2)
ABSTRACT
This research was performed to elaborate the effect of soybean oil addition at
different concentrations on the physico-chemically characteristics and the content
of omega-6 in pasteurized milk. The cows fresh milk was obtained from the ranch
of Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, and the
soybean oil was purchased from a market at Semarang city. After addition of
different concentrations of soybean oil in fresh milk, the milk samples were
pasteurized by LTLT method at 63C for 30 min. The results indicated that
addition of soybean oil resulted in the increase of omega-6 content and fat content
of pasteurized milk, but without significant effect of solid non fat content
statistically. The highest of omega-6 in pasteurized milk was obtained by addition
of 0.45% soybean oil with ratio of omega-6 and omega-3 of 3.2:1.
evolusi
menunjukkan
bahwa adanya
perubahan yang
telah
terjadi
dalam makanan
yang
dikonsumsi oleh
manusia,
khususnya pada
jenis dan jumlah
asam
lemak
esensial (EFA)
40
Jurnal
Pertanian Vol. 11 No. 2 Halaman 40~49
TEKNOLOGI
Pangan dan Hasil
Metode Penelitian
41
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang akan
digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan. Perlakuan yang diterapkan
dalam penelitian ini adalah :
T0 : tanpa penambahan minyak
kedelai
T1 : penambahan minyak kedelai
sebanyak 0,15% dari berat
sampel susu
T2 : penambahan minyak kedelai
sebanyak 0,25% dari berat
sampel susu
T3 : penambahan minyak kedelai
sebanyak 0,35% dari berat
sampel susu
T4 : penambahan minyak kedelai
sebanyak 0,45% dari berat sampel
susu
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilakukan
melalui dua tahap yaitu penambahan
minyak kedelai pada susu dan
pembuatan susu pasteurisasi. Berikut
akan dijelaskan mengenai prosedur
penelitian yang akan dilakukan.
Langkah pertama yang dilakukan
adalah penambahan minyak kedelai
pada pembuatan susu pasteurisasi
adalah dengan dicampurkan kedalam
susu sebelum dipasteurisasi dengan
perbandingan konsentrasi sebanyak
0%, 0,15%, 0,25%, 0,35%, 0,45%
untuk setiap 100 ml susu. Setelah
penambahan minyak pada susu segar,
tahap selanjutnya adalah
Jurnal
Pertanian Vol. 11 No. 2 Halaman 40~49
TEKNOLOGI
Pangan dan Hasil
42
adatan
anpa e ak
Panga Hasil
n dan Pertani
43
T0
T1
T2
T3
T4
Persentase
Minyak Kedelai
1*
Kadar
lemak
mengala
mi
peningka
tan
seiring
dengan
perlakua
n
penamba
han
minyak
kedelai
seperti
terlihat
pada
Tabel 1.
Secara
statistik
perlakua
n
memberi
kan
perbedaa
n yang
nyata
terhadap
peningka
tan kadar
lemak.
Hal ini
disebabk
an
adanya
penamba
han
konsentra
si minyak
kedelai
pada susu
pasteuris
asi.
terhadap kadar BPTL susu
Selain pasteurisasi. Pada tabel
disebabk terlihat bahwa persentase
an
kadar
BPTL
tidak
perlakua menunjukkan konsistensi,
n
jugahal ini diakibatkan oleh
disebabk persentase kadar air yang
an olehjuga tidak menunjukkan
keterkait konsistensi.
Hal
ini
an antaradisebabkan oleh kadar
jumlah BPTL susu pasteurisasi
kandungatergantung pada kadar air
n omega-dan kadar lemak, pasalnya
6
padamenurut pendapat dari
susu
Legowo et al. (2009) total
pasteuris padatan dapat dinyatakan
asi yangsebagai selisih dari 100%
juga
dikurangi
kadar
air,
meningk sedangkan kadar padatan
at seiringtanpa lemak sama dengan
dengan total padatan dikurangi
penamba dengan kadar lemak yang
han
ada di dalam susu. Bahan
minyak padatan
tanpa
lemak
kedelai, meliputi protein (kasein dan
menging whey), karbohidrat (laktosa
at bahwadan
karbohidrat
lain),
minyak enzim-enzim, vitamin dan
kedelai mineral. Grafik kadar
memiliki
kandunga
n omega6 yang
tinggi.
Secara
statistik,
perlakua
n tidak
memberi
kan
perbedaa
n yang
nyata
TEKNOLOGI Pangan 11 No.
Jurnal dan Hasil Pertanian Vol. 2
Halam 40~49
an
44
kadar lemak
dan BPTL
10
T
8,9
9,8
9,59
9,6
8,97
4,03
4,23
4,29
4,45
8
6
4
3,69
Kadar
Lemak (%)
Kadar
BPTL (%)
Persentase
Minyak Kedelai
Kandungan Omega-6
dalam 100 ml susu
Rasio
(omega 6 : omega 3)
-----------(g)----------T0
0,17
2,67 : 1
T1
0,15
0,19
2,53 : 1
T2
0,25
0,17
2,67 : 1
T3
0,35
0,22
2,93 : 1
T4
0,45
0,24
3,2 : 1
pasteurisasi
juga
Ditambahkan oleh Pignitter anddiduga
memicu
Somoza (2012), konsentrasi asam lemak
tak jenuh ganda (PUFA) membuatterjadinya
minyak nabati makin rentan akanproses oksidasi.
oksidasi, sehingga hilangnya PUFAHal ini diperkuat
diakibatkan karena adanya pembentukandengan adanya
produk oksidasi asam lemak volatil danbau tengik yang
timbul
non volatil. Proses oksidasi minyakmulai
susu
kedelai sangat mudah terjadi bahkanpada
pasteurisasi
saat
pada suhu ruang, pasalnya mengingat
bahwa minyak kedelai memilikipengujian
kandungan asam lemak tak jenuh gandaparameter
yang tinggi sehingga mudah teroksidasi.orgaleptik bau.
Dijelaskan oleh Edward dkk. (2011)Skor pada data
bahwa minyak nabati yang banyakyang diperoleh
mengandung asam lemak tak jenuhdari pengujian
dengan ikatan ganda mudah teroksidasiparameter bau,
secara spontan oleh udara pada suhumenunjukkan
ruang. Oksidasi spontan ini secaraadanya
langsung akan menurunkan tingkatpenurunan
kejenuhan
minyak
sehinggaangka
yang
menyebabkan minyak menjadi tengikberarti
bahwa
dan terasa tidak enak.
mulai
Selain proses oksidasi yang dapatterdapatnya
terjadi pada suhu ruang, prosesketengikan pada
pemanasan pada saat pembuatan susu
susu
pasteurisasi.
Selain
itu
ditunjukkan pula
oleh
memudarnya
warna
susu
menjadi
lebih
putih
yang
diperoleh dari
pengujian
parameter warna
pada
susu
pateurisasi. Skor
pengujian warna
mengalami
penurunan
seiring dengan
adanya
penambahan
minyak kedelai
pada
susu
pasteurisasi
yang
berarti
bahwa
warna
susu
mulai
memudar
menjadi
lebih
putih. Menurut
Clemente and
Cahoon (2009)
yang
perlu
dilakukan
hanyalah
mengendalikan
stabilitas
oksidasi seperti
pada
minyak
kedelai.
Mengendalikan
stabilitas
oksidasi salah
omega-ungan
adalah
molekul
yang
dapat
memperlambat
atau
mencegah
oksidasi molekul lain. Secara umum
reaksi oksidasi menghasilkan radikal
bebas yang memulai reaksi berantai.
Antioksidan menghambat reaksi
berantai ini dengan menghapus
radikal bebas. Senyawa antioksidan
menurut Perron dan Brumaghim
0,2
SIMPUL
AN
Perlaku
an
penambah
an minyak
kedelai
dapat
meningkat
kan
kandunga
n omega-6
dan
memberik
an
perbedaan
yang
nyata
terhadap
kadar
lemak
pada susu
pasteurisa
si
akan
tetapi
kadar
BPTL
susu
pasteurisa
0,17
46
perlakuan
0,1
n keterangan
Kand 6 (g)
denga rasio
0,3
si
tidakkandungan
omega-6antioksida
pada
berbeda belum mencapai rasion
nyata
4:1, oleh karenanyaproduk
dengan perlu
adanyasusu
pasteurisa
adanya penambahan
si untuk
penambah
menguran
an minyak
gi resiko
kedelai.
terjadinya
Peningkat
proses
an
oksidasi.
kandunga
Dengan
n omegamengingat
6
dan
bahwa
kadar
pakan
lemak
silase
tertinggi
dapat
susu
memicu
pasteurisa
proses
si
ada
oksidasi,
pada
maka susu
penambah
yang
an 0,45%
digunakan
dari
sebaiknya
minyak
bukan
kedelai
berasal
dengan
dari sapi
rasio
yang
3,2:1.
diberi
Peningkat
pakan
an
silase.
DAFTAR
PUSTAK
A
Aluyor,
E.O.
,
M.O
.
Jesu
.
200
8.
The
use
of
anti
oxid
ants
in
vege
tabl
e
oils.
Afri
can
Jour
nal
of
Biot
echn
olog
7(25
): 4836-4842.
47
48
Jurnal TEKNOLOGI Pangan dan Hasil Pertanian Vol. 11 No. 2 Halaman 40~49
49