I. PENDAHULUAN
Tutorial adalah kegiatan belajar mahasiswa yang dilaksanakan dalam
kelompok kecil di bawah pengawasan tutor untuk menyelesaikan suatu kasus dalam
bentuk skenario yang harus diselesaikan sendiri dalam 2 kali pertemuan, dengan
memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada. Tutorial merupakan denyut jantung
problem-based learning (PBL), di mana aktivitas pembelajaran bertumpu pada
proses tutorial. Aktivitas dalam kelompok kecil merupakan metode pendidikan untuk
meningkatkan pembelajaran mahasiswa, yang merupakan pergeseran dari teachercentered learning ke arah student-centered learning. Dalam proses tutorial ini para
mahasiswa bersama-sama dengan tutor melakukan pemahaman dan pencarian
pengetahuan yang tersimpan di dalam masalah yang tersaji di skenario melalui 7
langkah yang telah ditetapkan.
Kegiatan tutorial dilaksanakan dalam kelompok kecil, yaitu mahasiswa yang
mengambil
blok
yang
bersangkutan
dibagi
ke
dalam
kelompok-kelompok.
Pelaksanaan tutorial dilakukan secara paralel dalam waktu yang bersamaan dalam
ruang tutorial yang berbeda. Setiap kelompok dibimbing oleh seorang dosen/tutor
sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada (mencapai learning
issues/tujuan belajar) yang diharapkan. Sebelum diskusi dimulai, tutor akan
membuka dengan perkenalan sesama anggota kelompok dan tutor, menjelaskan
tujuan pembelajaran, memimpin pemilihan moderator dan sekretaris diskusi
dan
mengamati jalannya diskusi serta memberi komentar atau saran terhadap diskusi
yang telah berjalan dan diskusi mendatang.
Apabila Fakultas Kedokteran Unjani menerima mahasiswa per-angkatan 150
mahasiswa dan mempertimbangkan mahasiswa yang mengulang 20%, maka dalam
1 kelompok tutorial akan diikuti oleh 1215 mahasiswa.
II. TUTORIAL DENGAN SEVEN STEP JUMPS
Pelaksanaan tutorial mengacu pada prinsip-prinsip seven step jumps (7 langkah).
Setiap kasus diselesaikan dalam dua kali pertemuan terjadwal, yaitu langkah 15
dilaksanakan dalam pertemuan atau tutorial pertama dan langkah ketujuh
dilaksanakan pada pertemuan/tutorial kedua, sedangkan langkah keenam dilakukan
1
2
secara mandiri baik secara individu maupun kelompok. Adapun langkah-langkah
dalam tutorial, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Langkah 1:
Langkah 2:
Langkah 3:
Langkah 4:
Langkah 5:
Langkah 6:
Langkah7:
3
Langkah kedua merumuskan masalah dengan curah pendapat masalah yang
dilakukan dengan diskusi yang bersifat terbuka. Mahasiswa dipacu untuk menggali
masalah yang ada dalam skenario. Tutor kadang perlu mendorong mahasiswa untuk
mengemukakan pendapat dan memperluas cara pandangnya terhadap permasalahan
dalam
skenario.
Tutor
mendorong
mahasiswa
untuk
semaksimal
mungkin
dirumuskan,
yang
merupakan
kelanjutan
sesi
terbuka
sebelumnya.
arah
adu
pendapat,
yang
tujuannya
memang
untuk
dapat
4
mampu memahami pendapat yang paling rasional yang akan dijadikan jawaban
rumusan sementara.
2.5 Langkah 5: Merumuskan Tujuan Belajar
Aspek-aspek yang memerlukan pengetahuan lebih lanjut dicatat sejelas
mungkin sebagai tujuan-tujuan pembelajaran (learning issues). Tujuan-tujuan ini
diberikan pada partisipan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Jika
tujuan tersebut tidak jelas, partisipan tersebut tidak akan mengerti informasi apa
yang harus dikumpulkannya. Langkah kelima menentukan tujuan pembelajaran,
yang merupakan langkah terakhir dalam pertemuan pertama. Kelompok perlu
menyetujui pokok-pokok tema atau aspek-aspek yang memerlukan pengetahuan
lebih lanjut dicatat sejelas mungkin sebagai tujuan-tujuan pembelajaran. Tujuantujuan ini diberikan kepada peserta untuk pengumpulan atau pelacakan informasi
lebih lanjut yang dibutuhkan sehingga dapat menjawab permasalahan dalam
skenario.
Pada tahap ini tutor perlu mendorong mahasiswa agar tetap fokus pada
permasalahan yang ada, sehingga tidak terlalu melebar atau hanya superfisial dalam
merumuskan tujuan pembelajaran. Jika tujuan tersebut tidak jelas, peserta tersebut
tidak akan mengerti informasi apa yang harus dikumpulkannya. Setelah langkah
kelima ini selesai, ketua diskusi
5
atau dengan lembar balik maupun media lain sehingga memudahkan penyampaian
materi dan melatih keterampilan komunikasi. Dalam diskusi akan terjadi take and
give (sharing) sehingga pada akhir diskusi dapat ditarik kesimpulan. Apabila ada
masalah atau teori yang belum jelas dapat diajukan pertanyaan dalam diskusi panel
narasumber atau seminar yang akan diselenggarakan pada minggu terakhir dari blok
yang bersangkutan.
III. KOMPONEN DALAM PROSES TUTORIAL
3.1 Tutor
Dalam proses tutorial, dosen tidak lagi berdiri di tengah sebagai expert
(teacher-centered) yang siap memberi kuliah (transforming information); melainkan
bertindak sebagai tutor. Tutor berperan sebagai fasilitator, pendengar, profesional,
dan evaluator. Oleh karena tutor
kuliah, maka tutor bukan cakap dalam subject area melainkan harus cakap dalam
memfasilitasi kelompok (process expertise).
Tutor memfasilitasi dan mengaktifkan kelompok untuk memastikan bahwa
mahasiswa mencapai kemajuan yang bermakna melalui pembahasan masalah yang
tersaji. Cara-cara fasilitasi dan aktivasi, misalnya mengajukan pertanyaan umum dan
spesifik, mendorong refleksi kritis, memberi saran dan tantangan yang bersifat
membantu, tetapi semuanya dalam koridor apabila diperlukan.
apabila diperlukan
Adanya syarat
intervensi oleh seorang tutor (menetapkan kapan dan bagaimana). Dalam keadaan
tertentu, tutor dapat turun tangan melalui pengajuan pertanyaan. Hak turun tangan
tersebut dapat dilakkukan karena 3 alasan, yaitu
1. untuk memastikan apakah
(skenario) secara tepat,
mahasiwa
telah
memanfaatkan
masalah
6
penulis benar, dan mencegah penyimpangan tujuan pembelajaran, memastikan
pencapaian tujuan pembelajaran, dan sekaligus menilai proses diskusi itu sendiri.
Bagaimana hubungan antara tutor dengan mahasiswa? Seperti telah diuraikan
di atas bahwa tutor bukan lagi sebagai seorang yang expert, sehingga hubungan
yang harus dikembangkan di sini antara tutor dan mahasiswa sebagai hubungan
antarkolega. Tutor bukan bersikap paternalistik (boss, cop, judge) tetapi bersikap
kolegial.
Pada pertemuan pertama dalam pelaksanaan tutorial, tutor harus menjelaskan
proses detail yang terjadi pada langkah satu hingga tujuh dari seven jumps dan
ruang lingkup diskusi. Sebelum
pengembangan kariernya di
masa mendatang.
Sebagai contoh:
1. Prof. Subowo, dr, MSc, PhD: dalam perkenalan perlu dijelaskan berasal dari
Bagian/Laboratorium Histologi dan bagaimana gelar tersebut diperoleh
2. Rini Sundari Harjono, dr, SpPK, M.Kes: dalam perkenalan perlu dijelaskan
berasal dari Bagian/Laboratorium Patologi Klinik dan ruang lingkupnya serta
bagaimana gelar tersebut diperoleh.
Selain
ice breaking
Setelah proses
7
terhadap literatur, belajar secara mandiri, mampu menggunakan sumber belajar
secara efektif, dan keterampilan presentasi.
Dalam suatu diskusi dibutuhkan seorang ketua diskusi (moderator) dan
sekretaris (scribber). Oleh karena seluruh anggota kelompok diharapkan memiliki
seluruh kecakapan tersebut, maka seluruh anggota kelompok berhak dan wajib
menjadi ketua diskusi dan sekretaris, sehingga tugas ketua diskusi dan sekretaris
akan dilaksanakan secara bergiliran di antara anggota kelompok tersebut.
Ketua diskusi (moderator) berperan 1). memimpin dan memoderatori jalannya
tutorial/diskusi, 2). mendorong agar setiap peserta berperan aktif, 3). menyeimbangkan
partisipasi para peserta tutorial, 4). menjaga agar diskusi tidak keluar dari topik yang
telah disepakati, 5). memastikan penulis bekerja secara cermat, 6). menjaga
efektivitas diskusi dan waktu dalam setiap langkah dalam seven jumps, 7). serta
mengarahkan agar diskusi mencapai suatu kesimpulan.
Sekretaris (scribber) akan dipilih 2 mahasiswa, yaitu satu yang menulis di
papan tulis atau lembar balik (flip chart) dan satu lainnya mendokumentasikan
langsung ke komputer. Peranan dari sekretaris, yaitu 1). mendengarkan dan
mencatat ide pokok dan konsep yang muncul selama diskusi, 2). menyusun catatan
sesuai kategori ide dan konsep, 3). menyampaikan hasil catatan kepada kelompok
untuk memastikan semua ide dan konsep telah terdokumentasi, 4). berpartisipasi
aktif mengemukakan pendapat tanpa melupakan tugasnya sebagai pencatat, dan
5). menggarisbawahi ide dan konsep yang penting.
Mahasiswa yang lain berperan sebagiai peserta. Tugas dari peserta, yaitu
1). mengikuti langkah/urutan proses,
proses
TUTOR
PERKENALAN
TUTOR
MAHASISWA
PEMILIHAN
Tata tertib
Disiplin
Duduk
Pemilihan ketua &
sekretaris
KETUA
SEKRETARIS
Langkah 1 - 7
DISKUSI MULAI
DOA
BACA SKENARIO
Langkah 1 5
Istilah kurang dikenal
Curah pendapat masalah
Curah pendapat penjelasan masalah
Merumuskan penjelasan dari hasil
langkah ketiga
Tujuan pembelajaran: kita ingin
mengetahui ...........
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama berakhir, ditutup dengan doa
BELAJAR MANDIRI
Langkah keenam
Perpustakaan
PERTEMUAN KEDUA
Internet
Laboratorium
Konsul pakar
Lain-lain
9
Pembagian kelompok dilakukan pada setiap awal blok, sehingga pada setiap
blok anggota kelompok mahasiswa akan selalu berubah. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga dinamisasi kelompok tetap berjalan dan sosialisasi menjadi lebih luas di
antara seluruh mahasiswa. Hal tersebut tentunya akan menyulitkan tutor atau
fasilitator untuk mengenal seluruh angggota kelompok yang menjadi tanggung
jawabnya.
utama
melakukan
assessment
proses
tutorial
adalah
untuk
mengevaluasi apakah proses tutorial dapat berfungsi sesuai yang diharapkan. Hasil
penilaian ini diberikan kepada kelompok sebagai feedback untuk perbaikan diskusi
berikutnya. Dapat juga hasil ini diberikan kepada fakultas sebagai masukan. Apabila
ada suatu kelompok yang proses tutorialnya tidak berfungsi dengan baik, maka
dapat dicari lebih lanjut penyebabnya, misalnya apakah dikarenakan komposisi
anggota kelompok kurang sesuai.
Komponen-komponen yang umumnya dinilai mencakup:
1. Persiapan kelompok, bagaimana setiap anggota kelompok menyiapkan bahanbahan yang relevan untuk diskusi.
10
2. Kemampuan kelompok untuk mendiskusikan skenario
a. Apakah kelompok mampu mengidentifikasi istilah-istilah yang belum dikenal.
b. Apakah kelompok mampu mengidentifikasi problem yang terdapat dalam
skenario.
c. Apakah
kelompok
mampu
mengelaborasi
problem
berdasarkan
prior
knowledge.
d. Apakah kelompok mampu membuat prioritas problem yang ditemukan
berdasarkan relevansinya dengan topik unit belajar.
e. Apakah kelompok mampu membuat hipotesis penjelasan problem prioritas.
f.
memberikan penilaiain
11
3. Melalui peralatan IT, misalnya ada CCTV (Closed Circuit Television) di setiap
ruang tutorial, maka penilaian ini dapat dilakukan oleh orang yang telah dilatih
tentang komponen apa yang mesti dinilai dan bagaimana cara penilaiannya.
Bagaimana penilaian dilakukan? Penilaian dapat bersifat kuantitatif dapat pula
secara kualitatif. Secara kuantitatif misalnya dengan membuat checklist atau daftar
tilik yang memuat komponen-komponen yang dinilai, diikuti skala penilaian.
Mengingat tujuan utama penilaian proses tutorial ini biasanya untuk kepentingan
pemberian feedback terhadap kelompok, skala penilaian dapat menggunakan yang
paling sederhana misalnya, ya atau tidak atau kurang, cukup atau baik.
Secara kualitatif, misalnya tutor mengamati proses tutorial dan memberikan
feedback secara oral tentang kesan secara umum terhadap proses tutorial dalam
kelompok itu. Tutor juga dapat diberikan lembar khusus dan diminta menuliskan
penilaiannya secara kualitatif. Dapat juga beberapa atau setiap anggota kelompok
diminta untuk mengungkapkan kesan mereka secara umum terhadap proses tutorial
dalam kelompoknya.
4.2 Tutors Performance
Keberhasilan tutorial sangat dipengaruhi oleh kemampuan tutor untuk
melaksanakan fungsinya sebagai fasilitator dalam proses tutorial. Dengan demikian
performance tutor juga sangat penting untuk dievaluasi. Hasil penilaiain ini dapat
digunakan sebagai:
1. Feedback bagi tutor untuk memperbaiki performance-nya.
2. Sebagai masukan bagi fakultas untuk mendisain pelatihan tutor.
3. Tidak menutup kemungkinan hasil penilaian ini digunakan sebagai salah satu
bahan pertimbangan untuk career development tutor.
Komponen-komponen penilaian
1. Kemampuan menjaga lingkungan belajar yang nyaman
a. Memperhatikan jalannya kelompok.
b. Membantu membuat dan menghargai aturan kelompok.
c. Mencontohkan komunikasi dan perilaku yang tidak menyalahkan serta
konstruktif.
d. Memberikan pengarahan yang cukup.
2. Kemampuan mendorong komunikasi dan berpikir kritis
a. Mendorong berpikir kritis menggunakan pertanyaan terbuka.
b. Mendorong mahasiswa untuk mengevaluasi bukti terhadap hipotesis secara kritis.
12
c. Mendorong mahasiswa bertanggung jawab pada ketepatan informasi yang
diberikan.
d. Membantu mahasiswa mengenali informasi tambahan yang berguna.
3. Kemampuan memberikan tuntunan
a. Membantu mahasiswa mempertegas pokok belajar.
b. Menuntun mahasiswa pada sumber-sumber yang sesuai.
4. Memfasilitasi kelompok
a. Membantu mahasiswa mengidentifikasi dan mengatasi masalah proses tutorial.
b. Mendorong partisipasi semua anggota.
c. Mendorong evaluasi dengan memberikan feedback yang konstruktif.
d. Membuat proses kelompok tetap berjalan.
Penilaian biasanya dilakukan oleh mahasiswa. Cara yang praktis antara lain dengan
membuat suatu daftar tilik yang memuat komponen-komponen di atas.
Kapan penilaian dilakukan? Apabila tutor berganti-ganti sebaiknya penilaian
dilakukan segera setelah satu session diskusi selesai. Namun apabila tutor untuk
satu blok sama penilaian dapat dilakukan di setiap akhir diskusi atau hanya di tengah
blok yang bertujuan untuk memberi kesempatan memperbaiki kekurangan dan di
akhir blok untuk mengevaluasi performance tutor secara keseluruhan.
4.3 Student Assessment
Beberapa issues berikut perlu dipertimbangkan sebelum melakukan student
assessment dalam proses tutorial.
1. Komponen apa yang akan dinilai dalam proses tutorial ini?
a. Apakah komponen proses tutorial (misalnya keaktifan mahasiswa dalam
proses tutorial, sikap selama proses tutorial) ? Apakah komponen outcome
tutorial (misalnya knowledge yang didapat setelah proses tutorial)? atau duaduanya?
b. Apakah komponen knowledge ataukah komponen sikap? atau dua-duanya?
2. Bagaimana hasil penilaian akan digunakan?
a. Formatif (dengan memberikan feedback ke mahasiswa)?
b. Summatif (untuk pengambilan suatu keputusan yang menyangkut achievement
mahasiswa)?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas akan mempengaruhi
pertimbangan-pertimbangan pada pemilihan metode assessment, cara penilaian
dan siapa yang melakukan penilaian.
13
Berikut ini adalah beberapa contoh komponen sikap yang dapat dinilai dalam proses
tutorial:
1. Persiapan materi
2. Kedisiplinan
3. Team work
4. Keaktifan partisipasi dalam diskusi
5. Kemampuan mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain
6. Sikap dalam menerima feedback dari orang lain
7. Kemampuan untuk memberikan feedback terhadap anggota kelompok yang
lain
8. Kemampuan memimpin kelompok (leadership)
Assessment dapat dilakukan oleh tutor, anggota kelompok (peer assessment)
ataupun mahasiswa sendiri (self-assessment).
Rujukan
1. Camp G, van het Kaar A. PBL: step by step a guide for students and tutors.
2. David T, Patel l, Burdett K, Rangachari P. 1999 Problem-based Learning In
Medicine. Royal Society Of Medicine Press, London.
3. Harsono. 2004. Pengantar problem based learning. UGM.
4. Gandes RR. 2006. Assessment in Tutorial Process. Pelatihan Advanced
Tutor. UGM, 2006.