PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
TESIS
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
i
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
ii
Lembar Pengesehan
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
iii
Ketua
Anggota
iv
NAMA
NIM
: 1392161036
PROGRAM STUDI
JUDUL TESIS
Dengan ini menyatakan bahwa tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
vi
Seri Ani, S.KM, M.Kes yang telah memberikan koreksi dan saran untuk
perbaikan tesis ini.
5. Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Puskesmas II Denpasar Selatan, Puskesmas
III Denpasar Utara dan responden penelitian yang telah berpartisipasi dalam
penelitian ini
6. Teman-teman MIKM angkatan V Universitas Udayana yang telah saling
memberikan semangat
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan
tesis ini selanjutnya.
Demikian tesis ini penulis susun dan dapat memberi manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Ida Sang Hyang Widi Wasa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan
dan menyelesaikan tesis ini.
Penulis
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KOMPENSASI
DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PUSKESMAS DI KOTA DENPASAR
viii
ABSTRACT
THE ASSOCIATION BETWEEN LEADERSHIP, MOTIVATION,
COMPENSATION AND EMPLOYEES SATISFACTION IN PRIMARY
HEALTH CENTRES, DENPASAR
Employees satisfaction is very important because it can affect the behavior
of employees working in an organization. Therefore, the behavior of employees
should be directed to the achievement of the goals organization. There is a
tendency of employees dissatisfaction on monitoring, care from head of primary
health centres and compensation. This study aims to determine the relationship of
leadership, motivation, compensation and employees satisfaction in primary
health centres, Denpasar.
This study is cross-sectional study, which involving 75 samples. Samples in
each primary health centres (two primary health centres) were selected using total
population sampling. Data analyzed using univariate, bivariate (chi-square) and
multivariate (logistic regression).
The result shows that most of employees perceived a lack in leadership of
head the primary health centres (52%), have a high motivation to work (56%),
received adequate compensation (60%) and satisfied with their work (52%).
Bivariate analysis shows significant association between leadership (OR = 12.01;
95% CI = 4.02 to 35.89; p = 0.001), motivation (OR = 8.81; 95% CI = 3.07 to 25,
22; p = 0.001) and compensation (OR = 3.63; 95% CI = 1.37 to 9.60; p = 0.010)
with employees satisfaction in primary health centres, Denpasar. However,
according to the multivariate analysis, a significant association only two variables,
that are leadership (OR = 7.28; 95% CI = 2.17 to 24.46; p = 0.001) and motivation
(OR = 4.31; 95% CI = 1,29- 14.39; p = 0.018).
Factors associated to the employees satisfaction in primary health centres are
leadership and motivation. Therefore, need to improve the head of primary health
centres managerial skill and keep the working conditions of employees in order to
improve employees satisfaction.
Keywords: Leadership, Motivation, Compensation, Employees Satisfaction
ix
DAFTAR ISI
1.2
1.3
1.4
Kepemimpinan.............................................................................8
2.1.1 Definisi Kepemimpinan ....................................................8
2.1.2 Peranan Kepemimpinan ....................................................8
2.1.3 Tipe Kepemimpinan .........................................................9
2.1.4 Kepemimpinan di Puskesmas .........................................10
2.2
Motivasi.....................................................................................14
x
2.4
2.5
Kerangka Berpikir......................................................................39
3.2
3.3
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.9
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
6.2
6.3
6.4
6.5
Simpulan....................................................................................89
7.2
Saran..........................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.2
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Perbandingan Kepemimpinan
Kepala Puskesmas II Denpasar Selatan
dan Puskesmas III Denpasar Utara ....................................................... 62
5.7
5.8
5.9
5.10
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1
Halaman
Konsep penelitian hubungan kepemimpinan,
motivasi dan kompensasi dengan kepuasan kerja
pegawai puskesmas di Kota Denpasar .... 40
xv
DAFTAR SINGKATAN
1. IKM
7. SDM
8. UMR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Lampiran 3. Hasil Output Analisis Stata SE 12
Lampiran 4. Surat Keterangan Kelaikan Etik
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Provinsi
Bali
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
Denpasar
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Denpasar
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
mempunyai
tanggung
jawab
untuk
menyelenggarakan
nasional.
Pembangunan
di
bidang
kesehatan
bertujuan
rendahnya kualitas produk dan masalah disiplin pegawai (David, 2011). Hal
tersebut menunjukkan kepuasan kerja merupakan aspek yang penting untuk
pegawai dan organisasi terutama karena mampu menciptakan suatu keadaan
positif di lingkungan organisasi.
Kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja pegawai dalam suatu
organisasi. Oleh sebab itu perilaku pegawai dalam organisasi harus diarahkan
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin dalam suatu organisasi
harus mampu menerapkan kepemimpinan yang efektif dalam arti mampu
mendorong pegawainya untuk mencapai tujuan organisasi tanpa mengabaikan
kepuasan kerja. Motivasi merupakan suatu pendorong yang juga mempengaruhi
perilaku pegawai dalam organisasi (Tirtayana, 2005). Perilaku pegawai dalam
bekerja pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kepuasan sehingga perlu
diperhatikan hal-hal yang mampu memotivasi pegawai tersebut. Hasil yang
didapatkan oleh pegawai dalam bekerja dirasakan dalam bentuk kompensasi
terutama kompensasi finansial. Pemberian kompensasi yang sesuai oleh suatu
organisasi terhadap pegawainya salah satunya bertujuan untuk menciptakan
kepuasan kerja pegawai di organisasi tersebut (Notoatmodjo, 2003).
Kota Denpasar telah memiliki jumlah puskesmas yang cukup merata di tiap
kecamatan. Tercatat di tiap kecamatan terdapat paling sedikit dua puskesmas.
Tiap puskesmas juga telah memiliki SDM yang cukup merata baik dari segi jenis
dan jumlah tenaga yang diperlukan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Berdasarkan data rekap pegawai Dinas Kesehatan Kota Denpasar
Tahun 2015, total jumlah pegawai puskesmas sebanyak 565 pegawai yang terdiri
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan
2.1.1 Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan seorang pemimpin dalam
mempengaruhi pegawainya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Robbins,
2006).
Kepemimpinan
berkaitan
dengan
kemampuan
seseorang
dalam
mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan oleh seorang
pemimpin (Siagian, 2002). Selain itu kepemimpinan diartikan juga sebagai proses
mempengaruhi orang lain agar dapat memahami pelaksanaan tugas yang baik dan
proses untuk memfasilitasi pegawainya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
(Yukl, 2005). Penjelasan di atas lebih menunjukkan bahwa kepemimpinan
merupakan proses yang lebih ditekankan pada hubungan antara pemimpin dan
orang yang dipimpin.
2.1.2 Peranan Kepemimpinan
Peranan kepemimpinan ada tiga bentuk yakni peranan yang bersifat
interpersonal, informasional dan peran dalam pengambilan keputusan. Adapun hal
tersebut dijelaskan sebagai berikut (Siagian 2002).
1. Peranan yang bersifat interpersonal berarti pemimpin dalam organisasi
merupakan simbol akan keberadaan organisasi. Pemimpin memiliki
tanggung jawab untuk memberikan motivasi dan arahan kepada
pegawainya dan seorang pemimpin memiliki peran sebagai penghubung
dalam
mengarahkan
dan
membimbing
pegawainya
untuk
10
11
pegawai dalam organisasi (Darwito, 2008). Terdapat dua jenis pemimpin dalam
organisasi yaitu pemimpin formal dan pemimpin informal. Pemimpin formal
merupakan seseorang yang diangkat secara resmi oleh suatu organisasi tertentu
untuk memangku jabatan sebagai pimpinan sedangkan pemimpin informal adalah
seseorang yang memiliki kualitas sebagai seorang pemimpin untuk mempengaruhi
perilaku pegawainya (Kartono, 2006). Pemimpin yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah pemimpin formal yaitu kepala puskesmas.
Kepala puskesmas merupakan seorang tenaga kesehatan dengan kriteria
yaitu tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi
manajemen puskesmas, masa kerja di puskesmas minimal dua tahun dan telah
mengikuti pelatihan manajemen puskesmas (Kementerian Kesehatan, 2014).
Kepala puskesmas memiliki peranan yang penting dalam hal mengatur dan
mengelola seluruh kegiatan di puskesmas termasuk pegawainya. Oleh sebab itu
kepala puskesmas memerlukan kompetensi di bidang manajemen puskesmas
dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan di puskesmas.
Peranan kepala puskesmas dalam hal perencanaan berkaitan dengan kemampuan
dalam mengidentifikasi permasalahan dan menyusun kegiatan yang akan
dikerjakan dalam satu tahun kerja. Peranan kepala puskesmas dalam hal
pelaksanaan berkaitan dengan pengorganisasian tugas kepada pegawainya
termasuk pelaksanaan rapat koordinasi baik yang bersifat internal maupun
eksternal dengan kecamatan dan dinas terkait. Peranan kepala puskesmas dalam
hal pengawasan berkaitan dengan pengawasan kegiatan sehari hari termasuk
12
pemeriksaan capaian program yang telah dicapai yang dilaporkan oleh pegawai
kepada kepala puskesmas dalam bentuk laporan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang kepala puskesmas
dalam memimpin pegawai di puskesmas adalah perilakunya. Perilaku seorang
pemimpin dapat diterima dengan baik oleh pegawainya sejauh mereka pandang
sebagai sumber kepuasan segera atau sebagai sarana bagi kepuasan masa datang.
Perilaku kepala puskesmas akan bersifat motivasional apabila mampu
menciptakan kepuasan kerja pegawai sehingga meningkatkan kinerja pegawai
secara efektif dengan memberikan dukungan, pelatihan, bimbingan dan ganjaran
yang diperlukan (Robbins, 2007). Penilaian kepemimpinan kepala puskesmas
dapat dilihat pada perilakunya yang berkaitan dengan keteladanan, motivator,
informasi dan komunikasi dan pengambilan keputusan. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut.
1. Keteladanan
Keteladanan adalah salah satu bentuk perilaku seorang pemimpin.
Keteladanan diperlukan oleh pemimpin agar pegawainya patuh dan
mentaati peraturan yang telah ditetapkan bersama (Adman, 2004). Seorang
pemimpin dalam organisasi harus mampu memberikan teladan yang baik,
sikap dan perilaku terpuji yang menjadi panutan bagi pegawainya.
Pimpinan yang baik harus mampu menumbuhkan perasaan ikut serta dan
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga meningkatkan
semangat kerja pegawai (Wijaya, 2007).
13
2. Motivator
Salah satu bentuk perilaku seorang pemimpin yang lain adalah perilaku
untuk memotivasi pegawai. Memotivasi pegawai baik secara langsung
atau tidak langsung akan membangkitkan potensi yang dimiliki sehingga
pegawai tersebut memiliki usaha dalam mencapai tujuan pribadi dan
organisasi secara efektif dan efisien (Adman, 2004).
3. Informasi dan komunikasi
Perilaku kepemimpinan dalam hal ini dilakukan dengan melakukan
monitoring, penyebarluasan informasi dan kemampuan menyampaikan
informasi. Seorang pemimpin harus terus memantau lingkungan
organisasinya termasuk pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai. Hal ini
bertujuan agar pemimpin mampu mengumpulkan informasi penting yang
berkaitan dengan pekerjaan pegawai. Informasi yang diperoleh pemimpin
harus dimanfaatkan secara bersama dan didistribusikan pada pegawainya.
Kemampuan
menyampaikan
informasi
tersebut
berkaitan
dengan
untuk
mengambil
keputusan yang
berkualitas juga
14
sebagai
inovasi
dalam
proses
menjalankan
tugas
2.2 Motivasi
2.2.1 Definisi Motivasi
Motivasi awalnya merupakan bahasa latin yaitu movere yang
mengandung arti mendorong. Jadi motivasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan
berbagai faktor yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik yang mendorong individu
untuk melakukan suatu kegiatan tertentu (Winardi, 2011). Motivasi juga
merupakan daya pendorong yang membuat seseorang lebih bersemangat untuk
bekerja agar dapat bekerja sama, bekerja secara efektif dan terintegrasi yang
bertujuan untuk mendapatkan kepuasan (Hasibuan, 2004). Selain itu ada juga
yang menjelaskan bahwa motivasi terbentuk oleh sikap suatu pegawai di
lingkungan kerja organisasinya. Hal ini mengandung arti bahwa motivasi adalah
kondisi
yang
mendorong
(Mangkunegara, 2005).
pegawai
untuk
mencapai
tujuan
organisasi
15
16
17
18
yang
dapat
memotivasi
yaitu
faktor
prestasi,
19
20
kekuasaan
untuk
memerintah
atau
menentukkan
21
terdorong
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
tersebut
dimaksudkan
untuk
menunjukkan
22
23
reward akan membuat seorang pegawai bekerja tanpa adanya kendali dari
pemimpin melainkan dapat berjalan sesuai dengan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab pegawai tersebut. Hal ini didukung oleh Gouillart dan Kelly
bahwa reward yang diberikan merupakan konsekuesi atas hasil kerja yang dicapai
dan dapat mengubah perilaku pegawai secara fundamental.
Punishment merupakan hukuman yang diberikan karena adanya pelanggaran
terhadap peraturan yang berlaku. Punishment merupakan penderitaan yang
diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang sesudah terjadinya
suatu pelanggaran, kejahatan atau kesalahan. Reward merupakan suatu hal yang
positif sedangkan punishment merupakan suatu hal yang negatif namun apabila
punishment diberikan secara tepat dan bijaksana maka akan menjadi alat
peransang pegawai dalam meningkatkan produktivitasnya. Secara umum
punishment terdiri atas dua macam yaitu sebagai berikut (Indrakusuma, 2000).
1. Punishment preventif
Punishment preventif adalah punishment yang diberikan dengan maksud
untuk mencegah terjadinya pelanggaran. Selain itu punishment preventif
juga merupakan hukum yang bersifat pencegahan yang bertujuan menjaga
agar hal-hal yang dapat menghambat proses kerja dapat dihindari.
Punishment preventif dapat berupa tata tertib, perintah, laranagan, paksaan
dan disiplin.
2. Punishment represif
Punishment represif merupakan punishment yang dilakukan karean adanya
pelanggaran. Jadi punishment ini dilakukan setelah terjadinya pelanggaran
24
25
meliputi gaji, tunjangan dan insentif. Namun di puskesmas terdapat empat bentuk
kompensasi yang dijelaskan sebagai berikut.
1. Gaji
Gaji sebagai komponen kompensasi yang menyangkut analisis gaji dimana
pegawai yang dibayarkan secara sistematis atas usaha yang disumbangkan
kepada organisasi. Tujuan pemberian gaji kepada pegawai yaitu sebagai
bentuk imbalan yang adil dan layak diterima oleh pegawai. Terdapat
banyak masalah terkait dengan fungsi balas jasa tersebut. Masalah tersebut
meliputi tingkat, struktur dan penetapan gaji per individu, metode
penetapan gaji tidak langsung, gaji pegawai lepas dan pengawasan gaji.
Pemberian gaji yang efektif dilakukan dengan pemberian gaji tepat waktu
terhadap pegawai (Simmamora, 1995). Selain terkait ketepatan waktu,
kebijakan gaji juga perlu kejelasan penghitungan dan sosialisasi kepada
pegawai yang artinya organisasi harus mengkomunikasikan kepada
pegawai dan perlunya transparansi (Armstrong, 1996).
2. Tunjangan
Tujuan utama pemberian tunjangan kepada pegawai agar pegawai tersebut
bekerja lebih lama dalam suatu organisasi (Flippo, 1994). Selain itu
dijelaskan juga bahwa tunjangan dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Adapun pembagian tersebut adalah sebagai berikut.
1) Pembayaran terhadap waktu saat tidak bekerja yang meliputi
pembayaran jam istirahat, pembayaran makan siang, pembayaran
26
terhadap waktu cuti, hari libur dan waktu dalam memberikan suara
seperti pemilu
2) Perlindungan terhadap bahaya misalnya penyakit, keadaan cedera,
hutang, pengangguran, ketidakmampuan bekerja secara tetap, usia
lanjut dan kematian
3) Pelayanan terhadap pegawai seperti perumahan, makanan dan
rekreasi
4) Pembayaran yang dituntut oleh hukum seperti kompensasi
pengangguran, asuransi dalam bekerja, asuransi usia lanjut
3. Insentif
Insentif adalah penghargaan terhadap pegawai atas hasil kerjanya yang
diberikan dalam bentuk uang dan cenderung tidak pasti dalam tiap bulan.
Insentif umumnya diberikan kepada pegawai yang bekerja dengan
tanggung jawab yang lebih besar dan berhasil dalam melaksanakan tugas
tersebut (Ass.ad, 2002). Tujuan pemberian insentif mencakup pemberian
rangsangan agar pegawai bekerja secara maksimal untuk mencapai
prestasi yang tinggi, mempertahankan pegawai yang berprestasi untuk
tetap berada di suatu organisasi dan menumbuhkan semangat, motivasi
dan kepuasan dalam bekerja serta meningkatkan status sosial pegawai
tersebut (Nasution, 1994).
4. Jasa pelayanan
Jasa pelayanan juga merupakan salah satu bentuk kompensasi finansial.
Jasa pelayanan kesehatan terutama di puskesmas diberikan kepada tenaga
27
2.4
Kepuasan Kerja
28
terhadap pekerjaannya tetapi pegawai yang merasa tidak puas akan memiliki sikap
negatif terhadap pekerjaannya. Selain itu dijelaskan pula bahwa pegawai yang
bekerja tidah hanya berfokus pada tugas yang menjadi tanggung jawabnya tetapi
memerlukan hubungan sosial dengan teman kerja termasuk pimpinan, kepatuhan
terhadap kebijakan dan peraturan yang berlaku dan memenuhi standar kinerja. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kepuasan kerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa
hal yaitu pekerjaan itu sendiri, teman kerja, hubungan dengan pemimpin, promosi
dan lingkungan kerja (Robbins, 2003). Kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa
hal namun secara umum yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah kepuasan
yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, pengakuan, kompensasi, hubungan
dengan pemimpin dan kesempatan berprestasi. Hal tersebut secara keseluruhan
menghasilkan perasaan puas dengan pekerjaan itu sendiri (Mathis & Jakson,
2001).
2.4.2 Efek Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja
Kepuasan kerja dapat digunakan untuk meningkatkan semangat kerja.
Ketidakpuasan kerja hanya akan memperburuk kinerja dan mengurangi
produktivitas tetapi juga berdampak negatif terhadap pegawai dan organisasi.
Pegawai akan cenderung tidak mempunyai keinginan bertahan lama jika tidak
dapat menikmati suasana lingkungan bekerja secara nyaman. Beberapa akibat
perasaan tidak puas diekspresikan dalam dua bentuk perilaku yaitu perilaku
negatif dan perilaku positif. Perilaku negatif muncul sebagai ekspresi perasaan
kecewa sehingga mereka bekerja tanpa memperhatikan prosedur kerja, tidak
disiplin dan tidak mengerjakan tugas dengan serius, keluar dari tempat kerja dan
29
kepuasan
kerja
pegawai
dengan
kinerja
sangat
erat
30
31
2. Aspirasi
Secara aktif berusaha untuk memperbaiki kondisi termasuk menyarankan
adanya perbaikan, mendiskusikan masalah dengan pimpinan dan beberapa
bentuk aktivitas serikat kerja
3. Pengabaian
Membiarkan terjadinya kondisi lebih buruk termasuk ketidakhadiran atau
keterlambatan yang terus menerus, usaha yang kurang dalam bekerja dan
meningkatnya kesalahan
2.4.3 Dimensi Kepuasan Kerja
Terdapat beberapa dimensi kepuasan kerja yang dikemukakan oleh para
ahli. Menurut Luthans (2006) dimensi kepuasan kerja terdiri dari pekerjaan itu
sendiri, promosi, gaji, pengawasan, kondisi kerja dan kelompok kerja. Menurut
Asaad (2001) terdapat 10 dimensi kepuasan kerja yaitu kesempatan untuk maju,
keamanan kerja, manajemen, gaji, pengawasan, pekerjaan itu sendiri, kondisi
kerja, rekan kerja, fasilitas dan komunikasi sedangkan menurut Hasibuan (2007)
terdapat tujuh dimensi kepuasan kerja yaitu kompensasi, penempatan yang sesuai,
beban kerja, suasana pekerjaan, kelengkapan alat, sikap pimpinan dan sifat
pekerjaan. Menurut Robbins (2006) menjelaskan bahwa terdapat lima dimensi
untuk mengukur kepuasan kerja yaitu pekerjaan yang menantang, kompensasi
yang sesuai, rekan kerja, kondisi kerja dan kesesuaian kepribadian dengan
pekerjaan. Menurut Mangkunegara (2005) menyatakan bahwa ada dua dimensi
untuk mengukur kepuasan kerja yaitu:
32
1. Faktor pada diri karyawan yaitu IQ, jenis kelamin, kecakapan khusus,
umur, kondisi fisik, pendidikan, kepribadian, pengalaman kerja, masa
kerja, emosi, sikap kerja, cara berpikir dan persepsi
2. Faktor pekerjaan itu sendiri yaitu jenis pekerjaan, kualitas pengawasan,
struktur organisasi, pangkat, kedudukan, jaminan keuangan, kesempatan
promosi, hubungan sosial dan hubungan kerja
Menurut Frederick Herzberg bahwa terdapat tujuh faktor dimensi kepuasan kerja
pegawai yakni kondisi kerja, pengawasan, kompensasi, pengakuan, kesempatan
berprestasi, tanggung jawab dan pekerjaan yang lebih menantang (Tirtayana,
2005). Selain itu ada yang menyebutkan dimensi kepuasan kerja terdiri dari
kompentensi, kerja sama, pengembangan karier, remunerasi dan lingkungan kerja
(Wijaya, 2012). Berdasarkan penjelasan para ahli di atas terdapat keberagaman
dalam menentukkan dimensi kepuasan kerja. Penelitian ini menggunakan dimensi
kepuasan kerja sebagai berikut.
1. Kompetensi
Kompetensi diartikan sebagai karakteristik yang mendasar dan berkaitan
dengan efektivitas kinerja pegawai suatu organisasi. Kompetensi
merupakan sesuatu yang digunakan untuk memperkirakan tingkat kinerja.
Kompetensi memiliki lima karakteristik dasar yaitu motif, pembawaan,
konsep diri, pengetahuan dan keterampilan (Wijaya, 2012). Pengukuran
kompentesi dalam penelitian ini melalui tiga hal yaitu pengetahuan,
tanggung jawab dan kesesuaian pekerjaan. Pengetahuan adalah informasi
yang dimiliki seseorang sesuai dengan kemampuannya. Tanggung jawab
33
34
35
2.5
36
37
38
BAB III
39
40
secara efektif dan mampu bekerja sama dengan baik untuk mencapai kepuasan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku yang ditunjukkan pegawai dalam suatu
organisasi merupakan hasil dari beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik yang
mendorong pegawai untuk bekerja dalam organisasi.
Kompensasi pada dasarnya merupakan imbalan yang diberikan oleh suatu
organisasi atas jasa yang telah dilakukan oleh pegawai tersebut terhadap suatu
organisasi. Pemberian kompensasi di dalam suatu organisasi perlu diatur dengan
baik agar menjadi suatu sistem kompensasi yang adil. Besar kecilnya kompensasi
yang diberikan tergantung pada besar kecilnya sumbangan tenaga dan pikiran
yang diberikan kepada organisasi. Pemberian kompensasi yang sesuai oleh suatu
organisasi terhadap pegawainya akan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai
tersebut.
Motivasi
Kompensasi
Gambar 3.1
Konsep penelitian hubungan kepemimpinan, motivasi dan kompensasi dengan
kepuasan kerja pegawai di puskesmas Kota Denpasar
41
BAB IV
METODE PENELITIAN
42
43
44
Keterangan :
n
P(1-P)
Hasil perhitungan besar sampel minimal yang harus diambil adalah sebagai
berikut.
n=
n=
1,96.0,43.0,57.94
(0,05. (94-1))+ 1,96. 0,43.0,57
n = 75 sampel
Berdasarkan perhitungan di atas maka besar sampel minimal yang harus diambil
sebesar 75 sampel.
45
Subvariabel
Karakteristik
SosioDemografi
Definisi
Operasional
Umur responden
yang dihitung
sejak tanggal
Cara dan
Alat
Pengukuran
Wawancara
dengan
kuesioner
Wawancara
dengan
kuesioner
Skala data
Nominal
a. Laki laki
b. Perempuan
Dikelompokka
n sesuai
dengan sebaran
46
Status
perkawinan
data yang
diperoleh
Wawancara
dengan
kuesioner
Jumlah
tanggungan
Jumlah orang
yang ditanggung
oleh responden
Wawancara
dengan
kuesioner
Tingkat
pendidikan
Tingkat
pendidikan
tertinggi yang
ditamatkan oleh
responden
Jenis pekerjaan
responden di
puskesmas
Wawancara
dengan
kuesioner
Status
kepegawaian
responden
Masa dari awal
mulai bekerja di
puskesmas
sampai pada saat
pengisian
kuesioner
Perilaku kepala
puskesmas yang
dapat memberi
panutan bagi
pegawainya
Perilaku kepala
puskesmas dalam
memberikan
dukungan dan
bimbingan tugas
kepada pegawai
Perilaku kepala
puskesmas dalam
Wawancara
dengan
kuesioner
Wawancara
dengan
kuesioner
Jenis
pekerjaan
Status
kepegawaian
Masa kerja
Kepemimpinan
kelahiran sampai
pada saat
pengisian
kuesioner
Status
perkawinan
responden yang
sah secara hukum
Keteladanan
Motivator
Informasi
dan
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Menikah
b. Belum
Menikah
c. Janda/Duda
Dikelompokka
n sesuai
dengan sebaran
data yang
diperoleh
Nominal
a. <SMA
b. >SMA
Nominal
a. Tenaga
Kesehatan
b. Tenaga Non
Kesehatan
Nominal
a. PNS
b. Non PNS
Dikelompokka
n sesuai
sebaran data
yang diperoleh
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Baik (>15)
b. Kurang Baik
(<15)
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Baik (>15)
b. Kurang Baik
(<15)
Wawancara
dengan
Nominal
a. Baik (>5)
47
komunikasi
Pengambilan
keputusan
Motivasi
Motivasi
intrinsik
Motivasi
ekstrinsik
Kompensasi
Gaji
Tunjangan
Insentif
Jasa
pelayanan
berkomunikasi
dengan pegawai
Perilaku kepala
puskesmas dalam
mengambil
keputusan terkait
dengan
kepentingan
organisasi dan
tugas pegawai
Daya dorong
pegawai yang
berasal dari
dirinya dan
berkaitan dengan
pekerjaannya
Daya dorong
pegawai yang
berasal dari luar
dirinya dan
mendukung
pekerjaannya
Kompensasi
dalam bentuk
uang yang
diterima
responden setiap
bulan secara tetap
Kompensasi
dalam bentuk
uang di luar gaji
pokok yang
diterima
responden
Tambahan uang
di luar gaji dan
tunjangan yang
diterima
responden dan
berasal dari
pemerintah
daerah
Kompensasi
dalam bentuk
uang yang
diterima
kuesioner
Wawancara
dengan
kuesioner
Wawancara
dengan
kuesioner
Wawancara
dengan
kuesioner
Wawancara
dengan
kuesioner
b. Kurang Baik
(<5)
Nominal
a. Baik (>7)
b. Kurang Baik
(<7)
Nominal
a. Motivasi
Tinggi
(>15)
b. Motivasi
Rendah (<15)
Nominal
a. Motivasi
Tinggi
(>23)
b. Motivasi
Rendah (<23)
Nominal
a. Memadai
(>5)
b. Kurang
memadai (<5)
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Memadai
(>5)
b. Kurang
memadai (<5)
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Memadai
(>7)
b. Kurang
memadai (<7)
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Memadai
(>7)
b. Kurang
48
Kepuasan Kerja
responden dalam
memberikan
pelayanan
Kompetensi
Kemampuan
dasar pegawai
yang diukur
dengan
pengetahuan,
tanggung jawab
dan kesesuaian
pekerjaan
Kerja sama
Perilaku pegawai
yang berkaitan
dengan hubungan
dengan kepala
puskesmas dan
sesama rekan
kerja
Kesempatan Penilaian hasil
berprestasi
kerja pegawai,
pengembangan
karir, kesempatan
mendapatkan
pendidikan dan
pelatihan dan
pencapaian hasil
kerja oleh
pegawai
Pekerjaan
Pemberian
lebih
keleluasan, sistem
menantang
pembagian tugas
dan umpan balik
oleh kepala
puskesmas
kepada responden
Kondisi kerja Kondisi
lingkungan kerja
yang meliputi
lingkungan fisik
dan sosial
memadai (<7)
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Puas (>27)
b. Tidak puas
(<27)
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Puas (>29)
b. Tidak puas
(<29)
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Puas (>11)
b. Tidak puas
(<11)
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Puas (>5)
b. Tidak puas
(<5)
Wawancara
dengan
kuesioner
Nominal
a. Puas (>15)
b. Tidak puas
(<15)
49
50
4.8
Pengolahan Data
Adapun tahapan dalam pengolahan data penelitian ini dijelaskan di bawah
ini.
1. Editing
Pada tahap ini peneliti memeriksa kembali kelengkapan pengisian jawaban
kuesioner oleh responden sehingga diperoleh data yang benar benar terisi
lengkap dan terbaca dengan baik. Editing langsung dilakukan setelah
wawancara selesai dilakukan peneliti
2. Coding
Coding adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden
dengan kode tertentu. Data yang diberikan coding merupakan data
mengenai karakteristik sosio-demografis responden mencakup jenis
kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan, status kepegawaian dan
masa kerja
3. Scoring
Scoring merupakan tahap untuk memberikan skor pada setiap jawaban
responden. Data yang telah terkumpul dari hasil wawancara responden
51
akan diberikan skor sesuai dengan variabel yang ditanyakan baik pada
variabel bebas yaitu kepemimpinan, motivasi dan kompensasi dan variabel
terikat yaitu kepuasan kerja.
4. Entry data
Data yang telah melalui proses editing, coding dan scoring akan
dimasukkan ke dalam program komputer untuk memudahkan peneliti
menganalisa data tersebut
5. Cleaning data
Data yang telah di entry kemudian dicetak kembali untuk memastikan
bahwa tidak terdapat kesalahan dalam pengkodean maupun membaca kode
dan data siap untuk dianalisis
52
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1
kecamatan dengan 43 desa atau kelurahan dan 209 dusun. Kota Denpasar
memiliki jumlah puskesmas yang cukup merata di tiap kecamatan yaitu sebanyak
11 buah Puskesmas induk yang telah memiliki kemampuan gawat darurat dan 25
buah Puskesmas pembantu. Dilihat dari segi rasio tenaga kesehatan per 100.000
penduduk, hampir mencapai target yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
yaitu dokter umum (38,9), dokter gigi (10,4), perawat (242,1), bidan (56,7), gizi
(14) dan sanitarian (2,3). Distribusi jenis ketenagaan di masing-masing puskesmas
Kota Denpasar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.1
Distribusi Jenis Ketenagaan di Puskesmas Kota Denpasar
Jenis Ketenagaan
Puskesmas
Tenaga
Tenaga Non
Kesehatan
Kesehatan
I Denpasar Barat
37
9
II Denpasar Barat
64
20
I Denpasar Timur
62
13
II Denpasar Timur
34
8
I Denpasar Utara
32
8
II Denpasar Utara
37
8
III Denpasar Utara
39
6
I Denpasar Selatan
29
10
II Denpasar Selatan
36
13
III Denpasar Selatan
29
7
IV Denpasar Selatan
50
14
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2014
53
Jumlah
46
84
75
42
40
45
45
39
49
36
64
54
Indeks Kepuasan
Masyarakat
86,29
86,90
84,58
86,37
84,07
86,13
83,30
86,37
87,81
86,42
83,58
55
atau Non PNS. PNS mendapatkan gaji sesuai dengan golongan dan masa kerja
sedangkan Non PNS mendapatkan gaji sesuai dengan UMR yakni sebesar Rp
1.800.000. Pegawai yang diberikan tunjangan merupakan pegawai yang berstatus
sebagai PNS. Secara umum tunjangan ada dua yaitu tunjangan struktural dan
tunjangan fungsional. Tunjangan struktural diberikan pada pegawai yang
menjabat sebagai kepala puskesmas dan kepala tata usaha sedangkan tunjangan
fungsional diberikan pada pegawai yang menjabat sebagai staf. Insentif yang
diberikan kepada pegawai berasal dari Pemerintah Kota Denpasar dan
diperuntukkan hanya bagi pegawai yang berstatus PNS. Besaran insentif yang
diberikan berkisar antara Rp 1.500.000 sampai Rp 2.500.000. Jasa pelayanan
diberikan kepada seluruh pegawai baik yang berstatus sebagai PNS maupun Non
PNS. Besaran jasa pelayanan yang diberikan berkisar antara Rp 1.000.000 sampai
Rp 2.000.000. Secara keseluruhan, kompensasi finansial yang diterima oleh
pegawai puskesmas berkisar antara Rp 2.800.000 sampai Rp 7.500.000.
Puskesmas II Denpasar Selatan merupakan satu dari empat puskesmas yang
berada di Kecamatan Denpasar Selatan. Puskesmas ini memiliki luas wilayah
kerja + 13,11 km2 dengan wilayah kerja pada dua kelurahan dan dua desa.
Puskesmas ini juga memiliki tiga puskesmas pembantu yang terletak di Renon,
Sanur Kauh dan Sanur Kaja. Jumlah pegawai di puskesmas ini sebanyak 49
pegawai dengan rincian enam pegawai puskesmas berada di puskesmas pembantu
dan 43 pegawai berada di puskesmas induk. Pegawai puskesmas yang berada di
masing masing puskesmas pembantu terdiri dari satu bidan dan satu perawat.
56
Puskesmas III Denpasar Utara merupakan satu dari tiga puskesmas yang
berada di wilayah Kecamatan Denpasar Utara. Puskesmas ini memiliki luas
wilayah kerja 17,05 km2 yang mencakup satu kelurahan dan tiga desa. Puskesmas
ini juga memiliki tiga puskesmas pembantu yang terletak di Peguyangan Kaja,
Peguyangan dan Peguyangan Kangin. Jumlah pegawai di puskesmas ini sebanyak
45 pegawai dengan rincian enam pegawai di puskesmas pembantu dan 39 pegawai
di puskesmas induk. Pegawai puskesmas yang berada di dua puskesmas pembantu
terdiri dari dua bidan sedangkan hanya satu puskesmas pembantu yang terdiri dari
satu bidan dan satu perawat.
5.2
karakteristik sosio-demografis
pegawai
puskesmas Kota
Denpasar dapat dilihat dari jenis kelamin, umur, status, jumlah tanggungan,
pendidikan, jenis pekerjaan, status kepegawaian dan masa kerja. Adapun hasilnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
57
Tabel 5.3
Gambaran Karakteristik Sosio-Demografis
Responden Penelitian di Puskesmas Kota Denpasar
Karakteristik Sosio-Demografis
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur
<42 Tahun
>42 Tahun
Status
Belum Menikah
Menikah
Jumlah Tanggungan
<2 Orang
>2 Orang
Pendidikan
<SMA
>SMA
Jenis Pekerjaan
Tenaga Kesehatan
Tenaga Non Kesehatan
Status Kepegawaian
PNS
Non PNS
Masa Kerja
<6 Tahun
>6 Tahun
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
20
55
26,67%
73,33%
35
40
46,67%
53,33%
6
69
8%
92%
21
54
28%
72%
25
50
33,33%
66,67%
53
22
70,67%
29,33%
59
16
78,67%
21,33%
27
48
36%
64%
Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dilihat dari jenis kelamin sebagian besar
responden merupakan perempuan yaitu sebanyak 55 orang (73,33%) sedangkan
dilihat dari kelompok umur, sebagian besar responden merupakan kelompok usia
>42 Tahun yaitu 40 orang (53,33%). Berdasarkan statusnya, sebagian besar
responden telah menikah yaitu sebanyak 69 orang (92%) dan memiliki jumlah
tanggungan lebih dari dua orang yakni sebanyak 54 orang (72%) dan dilihat dari
58
59
Tabel 5.4
Perbandingan Karakteristik Sosio-Demografis Responden Penelitian
di Puskesmas II Denpasar Selatan dan Puskesmas III Denpasar Utara
Karakteristik
SosioDemografis
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur
<42 Tahun
>42 Tahun
Status
Belum
Menikah
Menikah
Jumlah
Tanggungan
<2 Orang
>2 Orang
Pendidikan
<SMA
>SMA
Jenis Pekerjaan
Tenaga
Kesehatan
Tenaga Non
Kesehatan
Status
Kepegawaian
PNS
Non PNS
Masa Kerja
<6 Tahun
>6 Tahun
Frekuensi(orang)
Persentase(%)
Frekuensi(orang)
Persentase(%)
12
27
30,77%
69,23%
8
28
22,22%
77,78%
22
17
56,41%
43,59%
13
23
36,11%
63,89%
12,82%
2,78%
34
87,18%
35
97,22%
15
24
38,46%
61,54%
6
30
16,67%
83,33%
13
26
33,33%
66,67%
12
24
33,33%
66,67%
28
71,79%
25
69,44%
11
28,21%
11
30,56%
29
10
74,36%
25,64%
30
6
83,33%
16,67%
21
18
53,85%
46,15%
6
30
16,67%
83,33%
Berdasarkan tabel 5.4 di atas terlihat dari jenis kelamin, sebagian besar
perempuan baik di Puskesmas II Denpasar Selatan (69,23%) maupun Puskesmas
III Denpasar Utara (77,78%). Dilihat dari umur, pada Puskesmas II Denpasar
60
Selatan sebagian besar pada kelompok <42 Tahun (56,41%) sedangkan pada
Puskesmas III Denpasar Utara sebagian besar berada pada kelompok >42 Tahun
(63,89%). Dilihat dari status, sebagian besar pegawai telah menikah baik di
Puskesmas II Denpasar Selatan (87,18%) maupun Puskesmas III Denpasar Utara
(97,22%). Dilihat dari jumlah tanggungan, sebagian besar memiliki jumlah
tanggungan >2 Orang baik di Puskesmas II Denpasar Selatan (61,54%) maupun
Puskesmas III Denpasar Utara (83,33%). Dilihat dari pendidikan, sebagian besar
memiliki tingkat pendidikan > SMA baik di Puskesmas II Denpasar Selatan
(66,67%) maupun Puskesmas III Denpasar Utara (66,67%). Dilihat dari jenis
pekerjaan, sebagian besar pegawai merupakan tenaga kesehatan baik di
Puskesmas II Denpasar Selatan (71,79%) maupun Puskesmas III Denpasar Utara
(69,44%). Dilihat dari status kepegawaian, sebagian besar pegawai berstatus PNS
baik di Puskesmas II Denpasar Selatan (74,36%) maupun Puskesmas III Denpasar
Utara (83,33%). Dilihat dari masa kerja, pada Puskesmas II Denpasar Selatan
sebagian besar pegawai memiliki masa kerja <6 Tahun (53,85%) sedangkan pada
Puskesmas III Denpasar Utara sebagian besar pegawai memiliki masa kerja >6
Tahun (83,33%).
5.3
61
Tabel 5.5
Gambaran Kepemimpinan Kepala Puskesmas di Kota Denpasar
Kepemimpinan
Keteladanan
Baik
Kurang Baik
Motivator
Baik
Kurang Baik
Informasi dan Komunikasi
Baik
Kurang Baik
Pengambilan Keputusan
Baik
Kurang Baik
Kepemimpinan Keseluruhan
Baik
Kurang Baik
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
48
27
64%
36%
27
48
36%
64%
69
6
92%
8%
52
23
69,33%
30,67%
36
39
48%
52%
62
Tabel 5.6
Perbandingan Kepemimpinan
Kepala Puskesmas II Denpasar Selatan dan Puskesmas III Denpasar Utara
Kepemimpinan
Baik
Kurang Baik
23,08%
76,92%
75%
25%
5.4
motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang dinilai dengan kategori tinggi dan rendah.
Motivasi intrinsik meliputi datang dan pulang sesuai jam kerja, memperhatikan
kelengkapan alat kerja, mengemukakan pendapat dan melaporkan hasil pekerjaan
sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi keamanan, kenyamanan, pemberlakuan
sanksi yang tegas, prosedur kerja, pujian, kesempatan mengikuti pelatihan dan
melanjutkan pendidikan. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
63
Tabel 5.7
Gambaran Motivasi Pegawai Puskesmas di Kota Denpasar
Motivasi
Motivasi Intrinsik
Tinggi
Rendah
Motivasi ekstrinsik
Tinggi
Rendah
Motivasi Keseluruhan
Tinggi
Rendah
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
65
10
86,67%
13,33%
32
43
42,67%
57,33%
42
33
56%
44%
38,46%
61,54%
75%
25%
64
Berdasarkan tabel 5.8 di atas terlihat bahwa hanya sedikit pegawai yang
memiliki motivasi tinggi (38,46%) di Puskesmas II Denpasar Selatan sedangkan
pada Puskesmas III Denpasar Utara sebagian besar pegawai memiliki motivasi
yang tinggi (75%).
5.5
gaji, tunjangan, insentif dan jasa pelayanan yang dinilai dengan kategori memadai
dan kurang memadai. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.9
Gambaran Kompensasi Pegawai Puskesmas di Kota Denpasar
Kompensasi
Gaji
Memadai
Kurang Memadai
Tunjangan
Memadai
Kurang Memadai
Insentif
Memadai
Kurang Memadai
Jasa pelayanan
Memadai
Kurang Memadai
Kompensasi Keseluruhan
Memadai
Kurang Memadai
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
57
18
76%
24%
47
28
62,67%
37,33%
56
19
74,67%
25,33%
64
11
85,33%
14,67%
45
30
60%
40%
Berdasarkan tabel 5.9 di atas terlihat bahwa dari segi gaji, sebagian besar
mempersepsikan bahwa gaji yang diterima memadai yaitu sebesar 76% dan dilihat
65
dari segi tunjangan yang diberikan, sebagian besar juga mempersepsikan bahwa
tunjangan yang didapatkan memadai yaitu sebesar 62,67%. Dilihat dari segi
insentif yang diterima, sebagian besar mempersepsikan insentif yang diterima
memadai yaitu 74,67% dan dilihat dari jasa pelayanan yang diterima, sebagian
besar juga mempersepsikan memadai yaitu sebesar 85,33%. Secara keseluruhan,
persepsi terhadap kompensasi yang diterima oleh pegawai puskesmas adalah
memadai yaitu sebesar 60%.
Berikut tabel perbandingan kompensasi pegawai puskesmas di Kota
Denpasar yang diwakili oleh Puskesmas II Denpasar Selatan dan Puskesmas III
Denpasar Utara. Adapun hasilnya adapat dilihat di bawah ini.
Tabel 5.10
Perbandingan Kompensasi Pegawai
Puskesmas II Denpasar Selatan dan Puskesmas III Denpasar Utara
Kompensasi
Memadai
Kurang
Memadai
43,59%
56,41%
63,89%
36,11%
Berdasarkan tabel 5.10 di atas terlihat bahwa hanya sedikit pegawai yang
mempersepsikan kompensasi yang diterima memadai (43,59%) di Puskesmas II
Denpasar Selatan sedangkan pada Puskesmas III Denpasar Utara sebagian besar
pegawai mempersepsikan kompensasi yang diterima memadai (63,89%).
66
5.6
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
38
37
50,67%
49,33%
50
25
66,67%
33,33%
42
33
56%
44%
65
10
86,67%
13,33%
48
27
64%
36%
39
36
52%
48%
Berdasarkan tabel 5.11 di atas dilihat dari segi kompetensi, sebagian besar
merasa puas yakni sebesar 50,67% dan dilihat dari segi kerja sama, sebagian besar
juga merasa puas yakni 66,67%. Dilihat dari segi kesempatan berprestasi,
sebagian besar merasa puas yakni sebesar 56% termasuk dari segi pekerjaan yang
lebih menantang, sebagian besar juga merasa puas yakni 86,67%. Dilihat dari
67
kondisi kerja, sebagian besar merasa puas yakni sebesar 64%. Secara keseluruhan,
kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai puskesmas termasuk dalam kategori
puas yaitu 52%.
Berikut tabel perbandingan kepuasan kerja pegawai puskesmas di Kota
Denpasar yang diwakili oleh Puskesmas II Denpasar Selatan dan Puskesmas III
Denpasar Utara. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.12
Perbandingan Kepuasan Kerja Pegawai
Puskesmas II Denpasar Selatan dengan Puskesmas III Denpasar Utara
Kepuasan
Kerja
Puas
Tidak Puas
41,03%
58,97%
63,89%
36,11%
Berdasarkan tabel 5.12 di atas terlihat bahwa pegawai yang merasa puas
bekerja lebih banyak (63,89%) di Puskesmas III Denpasar Utara dibandingkan
dengan Puskesmas II Denpasar Selatan (41,03%).
5.7
dengan kepuasan kerja pegawai puskesmas Kota Denpasar dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
68
Tabel 5.3
Analisis Bivariat Kepemimpinan, Motivasi dan Kompensasi dengan
Kepuasan Kerja Pegawai Puskesmas di Kota Denpasar
Variabel Bebas
Kepemimpinan
Kurang Baik
Baik
Motivasi
Rendah
Tinggi
Kompensasi
Kurang Memadai
Memadai
Kepuasan Kerja
Puas
Tidak Puas
f(%)
f(%)
OR
95%CI
Nilai p
10(25,64%)
29(80,56%)
29(74,36%)
7(19,44%)
Ref
12,01
4,02 35,89
<0,001
8(24,24%)
31(73,81%)
25(75,76%)
11(26,19%)
Ref
8,81
3,07 25,22
<0,001
10(33,33%)
29(64,44%)
20(66,67%)
16(35,56%)
Ref
3,63
1,37 9,60
0,010
69
70
5.8
menguji apakah data fit untuk model ini maka dilakukan analisis goodness of fit
test. Hasil output goodness of fit test didapatkan nilai p 0,445 ini menunjukkan
bahwa data fit dengan model regresi logistik. Dari hasil uji bivariat, semua
variabel bebas yang mempunyai nilai p<0,25 akan diikutsertakan dalam uji
multivariat. Hasil uji multivariat disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.4
Analisis Multivariat Kepemimpinan, Motivasi dan Kompensasi dengan
Kepuasan Kerja Pegawai Puskesmas di Kota Denpasar
Variabel
Kepemimpinan
Kurang Baik
Baik
Motivasi
Rendah
Tinggi
Kompensasi
Kurang Memadai
Memadai
OR
95%CI
Batas Bawah
Batas Atas
Nilai p
Ref
7,28
2,17
24,46
<0,001
Ref
4,31
1,29
14,39
0,018
Ref
3,07
0,91
10,28
0,069
71
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1
suatu organisasi. Pegawai yang merasa puas cenderung menunjukkan sikap positif
terhadap pekerjaannya tetapi pegawai yang merasa tidak puas akan memiliki sikap
negatif terhadap pekerjaannya. Salah satu dampak adanya kepuasan kerja yang
dirasakan oleh pegawai adalah kinerja kerja yang baik. Kinerja yang baik dalam
memberikan pelayanan kesehatan akan membuat masyarakat menjadi puas
(Robbins, 2008).
Sebagian besar pegawai puskesmas di Kota Denpasar merasa puas dalam
bekerja (52%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hilatunnisa Tahun 2009 di tiga puskesmas perawatan Kabupaten Tangerang yang
mendapatkan bahwa sebagian besar pegawai merasa puas bekerja. Selain itu hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Wibisono Tahun 2008 di Puskesmas
Turen Malang dan Sudarsono Tahun 2010 di Puskesmas Sumbermanjing Wetan
Malang yang mendapatkan bahwa sebagian besar pegawai merasa puas bekerja di
puskesmas. Organisasi dengan pegawai yang lebih banyak puas cenderung lebih
efektif dibandingkan organisasi dengan pegawai yang kurang puas. Pegawai yang
puas akan mampu meningkatkan kepuasan pasien. Hal ini terjadi karena dalam
organisasi jasa, kepuasan pelanggan terletak pada cara pegawai berhubungan
dengan pasiennya dalam memberikan pelayanan. Pegawai yang puas akan
72
73
menunjukkan kinerja yang baik seperti lebih ramah dan responsif terhadap
pasiennya. Selain itu pegawai yang puas memiliki kemungkinan yang kecil untuk
pindah sehingga pasien akan sering menjumpai pegawai yang akrab dan
berpengalaman. Hal tersebut dapat membangun kepuasan pasien terhadap suatu
organisasi (Robbins, 2008).
Gambaran kepuasan kerja pegawai Puskesmas di Kota Denpasar diwakili
oleh Puskesmas II Denpasar Selatan dan Puskesmas III Denpasar Utara yang
pemilihannya didasarkan pada nilai IKM sebagai indikasi tingkat kepuasan kerja
pegawai di puskesmas Kota Denpasar. Nilai IKM tertinggi terdapat pada
Puskesmas II Denpasar Selatan sedangkan nilai IKM terendah terdapat pada
Puskesmas III Denpasar Utara. Hasil ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih
puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pegawai Puskesmas II Denpasar
Selatan dibandingkan dengan Puskesmas III Denpasar Utara. Masyarakat yang
puas menunjukkan adanya indikasi pegawai merasa puas dalam bekerja. Kondisi
ini juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja pegawai lebih tinggi pada Puskesmas
II Denpasar Selatan dibandingkan dengan Puskesmas III Denpasar Utara. Namun
hasil penelitian mendapatkan bahwa sebagian besar pegawai merasa tidak puas
bekerja di Puskesmas II Denpasar Selatan (58,97%) sedangkan sebagian besar
pegawai merasa puas bekerja di Puskesmas III Denpasar Utara (63,89%). Hasil ini
berbeda dengan asumsi peneliti sebelumnya bahwa kepuasan masyarakat yang
tinggi juga mengindikasikan kepuasan kerja yang tinggi pada pegawainya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat yang puas belum tentu menunjukkan
bahwa pegawai juga merasa puas dalam bekerja.
74
75
kurang baik (76,92%), memiliki motivasi yang rendah dalam bekerja (61,54%)
dan mempersepsikan kompensasi yang diterima kurang memadai (56,41%).
Kepala puskesmas tentunya akan mempertahankan status puskesmas sebagai
puskesmas ISO sehingga kemungkinan terdapat beberapa perubahan dalam cara
maupun gaya kepemimpinan yang dijalankan. Beban kerja yang meningkat dan
tidak adanya reward atas hasil kerja yang dicapai selama ini dalam meningkatkan
citra puskesmas membuat pegawai merasa kurang termotivasi dalam bekerja dan
merasa kompensasi yang diterima kurang memadai jika dibandingkan dengan
beban kerja yang dikerjakan. Kondisi ini akan mengakibatkan ketidakpuasan
dalam bekerja. Dampak yang akan ditimbulkan yaitu pegawai kurang memiliki
semangat dalam bekerja, cepat mengalami kelelahan, cepat bosan, emosi tidak
stabil dan melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan
(Wibisono, 2011).
Hasil yang berbeda ditemukan pada Puskesmas III Denpasar Utara.
Meskipun nilai IKM lebih rendah dibandingkan dengan Puskesmas II Denpasar
Selatan, ternyata sebagian besar pegawai merasa puas dalam bekerja (63,89%).
Asumsi peneliti bahwa puskesmas ini tidak berstatus sebagai puskesmas ISO
sehingga beban kerja pegawai tidak mengalami peningkatan. Pegawai merasa
lebih nyaman dalam bekerja karena tidak ada kegiatan tambahan seperti pada
puskesmas yang berstatus ISO. Dilihat dari karakteristik umur dan masa kerja,
sebagian besar pegawai berada pada kelompok umur yang tua yaitu >42 Tahun
(63,89%) dan memiliki masa kerja yang lama yaitu >6 Tahun (83,33%). Pegawai
yang lebih tua dan memiliki masa kerja yang lama memiliki pengalaman yang
76
lebih baik dalam bekerja dan juga telah mampu menyesuaikan diri dengan kondisi
dan situasi pekerjaan. Glen dalam Davis (1997) menjelaskan bahwa semakin
bertambah umur maka kepuasan kerja akan meningkat karena harapan akan
menurun dan telah berpengalaman dalam bekerja. Cherrington (1994)
menyebutkan bahwa ada dua alasan mengapa pekerja yang berusia tua lebih puas
yaitu jaminan diri yang lebih baik dan nilai kerja yang kuat sehingga memiliki
percaya diri yang tinggi dalam bekerja. Percaya diri yang tinggi akan memberikan
kepuasan dalam bekerja karena pekerjaan akan dilakukan senang hati sehingga
hasil kerja pun menjadi baik. Greenberg dan Baron (1997) juga mengemukakan
bahwa pegawai yang lebih berpengalaman cenderung lebih tinggi kepuasan
kerjanya dibandingkan pegawai yang kurang berpengalaman. Selain itu persepsi
pegawai terhadap kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala puskesmas
tergolong baik (75%). Kondisi ini menunjukkan kepala puskesmas telah mampu
memberikan teladan yang baik, mampu memotivasi pegawai, pemberian
informasi dan komunikasi yang jelas dan mudah dipahami serta pengambilan
keputusan yang tepat terhadap permasalahan yang ada. Hal ini akan mendorong
pegawai puskesmas bekerja lebih baik yang terlihat pada motivasi pegawai
puskesmas yang termasuk dalam kategori motivasi tinggi (75%). Pegawai yang
memiliki motivasi tinggi cenderung bekerja sesuai dengan prosedur kerja,
semangat dalam bekerja yang tinggi, sedikit mengeluh dan mentaati perintah
pimpinan (Manulang, 2005). Dilihat dari kompensasi yang diterima, sebagian
besar juga mempersepsikan memadai (63,89%). Beban kerja yang sesuai dengan
kompensasi yang diterima juga turut mempengaruhi kepuasan pegawai dalam
77
bekerja. Adanya kepemimpinan yang baik, motivasi yang tinggi dalam bekerja
dan kompensasi memadai yang diterima oleh pegawai membuat pegawai merasa
puas dalam bekerja.
6.2
Hubungan
Kepemimpinan
dengan
Kepuasan
Kerja
Pegawai
78
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian oleh Djestawana pada Tahun
2012 di 10 puskesmas Kota Denpasar yang menunjukkan kepemimpinan memiliki
pengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai puskesmas dimana faktor yang paling
dominan dalam menentukkan kepemimpinan adalah perilaku pemimpin.
Kepala puskesmas memiliki peranan yang sangat penting dalam hal
mengatur dan mengelola seluruh kegiatan di puskesmas termasuk pegawainya.
Kepemimpinan memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan organisasi.
Hal ini dikarenakan segala bentuk aktivitas manajemen di tingkat puskesmas baik
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan puskesmas diatur dan
dikelola oleh kepala puskesmas (Kementerian Kesehatan 2004). Salah satu
perilaku pemimpin yang dapat mempengaruhi pegawai dalam bekerja adalah
keteladanannya. Keteladanan diperlukan oleh pemimpin agar pegawainya patuh
dan mentaati peraturan yang telah ditetapkan bersama (Adman, 2004). Hasil
penelitian mendapatkan bahwa persepsi pegawai terhadap keteladanan kepala
puskesmas di Kota Denpasar tergolong baik (64%). Kondisi ini menunjukkan
bahwa kepala puskesmas telah mampu memberikan panutan yang baik terhadap
pegawainya dalam bekerja. Keteladanan yang ditunjukkan oleh seorang pemimpin
memperlihatkan keyakinan seorang pemimpin terhadap segala bentuk rencana
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu pemimpin dalam
organisasi harus mampu memberikan teladan yang baik, sikap dan perilaku terpuji
yang menjadi panutan bagi pegawainya (Wijaya, 2007).
Seorang pegawai juga perlu diberikan motivasi terutama oleh seorang
pemimpin. Pemberian motivasi oleh pemimpin pada dasarnya bertujuan untuk
79
80
kebijakan
yang
akan
diambil
berupa
langkah-langkah
dalam
penelitian mendapatkan
bahwa persepsi
pegawai
pada
indikator
81
ketika mereka merasa telah diperhatikan dan dipimpin dengan baik. Pemimpin
yang mampu merasakan apa yang dibutuhkan pegawai cenderung membuat
pegawai merasa puas dalam bekerja. Pegawai yang merasa puas akan berusaha
memberikan yang terbaik bagi organisasi agar organisasi tersebut mampu
mencapai tujuannya (Kuswandi, 2004). Pernyataan tersebut dipertegas oleh
Sasongko (2008) bahwa pemimpin yang mampu menerapkan kepemimpinan yang
baik akan membuat pegawai merasa puas yang akhirnya mampu memperbaiki
kinerja mereka ke arah lebih produktif sehingga tujuan yang ditetapkan oleh suatu
organisasi dapat tercapai. Kondisi tersebut sangat tergantung pada peran
pemimpin dalam menjalin hubungan dengan pegawai, memberikan penghargaan
kepada pegawai, mengembangkan dan memberdayakan pegawainya (Wibowo,
2009).
6.3
bahwa ada hubungan bermakna antara motivasi dengan kepuasan kerja pegawai
puskesmas Kota Denpasar. Hasilnya adalah pegawai puskesmas yang memiliki
motivasi tinggi berpeluang 4,31 kali lebih besar untuk merasa puas dibandingkan
pegawai puskesmas yang memiliki motivasi rendah.
Hasil penelitian ini tidak sejalan penelitian yang dilakukan oleh Gagu Tahun
2008 di Puskesmas Depok I Kabupaten Sleman Provinsi DIY yang mendapatkan
hasil bahwa tidak ada hubungan bermakna antara motivasi intrinsik (p=0,113) dan
motivasi ekstrinsik (p=0,072) terhadap kepuasan kerja pegawai puskesmas.
82
Namun lebih banyak ditemukan hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini
seperti penelitian yang dilakukan oleh Taufik pada Tahun 2003 di Puskesmas
Swadana Tebet di Provinsi DKI Jakarta mendapatkan hasil bahwa ada hubungan
antara motivasi dengan kepuasan kerja dengan r=0,686 dan nilai p=0,000. Selain
itu penelitian yang dilakukan oleh Hartawan di Puskesmas Jatibarang Brebes
menunjukkan bahwa motivasi memiliki hubungan positif dan bermakna dengan
kepuasan kerja dengan nilai p 0,036.
Motivasi pada
dasarnya
merupakan
daya
83
84
dorongan dari diri seorang pegawai maka tidak akan memberikan pengaruh
terhadap pegawai tersebut. Oleh karena itu keterpaduan motivasi intrinsik dan
ekstrinsik perlu ditingkatkan terutama dalam kondisi mengembangkan motivasi
pegawai dalam bekerja (Simoes, 2014).
Manusia adalah unsur yang penting dalam organisasi oleh sebab itu perlu
diperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan motivasi pegawai untuk menjaga
keselarasan antara keinginan organisasi dengan keinginan pegawai sebagai
pribadi. Pegawai puskesmas yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja
cenderung akan merasa puas sehingga mereka akan berusaha memberikan hasil
kerja yang baik terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Hal ini didukung oleh Handoko (2001) dan Hasibuan (2007) bahwa
motivasi pada pegawai pada dasarnya bertujuan agar pegawai tersebut merasa
puas yang kemudian diimplementasikan kepada orang lain dalam bentuk
pemberian pelayanan yang baik kepada pelanggan. Oleh sebab itu motivasi
memiliki peranan yang penting dalam mencapai kepuasan kerja pada pegawai
puskesmas dan dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat.
6.4
85
tidak ada hubungan bermakna antara kompensasi dengan kepuasan kerja pegawai
puskesmas Kota Denpasar.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gagu Tahun 2008 di Puskesmas Depok I Kabupaten Sleman Provinsi DIY
mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan bermakna antara kompensasi dengan
kepuasan karyawan dimana nilai p 0,000. Terdapat juga penelitian yang dilakukan
oleh Taufik pada Tahun 2003 di Puskesmas Swadana Tebet di Provinsi DKI
Jakarta yang menunjukkan ada hubungan antara kompensasi dengan kepuasan
kerja dengan r 0,492 dan p 0,000. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
Tirtayana pada Tahun 2005 di Puskesmas Kabupaten Karangasem menemukan
bahwa kompensasi merupakan faktor yang paling berkontribusi terhadap
kepuasan kerja pegawai dengan persentase varian sebesar 15,32%.
Terdapat hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Nurhayani pada Tahun 2006 di Poliklinik Rawat Jalan
Rumah Sakit Umum Kanujoso Djatiwibowo yang menunjukkan bahwa
kompensasi tidak berhubungan dengan kepuasan kerja dengan nilai p 0,061.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Samy pada Tahun 2006 di Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Kabupaten Palembang menunjukkan bahwa kompensasi
yang diterima pegawai tidak berhubungan dengan kepuasan kerja dengan nilai p
0,119.
Asumsi peneliti bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kota
Denpasar yang tergolong menengah ke atas juga turut menentukkan cara pandang
seseorang bahwa tujuan utama dalam bekerja bukan hanya untuk mendapatkan
86
87
6.5
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini terkait pada pemilihan lokasi penelitian.
88
BAB VII
7.1
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka simpulan
7.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan maka dapat
89
90
DAFTAR PUSTAKA
Adman, S., 2004. Kepemimpinan dan Produktivitas Kerja (Studi Tentang Perilaku
Kepemimpinan dalam Menunjang Produktivitas Kerja Karyawan di Pondok
Pesantren Daarut Tauhid Bandung). JPIS FPIPS UPI.
Apramana, I.D.M., 2001. Pengaruh Beberapa Faktor Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Direksi Teknis (Studi Kasus Pada Dinas Bina Marga Dan
Pengairan Kabupaten Badung). Universitas Udayana.
Armstrong, M., 1996. A Handbook of Personnel Management Practices, London:
Kogan Page Limited.
Asaad, M., 2002. Psikologi Industri, Yogyakarta: Liberty.
Asaad, M., 2001. Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia Edisi Keempat.,
Yogyakarta: Liberty.
Budiwati, I.G.A., 2001. Faktor Yang Memberi Kontribusi Terhadap kepuasan
Kerja Karyawan Bali Tourism Development Corporation. Universitas
Udayana.
Chapilin, J.P., 2004. Kamus Lengkap Psikologi Cetakan Ke., Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Cherrington, David J., 1994. Organizational Behavior: The Management Of
Individual & Organizational Performance. Second Edition., Massachusetts:
Paramount Publishing.
Darwito, 2008. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan
Kerja Dan Komitmen Organisasi Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan
(Studi pada RSUD Kota Semarang). Universitas Diponegoro Semarang.
Davis, Keith & Newstrom, John W., 1995. Perilaku Dalam Organisasi., Edisi
Ketujuh., Jakarta: Erlangga
David, R., 2011. Organization Behaviour, Concept, Controversies, Aplications
Eight Edit., New Jersey: Pretice-Hall International. Inc.
Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2014. Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar
Tahun 2014.
91
Umar, H., 2005. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Edisi Keti.,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wibisono, A., 2011. Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja (Studi
tentang Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Puskesmas Turen di Malang). Jurnal Aplikasi Manajemen, 9(3), pp.1000
1010.
Wibowo, 2009. Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wijaya, I.B.W., 2007. Pengaruh Kompensasi, Pengembangan Karir,
Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri
Sipil di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Universitas Udayana.
Wijaya, I.P.G., 2012. Penerapan Manajemen Berbasis Tri Hita Karana Pada
Kepuasan Kerja, Komitmen Kerja Dan Locus Of Control Terhadap Kinerja
Perawat Dan Bidan Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bangli.
Universitas Udayana.
Winardi, J., 2011. Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen Edisi VI., Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Yukl, G., 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi, Jakarta: PT Indeks.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN
Tahun 2014 - 2015
No
Kegiatan
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan ide
proposal
Studi
kepustakaan
Pembuatan
proposal
Penyelesaian
bimbingan
proposal BAB I
sampai BAB IV
Sidang Proposal
Revisi Proposal
Pengurusan izin
penelitian
Penelitian
1
2
3
4
10
Bimbingan hasil
penelitian
Sidang hasil
11
Sidang tesis
12
manuskrip
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KOMPENSASI
DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PUSKESMAS
DI KOTA DENPASAR
MAHASISWA MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
CATATAN WAWANCARA
Kode Responden
Waktu Wawancara
Lama Wawancara
. Menit
Tempat Wawancara
Nama Pewawancara
Kunjungan ke
1. Wawancara selesai
2. Wawancara ditolak
3. Responden tidak ada di puskesmas
4. Lainnya, JELASKAN .
Tanda Tangan
FORMULIR PERSETUJUAN
Pernyataan oleh Responden
Kode Responden (
Denpasar, . 2015
Pewawancara
Responden
PENDAHULUAN
1. Ucapkan salam kepada responden
2. Perkenalkan diri peneliti
3. Jelaskan tujuan dan maksud penelitian ini
4. Tekankan mengenai kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh
responden, dan beritahukan bahwa nama responden tidak akan dicatat
5. Tanyakan keinginan mereka untuk menjadi responden dan bersedia
menjawab pertanyaan dengan jujur dan apa adanya
6. Ucapkan terima kasih pada responden atas kesediaannya menjawab
KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS
Kuesioner ini akan dimulai dengan pertanyaan mengenai identitas diri anda.
Informasi ini akan dijaga kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
1
Jenis Kelamin
a. Laki laki
b. Perempuan
/./
a. Belum Menikah
b. Menikah
c. Janda/Duda
............. Orang
e. Sarjana
(Sebutkan )
6
b. Kefarmasian
c. Perawat
d. Bidan
e. Kesehatan Masyarakat
f. Sanitarian
g. Medis
h. Analis Kesehatan
i. Tenaga Non Kesehatan
(Sebutkan)
a. PNS
b. Non PNS
Tahun
I. KEPEMIMPINAN
Saya akan tanyakan kepada bapak/ibu/saudara mengenai aspek kepemimpinan
kepala puskesmas yang meliputi keteladanan, motivator, informasi dan
komunikasi dan pengambilan keputusan.
No
Pertanyaan
Jawaban
KETELADANAN
101 Apakah pimpinan ibu/bapak/saudara datang ke 1. Ya
puskesmas sesuai jam kerja?
2. Tidak (Lanjut 102)
101a Jika Ya, seberapa sering pimpinan
1. Sangat sering
ibu/bapak/saudara datang ke puskesmas sesuai
2. Sering
jam kerja?
3. Jarang
4. Sangat jarang
102 Apakah pimpinan ibu/bapak/saudara pulang
1. Ya
puskesmas sesuai jam kerja yang ditetapkan?
2. Tidak (Lanjut 103)
102a Jika Ya, seberapa sering pimpinan
1. Sangat sering
ibu/bapak/saudara pulang puskesmas sesuai jam 2. Sering
kerja yang ditetapkan?
3. Jarang
4. Sangat jarang
103 Apakah pimpinan ibu/bapak/saudara menyapa
1. Ya
atau memberikan salam ketika bertemu dengan 2. Tidak (Lanjut 104)
pegawainya?
103a Jika Ya, seberapa sering pimpinan
1. Sangat sering
ibu/bapak/saudara menyapa atau memberikan
2. Sering
salam ketika bertemu dengan pegawainya?
3. Jarang
4. Sangat jarang
104 Apakah pimpinan ibu/bapak/saudara mampu
1. Ya
mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik?
2. Tidak
105 Apakah pimpinan ibu/bapak/saudara
1. Ya
memberikan sanksi yang tegas jika ada pegawai 2. Tidak
yang melakukan pelanggaran?
MOTIVATOR
106 Apakah pimpinan ibu/bapak/saudara
1. Ya
mendorong pegawainya untuk melanjutkan
2. Tidak
pendidikan?
106a Jika Ya, seberapa sering pimpinan
1. Sangat sering
ibu/bapak/saudara mendorong pegawainya
2. Sering
untuk melanjutkan pendidikan?
3. Jarang
4. Sangat jarang
107 Apakah pimpinan ibu/bapak/saudara
1. Ya
mendorong pegawainya untuk mengikuti
2. Tidak
pelatihan?
107a Jika Ya, seberapa sering pimpinan
ibu/bapak/saudara mendorong pegawainya
untuk mengikuti pelatihan?
108
111
113
1. Sangat sering
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 109)
1. Sangat sering
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 110)
1. Sangat sering
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
1. Sangat mudah
dipahami
2. Mudah dipahami
3. Cukup dipahami
4. Tidak dipahami
5. Sangat tidak dipahami
1. Ya
2. Tidak
1. Sangat mampu
2. Mampu
3. Cukup mampu
4. Tidak mampu
5. Sangat tidak mampu
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 201)
1. Sangat sering
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
II. MOTIVASI
Saya akan tanyakan kepada bapak/ibu/saudara mengenai aspek motivasi yang
meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
No
Pertanyaan
Jawaban
MOTIVASI INTRINSIK
201 Apakah ibu/bapak/saudara datang ke puskesmas 1. Ya
sesuai jam kerja?
2. Tidak (Lanjut 202)
201a Jika Ya, seberapa sering ibu/bapak/saudara
1. Sangat sering
datang ke puskesmas sesuai jam kerja?
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
202 Apakah ibu/bapak/saudara pulang puskesmas
1. Ya
sesuai jam kerja?
2. Tidak (Lanjut 203)
202a Jika Ya, seberapa sering ibu/bapak/saudara
1. Sangat sering
pulang puskesmas sesuai jam kerja?
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
203 Apakah ibu/bapak/saudara memperhatikan
1. Ya
kelengkapan alat kerja di ruangan kerja?
2. Tidak
204 Apakah ibu/bapak/saudara berani
1. Ya
mengemukakan pendapat yang berkaitan
2. Tidak
dengan tugas yang dilaksanakan?
205 Apakah ibu/bapak/saudara melaporkan hasil
1. Ya
pekerjaan kepada pimpinan?
2. Tidak (Lanjut 206)
205a Jika Ya, seberapa sering ibu/bapak/saudara
1. Sangat sering
melaporkan hasil pekerjaan kepada pimpinan?
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
MOTIVASI EKSTRINSIK
206 Apakah ibu/bapak/saudara merasa nyaman
1. Ya
bekerja di puskesmas ini?
2. Tidak
207 Apakah ibu/bapak/saudara merasa aman bekerja 1. Ya
di puskesmas ini?
2. Tidak
208 Apakah ibu/bapak/saudara merasa tata tertib
1. Sangat jelas
2. Jelas
3. Cukup jelas
4. Tidak jelas
5. Sangat tidak jelas
209 Apakah ibu/bapak/saudara merasa bahwa sanksi 1. Sangat tegas
yang diberlakukan di puskesmas ini tegas?
2. Tegas
3. Cukup Tegas
4. Tidak tegas
5. Sangat tidak tegas
210 Apakah ibu/bapak/saudara merasa prosedur
1. Sangat jelas
kerja di ruang kerja jelas?
2. Jelas
3. Cukup jelas
4. Tidak jelas
5. Sangat tidak jelas
211 Apakah ibu/bapak/saudara mendapatkan pujian 1. Ya
bila menyelesaikan pekerjaan dengan baik?
2. Tidak (Lanjut 215)
211a Jika Ya, seberapa sering ibu/bapak/saudara
1. Sangat sering
mendapatkan pujian bila menyelesaikan
2. Sering
pekerjaan dengan baik?
3. Jarang
4. Sangat jarang
212 Apakah ibu/bapak/saudara diberi kesempatan
1. Ya
untuk melanjutkan pendidikan selama bekerja
2. Tidak
di puskesmas ini?
213 Apakah ibu/bapak/saudara diberi kesempatan
1. Ya
untuk mengikuti pelatihan selama bekerja di
2. Tidak (Lanjut 301)
puskesmas ini?
III. KOMPENSASI
Saya akan tanyakan kepada bapak/ibu/saudara mengenai aspek kompensasi yang
meliputi gaji, tunjangan, insentif dan jasa pelayanan.
No
Pertanyaan
Jawaban
GAJI
301 Apakah gaji yang ibu/bapak/saudara terima
1. Ya
sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan
2. Tidak
hidup?
302 Apakah gaji yang ibu/bapak/saudara terima
1. Ya
telah sesuai dengan masa kerja?
2. Tidak
303 Apakah gaji yang ibu/bapak/saudara terima
1. Ya
telah diberikan tepat waktu?
2. Tidak
TUNJANGAN
304 Apakah ibu/bapak/saudara mendapatkan
tunjangan?
304a Jika Ya, tunjangan apa saja yang
ibu/bapak/saudara terima?
(OPSI DIBACAKAN DAN JAWABAN
DAPAT LEBIH DARI SATU)
305
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 307)
1. Tunjangan jabatan
2. Tunjangan fungsional
3. Tunjangan keluarga
4. Tunjangan kesehatan
5. Lainnya (sebutkan)
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 311)
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 401)
1. Jaspel JKN
2. Jaspel JKBM
3. Jaspel Umum
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
414
418
2. Tidak
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 415)
1. Sangat sering
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 416)
1. Sangat sering
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 417)
1. Sangat sering
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 419)
KESEMPATAN BERPRESTASI
421 Apakah sistem penilaian hasil kerja pegawai
telah dilaksanakan secara objektif?
422 Apakah jenjang karir anda ditentukkan
dengan jelas?
(kenaikan pangkat atau kesempatan menjadi
pegawai PNS)
423 Apakah anda diberikan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan?
424 Apakah anda diberikan kesempatan untuk
mengikuti pelatihan?
425 Apakah hasil kerja yang anda capai telah
sesuai dengan harapan anda?
3. Jarang
4. Sangat jarang
1. Ya
2. Tidak (Lanjut 420)
1. Sangat sering
2. Sering
3. Jarang
4. Sangat jarang
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Sangat sesuai
2. Sesuai
3. Cukup sesuai
4. Tidak sesuai
5. Sangat tidak sesuai
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
1. Sangat baik
2. Baik
430
431
432
433
3. Cukup
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
1. Sangat lengkap
2. Lengkap
3. Cukup lengkap
4. Tidak lengkap
5. Sangat tidak lengkap
1. Sangat baik
2. Baik
3. Cukup
4. Tidak baik
5. Sangat tidak baik
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
42
49
53
55
57
Largest
55
56
56
57
Mean
Std. Dev.
40.68
9.886054
Variance
Skewness
Kurtosis
97.73405
-.1768567
1.778927
2
3
4
5
6
Largest
5
5
6
6
Mean
Std. Dev.
2.226667
1.429168
Variance
Skewness
Kurtosis
2.042523
.2113391
2.977943
Mean
10.8
75%
90%
95%
99%
17
26
29
33
Largest
29
31
31
33
Std. Dev.
9.083695
Variance
Skewness
Kurtosis
82.51351
1.024053
2.677539
. tab status_kepegawaian
Status_kepe |
gawaian |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Non PNS |
10
25.64
25.64
PNS |
29
74.36
100.00
------------+----------------------------------Total |
39
100.00
. tab masa_kerja
Masa_kerja |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------<6 Tahun |
21
53.85
53.85
>=6 Tahun |
18
46.15
100.00
------------+----------------------------------Total |
39
100.00
Karakteristik sosio-demografis Puskesmas III Denpasar Utara
tab jenis_kelamin
Jenis_kelam |
in |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Laki laki |
8
22.22
22.22
Perempuan |
28
77.78
100.00
------------+----------------------------------Total |
36
100.00
. tab umur
Umur |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------<42 Tahun |
13
36.11
36.11
>=42 Tahun |
23
63.89
100.00
------------+----------------------------------Total |
36
100.00
. tab status
Status |
Freq.
Percent
Cum.
--------------+----------------------------------Belum Menikah |
1
2.78
2.78
Menikah |
35
97.22
100.00
--------------+----------------------------------Total |
36
100.00
. tab jumlah_tanggungan
Jumlah_tang |
gungan |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------<2 Orang |
6
16.67
16.67
>=2 Orang |
30
83.33
100.00
------------+----------------------------------Total |
36
100.00
. tab pendidikan
Pendidikan |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------<=SMA |
12
33.33
33.33
>SMA |
24
66.67
100.00
------------+----------------------------------Total |
36
100.00
. tab jenis_pekerjaan
Jenis_pekerjaan |
Freq.
Percent
Cum.
---------------------+----------------------------------Tenaga Non Kesehatan |
11
30.56
30.56
Tenaga Kesehatan |
25
69.44
100.00
---------------------+----------------------------------Total |
36
100.00
. tab status_kepegawaian
Status_kepe |
gawaian |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Non PNS |
6
16.67
16.67
PNS |
30
83.33
100.00
------------+----------------------------------Total |
36
100.00
. tab masa_kerja
Masa_kerja |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------<6 Tahun |
6
16.67
16.67
>=6 Tahun |
30
83.33
100.00
------------+----------------------------------Total |
36
100.00
Kepemimpinan, motivasi, kompensasi dan kepuasan kerja pegawai Puskesmas II Denpasar Selatan
tab skorkepemimpinan
SkorKepemim |
pinan |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Kurang Baik |
30
76.92
76.92
Baik |
9
23.08
100.00
------------+----------------------------------Total |
39
100.00
. tab skormotivasi
SkorMotivas |
i |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Rendah |
24
61.54
61.54
Tinggi |
15
38.46
100.00
------------+----------------------------------Total |
39
100.00
. tab skorkompensasi
SkorKompensasi |
Freq.
Percent
Cum.
---------------+----------------------------------Kurang Memadai |
17
43.59
43.59
Memadai |
22
56.41
100.00
---------------+----------------------------------Total |
39
100.00
Kepuasan_Ke |
rja_02 |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Tidak Puas |
23
58.97
58.97
Puas |
16
41.03
100.00
------------+----------------------------------Total |
39
100.00
Kepemimpinan, motivasi, kompensasi dan kepuasan kerja pegawai Puskesmas II Denpasar Selatan
tab skorkepemimpinan
SkorKepemim |
pinan |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Kurang Baik |
9
25.00
25.00
Baik |
27
75.00
100.00
------------+----------------------------------Total |
36
100.00
tab skormotivasi
SkorMotivas |
i |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Rendah |
9
25.00
25.00
Tinggi |
27
75.00
100.00
------------+----------------------------------Total |
36
100.00
tab skorkompensasi
SkorKompensasi |
Freq.
Percent
Cum.
---------------+----------------------------------Kurang Memadai |
13
36.11
36.11
Memadai |
23
63.89
100.00
---------------+----------------------------------Total |
36
100.00
Kepuasan_Ke |
rja_01 |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Tidak Puas |
13
36.11
36.11
Puas |
23
63.89
100.00
------------+----------------------------------Total |
36
100.00
Gambaran karakteristik sosio-demografis responden penelitian di Puskesmas Kota Denpasar
tab Jenis_Kelamin
Jenis_Kelam |
in |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Laki laki |
20
26.67
26.67
Perempuan |
55
73.33
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
tab Umur
Umur |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------<42 |
35
46.67
46.67
>=42 |
40
53.33
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Status
Status |
Freq.
Percent
Cum.
--------------+----------------------------------Belum Menikah |
6
8.00
8.00
Menikah |
69
92.00
100.00
--------------+----------------------------------Total |
75
100.00
tab Jumlah_Tanggungan
Jumlah_Tang |
gungan |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------<2 |
21
28.00
28.00
>=2 |
54
72.00
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Pendidikan
Pendidikan |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------<=SMA |
25
33.33
33.33
>SMA |
50
66.67
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Jenis_Pekerjaan
Jenis_Pekerjaan |
Freq.
Percent
Cum.
---------------------+----------------------------------Tenaga Non Kesehatan |
22
29.33
29.33
Tenaga Kesehatan |
53
70.67
100.00
---------------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Status_kepegawaian
Status_kepe |
gawaian |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Non PNS |
16
21.33
21.33
PNS |
59
78.67
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
tab Masa_Kerja
Masa_Kerja |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------<6 |
27
36.00
36.00
>=6 |
48
64.00
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
Gambaran kepemimpinan kepala puskesmas di Kota Denpasar
tab Keteladanan
Keteladanan |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Kurang Baik |
27
36.00
36.00
Baik |
48
64.00
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Motivator
Motivator |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Kurang Baik |
48
64.00
64.00
Baik |
27
36.00
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Informasi_dan_Komunikasi
Informasi_d |
an_Komunika |
si |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Kurang Baik |
6
8.00
8.00
Baik |
69
92.00
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Pengambilan_Keputusan
Pengambilan |
_Keputusan |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Kurang Baik |
23
30.67
30.67
Baik |
52
69.33
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Kepemimpinan
Kepemimpina |
n |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Kurang Baik |
39
52.00
52.00
Baik |
36
48.00
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
Gambaran motivasi pegawai puskesmas di Kota Denpasar
tab Motivasi_Intrinsik
Motivasi_In |
trinsik |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Rendah |
10
13.33
13.33
Tinggi |
65
86.67
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Motivasi_Ekstrinsik
Motivasi_Ek |
strinsik |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Rendah |
43
57.33
57.33
Tinggi |
32
42.67
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Motivasi
Motivasi |
Freq.
Percent
Cum.
------------+----------------------------------Rendah |
33
44.00
44.00
Tinggi |
42
56.00
100.00
------------+----------------------------------Total |
75
100.00
Gambaran kompensasi yang diterima pegawai puskesmas di Kota Denpasar
tab Gaji
Gaji |
Freq.
Percent
Cum.
---------------+----------------------------------Kurang Memadai |
18
24.00
24.00
Memadai |
57
76.00
100.00
---------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Tunjangan
Tunjangan |
Freq.
Percent
Cum.
---------------+----------------------------------Kurang Memadai |
28
37.33
37.33
Memadai |
47
62.67
100.00
---------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Insentif
Insentif |
Freq.
Percent
Cum.
---------------+----------------------------------Kurang Memadai |
19
25.33
25.33
Memadai |
56
74.67
100.00
---------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Jasa_pelayanan
Jasa_pelayanan |
Freq.
Percent
Cum.
---------------+----------------------------------Kurang Memadai |
11
14.67
14.67
Memadai |
64
85.33
100.00
---------------+----------------------------------Total |
75
100.00
. tab Kompensasi
Kompensasi |
Freq.
Percent
Cum.
---------------+----------------------------------Kurang Memadai |
30
40.00
40.00
Memadai |
45
60.00
100.00
---------------+----------------------------------Total |
75
100.00
Analisis bivariat variabel bebas dengan variabel terikat
. tab Kepemimpinan Kepuasan_Kerja, row chi2
+----------------+
| Key
|
|----------------|
|
frequency
|
| row percentage |
+----------------+
Kepemimpina |
Kepuasan_Kerja
n | Tidak Pua
Puas |
Total
------------+----------------------+---------Kurang Baik |
29
10 |
39
|
74.36
25.64 |
100.00
------------+----------------------+---------Baik |
7
29 |
36
|
19.44
80.56 |
100.00
------------+----------------------+---------Total |
36
39 |
75
|
48.00
52.00 |
100.00
Pearson chi2(1) =
22.6170
Pr = 0.000
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
75
23.98
0.0000
0.2309
18.1905
Pr = 0.000
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
75
18.99
0.0000
0.1829
6.9801
Pr = 0.008
Number of obs
LR chi2(1)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
75
7.09
0.0078
0.0682
Log likelihood =
-34.83407
Number of obs
LR chi2(3)
Prob > chi2
Pseudo R2
=
=
=
=
75
34.18
0.0000
0.3292
=
=
=
=
75
8
3.72
0.4448