Dalam menggambar unsur ide dan perasaan sangat jarang sekali atau hampir tidak berperan.
Misal jika kita menggambar sebuah Meja atau Kursi maka akan menjadi sebuah gambar meja kursi.
Sedangkan Melukis adalah proses mencurahkan ide,gagasan dan perasaan yang dituangkan
kedalam media dua dimensi. Ketika melukis objek yang dilukis tidak harus sama dengan aslinya,
bisa dibumbui ide-ide kreatif dari sang pelukis. Sebuah lukisan wajah atau objek lain misal bisa
diberi berbagai gaya misal deformasi,stilasi,ekspressif, naif dan yang lainnya.
1.drowing= menggores (teknik) adalah membuat unsur visual yang dilakukan dengan teknik gores.
spesifikasinya, gambar menggunakan benda runcing/ dapat diguanakan uth menggores. contoh, sket
pensil, still life dengan rendering,gambar dengan pensil warna
2. picture= gambar ( objek) adalah unsur visual yang berupa sosok objek, bukan hasil lukis. contoh,
foto, sampul majalah, dll.
Lukis (painting): terbatah hanya pada teknik kuas/ sapuan Lukisan adalah karya seni rupa yang
merupakan penumpahan ide pada bidang datar yang dilakukan dengan menyapukan cat pada bidang
tersebut , bersifat sukjektif.
mencapai simbol figuratif dalam pencapaian bentuk seni lukis atau dengan kata lain
seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari gambar.
Referensi Makalah
sebuah karya seni rupa tidak semata-mata, tetapi juga pada nilai kejiwaan yang mampu menyampaikan
pesan spiritual seniman. Nilai spiritual ini dapat dibalik fisik dari karya seni rupa, dibalik bahasa rupa atau
bahasa perlambangan dari penciptanya.
Hal-hal penting atau pokok pemikiran tentang karya seni lukis menurut berbagai sumber/ para ahli dapat
diuraikan secara singkat sebagai berikut:
a. Bentuk atau Dimensi
Karya seni lukis merupakan karya dua dimensional, sebab dimensi yang ditampilkan hanya dua, sedangkan
dimensi ketiga tidak diperhitungkan, meskipun masih mungkin menampilkan wujud tiga dimensi yang
sifatnya semu, misalnya pada relief, lukisan dengan cat tebal dan sebagainya.
b. Pengelompokan atau kategori
Pengelompokan yang terkait dengan seni lukis adalah bahwa seni lukis bermanfaat sebagai seni murni. Seni
murni adalah seni yang berdiri sendiri, artinya sebuah benda seni tidak menyertai fungsi benda lain.
c. Fungsi
Pendapat Edmund Burke Fieldman dalam Mike Susanto (2003: 20) menjelaskan bahwa: Tiga fungsi yaitu:
the personal fuction (Seni sebagai ekspresi psikologis), the social function (kepentingan ideologis dan politis
serta sosial kemasyarakatan), dan the physical function (seni dibebankan pada kegiatan fisik, seperti seni
bangun, interior, seni publik, kerajinan dan industri).
d. Struktur Desain
Desain sebagai struktur visual terdiri dari komponen atau unsur-unsur visual, antara lain:
1). Garis
Garis adalah suatu rentetan dari titik-titik yang saling berhimpit, merupakan bentuk abstrak yang tidak dada
di alam, artinya sekedar ilusif yang memberikan kesan imajinatif tertentu. Bentuk garis ada tiga macam,
yaitu garis lurus, garis lengkung dan garis patah-patah.
Garis dapat memberikan kesan tertentu sebagai mediua ungkap. Garis sangat besar artinya pada hasil akhir
sketsa atau drawing, dimana setiap goresan memberi kesan tertentu.
2). Bidang
Bidang atau shape menurut Dharsono (2003: 34) adalah: suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi
oleh garis atau warna yang berbeda, atau oleh gelap terang arsiran karena adanya tekstur. Dalam seni lukis,
shape digunakan sebagai simbol perasaan seniman dalam menggambarkan hasil subject matter.
Ada berbagai teknik untuk menghasilkan bidang ini, misalnya dengan sapuan kuas, goresan, garis dan
sebagainya. Pembuatan bidang sangat berkaitan dengan proporsi, keseimbangan, maupun komposisi. Pada
dasarnya bidang merupakan penyatuan dari garis- garis yang arahnya tidak sama dan saling bertemu atau
saling berpotongan, jadi suatu bidang dikelilingi oleh garis-garis. Wucius Wong (1986: 5) menjelaskan
bahwa: Pada permukaan dwimatra, segala bentuk pipih yang bukan titik atau garis digolongkan ke dalam
bidang. Bidang dikelilingi oleh garis konsep yang menjadi pinggir bentuk tersebut. Sifat dan pertalian
diantara garis-garis tersebut menentukan raut bidang.
3). Warna
Di dalam seni lukis, warna merupakan unsur yang sangat pokok sebagai media ungkap seniman. Warna
terbentuk karena pigmen-pigmen dari cat memiliki daya pantul cahaya yang diterimanya dan menyerap
berkas sinar tertentu. Warna kuat, kontras, gelap, terang maupun lembut, merupakan hasil dari pengaruh
daya pantul cahaya yang diterima oleh pigmen atau cat yang berbeda-beda.
Pada seni lukis modern, peranan warna tidak hanya sebagai kumpulan dari pigmen, tetapi warna dapat
memberi arti selain secara fisik menjadi unsur pada suatu lukisan. Warna merupakan media ungkap bagi
seniman (pelukis), selain sebagai variasi, harmoni dan kesan tentang dimensi.
4).Gelap terang
Pada dasarnya gelap terang merupakan warna. Ada dua istilah yang berkaitan dengan warna, yaitu hue dan
value. Hue adalah menunjukkan nama suatu warna (merah, kuning, biru, dan sebagainya), sedangkan value
menunjukkan kepadatan, intensitas atau kekuatan warna (warna terang, warna gelap, warna kuat, warna
lembut dan sebagainya).
Gelap terang atau value merupakan kesan yang ditampilkan oleh warna atau hue. Perbedaan tebal dan tipis
warna dalam bentuk garis, bidang atau ruang menghasilkan irama, misalnya warna tua disusun berhimpitan
dengan warna muda akan menimbulkan kesan gelap terang, dan secara visual akan terlihat sebuah kesan
dimensi.
5). Tekstur
Tekstur merupakan sifat rabaan dari suatu permukaan yang secara nyata maupun imajinatif memberikan
kesan tertentu, kesan ini berupa rasa halus, kasar, datar, lunak dan sebagainya. Tekstur ada dua macam,
yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata dapat dirasakan oleh indera peraba secara nyata,
sedangkan tekstur semu hanya dapat dirasakan secara imajinatif.
Untuk menghasilkan tekstur dapat digunakan berbagai macam cara, misalnya dengan guratan-guratan,
sapuan kuas, garis-garis atau dengan hasil reproduksi dari alam, misalnya permukaan kayu, batu, pasir dan
sebagainya.
e. Komposisi
Komposisi merupakan susunan yang berkaitan dengan keseimbangan atau keterkaitan, atau dengan kata
lain adalah cara penataan unsur-unsur visual. Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam menyusun
sebuah komposisi, antara lain:
1). Kesatuan
Perpaduan antara unsur-unsur visual harus menjadi satu kesatuan ungkapan dan makna.
2). Keseimbangan
Keseimbangan adalah balance unsur-unsur garis, bidang, warna dan lain-lain yang memberikan kesan atau
rasa imbang. Kesan atau rasa imbang ini bisa berupa keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling
berhadapan, berupa ukuran, wujud, tekstur dan lain-lain.
3). Proporsi
Proporsi merupakan hubungan antara suatu bagian dengan keseluruhan bagian atau perimbangan ukuran
antar bagian, misalnya pada sebuah ruang yang kecil, apabila diisi sebuah benda yang berukuran besar
tidak akan terlihat baik.
4). Irama
Timbulnya suatu irama atau rhytm adalah karena unsur-unsur yang ditata sedemikian rupa, misalnya dalam
penyusunan warna, antara warna kuat dengan warna lemah (kontras, gradasi dan sebagainya), atau pada
garis yang disusun secara berulang-ulang/ repetisi antara garis panjang dan garis pendek, dan sebagainya.
5). Hierarki
Hierarki merupakan penggunaan unsur-unsur visual, dengan salah satu unsurnya dibuat lebih kuat
kehadirannya, sehingga dapat diproleh bagian tertentu terlihat lebih menonjol dari bagian-bagian lain untuk
dapat menarik perhatian secara visual (point of interest).
6). Intensitas
Merupakan perbedaan kekuatan dari unsur-unsur yang dihadirkan pada sebuah karya lukis,misalnya garis
tebal dan garis tipis, warna gelap dan warna gelap, warna kuat dan warna lemah dan sebagainya.
f. Tema
Tema atau subject matter merupakan sesuatu atau hal yang akan dihadirkan dalam karya seni. Humar
Sahman (1993: 69) menjelaskan bahwa: subject matter merupakan hal ikhwal/ pokok persoalan / tema
yang hendak diketengahkan si pelukis lewat lukisannya itu. Tema dapat beraneka ragam atau berasal dari
berbagai masalah, mulai dari sejarah, agama, mitologi, kehidupan, cerita/ kisah, pengalaman intelektual,
peristiwa metafisik, alam, pemandangan dan sebagainya.
Cara menghadirkan tema dalam sebuah karya tidak terlepas dari penerapan unsur-unsur visual yang sesuai
dengan kebutuhan penampilan tema tersebut, dalam menampilkan tema, terdapat beberapa pengertian
pokok yang harus diperhatikan. Pengertian pokok ini, sesuai dengan penjelasan Nicholas Poussin dalam
Teknik fresco ada dua macam, yaitu fresco buono dan fresco secco. Fresco buono merupakan lukisan yang
dibuat pada permukaan wet lime (lepa tembok yang masih basah), sedangkan fresco secco dibuat pada
lapisan dinding yang sudah kering, warna/ cat yang digunakan diramu dengan menggunakan emulsi telur,
sehingga lukisan fresco ini tergolong lukisan tempera.
7). Encaustic
Encaustic painting adalah teknik melukis dengan burnt in wax color, yaitu pigmen dicampur malam lebah
dan digunakan pada saat masih panas atau masih dalam keadaan meleleh, alat untuk melukisnya adalah
pisau/ palet. Pada teknik ini yang terpenting adalah peleburan pigmen dalam malam yang cair dan dalam
keadaan meleleh ini harus bisa dipertahankan sampai seluruh lukisannya selesai.
8). Graffito
Graffito adalah menggores gambar pada permukaan dinding, tekniknya yaitu permukaan disapu warna
terlebih dahulu, sebelum kering disapu warna lagi dua kali dengan menggunakan limewash (oksida
kalsium), setelah itu gambar dibuat diatas lime itu, atau tepatnya garis-garis dibuat goresan sehingga
lapisan limenya menjadi terbuka dan warna-warna dibawahnya menjadi kelihatan.
9). Frottage
Frottage adalah teknik membuat gambar dengan atau dari tekstur tertentu, misalnya permukaan kayu,
batu, kain dan lain-lain. Cara menggambar dengan frottage ini adalah dengan meletakkan kertas di atas
permukaan benda yang bertekstur, kemudian kertas digosok dengan pensil atau krayon. Hasil dari teknik
frottage ini juga dinamakan frottage.
10). Decalcomania
Decalcomania adalah teknik menggores cat yang masih basah, kemudian ditekan diantara dua
permukaankanvas/ kertas. Cara membuatnya yaitu selembar kertas ditaburi cat terlebih dahulu, kemudaian
ditekan dengan lembar kertas yang lain, kemudian dilepaskan kembali. Hasil dari teknik ini biasanya adalah
gambar yang menyerupai bunga, endapan mineral atau bunga karang.
11). Grattage
Grattage adalah teknik menggores cat yang masih basah dengan alat seperti sisir, garpu, pena, silet,
pecahan kaca dan lain sebagainya. Teknik ini memanfaatkan sifat plastis cat yang masih basah, yang sudah
disapukan pada permukaan kanvas.
12). Collage
Collage adalah berasal dari bahasa Prancis yang berarti menempel dengan menggunakan perekat/ pappier
coles. Teknik ini adalah membuat gambar dengan menempelkan kertas yang berisi tulisan maupun gambar
dengan perekat pada kanvas dan lain-lain.
13). Assemblage
Merupakan teknik melukis dengan menggunakan tekstur yang tebal, ketiga dimensiannya sangat menonjol,
sehingga kadang-kadang teknik ini digolongkan dengan seni patung.
Menggambar
Melukis