidak dapat diklasifikasikan pada praktikum yang dilakukan.

VI.6. Tabel Hasil


Table 7.Hasil Uji Sesungguhnya Hasil Olahan
Hasil Uji Sesungguhnya Hasil Olahan
Konsentrasi (%)
0
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
705

Konsentrasi (%) (x)


0
66
67
68
69
70
71
72

0 jam

24 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

96 jam
0
0
0
0
10
20
10
20

Hari ke-(%)
48 jam 72 jam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10

probit(y)
0
0
0
0
3,72
4,16
3,72
4,16
38

x2
0
4356
4489
4624
4761
4900
5041
5184

96 jam
0
0
0
0
10
20
10
20
0
0
0
60

xy
0
0
0
0
256,68
291,2
264,12
299,52

0
0
0
0
10
20
10
20
0
0
0
60

73
74
75
705

0
0
0
60

y =
x =

b=
a=

0
0
0
15,76

5329
5476
5625
49785

0
0
0
1111,52

1,432727273
64,09090909
0,02235775

b. x

y=5
y=a+bx

-0,000201234

5 = - 0,00044 +(0,006711*x)
x=

223,645102

Jadi LC50 96 jam dari air hasil olahan adalah 223,6%. Sehingga tidak dapat
diklasifikasikan pada praktikum yang telah dilakukan.

VI.7. Pembahasan
Pada percobaan uji sesungguhnya praktikum toksikologi kali ini, dapat
di lihat bahwa keadaan ikan atau kondisi ikan mengalami perubahan setelah
ditambahkan bahan pencemar yaitu limbah cair laboraturium sesuai dengan
perhitungan LC 50. Baik pada limbah sebelum diolah maupun sesudah diolah,
morfologi ikan mengalami perubahan, bahkan banyak ditemui ikan yang mati
bukan pada kolam-kolam yang berisi limbah cair sebelum diolah, tetapi pada
limbah cair sesudah diolah. Mungkin karena adanya beberapa faktor yang
menyebabkan percobaan pada uji sesungguhnya tidak mendapatkan hasil yang
memuaskan.

39

Hasil perhitungan LC50 pada uji sesungguhnya ini juga dipengaruhi


karena pada saat memasukkan ikan untuk uji sesungguhnya ikaannya kurang.
Sehingga ditambahkan ikan yang baru.

VI.8. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan perhitungan yang terlah dilakukan maka:
1. LC50 96 jam uji sesungguhnya limbah baku adalah 745%. Ini dikarenakan
proses aklimatisasinya yang kurang efektif dan ada kesalahan perhitungan
di awal saat menentukan LC50 uji pendahuluan.
2. LC50 96 jam uji sesungguhnya limbah hasil olahan adalah 223,6%. Ini juga
dikarenakan proses aklimatisasi yang kurang efektif dan kesalahan
perhitungan di awal untuk menentukan LC50 pada uji pendahuluan.

40

LAMPIRAN

Table 8.I.
Pengolahan
I.

Tabel Lampiran Parameter Air Limbah Sebelum Dan Setelah

Tabel Lampiran Parameter Air Limbah Sebelum Dan Setelah


Pengolahan
No

Parameter

Limbah Cair Laboratorium


Sebelum
Sesudah
5,3 ppm
6 ppm
28,6 oC
28,5 oC
407 mg
2 mg

1
2
3

Dissolve Oxygen(DO)
Suhu (oC)
Suspended Solid(SS)
Total Dissolved

4
5

Solid(TDS)
Kekeruhan

207 ppm
3,15 NTU

28,6 ppm
0,5 NTU

PO4 (Fosfat)

0,68

0,54

II.

Lampiran Parameter Air Setelah Digunakan, Uji Sesungguhnya

Table 9.II.1.

Tabel COD

II.1. Tabel COD


Sebelum

Kadar COD

Setelah

Kadar COD

Pengolahan
51%
52%
53%

( mg/L )
0
31
0

Pengolahan
66%
67%
68%

( mg/L )
0
49
10

41

8
12
31
7
23
0
64
0

69%
70%
71%
72%
73%
74%
75%
0%

0
131
17
55
43
0
55
32

Sebelum

Kadar

Setelah

Kadar Phospat

Pengolahan
51%
52%
53%
54%
55%
56%
57%
58%
59%
60%
0%

Phospat(mg/L)
23,4
1,88
1,58
1,22
1,85
2,75
1,94
1,4
1,81
2,25
2,75

Pengolahan
66%
67%
68%
69%
70%
71%
72%
73%
74%
75%
0%

(mg/L)
1,15
1,09
0,02
0
0
2,75
2,75
1,59
2,75
2,75
1,08

54%
55%
56%
57%
58%
59%
60%
0%

Table 10.II.2.

Tabel Phospat

II.2. Tabel Phospat

Table 11.II.3.

Tabel SS

II.3. Tabel SS
Sebelum
Pengolahan
51%

Setelah
SS ( mg/L )
1

42

Pengolahan
66%

SS ( mg/L )
2

52%
53%
54%
55%
56%
57%
58%
59%
60%
0%

Table 12.II.4.

1
9
5
1
3
4
9
0
3
3

67%
68%
69%
70%
71%
72%
73%
74%
75%
0%

2
6
1
4
3
3
0
0
12
5

Tabel TDS

II.4. Tabel TDS


Sebelum
Pengolahan
51%
52%
53%
54%
55%
56%
57%
58%
59%
60%
0%

Table 13.III.
III.

Setelah
TDS ( ppm )
269
264
268
264
269
277
258
254
248
264
296

Pengolahan
66%
67%
68%
69%
70%
71%
72%
73%
74%
75%
0%

Tabel Lampiran Uji Penadahuluan Limbah Baku

Tabel Lampiran Uji Penadahuluan Limbah Baku

43

TDS ( ppm )
294
286
297
309
320
349
328
1807,5
331
348
290

44

Table 14.III.1. Tabel Lampiran Uji Pendahuluaan Hasil Olahan


III.1. Tabel Lampiran Uji Pendahuluaan Hasil Olahan

45

46

Table 15.IV. Tabel Lampiran Uji Sesungguhnya Limbah Baku


IV.

Tabel Lampiran Uji Sesungguhnya Limbah Baku

47

48

Table 16.IV.1. Tabel Lampiran Uji Sesungguhnya Hasil Olahan


IV.1. Tabel Lampiran Uji Sesungguhnya Hasil Olahan

49

50

Anda mungkin juga menyukai