S
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STRUK HEMOROGIK
UNIT ICU RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN
Disusun oleh :
Nama : Jamilatun Masumah
NIM : A01301773
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA NY.S
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN : STRUK
HEMOROGIK
UNIT ICU RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN
Telah Disyahkan
Pada Tanggal :
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Muttaqin, 2008).
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah di otak dan kemudian merusaknya (M. Adib, 2009).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di
otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke
hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri
venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun
bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria
Artiani, 2009).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu
jenis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak
sehingga darah tidak dapat mengalir secara semestinya yang menyebabkan
otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan kelumpuhan.
C. Manifestasi Klinis
1. Defisit lapang pandang ( pengelihatan )
a. Hemonimus, hemianopsia ( kehilangan setengah lapang pengelihatan )
Tidak menyadari orang atau objek di tempat kehilangan pengelihatan.
b. Kehilangan pengelihatan perifer
Kesulitan melihat pada malam hari
c. Diplopia
Penglihatan ganda
2. Defisit motorik
a. Hemiparesis
Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama
b. Hemiplegia
Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama ( karena lesi pada
hemisfer yang berlawanan )
c. Ataksia
Berjalan tidak mantap, tegak.
d. Disartia
Kesulitan dalam membentuk kata.
e. Disfagia
Kesulitan dalam menelan.
3. Defisit sensorik
a. Parestesia ( terjadi pada sistem berlawanan dari lesi )
Kebas dan kesemutan pada bagian tubuh
4. Defisit verbal
a. Afasia ekspresif
Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami
b. Afasia reseptif
Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tapi
tidak masuk akal.
5. Defisit Kognitif
a. Kehilangan memori jangka pendek dan panjang.
b. Penurunan lapang perhatian.
c. Perubahan penilaian
6. Defisit emosional
a. Kehilangan kontrol diri.
b. Depresi, menarik diri.
c. Perasaan isolasi.
( Brunner, 2002; 2135 2136 )
D. Pathway
E. Patofisiologi
Ada dua bentuk CVA bleeding
1) Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa
arteri
di
ruang
subarakhnoid.
Vasospasme
ini
dapat
F. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran
darah ke otak terhambat
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke
otak
3. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan
kerusakan neurovaskuler
4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
Intervensi
Ketidakefektifan
Setelah
Perfusi jaringan
tindakan
serebral b.d
keperawatan selama
aliran darah ke
jam,
1. Monitor ukuran,
otak terhambat.
diharapkan
suplai
dengan
1. Nyeri
kepala
vertigo berkurang
sampai
bentuk pupil
2. Monitor tingkat kesadaran
klien
3. Monitir tanda-tanda vital
4. Monitor keluhan nyeri
kriteria hasil:
Circulation status
dengan
hilang
2. Berfungsinya
saraf dengan baik
3. Tanda-tanda vital
terhadap pengobatan
6. Hindari aktivitas jika TIK
meningkat
7. Observasi kondisi fisik
klien
Terapi oksigen
stabil
4. Intake dan output 1. Bersihkan jalan nafas dari
24 jam seimbang
sekret
2. Pertahankan jalan nafas
tetap efektif
3. Berikan oksigen sesuai
intruksi
4. Monitor aliran oksigen,
kanul oksigen dan sistem
humidifier
5. Beri penjelasan kepada
klien tentang pentingnya
pemberian oksigen
6. Observasi tanda-tanda
hipo-ventilasi
7. Monitor respon klien
terhadap pemberian
oksigen
8. Anjurkan klien untuk tetap
memakai oksigen selama
aktifitas dan tidur
Kerusakan
Setelah dilakukan
komunikasi
tindakan
membantu memahami /
verbal b.d
keperawatan selama
memahamkan
penurunan
3 x 24 jam,
sirkulasi ke otak
diharapkan klien
mampu untuk
berkomunikasi lagi
dengan kriteria hasil:
1. Dapat menjawab
pertanyaan yang
diajukan perawat
2. Dapat mengerti
dan memahami
pesan-pesan
melalui gambar
3. Dapat
mengekspresikan
dari / ke klien
2. Dengarkan setiap ucapan
klien
dengan
perhatian
3. Gunakan
penuh
kata-kata
sederhana
dan
pendek
klien
untuk
mengulang kata-kata
5. Berikan arahan / perintah
yang
sederhana
setiap
perasaannya
Lakukan speech-language
secara verbal
maupun
dengan klien
nonverbal
3
Defisit perawatan
Setelah dilakukan
1. Kaji
diri; mandi,
tindakan
berpakaian,
keperawatan selama
makan,
3x 24 jam,
diharapkan
kebutuhan mandiri
klien terpenuhi,
dengan kriteria hasil:
Self care activity of
daily living
kamampuan
klien
untuk
alat-alat
bantu
dalam
makan,
mandi,
hingga
klien
1. Klien
dapat
makan
dengan
bantuan
orang
lain / mandiri
2. Klien
dapat
mandi
aktivitas
normal
sesuai
kemampuannya
5. Libatkan keluarga dalam
pemenuhan
kebutuhan
de-ngan
bantuan
orang
lain
3. Klien
dapat
memakai pakaian
dengan
bantuan
orang
lain
mandiri
4. Klien
dapat
toileting
dengan
bantuan alat
4
Kerusakan
Setelah dilakukan
tindakan
kerusakan
keperawatan selama
neurovas-kuler
3x24 jam,
sehat
2. Ajarkan
diharapkan klien
klien
rentang
untuk
gerak
dapat melakukan
pergerakan fisik
toleransi nyeri
3. Topang ekstrimitas dengan
dengan kriteria
hasil :
bantal
untuk
mencegah
Mobility level
1. Tidak
1. Ajarkan
terjadi
kontraktur
dan footdrop
2. Pasien
berpartisipasi
otot
dengan
tahapan
kemampuan klien
5. Motivasi klien
dan
untuk
dalam
latihan
3. Pasien mencapai
keseimbangan
saat duduk
4. Pasien
mampu
menggunakan sisi
tubuh yang tidak
sakit
untuk
kompensasi
hilangnya fungsi
pada
sisi
yang
parese/plegi
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central
jaringan otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa
diselamatkan, tindakan awal difokuskan untuk menyelematkan sebanyak
mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan aliran darah
yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan
frekuensi) serta tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi
kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a. Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan
pada fase akut.
b. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik/emobolik.
c. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
4. Penatalaksanaan Pembedahan
seperti
hipertensi,
diabetes
dan
penyakit
DAFTAR PUSTAKA