JUDUL PERCOBAAN 6
PENENTUAN KESTABILAN VITAMIN C
NAMA
(24030112140120)
2. HANAN
(24030112130045)
3. MEITRA VIDIANI
(24030112140030)
4. RINALDY CHRISTIAN
(24030112130131)
5. SITI NURHABIBAH
(24030112120023)
6. SOFIANA RATNASARI
(24030112120009)
KELOMPOK
: VII
HARI
: JUMAT
TANGGAL
: 30 MEI 2014
ASISTEN
: KARTIKA EKA P.
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
ABSTRAK
ABSTRACT
The experiment which the tittle is "Determination of Stability of Vitamin C" which
aims to understand the properties of vitamin C, is able to calculate and determine the
maximum wavelength of vitamin C, and is also able to determine and graph the stability of
vitamin C. The principle of this experiment is the absorbance measurements of length specific
wavelength. The method used is a spectrophotometry UV-Vis. The results of this experiment
the absorbance values obtained on the bottle vial 1a, 2a, 1b, 2b, 1c, 2c, 1d, 2d row is 0,062
and 0,002 ; 0,149 and 0,00 ; 0,018 and 0,003 ; 1,247 and 0,002. Stability of vitamin C
depends on the storage time, light, and temperature. While the metal ions can stabilize vitamin
C.
PERCOBAAN VI
PENENTUAN KESTABILAN VITAMIN C
I. PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia membutuhkan zat-zat penting didalamnya untuk
mengatur fungsi tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.
Saat tubuh melakukan suatu proses metabolisme, memperlancar proses
pertumbuhan, menigkatkan kebugaran tubuh dan membangun sistem kekebalan
tubuh. Hal tersebut merupakan fungsi atau tugas yang dilakukan oleh vitamin.
Vitamin dapat ditemukan dalam makanan seperti buah dan sayur. Vitamin terdiri
dari vitamin A, B, C, D, E, dan K. Pada salah satu jenis vitamin yaitu vitamin C
mempunyai fungsi sebagai anti oksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas
dan merupakan vitamin yang sangat penting. Apabila kekurangan vitamin C, dapat
menyebabkan skorbut atau pendarahan gusi. Vitamin C memiliki kekurangan yaitu
sangat mudah teroksidasi dan mudah rusak. Vitamin C udah teroksidasi dalam
larutan berair karena adanya oksigen dalam air. Dari latar belakang diatas maka
dilakukan percobaan yang berjudul Analisis Vitamin C.
I.2Tujuan Percobaan
I.2.1
I.2.2
I.2.3
maksimum vitamin C.
Mampu menentukan dan membuat grafik kestabilan vitamin C.
panjang
gelombang
Vitamin adalah senyawa organik yang tidak bisa disintesis dalam tubuh, walaupun
dalam jumlah sedikit. Vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik yang
termasuk dalam golongan protein, karbohidrat, lemak dan sangat penting peranannya bagi
beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan hidup serta pertumbuhan.
Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh manusia. Oleh karena itu harus diperoleh dari
bahan. Sebagai perkecualian adalah vitamin D yang dapat dibuat dalam bahan pangan
yang dikonsumsi mendapat cukup kesempatan.
(Davies,1991)
2.2 Vitamin C
Vitamin C disintesis secara alami baik dalam tanaman maupun hewan. Vitamin C
mudah di uji secara sintesis dari gula darah dengan biaya sangat murah. Vitamin C
mempunyai peranan dalam pembentukan kolagen interselular, pembentukan hormon
steroid dari kolesterol dan menjaga kestabilan tubuh.
(Winarno, 1982)
Stuktur vitamin C
O
C
HO
HO
C
C
HC
HO
CH
CH2 OH
asam askorbat
(Andarwulan, 1992)
2.3 Sifat Vitamin C
Vitamin C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam air, mempunyai sifat
asam dan sifat pereduksi yang kuat. Bentuk vitamin C dialam terutama adalah L-asam
askorbat.
(Winarno, 1982)
2.3.1 Sifat Fisik Vitamin C
Vitamin C berbentuk kristal halus berwarna putih dan memiliki titik leleh
190-192C. Dalam plasma darah, konsentrasi vitamin C sekitar 0,4 sampai 1,0 mg
per 100 mL.
(Winarno, 1982)
Wortel
60
Kentang
70
Brokoli
870
Tomat
170
Buah
Strawbery
Lemon
580
Jeruk
540
Apel hijau
60
Pisang
110
Nanas
120
Buah kiwi
590
(Soerjodibroto, 1985)
adalah kemampuannya mereduksi yang kuat yang dikatalisa oleh beberapa logam seperti
Cu dan Ag.
(Andarwulan, 1992)
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Vitamin C
a. Lama penyimpanan
Pengaruh lama penyimpanan terhadap kandungan vitamin C cenderung
mengalami penurunan kandungan vitamin C pada kondisi lingkungan seperti adanya
panas oksigen. Hal ini disebabkan karena sel pada senyawa yang mengandung vitamin
C mengalami kerusakan.
b. Suhu
Kandungan vitamin C dalam makanan tergantung pula pada keadaan suhu
lingkungan. Dimana vitamin C akan mengalami kerusaka pada perlakuan pemanasan.
Kehilangan vitamin C salah satunya adalah dengan cara pencelupan ke dalam air
mendidih.
c. Cahaya
Paparan cahaya pada vitamin C dapat menyebabkan turunnya konsentrasi pada
vitamin C sehingga stabilitasnyapun turun apabila terlalu banyak terpapar cahaya
matahari.
d. Ion logam
Adanya penambahan ion logam pada larutan vitamin C dapat menstabilkan
larutan vitamin C yang mungkin semula telah teroksidasi. Dimana sifat vitamin C yang
utama adalah memiliki kemampuan mendeteksi yang kuat yang dikatalisa oleh
beberapa logam seperti Cu dan Ag.
(Andarwulan, 1992)
2.7 Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri UV-VIS adalah pengukuran panjang gelombang dari intensitas
sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diadsorbsi oleh sampel. Sinar UV dan cahaya
tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar
ketingkat energi yang lebih tinggi. Spetrum UV-VIS mempunyai bentuk yang lebar dan
hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini. Tetapi
spektrum ini sangat berguna untuk mengukur secara kuantitatif. Konsentrasi analit dalam
larutan dapat ditentukan dengan mengukur adsorban pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan hukum Lambert Beer.
(Dachriyanus, 2004)
panjang gelombang maksimum menjadi 212 nm. pH 7 dan 204 nm pH 9 untuk Hg (II)
pada suasana alkali panjang gelombang maksimum menjadi 276 nm.
(Underwood,1996)
2.11 Spektra UV-Vis Vitamin C
Dalam pengukuran vitamin C, pada ph 7 merupakan ph netral yang digunakan
untuk mengukur vitamin C. Panjang gelombang maksimumnya berada pada panjang
266 nm, namun dalam larutan alkali 267 nm. Akan tetapi kandungan logam yang berada
didalamnya sangat mempengaruhi, misalnya kandungan Cu(II) dan Hg(II) dapat
memperkecil panjang gelombang maksimumnya menjadi 212 nm (pH 7) dan 204 nm
(pH 9).
(Brady, 1999)
2.12 Cara Kerja dan Prinsip Spektrometri UV-Vis
Spektro menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diadsopsi.
Cara kerjanya yaitu: cahaya polikromatis dilewatkan prisma yang akan membuat prisma
manjadi monokromatis dan diteruskan dan selanjutnya akan terbaca panjang
gelombangnya pada monitor. Adsorbansi akan sebanding lurus dengan konsentrasi
analit.
Spektrofometer UV-VIS menggunakan cahaya yang mempengaruhi subtansi
senyawa kimia sehingga menimbulkan cahaya. Cahaya yang digunakan merupakan
foton yang bergetar dan menjalar secara lurus dan merupakan tenaga listrik dan magnet
yang saling tegak lurus.
(Brady, 1999)
2.13 Pengenceran
Proses pengenceran ialah mencampurkan larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambah pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
V1. N1 = V2. N2
Keterangan : V1
: volume awal
N1
: volume akhir
V2
: normalitas awal
N2
: normalitas akhir
Jika larutan dengan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama terjadi pada asam sulfat. Panas ini dapat
dihilangkan dengan aman, asam sulfat harus dimusnahkan dulu dalam air dan tidak
boleh sebaliknya.
(Brady, 1999)
2.14
Analisa Bahan
2.14.1 Vitamin C
Sifat fisika : berbentuk kristal putih, tidak berbau
Sifat kimia : larut dalam air , tidak larut dalam minyak dan senyawa non polar,
merupakan reduktor yang kuat
(Daintith, 1994)
2.14.2 NaOH
Sifat fisika : berbentuk padat, berwarna putih, titik didih 1390 0C, titik leleh
3180C
Sifat kimia : larut dalam air, tidak mudah terbakar
(Daintith, 1994)
2.14.3 Aquadest
Sifat fisika : berebtuk cair, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa
Sifat kimia : sebagai pelarut universal
(Daintith, 1994)
2.14.4 Logam Cu
Sifat fisika : berwarna kemerah-merahan, lunak dan mudah dibentuk
Sifat kimia : merupakan konduktor yang bagus untuk aliran elektron
(Daintith,1994)
3.2. Bahan
1. Vitamin C 1%
2. Larutan NaOH 1N
3. Larutan CuSO4
4. Aquades
3.3 Skema Kerja
3.3.1 Pembuatan larutan vitamin C
IV.2
Sampel
Absorbansi
1a
0,062
2a
0,002
1b
0,149
2b
0,00
1c
0,018
2c
0,003
1d
1,247
2a
-0,002
3a
0,007
4a
-0,013
5a
0,111
2d
0,002
V. HIPOTESIS
Percobaan yang berjudul Penentuan Kestabilan Vitamin C bertujuan untuk
memahami sifat-sifat vitamin C, mampu menghitung dan menentukan panjang gelombang
maksimum vitamin C, dan juga mampu menentukan dan membuat grafik kestabilan
vitamin C. Prinsip dari percobaan ini adalah pengukuran absorbansi dengan panjang
gelombang tertentu. Metode yang digunakan adalah spektrofotometri UV-Vis. Hasil yang
diperoleh pada percobaan adalah panjang gelombang maksimumnya dan absorbansi
larutan dari perlakuan yang berbeda-beda.
absorbansinya dengan spectrometer UV-VIS dengan selang waktu 5 menit per sampel
yang bertujuan untuk mengetahui kestabilan vitamin C terhadap lama penyimpanan. Hasil
yang di dapat adalah absorbansi dari vitamin C semakin menurun seiring dengan
bertambahnya lama penyimpanan karena vitamin C sangat mudah teroksidasi.
5.3 Penentuan kestabilan vitamin C berdasarkan pengaruh paparan cahaya
Tujuan dilakukannya percobaan yaitu untuk mengetahui pengaruh paparan cahaya
terhadap kestabilan vitamin C. 10 ppm larutan vitamin C dimasukkan kedalam botol vial
yang diberi tanda 1c dan 2c. Pemberian tanda ini bertujuan menjadi pembeda antara
perlakuakn yang diberikan. Kemudian kedua botol vial dibungkus menggunakan kertas
alumunium voil, hal ini bertujuan supaya tidak terpengaruh dengan paparan cahaya (pada
botol vial 1c) sedangkan pada botol vial 2c hanya pada tutupnya saja yang diberi tutup
kertas alumuniaum voil. Selanjutnya kedua botol dimasukkan kedalam kulkas (suhu
dingin) hal ini bertujuan supaya tidak terpengaruh oleh suhu. Kemudian diamkan selama
45 menit. Selanjutnya dilakukan pengukuran adsorbansi dengan spectrometer UV-VIS.
Hasil yang diperoleh adalah absorbansinya semakin menurun hal ini sesuai dengan
literature yang menyatakan bahwa kestabilan vitamin C sangat dipengaruhi oleh paparan
cahaya. Semakin banyak paparan cahaya yang mengenai vitamin C maka kestabilannya
akan menurun.
(Winarno, 1997)
5.4 Penentuan kestabilan vitamin C berdasarkan pengaruh paparan temperatur
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh
vial 1a 0,062 dan pada botol vial 1b sebesar 0,002. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa penambahan basa dapat meningkatkan absorbansi dari larutan vitamin C.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Panjang gelombang maksimum dari vitamin C adalah 266 Nm.
7.1.2 Sifat-sifat vitamin C adalah mudah larut dalam air, bersifat reaktif, mudah
teroksidasi, sangat berpengaruh oleh paparan cahaya, lama penyimpanan,
temperatur, dan pengaruh ion logam.
7.1.3 Nilai absorbansi panjang gelombang 266 nm adalah :
Sampel
Absorbansi
1a
0,062
2a
0,002
1b
0,149
2b
0,00
1c
0,018
2c
0,003
1d
1,247
7.2 Saran
7.2.1 Seharusnya lama penyimpanan dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
7.2.2 Seharusnya lebih teliti dalam melakukan pengenceran larutan.
DAFTAR PUSTAKA
2d
0,002
LEMBAR PENGESAHAN
Semarang, 14 Mei 2014
Praktikan,
Hanan
Meitra Vidiani
24030112140120
24030112130045
24030112140030
Rinaldy Christian
Siti Nurhabibah
Sofiana Ratnasari
24030112130131
24030112120023
24030112120009)
Mengetahui,
Asisten
Kartika Eka P.
24030110120044