Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
Minggu, 20 Juni 2010
Pelaksana Akademik Mata Kuliah Umum (PAMU) UIEU menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan bagi
calon wisudawan/wati UIEU pada Kamis, 5 April 2007. Acara ini secara rutin diadakan setiap bulan April
dan
Oktober
sebelum
hari
Wisuda
dilaksanakan.
Dalam pelatihan ini diharapkan peserta dapat memahami bagaimana cara memulai sebuah usaha,
megapa harus memulai usaha mandiri, apa saja yang harus disiapkan, faktor keberhasilan usaha,
bagaimana menjalin hubungan relasi bisnis, dan banyak lagi kemampuan dan pengetahuan bisnis. Sesi
pertama memberikan materi tentang Creativity and Business Idea yang disampaikan oleh Era
Soekamto. Sedangkan sesi yang kedua adalah tentang Intrapreneur dan Entrepreneur yang dibawakan
oleh Rene seorang wirausaha pemilik Restaurant Dixie dan Mahi Mahi. Ilmu dan pengalaman yang
dimiliki oleh para trainer dapat memberikan inspirasi dan motivasi peserta dalam berwirausaha, karena
dengan menjadi wirausaha berarti bisa membuka lapangan pekerjaan, sehingga dapat turut serta
mengurangi masalah pengangguran.
Pelatihan Kewirausahaan
Pelatihan Kewirausahaan Disnakertranduk Propinsi Jawa Timur
Dalam rangka menyongsong perdagangan bebas ASEAN tahun 2015 yang tinggal
menghitung bulan. Dinas tenaga kerja propinsi Jawa Timur mengadakan pelatihan
dengan tema Mempersiapkan Manusia Unggul Dibidang Kewirausahaan untuk
Menyongsong Asean Trading di Hotel Mustika Kabupaten Tuban. Pelatihan ini di
selenggarakan oleh UPT. Pelatihan Kependudukan Disnakertranduk Propinsi Jawa
Timur berkerjasama dengan Mustika Hotel sebagai penyedia konsumsi dan tempat
pelaksanaan pelatihan untuk wilayah Tuban.
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 3 september
sampai dengan tanggal 5 september 2014. Dimana setiap hari pelatihan ini dihadiri
oleh 100 peserta yang berasal dari seluruh kabupaten Tuban, baik wanita mapun
laki-laki, bahkan beberapa peserta mengajak pula anak-anak mereka selama
mengikuti pelatihan.
Pada hari pertama pelatihan seluruh peserta diminta untuk mengisi blangko data diri
oleh
panitia
penyelenggara
untuk
kelengkapan
data
administrasi.
Sebagai
tidak
diharapkan
dikemudian
hari.
Ini
adalah
pelatihan
ke
yang
diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur di Hotel Mustika Tuban.
2.
3.
4.
Kesiapan penduduk Jawa Timur Dalam Menhadapi pasar Bebas dalam rangka
membangun penduduk prospektif berkelanjutan.
5.
Atas
kepercayaan
dan
kerjasamanya
kami
seluruh
jajaran
Management
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
A.
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Potensi negara kepulauan ini sangat besar. Melihat potensi tersebut, khususnya generasi
muda. Jumlah generasi muda sangat besar sekitar 80 juta daru usia 15 sampai 35 tahun.
Paradigma pemuda masih ingin bekerja, padahal lapangan pekerjaan semakin sulit. Pada
tahun 1998 terjadi krisis ekonomi yang besar, oleha karena mulai muncul trend untuk
wirausaha. Sebagian besar pemuda Indonesia menjadi wirausaha, namun adanya
pemahaman yang kurang pas terhadap kewirausahaan. Faktor penyebab ketidakinginan
menjadi wirausaha adalah merasa tidak mempunyai modal, merasa tidak berbakat, dan
risiko bisnis terlalu besar. Upaya menyadarkan masyarakat khususnya kelompok sasaran
potensial, seperti: mahasiswa, generasi muda perlu terus dilakukan, terutama mengenai:
modal bukan satu-satunya kunci sukses wirausaha, kesuksesan wirausaha lebih ditentukan
oleh kejelian dan keuletan wirausaha daripada bakatnya, dan risiko usaha dapat
diminimalisasi dengan cara membuat perencanaan bisnis yang baik
Pemerintah sudah melakukan upaya yang komperehensif untuk meningkatkan dan
menggalakkan kewirausahaan. Pada tahun 1995 terbitlah Instruksi Presiden Nomor 4 tahun
1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan
(GNMMK). Tindak lanjut gerakan ini cukup bergema. Seminar, lokakarya, simposium,
diskusi, sampai pelatihan kewirausahaan gaungnya begitu kuat. Pada tahun 2009, keluar
Instruksi Presiden nomor 6 terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif. Hal tersebut
menjadi landasan pengembangan kewirausahaan di bidang industri kreatif yang cukup kuat.
B.
Deskripsi
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Secara epistimologi,
kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu
proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut Thomas W. Zimmerer,
kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian dan keberanian menghadapi
resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.
Semangat, sikap, tingkah laku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau
kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan layanan yang lebih baik dan menghasilkan
keuntungan yang besar. Oleh karena itulah, kewirausahaan selalu tak terpisah dari kreativitas
dan inovasi. Inovasi tercipta karena adanya daya kreatifiitas yang tinggi.
Dalam materi training ini para peserta akan memperoleh pengetahuan tentang teori
kewirausahaan. Para peserta mampu melakukan perancangan tempat usaha, jenis usaha,
komoditi marketing plan, melaksanakan, merintis dan mengembangkan profesi wirausaha.
Peserta diberikan pembekalan berupa penanaman sikap dan perilaku sebagai seorang
wirausaha yang memiliki etika mengetahui faktor pendorong berkembangnya sebuah usaha,
serta mengetahui success and fail story dari para pengusaha di lapangan, sehingga mendorong
para peserta untuk lebih menekuni profesi sebagai pelaku wirausaha.
C.
Tujuan Pelatihan
1. Untuk menanamkan sikap dan perilaku sebagai seorang wirausaha yang memiliki etika,
mengetahui faktor pendorong berkembangnya sebuah usaha, serta mengetahui success
and fail story dari para pengusaha di lapangan, sehingga mendorong para peserta untuk
lebih menekuni profesi sebagai pelaku wirausaha.
2. Meningkatkan semangat, sikap, tingkah laku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi.
3. Untuk menciptakan sesuatu yang lain dari orang lain, dengan menggunakan waktu dan
kegiatan yang efektif dalam mencaai tujuan yang ditetapkan.
D.
Manfaat Pelatihan
Pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dijiwai oleh semangat wirausaha mandiri.
Kesiapan bekerja, berusaha, dan bermitra usaha yang dijiwai oleh semangat wirausaha.
E.
Materi Pelatihan
Membuat rencana bisnis dan etika bisnis sehingga dapat bersikap professional.
F.
G.
Methodologi
Ceramah..
Bermain peran/simulasi.
Diskusi.
Observasi/Pengamatan.
Presentasi.
Persyaratan lainnya :
Jumlah Instruktur
Jumlah Peserta
Peserta
: 2 (dua) Orang
: 20 30 Orang / Angkatan
: Wirausaha maupun Calon Wirausaha
Lama Pelatihan
Umur
Pendidikan
Biaya Pelatihan
Fasilitas
:
:
:
:
:
Alternatif Pengadaan
kelompok pengangguran terbuka sejumlah 9,5 juta, tahun 2004 sejumlah 10,8
juta, dan pada tahun 2005 sejumlah 11,27 juta. Hal ini menunjukkan
peningkatan jumlah penganggur terbuka setiap tahunnya. Sementara itu,
pertumbuhan angkatan kerja secara nasional setiap tahun bergerak meningkat
antara 2,3 juta sampai dengan 2,75 juta, dan pada tahun 2006 tercatat jumlah
angkatan kerja 106,3 juta orang (BPS, 2006).
3. Kondisi di atas berkorelasi dengan lambannya pertumbuhan ekonomi yang
rata-rata di bawah 8%, yang secara teori pertumbuhan sebesar itu tidak bisa
menyerap seluruh angkatan dan pencari kerja yang ada.
4. Akibat beberapa permasalahan tersebut, jumlah penduduk miskin di Indonesia
meningkat, yaitu dari 36,1 juta pada tahun 2004 menjadi 54 juta pada tahun
2005, dan pada tahun 2006 terdapat 108,7 juta penduduk yang rentan miskin
(world Bank, 2006).
5. Dalam percaturan dunia global, masuknya tenaga kerja dari luar Indonesia ke
dalam negeri adalah hal yang tidak dapat dibendung dengan alasan apapun.
Sebaliknya tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri harus mampu
bersaing secara ketat dengan mendemonstrasikan kemampuan professional
yang selalu dibutuhkan oleh pemberi kerja. Kondisi persaingan global tersebut
menuntut penyiapan, pembiasaan dan pendidikan yang memberikan
peningkatan sikap, mental dan kemampuan yang dibutuhkan oleh pasar kerja
internasional.
6. Salah satu usaha Pemerintah dan Bangsa Indonesia untuk memecahkan
permasalahan di atas dan mengantisipasi munculnya permasalahan ikutan
adalah menggerakkan Gerakan Nasional Kewirausahaan Pemuda (GNKP) yang
berorientasi pemberdayaan dan pengembangan ekonomi rakyat perdesaan.
Gerakan ini diyakini mampu menjadi pemecah masalah-masalah pengangguran,
kemiskinan, keterpurukan ekonomi nasional, ketidakberdayaan ekonomi rakyat,
kemandegan ekonomi perdesaan, kemarjinalan ekonomi rakyat desa, keterbatasan akses bekerja dan berusaha bagi pemuda dan masyarakat.
7. Dalam usaha menggerakkan GNKP, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Negara Pemuda dan Olahraga telah menyusun cetak biru (blue print)
pengembangan GNKP, yang antara lain berisi bahwa GNKP diarahkan untuk
membangun karakter dan budaya wirausaha di kalangan pemuda,
menanggulangi pengangguran pemuda, membuka peluang usaha dan
kesempatan kerja bagi pemuda, melembagakan usaha ekonomi pemuda yang
berdaya saing, mengubah sikap dan budaya pencari kerja menjadi pencipta
lapangan kerja, membentuk pemuda pengusaha unggul, serta meningkatkan
penghasilan, daya beli, dan kesejahteraan masyarakat.
8. Salah satu cara yang didesain untuk mempercepat operasionalisasi GNKP
adalah penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan pemuda. Pelatihan ini
dirancang untuk para pemuda agar mereka mampu mengenali keunggulan dan
kelemahan dirinya sendiri, mengembangkan keunggulan dan mengeliminasi
kelemahan yang dimilikinya, mengoptimalkan keunggulan-keunggulan lingkungannya menjadi wahana peningkatan ekonomi produktif, dan pada gilirannya
para pemuda menjadi wirausahawan tangguh dan berkecakapan hidup.
9. Selama ini telah banyak kegiatan-kegiatan kepemudaan di lapangan yang
dirancang untuk meningkatkan pendapatan mereka, termasuk pelatihan
pelatihan keterampilan bermata pencaharian. Akan tetapi, kegiatan-kegiatan
tersebut diselenggarakan secara sendiri-sendiri dan kurang menyentuh pada
perubahan paradigma serta pembentukan mental dan sikap wirausaha. Hal ini
KONSEP PELATIHAN
KEWIRAUSAHAAN PEMUDA
A. KONSEP PELATIHAN
Malcolm Tight, dalam bukunya Key Concept in Adult Education and Training 2nd
Edition, menyatakan bahwa pelatihan lebih diasosiasikan pada mempersiapkan
seseorang dalam melaksanakan suatu peran atau tugas, biasanya dalam dunia
kerja. Namun demikian, pelatihan bisa juga dilihat sebagai elemen khusus atau
keluaran dari suatu proses pendidikan yang lebih umum. Peter mengemukakan:
konsep pelatihan bisa diterapkan ketika (i) ada sejumlah jenis keterampilan
yang harus dikuasai, (ii) latihan diperlukan untuk menguasai keterampilan
tersebut, (iii) hanya diperlukan sedikit penekanan pada teori.
Definisi di atas memberikan penekanan pada penguasaan tugas atau peran,
B. KONSEP KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata
secara kreatif (Suryana, 2000). Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan
Entrepreneurship, dapat diartikan sebagai the backbone of economy, yang
adalah syaraf pusat perekonomian atau pengendali perekonomian suatu bangsa
(Soeharto Wirakusumo, 1997:1).
Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diperlukan
untuk memulai suatu usaha atau suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Menurut Thomas W. Zimmerer, kewirausahaan merupakan
penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan
upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi sehari-hari. Kewirausahaan
merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian dan keberanian menghadapi
resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan
memelihara usaha baru.
Dalam konteks bahasa Indonesia, kewirausahaan berasal dari kata wira yang
berarti berani, gagah, utama atau perkasa dan usaha yang berati perbuatan
yang dilakukan untuk mencapai keinginan atau tujuan. Dengan kata lain,
kewirausahaan adalah pola tingkah laku manusia yang gagah dan berani untuk
mencapai suatu keinginan atau tujuan. Kewirausahaan juga dapat diartikan
sebagai :
Mental dan sikap jiwa manusia yang selalu aktif untuk berusaha meningkatkan
hasil karyanya dalam rangka meningkatkan pengahasilannya secara ekonomis.
Suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mengejar peluang-peluang,
memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencapai keinginannya yang dijalani
melalui proses inovasi.
Proses dinamis untuk menciptakan kemakmuran
Proses untuk menciptakan sesuatu yang lain dari orang lain, dengan
menggunakan waktu dan kegiatan yang efektif
Semangat, sikap, tingkah laku dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan layanan
yang lebih baik dan menghasilkan keuntungan yang besar.
Sedangkan istilah kewirausahaan yang terdapat dalam kamus bisnis, dianalisa
dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan fungsional dan pendekatan
kewirausahaan sisi penawaran (sumber psikologis dan sosiologis). Pendekatan
fungsional menekankan peranan kewirausahaan di dalam perekonomian, seperti
mengemban suatu resiko karena melakukan pembelian pada satu tingkat
tertentu, melakukan kegiatan-kegiatan produksi dan inovasi, serta menyebabkan
atau memberikan reaksi terhadap gejolak-gejolak ekonomi. Pendekatan
kewirausahaan sisi penawaran menekankan pada sifat-sifat individual yang
dimiliki para pengusaha. Pendekatan ini mengatakan bahwa sifat-sifat tertentu
Sikap penuh perhitungan dapat dimiliki jika membiasakan diri untuk bertindak
teliti/kritis, hemat dan memilih kegiatan yang beresiko rendah.
Tangguh
Seorang wirausaha harus bersikap tangguh, mereka pantang mundur/menyerah
pada keadaan, tidak mudah puas terhadap prestasi yang telah dicapai. Ia ingin
mencapai prestasi yang lebih baik, ingin lebih maju dari apa yang telah
dimilikinya sekarang. Orang yang bersikap tangguh memiliki beberapa sifat,
antara lain percaya diri, ulet, tekun, rajin dan sabar, berani bersaing.
Berdaya cipta
Sikap berdaya cipta seorang wirausaha, antara lain :
a. Berprakarsa (inisiative), atau disebut juga berusaha, maksudnya adalah suatu
tekad atau kemauan seseorang untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi
kemajuan.
b. Berpikir ke depan/maju. maksudnya mampu meramalkan, melihat dan
memperkirakan apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.
c. Terbuka terhadap perubahan dan pembaharuan, maksudnya selalu menerima
pendapat orang lain dan mampu menerima kritik dari orang lain demi kemajuan.
d. Kreatif dalam memecahkan masalah. Maksudnya memiliki kemampuan dalam
mencari jalan keluar jika menghadapi kesulitan dalam berusaha dengan cara
melihat dari berbagai sisi.
Bertanggung Jawab
Sikap tanggung jawab adalah sikap yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha.
Salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam berusaha adalah adanya sikap
bertanggung jawab dan jujur yang akan tercermin pada perkataan dan
perbuatannya.
Dalam ajaran Islam, ada beberapa sifat atau karakteristik yang harus dimiliki
oleh seorang wirausahawan, yaitu :
1. Memiliki pengetahuan dan keahlian
Keahlian dapat dimiliki seseorang, di mana ia mau untuk terus menerus
mempelajari dan latihan usaha. Hasil pekerjaan atau gagasan orang yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan pasti akan berbeda, begitu juga hasil
penjualannya-pun akan berbeda dengan orang yang sudah berpengalaman dan
memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen wirausaha. Alquran
menerangkan bahwa, Katakanlah, Adakah sama orang-orang yang
berpengetahuan dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan...? (QS. AzZumar [39]: 9).
2. Jujur
Kejujuran adalah segala-galanya dalam dunia bisnis maupun dalam segala hal,
orang yang jujur pasti akan disenangi dan dapat dipercaya, untuk itu kejujuran
harus menjadi bagian dari seorang wirausahawan, jujur dalam ucapan, jujur
dalam promosi, jujur dalam memberikan keterangan produk, jujur dalam
timbangan dan jujur dalam pembayaran. Rasulullah Muhammad SAW
menerangkan dalam hadisnya bahwa, Pedagang yang jujur lagi terpercaya,
bersama-sama para Nabi dan orang-orang benar dan syuhada. (HR. Tirmidzi
dan Hakim)
3. Sabar dan pekerja keras
Sikap ini sangat penting dalam membangun suatu usaha. Sabar, ulet, pekerja
keras, adalah bagian awal kesuksesan seorang pengelola usaha, seperti
dijelaskan sebuah hadis : Maka hendaklah engkau sabar seperti sabarnya para
Rasul yang memiliki kemauan keras (QS. Al-Ahqaf [46]: 35). Sabar bukan berarti
pasrah, sabar adalah kegigihan untuk tetap berpegang teguh kepada ketetapan
Allah. Kesabaran adalah sebuah proses aktif, kombinasi antara ridha dan ikhtiar.
Bukan proses diam atau pasif.
4. Istiqamah dan pantang menyerah
Sikap istiqamah dan pantang menyerah harus senantiasa ada dalam setiap diri
pengelola bisnis. Semangat bekerja, pengadaan, pelayanan dan semua aktivitas
berwirausaha harus benar-benar berada pada garis istiqamah
(kontinuitas).Alquran mengajarkan bahwa : Maka hendaklah engkau istiqamah
sebagaimana diperintahkan kepadamu (QS. Asy-Syura [45]:15)
5. Tawakal
Sikap tawakal adalah sikap menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah
berikhtiar semaksimal mungkin. Seperti riwayat orang yang menambatkan
kudanya, kata nabi Tambatkan dulu, barulah engkau bertawakal!. Ikhtiar dulu
dengan semakasimal mungkin, tapi setelah itu kita serahkan semuanya kepada
kehendak Allah. Sebagaimana dalam sebuah ayat, yang artinya, Lalu apabila
kamu besungguh-sungguh akan melakukan sesuatu, maka berserah dirilah
kepada Allah (QS. Ali Imran [3]:159).
6. Berzakat dan berinfaq
Mengeluarkan zakat dan infaq harus menjadi budaya seseorang yang bergerak
dalam bidang bisnis. Harta yang dikelola dalam bidang bisnis, laba yang
diperoleh harus disisihkan sebagian untuk membantu orang yang membutuhkan.
Sebuah hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim menyatakan: Tidaklah
harta itu akan berkurang karena disedekahkan dan Allah tidak akan
menambahkan orang yang suka memberi maaf kecuali kemuliaan. Dan tidaklah
seorang yang suka merendahkan diri karena Allah melainkan Allah akan
meninggikan derajatnya.
7. Silaturahmi
Wirausahawan seringkali melakukan silaturahmi dengan mitra bisnisnya ataupun
dengan langganannya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwa seorang Islam
harus selalu mempererat silaturahmi satu sama lain. Manfaat silaturahmi ini di
samping mempererat ikatan persaudaraan, juga sering kali membuka peluangpeluang bisnis yang baru. Hadis Nabi menyatakan: Siapa yang ingin murah
rizkinya dan panjang umurnya, maka hendaklah ia mempererat hubungan
silaturahmi (HR. Bukhari).
C. KONSEP PEMUDA
Definisi pemuda, setidaknya memiliki tiga unsur atau tiga sudut pandang, yaitu
menyangkut batasan usia pemuda sifat atau karakteristik pemuda, dan tujuan
dari aktivitas kepemudaan.
Secara biologis, yang digolongkan pemuda adalah mereka yang berumur antara
15 sampai dengan 30 tahun. Dari segi psikologis, kematangan seorang pemuda
dimulai pada usia 21 tahun, sedang batasan manusia muda sebagai generasi
penerus generasi terdahulu menentukan usia antara 18 sampai 30 tahun dan
kadang-kadang mencapai usia 40 tahun.
Menyesuaikan dengan tingkatan usia yang terjadi pada setiap manusia, maka
pemuda dapat digolongkan kepada tingkatan diantara akhir masa remaja sampai
dengan akhir dewasa awal, atau dengan kategori usia berada antara umur 18
hingga 40 tahun. Berdasarkan letaknya yang berada di antara akhir masa remaja
sampai akhir dewasa awal, maka pemuda memiliki ciri-ciri yang secara positif
PENYELENGGARAAN PELATIHAN
KEWIRAUSAHAAN PEMUDA
A. MAKNA PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA
Pelatihan Kewirausahaan Pemuda adalah suatu proses kegiatan peningkatan
pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang kewirausahaan yang
diperuntukkan bagi para pemuda, agar mereka mengenali, berminat dan mampu
menjadi wirausahawan tangguh.
B. PENJENJANGAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA
Penjenjangan dalam pelatihan kewirausahaan pemuda, dilakukan supaya
pelaksanaan pelatihan dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan sesuai
dengan karakter kelompok sasaran serta keluaran yang akan dihasilkan.
Terdapat tiga jenjang pelatihan, yaitu 1) Pelatihan Kewirausahaan Pemuda
Tingkat Dasar (PKP-TD), 2) Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Tingkat Lanjutan
(PKP-TL), 3) Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Tingkat Pengembangan (PKP-TP).
Secara lebih jelas penjenjangan dalam pelatihan kewirausahaan pemuda, dapat
dilihat pada table yang terdapat di bawah ini.
Jenjang
Kom
ponen
PKP-TD
PKP- TL
PKP-TP
Kelompok Sasaran
PKP-TD ditujukan bagi para pemuda yang memiliki minat berwirausaha atau
pemuda yang baru memulai berusaha dengan skala modal 1 (satu) juta sampai
dengan 10 (sepuluh) juta.
PKP-TD ditujukan bagi para pemuda yang memiliki minat berwirausaha dan telah
melakukan bisnis dengan skala modal 11 juta sampai dengan 30 juta.
PKP-TD ditujukan bagi para pemuda yang memiliki minat berwirausaha dan telah
memiliki usaha/ bisnis dengan skala modal 31 juta ke atas
Tujuan
Peserta pelatihan memahami tentang hakekat dan makna wirausaha, memiliki
kemampuan untuk mengenali potensi diri dan lingkungannya, mampu
merancang tujuan dan proses optimalisasi potensi diri dan lingkungannya bagi
peningkatan taraf hidupnya, mampu menetapkan jenis usaha yang sustainable
dan profitable melalui analisis yang rasional dan berdasar kelayakan usaha
tertentu
Peserta pelatihan memahami tentang hakekat dan makna wirausaha, memiliki
kemampuan untuk mengenali potensi diri dan lingkungannya, mampu
merancang tujuan dan proses optimalisasi potensi diri dan lingkungannya bagi
peningkatan taraf hidupnya, mampu menetapkan jenis usaha yang sustainable
dan profitable melalui analisis yang rasional dan berdasar kelayakan usaha
tertentu
Peserta Pelatihan dapat mengenal pola berpikir wirausaha serta meningkatkan
pemahaman manajemen (organisasi, produksi, keuangan dan pemasaran)
Peserta pelatihan memahami tentang hakekat dan makna wirausaha, memiliki
kemampuan untuk mengenali potensi diri dan lingkungannya, mampu
merancang tujuan dan proses optimalisasi potensi diri dan lingkungannya bagi
peningkatan taraf hidupnya, mampu menetapkan jenis usaha yang sustainable
dan profitable melalui analisis yang rasional dan berdasar kelayakan usaha
tertentu
Peserta Pelatihan Menguasai cara melakukan akses informasi dan pasar serta
teknologi, cara pembentukan kemitraan usaha, strategi dan etika bisnis, serta
pembuatan rencana bisnis atau studi kelayakan yang diperlukan pemuda agar
lebih siap dalam pengelolaan usaha yang sedang akan dilaksanakan
Materi (minimal)
Undang-undang dan Peraturan yang berhubungan dengan dunia usaha di
Indonesia
Mengenal kemampuan dan kelemahan diri
Dasar-dasar kewirausahaan;
Konsep diri pemuda;
Pengenalan dan cara pengembangan potensi diri;
Pengenalan dan cara pengembangan potensi lingkungan;
Membangun sikap&mental wirausaha;
Analisis dan cara menetapkan jenis usaha
cara merancang tujuan dan rencana peningkatan taraf hidup
Pola berpikir wirausaha
Pemahaman manajemen (organisasi, produksi, keuangan dan pemasaran)
Mengenal kemampuan dan kelemahan diri
Dasar-dasar kewirausahaan;
Konsep diri pemuda;
Pengenalan dan cara pengembangan potensi diri;
Pengenalan dan cara pengembangan potensi lingkungan;
Membangun sikap&mental wirausaha;
Analisis dan cara menetapkan jenis usaha
cara merancang tujuan dan rencana peningkatan taraf hidup
Konsep dasar AMT (Achievement Motivation Training)
Semangat jiwa kewirausahaan (the spirit of entrepreneurshp)
Undang-undang dan Peraturan yang berhubungan dengan dunia usaha di
Indonesia
Melakukan akses informasi dan pasar serta teknologi
Pembentukan kemitraan usaha, strategi dan etika bisnis, serta pembuatan
rencana bisnis atau studi kelayakan yang
diperlukan untuk berwirausaha
Teknik-teknik Business Forecasting merupakan suatu usaha untuk
mendapatkan informasi bisnis di masa depan
Penggunaan perangkat dalam bentuk software yang modern sekaligus mudah
digunakan
Metode
Ceramah..
Bermain peran/simulasi.
Diskusi.
Penugasan/Projeck work..
Pemecahan Masalah/Studi Kasus.
Observasi/Pengamatan.
Presentasi.
atau kelompok usaha pemuda produktif dan sejenisnya, diutamakan yang dibina/
didampingi oleh peserta program Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan
(SP-3). Setiap kelas/ angkatan tidak lebih dari 40 (empat puluh) peserta. Peserta
harus memiliki minat berwirausaha dan telah memulai melakukan usaha.
F. LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN
Pelatihan Kewirausahaan Pemuda diselenggarakan melalui beberapa langkah
kegiatan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pelatihan
Sebelum pelatihan diselenggarakan, dinas pengelola program peningkatan
partisipasi pemuda perlu melakukan identifikasi terhadap kebutuhan dan
potensi-potensi penyelenggaraan pelatihan.
Identifikasi kebutuhan pelatihan dimaksudkan untuk mencari dan menetapkan
jenis-jenis kemampuan wirausaha yang harus dimiliki pemuda peserta pelatihan,
yang selanjutnya diterjemahkan kedalam materi-materi pelatihan. Secara umum
perkiraan materi pelatihan kewirausahaan pemuda sesuai penjenjangannya
dijelaskan pada bagian terdahulu. Fungsi identifikasi dalam hal ini adalah
mengklarifikasi, memverifikasi dan mendetailkan materi-materi tersebut.
Identifikasi secara khusus dan utama ditujukan untuk menetapkan jenis
komoditas usaha yang menguntungkan dilihat dari berbagai aspek, terutama
aspek pengembangan kepemudaan dan ekonomi masyarakat desa. Oleh karena
itu, identifikasi perlu diawali dengan menelaah rencana pengembangan
perekonomian daerah yang tercakup dalam dokumen rencana strategis
pembangunan daerah. Dokumen tersebut menggambarkan paling tidak tentang
kluster-kluster pengembangan ekonomi produktif berikut jenis-jenis
komoditasnya.
Setelah jelas lokasi pengembangan ekonomi produktif yang ditetapkan, maka
selanjutnya Dinas perlu merancang program Sarjana Penggerak Pembangunan di
Perdesaan (SP-3) ditugaskan pada lokasi tersebut. Juga program-program lainnya
yang memiliki mainstream pengembangan kewirausahaan seperti KUPP perlu
dialokasikan untuk memperkuat pengembangan ekonomi produktif di lokasi
tersebut.
Hal lain yang perlu diidentifikasi adalah potensi-potensi penyelenggaraan
pelatihan kewirausahaan, baik yang positif maupun negative, yang meliputi
tenaga ahli (pelatih dan narasumber), permodalan, bantuan sarana, teknologi
dan pemasaran. Potensi-potensi tersebut dapat dari perseorangan maupun
kelompok dan kelembagaan.
2. Menyusun Desain Pelatihan
Desain pelatihan merupakan bagian dari gran desain (Grand Design)
pengembangan kewirausahaan pemuda yang dijabarkan dari rencana
pengembangan ekonomi daerah. Oleh karenanya, penyusunan desain pelatihan
perlu memperhatikan tujuan dan target yang terdapat pada gran desain di atas.
Desain pelatihan mencakup gagasan dan rencana kerja pelatihan yang
berorientasi pada pengembangan kewirausahaan pemuda. Dalam konteks ini,
pelatihan diartikan bukan hanya pembelajaran dalam kelas, tetapi termasuk juga
pembimbingan dan pendampingan di alam kerja/lapangan. Juga mencakup tiga
tahap (level) pelatihan seperti tersebut di atas.
Desain pelatihan paling tidak menguraikan aspek-aspek sebagai berikut :
a. Latar belakang, yang menguraikan data dan alasan mengapa diperlukan
pelatihan kewirausahaan pemuda, termasuk di dalamnya alasan tentang
PENUTUP
Pedoman penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan pemuda merupakan salah
satu acuan dalam penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan pemuda. Harapan
yang muncul semoga pedoman ini benar-benar memberikan petunjuk atau
acuan bagi para penyelenggara pelatihan di daerah, sehingga tujuan
menggerakkan GNKP yang salah satunya melalui pelatihan dapat dicapai lebih
cepat.
Dalam menerapkan pedoman ini, pihak penyelenggara di daerah dapat
melakukan penyesuaian dan modifikasi sesuai dengan situasi dan kondisi daerah
yang menyelenggarakan, dengan tidak mengurangi sedikit pun tujuan pelatihan
yang tercantum di dalam pedoman.
DAFTAR PUSTAKA
BPKB Jayagiri, Depdikbud. (1999). Pelatihan Tutor Bidang Studi Paket B Terpadu
Dengan Pendidikan Mata Pencaharian. Bandung: BPKB Jayagiri.
BP-PLSP Regional II Jayagiri. (2005). Panduan Pengelolaan Program
Pemberdayaan Pemuda Melalui Manajemen PKBM. Ditjen PLS, Depdiknas.
Bandung.
Eddie Davies. (2005). The Art of Training and Development, The Training
Managers a Handbook (terjemahan). P.T. Gramedia: Jakarta.
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI. (2005). Rencana strategis tahun
2005-2009. Jakarta.
Malcolm Tight. (2002). Key Concept in Adult education and training 2nd Edition,
Reaks
i: