Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
Apabila ditinjau dari garis pantai (coast line) maka wilayah pesisir memiliki dua
macam batas (boundaries), yaitu batas yang sejajar garis pantai (long shore) dan batas
yang tegak lurus dengan garis pantai (cross shore) (Dahuri, et al, 1996). Sedangkan
menurut Soegiarto, 1976 di dalam Sinurat RM, 2000, Definisi wilayah pesisir adalah
wilayah pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian
daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut
seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut
wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang
terjadi di daerah daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang
disebabkan karena kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan
pencemaran.
Menurut Rais (1993) di dalam Sinurat RM, (2000) memberikan definisi
bahwa disebut wilayah pesisir adalah spasial ke arah darat dimana pengaruh laut
masih ada, terutama pengaruh pasang surut (batas ekosistem air payau) dan ke arah
laut dimana pengaruh darat masih dominan (batas sedimentasi sungai). Dari definisi
wilayah pesisir di atas memberikan suatu pengertian bahwa wilayah pesisir
merupakan wilayah yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat yang sangat
beragam didarat dan di laut serta saling berintegrasi antara habitat tersebut.
Karakteristik khusus dari wilayah pesisir menurut Jan C. Post dan Carl G.
Lundin (1996) antara lain:

Suatu wilayah yang dinamis dengan seringkali terjadi perubahan sifat


biologis, kimiawi, dan geologi.

Mencakup ekosistem dan keanekaragaman hayatinya dengan produktivitas


yang tinggi yang memberikan tempat hidup penting buat beberapa jenis biota

laut
Ciri-ciri khusus wilayah pesisirseperti adanya terumbu karang, hutan bakau,
pantai dan bukit pasirsebagai suatu sistem yang akan sangat berguna secara

alami untuk menahan atau menangkal badai, banjir, dan erosi


Ekosistem pesisir dapat digunakan untuk mengatasi akibat-akibat dari
pencemaran, khususnya yang berasal dari darat (sebagai contoh: tanah basah
dapat menyerap kelebihan bahan-bahan makanan, endapan, dan limbah

buangan),
Pesisir yang pada umumnya lebih menarik dan cenderung digunakan sebagai
pemukiman, maka di sekitarnya seharusnya dimanfaatkan pula sebagai
sumber daya laut hayati dan nonhayati, dan sebagai media untuk transportasi
laut serta rekreasi.
Sedangkan karakteristik wilayah pesisir menurut Departemen Pemukiman dan

Prasarana Wilayah (2001) antara lain:

Terdiri dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang dan jasa (goods

and services) bagi komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya (beneficiaries),


Adanya kompetisi antara berbagai kepentingan,
Merupakan wilayah strategis, didasarkan atas fakta:
- Garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508 pulau (terbanyak di
-

dunia),
Penyebaran penduduk terbesar (cikal bakal urbanisasi),
Potensi sumber daya kelautan yang kaya (biodiversity, pertambangan,

perikanan, pariwisata, infrastruktur, dsb),


Sumber daya masa depan (future resources) akibat ketersediaan wilayah
darat yang semakin terbatas, dan Wilayah pertahanan dan keamanan
(perbatasan).

2.2 Karakteristik Wilayah Pesisir


I. Bagian Bagian Laut Dan Pembaagian Zonasi Wilayah Pesisir Dan Kelautan

Lingkungan perairan laut dapat teridiri atas 2 bagian utama yaitu


a. Bagian air yang dikenal sebagai pelagic
Bagian ini dapat dibagi secara horizontal mapun vertical. Secara horizontal
pelagic dapat dibagi menjadi

Bagian neritic ( perairan pantai )


Bagian oseanik peraiaran laut terbuka

Batas ntara kedua bagian tersebut di laut tidak begitu jelas, tetapi biasanya
ditentukan batas meritik hanya sampai pada kedalaman 200 meter. Meskipun ada
factor-faktor ain yang ikut menentukan, misalnya factor salinitas, kandungan lumpur,
dll. Secara vertical , bagian pelagic dapat di bagi menjadi beberapa bagian yaitu :

Zona epipelagik (0-200 meter)


Zona mesopelagik (200-1000 meter)
Zona bathipelagik(1000-2000 meter)
Zona abisopelagik ( >2000 meter)

Suatu zona atau lapisan peraiaran yang masih dapat menerima sinar matahari
disebut sebagai

photik zone.

Umumnya pada lapisan epipelagic lebih banyak

menerima sinar matahari daripada lapisan-lapisan yang berada dibawahnya. Semakin


dalam lapisan perairan maka semakin sedikit pula sinar matahari yang masuk
kedalam air laut, sehingga dikenal adanya zona disphotic dan zona aphotik.

Lapisan photic perlu diketahui, mengingat pada zona tersebut merupakan


suatu daerah yang paling efektif untuk proses fotosintesis fitoplankton, rumput laut,
dan gang-gang laut serta kegiatan-kegiatan lain dari biota laut.sehingga pada zona
tersebut dapat dilihat keragaman komunitas yang lebih kompleks, lebih banyak
fariasinya serta lebiih menarik daripada komunitas biota yang hidup pada lapisan
disphotic ataupun aphotik.
Tebal tipisnya zona photik sangat tergantung pada beberapa factor antara lain
tingkat kecerahan dan tingkat kekeruhan pada perairan yang bersangkutan. Tingkat

kecereahan adalah suatu angka menunjukan jarak penetrasi cahaya matahari kedalam
air laut yang masih bias dilihat oleh mata kita yang berada di permukaan air laut.
b. Bagian dasar laut yang dikenal sebgai bentik (benthic)
Secara umum zonasi bentik terdiri atas

Supralithoral : merupakan dasar perairan yang selalu dalam keadaan

basah karena adanya hempasan ombak yang dating dan pergi


Sublithoral : merupakan daerah pasang surut sampai kedalaman 20

meter
Eu-lithoral : merupakan bagian dasar perairan yang dihitung mulai dari

garis surut sampai kedalaman 200 meter


Archibenthal : daerah lanjutan lithoral yang melengkung kebawah

sehingga dasar laut lebih dalam lagi


Batial : lanjutan dari archibenthal sampai kedalaman 2000 meter
Abisal : lanjutan dari batial dengan kedalman 2000-4000 meter
Hadal : lanjutan dari abisal dengan kedalaman > 4000 meter

Gambar
Skema zonasi bentik dan pelagik

10

Sumber Soegiarto .a, 1978

II.

Iklim Wilayah Pesisir Dan Laut


Beberapa factor utama yang mempengaruhi iklim yaitu sebgai berikut
a. Suhu dan perpindahan panas
Daratan tidak mempunyai kapasitas seperti air dalam kemampuannya

menyimpan panas, akibatnya daratan akan lebih cepat bereaksi untuk menjadi panas
ketika menerima radiasi matahari daripada lautan. Sebaiknya, daratan akan lebih
cepat pula menjadi dingin daripada lautan pada waktu tidak ada sinar matahari .
akibatnya, didaratan terdapat perbedaan suhu yang amat besar bila dibandingkan
dengan lautan. Bagaimanapun panas yang dipindahkan dari laut ke daratan
mempunyai suattu pengeruh yang lunak terhadap iklim di daerah pantai.
Perpindahan panas juga terjadi antara udara denganlautan atau tanah yang ada
dibawaahnya akan dapat memberikan sesuatu kenaikan tekanan atmosfer pada
sekitarnya. Udara cenderung untuk mengalir dari daerah-daerah yang beratmoser
rendah, sehingga akan menimbulkan arah angin yang berbeda-beda.

11

b. Curah hujan dan siklus air


Sebagian besar air ( 97,3 % yang terdapat dipermukaan berasal dari lautan.
Sisanya yang berjumlah 2, 7 % berasal dari daerah daratan berupa gunung-gunung es,
mata air yang berada di bawah permukaan tanah dan yang berasal dari danau dan
sungai, secara umum siklus tata air, terjadi secara seimbang tetapi kadang-kadang
terjadi perbedaan yang besar antara penguapan dan curah hujan yang terjadi pada
beberapa tempat sehingga mengakibatkan siklus air menjadi tidak seimbang
c. Tekanan udara dan angin
Seluruh permukaan bumi dapat dibagi menjadibeberapa daerah utama yang
mempunyai tekanan rendah dan tinggi tergantung kepada letak lintang. Hal ini
menyebabkan timbulnya tiga system angin utama pada setiap atmosfer:

Angin yang terletak pada lintang antara 00 dan 300 yang dikenal

sebagai trade winds. Angin bertiup dari arah timur ke barat


Angin yang terletak pada lintang antara 30 0 dan 600, Angin bertiup

dari arah barat ke timur


Angin yang terletak di daerah kutub ( antara 600sampai ke kutub),
yang umumnya bertiup dari arah timur ke barat

III.

Geologi Wilayah Pesisir Dan Kelautan


Bentuk wilayah pesisir diatara daratan dan lautan selain ditentukan oleh

kekerasan (rerisistivity) batuan, pola morfologi, juga ditentukan oleh tahapan


tektoniknya apakah labil atau stabil. Dalam batasan geologi bentuk pesisir terdiri dari:
a. Bentuk pantai beruak, terjadi diwilayah pengangkatan aktif dan prosesnya
sampai saat ini masih berjalan, dimana pantainya dibentuk oleh undak-undak
terumbu karang
b. Bentuk pantai landai, selain dikontrol oleh batuan alasanya yang relative
lunak juga terletak di daerah yang relative stabil, dari daerah tingkat pasca
tektonik, sehingga proses erosi pengangkutan pengendapan berjalan tanpa
gangguan kegiatan tektonik.

12

IV.

Kondisi Oseagrafi Dan Dinamika Ekosistem Pesisir Dan Lautan


Wilayah pesisir dan lautan merupakan daerah dimana terjadi interaksi antara

tiga unsure alam, yaitu daratan lautan, dan atmosfer. Proses interaksi tersebut telah
berlangsung sejak unsure-unsur tersebut terbentuk. Bentuk wilayah pesisir yang
ditemu sekarang ini merupakan hasil keseimbangan dinamis dari proses
penghancuran dan pembentukkan ketiga unsure alami.
Kondisi oseanografi fisika perairan pesisir dan lautan
Kondisi oseanografi fisika perairan pesisir dan lautan dapat digambarkan oleh,
terjadinya fenomenaalam seperti terjadinya pasang surut, arus, kondisi suhu dan
salinitas serta angin.
a. Pasang surut dan muka laut
Pasang surut adalah proses naik turunnya muka laut secara hamper periodic
karena gaya tarik benda-benda angkasa, terutama bulan dan matahari. Naik turunnya
muka laut dapat terjadi sekali sehari (pasut tunggal), atau dua kali sehari (pasut
ganda) dan ada pula pasut campuran. Ketika pasut yang terbentuk di lautan luas
merambat sebagai gelombang menuju lereng benua dan paparan benua, gelombang
tersebut akan mengalami proses perubahan karena makin dangkalnya perairan.
b. Gelombang laut
Gelombang merupakan parameter utama dalam proses erosi atau sedimentasi.
Besarnya proses tersebut bergantung pada besarnya energy yang dihempaskan oleh
gelombang pantai. Secara umum gelombang/ ombak terdiri atas:

Ombak terjun: kadangkala terlihat dipantai yang dasar lautnya terjal, ombak
semacam ini menggulung tinggi lalu jatuh dengan hempasan hebat disertai

bunyi gemuruh.
Ombak landai terbentuk di pantaiyang dasar lautnya landai.
c. Arus di pantai
Arus yang disebabkan oleh pasut dipengaruhi oleh dasar perairan. Arus pasut
yang terkuat akan ditemui didekat permukaan dan akan menurun kecepatannya

13

semakin mendekati dasar perairan. Hal ini disebabkan adanya gesekkan dasar. Fase
dari arus pasut juga seringkali berubah mengikuti kedalaman, dimana fase dilapisan
dasar perairan berubah lebih dahulu dibaningkan dengan dilapisan permukaannya.
2.3 Zona Wilayah Pesisir
Zona dapat diartikan sebagau daerah atau wilayah, untuk itu zona atau wilayah
pesisir dapat dibedakan kedalam 4 zona / wilayah, diantaranya adalah :
1. Zona Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di
wilayah ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut
berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering disebut juga
wilayah pasang surut.
2. Zona Meritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang
surut hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh
sinar matahari sehingga wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis
kehidupan baik hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa,
Laut Natuna, Selat Malaka dan laut-laut disekitar kepulauan Riau.
3. Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki
kedalaman antara 150 hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus
sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak
yang terdapat di zona meritic.
4. Zona Abysal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki
kedalaman lebih dari 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan
tidak ada tumbuh-tumbuhan, jenis hewan yang hidup di wilayah ini sangat
terbatas. Untuk dapat mengetahui mengenai ilustrasi pembagian wilayah
pesisir maka dapat dilihat pada gambar berikut :

14

Zona
Lithor
al

Zona
Meriti
c

Zona
Bathy
al

Zona
Abysa
l

Gambar Zona Pesisir (Lithoral)


Sumber: pembagian wilayah menurut konvensi hokum laut PBB, Montenegro, Caracas 1982

2.4 Sumber daya Wilayah Pesisir


Secara umum sumber daya pesisir terdiri atas tiga bagian yaitu sumber daya
dapat pulih, sumber daya tidak dapat pulih dan jasa-jasa lingkungan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari uraian berikut:
(1) Sumber daya dapat pulih atau dapat diperbaiki (renewable resources),
seperti :
-

Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang


penting di wilayah pesisir. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia
nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi bermacam biota,
penahan abrasi, penahan amukan angin taufan, dan tsunami, penyerap limbah,
pencegah intrusi air laut, dan lain sebagainya, hutan mangrove juga mempunyai

15

fungsi ekonomis seperti penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan baku obat
obatan, dan lain-lain.
Segenap kegunaan ini telah dimanfaatkan secara tradisional oleh sebagian
besar masyarakat pesisir di tanah air. Potensi lain dari hutan mangrove yang belum
dikembangkan secara optimal, adalah kawasan wisata alam (ecotourism).
Padahal negara lain, seperti Malaysia dan Australia, kegiatan wisata alam di
kawasan hutan mangrove sudah berkembang lama dan menguntungkan (Dahuri et al
2001). Indonesia memiliki hutan mangrove yang luas dibandingkan dengan negara
lain. Hutan-hutan ini dapat menempati bantaran sungai-sungai besar hingga 100 km
masuk ke pedalaman seperti yang dijumpai di sepanjang sungai Mahakam dan
sungai Musi. Keanekaragaman juga tertinggi di dunia dengan jumlah spesies
sebanyak 89, terdiri dari 35 spesies tanaman, 9 spesies perdu, 9 spesies liana, 29
spesies epifit, dan 2 spesies parasitik (Nontji, 1987 dalam Dahuri 2001).
Hutan mangrove juga disebut hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau,
atau hutan bakau.Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh di
sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Hutan mangrove dapat hidup dengan subur kalau wilayah pesisir tersebut memenuhi
syarat-syarat seperti berikut:

Terlindungi dari gempuran ombak dan arus pasang surut yang kuat.
Daerahnya landai atau datar.
Memiliki muara sungai yang besar dan delta.
Aliran sungai banyak mengandung lumpur.
Temperatur antara 20-40 derajat Celcius.
Kadar garam air laut antara 10-30 per mil.
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang sangat penting di wilayah pesisir

sebab memilikifungsi ekologis dan fungsi ekonomis. Adapun fungsi ekologis dari
hutan mangrove yaitu :

Penyedia nutrien bagi biota perairan.


Tempat berkembang biaknya berbagai macam ikan.
Penahan abrasi, Penyerap limbah.

16

Pencegah intrusi air laut.


Penahan amukan angin taufan dan gelombang yang besar.

Fungsi ekonomis dari hutan mangrove yaitu untuk :

Bahan bakar, bahan kertas, dan bahan bangunan.


Perabot rumah tangga.
Bahan penyamak kulit dan pupuk hijau.

- Terumbu karang
Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis.
Meskipun

terumbu

terdapat

di

seluruh perairan di dunia, tetapi


hanya di daerah tropis terumbu
karang dapat berkembang dengan
baik. Terumbu karang terbentuk dari
endapan-endapan kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang, alga
berkapur, dan organisme-organisme lain yang menghasilakan kalsium karbonat.
Indonesia memiliki kurang lebih 50.000 km2 ekosistem terumbu karang yang
tersebar di seluruh wilayah pesisir dan lautan (Dahuri et al. 2001).
Terumbu karang mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi
biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan
berbagai biota; terumbu karang juga menghasilkan berbagai produk yang
mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis hasil perikanan, batu
karang untuk konstruksi. Dari segi estetika, terumbu karang dapat menampilkan
pemandangan yang sangat indah.
Terbentuknya ekosistem terumbu karang tergantung pada faktor-faktor
sebagai berikut.

Kedalaman sekitar 10 meter dari permukaan laut.


Temperatur antara 25-29 derajat Celcius.
Kadar garam antara 30-35 per mil.
Ada tidaknya sedimentasi.

17

Kalau terjadi sedimentasi, pertumbuhan terumbu karang terhambat, kalau


tidak terjadi sedimentasi pertumbuhan cepat. Ekosistem terumbu karang memiliki dua
fungsi, yaitu fungsi ekologi dan fungsi ekonomi.

Fungsi ekologi terumbu karang yaitu : penyedia nutrien bagi biota perairan,

dan tempat berkembang biaknya biota perairan.


Fungsi ekonomi terumbu karang yaitu : Menghasilkan berbagai jenis ikan,
udang, alga, teripang, dan kerang mutiara, Bahan bangunan dan jalan, serta
bahan industri. dan Bahan baku cinderamata dan bahan perhiasan.

Rumput Laut

Rumput laut tumbuh pada perairan yang memiliki substrat keras yang kokoh
untuk tempat melekat.Tumbuhan rumput laut hanya dapat hidup pada perairan di
mana tumbuhan muda yang kecil mendapatkan cukup sinar matahari. Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan rumput laut yaitu :

Kejernihan air laut.


Suhu perairan sejuk.
Kedalaman laut antara 20-30 m.
Rumput laut di perairan Indonesia tersebar hampir di seluruh provinsi. Oleh

masyarakat yang hidup di daerah pesisir rumput laut ini dimanfaatkan sebagai bahan
makanan misalnya untuk lalapan, sayur, manisan, dan kue. Rumput laut juga
dimafaatkan dalam bidang industri kosmetik sebagai bahan pembuat sabun, krim,
lotion, dan sampo. Dalam industri farmasi digunakan untuk membuat tablet, salep,
dan kapsul.
Potensi rumput laut (alga) di perairan Indonesia mencakup areal seluas
26.700 ha dengan potensi produksi sebesar 482.400 ton/tahun. Pemanfaatan rumput

18

laut untuk industri terutama pada senyawa kimia yang terkandung di dalamnya,
khususnya karegenan, agar, dan algin (Nontji, 1987).
Melihat besarnya potensi pemanfaatan alga, terutama untuk ekspor, maka
saat ini telah diupayakan untuk dibudidayakan. Misalnya budidaya Euchema spp
telah di coba di Kepulauan Seribu (Jakarta), Bali, Pulau Samaringa (Sulawesi
Tengah), Pulau Telang (Riau), dan Teluk Lampung (Dahuri et al 2001).
Usaha budidaya rumput laut telah banyak dilakukan dan masih bisa
ditingkatkan. Keterlibatan semua pihak dalam teknologi pembudidayaan dan
pemasaran merupakan faktor yang menentukan dalam menggairahkan masyarakat
dalam mengembangkan usaha budidaya rumput laut. Peranan pemerintah regulasi
dalam penentuan daerah budidaya, bantuan dari badan-badan peneliti untuk
memperbaiki mutu produksi serta jaminan harga yang baik dari pembeli/eksportir
rumput laut sangat menentukan kesinambungan usaha budidaya komoditi ini.
-

Sumber Daya Perikanan Laut

Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari sumber daya
perikanan pelagis besar (451.830 ton/tahun) dan pelagis kecil (2.423.000 ton/tahun),
sumber daya perikanan demersal 3.163.630 ton/tahun, udang (100.720 ton/tahun),
ikan karang (80.082 ton/tahun) dan cumi-cumi 328.960 ton/tahun. Dengan demikian
secara nasional potensi lestari perikanan laut sebesar 6,7 juta ton/tahun dengan
tingkat pemanfaatan mencapai 48% (Dirjen Perikanan 1995). Data pada tahun 1998
menunjukkan bahwa produksi ikan laut adalah 3.616.140 ton dan hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan potensi laut baru mencapai 57,0% (Ditjen

19

Perikanan 1999 dalam Susilo 2001).

Sedangkan potensi lahan pertambakan

diperkirakan seluas 866.550 Ha dan baru dimanfaatkan seluas 344.759 Ha (39,78%)


bahkan bisa lebih tinggi lagi.

Dengan demikian masih terbuka peluang untuk

peningkatan produksi dan produktivitas lahan.

Keterlibatan masyarakat dalam

meningkatkan produksi perlu diatur sehingga bisa mendatangkan keuntungan bagi


semua pihak dan pengelolaan yang bersifat ramah lingkungan dan lestari.
Pada usaha penangkapan ikan, perlu adanya peningkatan keterampilan bagi
masyarakat dengan menggunakan teknologi baru yang efisien.

Hal ini untuk

mengantisipasi persaingan penangkapan oleh negara lain yang sering masuk ke


perairan Indonesia dengan teknologi lebih maju. Usaha ini melibatkan semua pihak
mulai dari masyarakat nelayan, pengusaha dan pemerintah serta pihak terkait
lainnya.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah memberi pengertian pada masyarakat
nelayan tentang bahaya penangkapan yang tidak ramah lingkungan seperti
penggunaan bahan peledak atau penggunaan racun. Pada bidang pertambakan,
disamping dilakukan secara ekstensifikasi, usaha peningkatan hasil pertambakan
dalam bentuk intensifikasi. Hal ini jika dihubungkan dengan pengelolaan tambak di
Indonesia pada umumnya masih tradisional.
Dengan hasil produksi pertambakan Indonesia tahun 1998 berjumlah
585.900 ton yang merupakan nilai lebih dari 50% hasil kegiatan budidaya perikanan
(Susilo 1999 dalam Ditjen Perikanan 1999). Keterlibatan masyarakat dalam bentuk
pertambakan inti rakyat dimana perusahaan sebagai intinya dan masyarakat
petambak sebagai plasma merupakan suatu konsep yang baik meskipun kadangkala
dalam pelaksanaannya banyak mengalami kendala.

Hubungan lainnya seperti

kemitraan antara masyarakat petambak dengan pengusaha penyedia sarana produksi


juga adalah salah satu model kemitraan yang perlu dikembangkan dan
disempurnakan dimasa yang akan datang.
-

Padang lamun

20

Padang lamun merupakan tumbuhan yang hidup terbenam di perairan


dangkal yang agak berpasir. Secara ekologis padang lamun memiliki beberapa
fungsi penting bagi daerah pesisir yaitu ; sumber utama produktivitas primer,
sumber makanan penting bagi organisme, dengan sistem perakaran yang rapat
menstabilkan dasar perairan yang lunak, tempat berlindung organisme, tempat
pembesaran bagi beberapa spesies, sebagai peredam arus gelombang dan sebagai
tudung pelindung panas matahari. Kehidupan padang lamun sangat dipengaruhi oleh
kondisi kecerahan air laut, temperatur air laut, salinitas, substrat dan kecepatan arus.
Ekositem padang lamun di Indonesia tersebar di pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua ( Irian Jaya).
Pertumbuhan padang lamun, sangat tergantung pada faktor-faktor berikut:

Peairan laut dangkal berlumpur dan mengandung pasir.


Kedalaman tidak lebih dari 10 meter, sehingga sinar matahari dapat

menembus.
Temperatur antara 20-30 derajat Celcius.
Kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik.
Kadar garam 25-35 per mil.

Fungsi padang lamun di lingkungan pesisir adalah sebagai berikut:

Sebagai tempat berkembangbiaknya ikan-ikan kecil dan udang.


Sebagai perangkap sedimen sehingga terhindar dari erosi.
Sebagai penyedia bahan makanan berbagai ikan yang hidup di padang lamun
Sebagai bahan untuk membuat pupuk
Sebagai bahan untuk membuat kertas.

Estuaria

21

Estuaria adalah teluk di pesisir yang sebagian


tertutup, tempat air tawar dan air laut bercampur.
Kebanyakan

estuaria

didominasi

oleh

substrat

berlumpur yang kaya bahan organik dan menjadi


cadangan makanan utama bagi organisme estuaria.
Karena merupakan kawasan pertemuan antara air laut
dan air tawar, maka organisme dan tumbuhan yang berkembang di estuaria relatif
sedikit. Pantai pasir terdiri dari kwarsa dan feldspar, yang merupakan sisa-sisa
pelapukan batuan di gunung yang dibawa oleh aliran sungai.
Pantai pasir lainnya terbentuk oleh rombakan pecahan terumbu karang yang
diendapkan oleh ombak. Partikel yang kasar menyebabkan hanya sebagian kecil
bahan organik yang terserap sehingga organisme yang hidup di pantai berpasir
relatif sedikit. Meskipun demikian pantai berpasir sering dijadikan beberapa biota
(seperti penyu) untuk bertelur. Parameter utama dari pantai berpasir adalah pola arus
yang mengangkut pasir, gelombang yang melepas energinya dan angin yang
mengangkut pasir ke arah darat.
-

Pantai Berbatu (Rocky Beach)

Merupakan pantai dengan batu-batu memanjang ke laut dan terbenam di air.


Batuan yang terbenam ini menciptakan zonasi kehidupan organisme yang menempel
di batu karena pengaruh pasang. Parameter utama yang mempengaruhi pantai
berbatu adalah pasang laut dan gelombang laut yang mengenainya.
-

Pulau-pulau Kecil (Small Island)

22

Merupakan pulau yang berukuran kecil yang secara ekologis terpisah dengan
pulau induknya. Pulau kecil ini akan memiliki karakteristik ekologi yang bersifat
insular karena terisolasi dengan pulau induknya.

Potensi Wilayah Pesisir dan Laut sebagai Kawasan Wisata Bahari

Wilayah Pesisir dan Laut memiliki sumberdaya alam yang dapat di


manfaatkan, salah satunya menjadikan objek wisata bahari, berbagai jenis organisme
yang ada didaerah itu dapat menjadi nilai jual seperti terumbu karang, hutan bakau,
lamun serta adanya keindahan pantai. Disaat Indonesia mengalami masa krisis
berkepanjangan sector pariwisata merupakan salah satu aset negara dalam
menanggulangi masalah tersebut. Dengan pemanfaatan dan pengembangan wilayah
pesisir kita dapat konstribusi yang positif yaitu menjadikan wilayah pesisir dan laut
sebagai kawasan wisata bahari.
Wisata bahari merupakan suatu bentuk wisata potensial. Daerah dapat
dikatakan berhasil menjadi tempat wisata bahari apabila memenuhi berbagai
komponen terkait dengan kelestarian lingkungan alami, kesejahteraan penduduk yang
mendiami wilayah tersebut, kepuasan pengunjung yang menikmatinya dan
keterpaduan komunitas dengan area pengembangannya.
Belakangan ini setiap daerah berusaha untuk memanfaatkan wilayah pesisir
menjadi tempat atau objek wisata bahari karena sebagai daya tarik untuk wisatawan
datang ke daerah tersebut sehingga menambah pemasukan bagi Pemerintah daerah,
namun dalam pengembangannya dibutuhkan strategi yang terencana dan sistematis

23

sehingga wilayah pesisir yang dijadikan wisata bahari bermanfaat juga bagi
masyarakat di daerah tersebut.
Selain strategi dalam pembangunan wilayah pesisir di perlukan juga
keterlibatan dan partisipasi masyarakat lokal sehingga masyarakat merasa terlibat dan
bertanggungjawab untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dan ekosistem yang
ada hal ini pun sebenarnya menguntungkan bagi kehidupan ekonomi mereka dengan
system pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan memiliki arti penting baik bagi pengunjung,
masyarakat maupun kelestarian lingkungan. Secara harfiah yaitu pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang maupun yang akan datang dengan
pengelolaan yang tepat tanpa membahayakan system alam yang mendukung semua
aspek kehidupan. Pembangunan wilayah pesisir harus berbasis kemasyarakatan
dengan tujuan membantu kesejahteraan masyarakat pesisir.
(2) Sumber daya tak dapat pulih / tidak tergantikan (non-renewable
resources)
Sumber daya yang tidak dapat pulih terdiri dari seluruh mineral dan geologi,
yang termasuk kedalamnya antara lain minyak gas, batu bara, emas, timah, nikel,
bijh besi, batu bara, granit, tanah liat, pasir, dan lain-lain. Sumber daya geologi
lainnya adalah bahan baku industri dan bahan bangunan, antara lain kaolin, pasir
kuarsa, pasir bangunan, kerikil dan batu pondasi.
(3) Jasa-jasa lingkungan (environmental services).
Jasa-jasa lingkungan yang dimaksud meliputi fungsi kawasan pesisir dan
lautan sebagai tempat rekreasi dan parawisata, media transportasi dan komunikasi,
sumber energi, sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan,
penampungan limbah, pengatur iklim, kawasan lindung, dan sistem penunjang
kehidupan serta fungsi fisiologis lainnya.

24

2.5 Identifikasi Penyebaran Sumber Daya Berdasarkan Zona-Zona Wilayah


Pesisir
Dari uraian zonasi dan sumber daya wilayah pesisir, dapat diidentifikasikan
penyebaran sumber daya berdasarkan zona-zona wilayah pesisir, yang dapat dilihat
pada table berikut:
Tabel 1
Identifikasikan Penyebaran Sumber Daya
Berdasarkan Zona-Zona Wilayah Pesisir (secara Vertikal)
No.
1

Zona
Zona
Epipelagik

Karakteistik
Di wilayah
ini pada saat air pasang
tergenang air dan pada saat
air laut surut berubah
menjadi
daratan.
Oleh
karena itu wilayah ini
sering disebut juga wilayah
pasang
surut.dengan
kedalaman 0-200 meter.
Pada
umumnya
pada
lapisan epipelagik lebih
menerima sinar matahari
daripada
lapisan-lapisan
yang berada di bawahnya.

Sumber Daya
Hutan mangrove
Tambak air payau
Terumbu karang
Ekosistem
estuaria( dengan
tipe drowned river
valleys)
Padang lamun
Ekosistem rumput
laut
Udang
Cumi-cumi
Kepiting berenang
dan terdapat hampir
di seluruh perairan
pantai Indonesia
terutama di daerah
mangrove, tambak
air payau atau
muara sungai.
Kepiting jarang
ditemukan di pulaupulau karang.
Ikan ekor kuning
termasuk keluarga
kakap, hidup di
perairan
berkedalaman 1070m, disekitar
pantai berpasir,

Lokasi
,

25

No.

Zona

Karakteistik

Zona
Mesopelagik

batas wilayah pasang


surut hingga kedalaman
200-1000 m. Pada zona ini
masih dapat ditembus oleh
sinar matahari sehingga
wilayah ini paling banyak
terdapat berbagai jenis
kehidupan baik hewan
maupun tumbuhantumbuhan,

Zona
Bathipelagik

wilayah laut yang memiliki


kedalaman antara 1000
hingga 2000 meter. Wilayah
ini tidak dapat ditembus
sinar matahari, oleh karena
itu kehidupan organismenya
tidak sebanyak
yang terdapat di zona
meritic.

Zona
Abisopelagik

wilayah laut yang memiliki


kedalaman lebih dari 2000
m. Di wilayah ini suhunya
sangat dingin dan
tidak
ada
tumbuh-

Sumber Daya
tubiran, kapal
tenggelam,tandes,
di daerah dengan
banyak karang
hidup dan padang
lamun.
Kelompok lobster
seperti :
udang karang dan
barong
ikan kerapu
tuna dan cakalang
dapat tertangkapdi
kedalaman 0-400
meter. Salinitas
perairan yang
disukai berkisar 3235 ppt atau
diperairan oseanik.
Suhu perairan
berkisar 17-31 oC.
senyawa-senyawa
bioaktif (natural
products), seperti
squalence, omega-3,
phycocolloids,
biopolymers, dan
sebagainya dari
microalgae
(fitoplankton),
macroalgae (rumput
laut), mikroorganisme,
dan invertebrata untuk
keperluan industri
makanan sehat (healthy
food), farmasi,
kosmetik, dan industri
berbasis bioteknologi
lainnya.
ocean thermal energy
conversion (OTEC)
energi kinetik dari
gelombang, pasang
surut dan arus, konversi

Lokasi

perairan Laut Cina


Selatan, Laut
Banda, dan Laut
Seram sampai
Teluk Tomini

Bagan Siapi-Api
dan Merauke

26

No.

Zona

Karakteistik
tumbuhan, jenis hewan
yang hidup di wilayah ini
sangat
terbatas.

Sumber Daya
energi dari perbedaan
salinitas.
minyak dan gas,
mineral dan bahan
tambang (aluminium,
mangan, tembaga,
zirconium, nikel,
kobalt, biji besi)

Lokasi

Tabel 2
Identifikasi Penyebaran Kegiatan Pembangunan
Berdasarkan Zona-Zona Wilayah Pesisir dan lautan
SECTOR

Konservasi

Taman suaka alam


laut

Rekreaasi/wisata

Pelayaran
Navigasi
transportasi

Perikanan

Industry
pertambangan

WILAYAH PESISIR

LAUT DANGKAL

Rawa pesisir
Mangrove
Satwa liar yang
dilindungi
Gua pantai
Renang/salam / olah
raga mincing, selancar
air
Pelabuhan
Rambu navigasi
Feri penumpang

Terumbu karang /atol

Paus/ lumba-lumba

Jalur pelayaran

Jalur pelayaran
Lomba arung
Samudra
Pelayaran
internasional

Budidaya perikanan
pantai
Pengunduhan rumput
laut dan kerang
Pengerukan jalur pipa
Pasir/kerikil

Pelayaran
internasional
Pelayanan antar puau
dan pantai
Perikanan demersal
Perikanan pelagis

Jalur pipa
pengambilan karang

LAUT DALAM

Perikanan pelagis

27

SECTOR

Kegiatan yang
mencmari
lingkungan

Penelitian kelautan
meteorology

WILAYAH PESISIR

LAUT DANGKAL

Pengambilan karang
Penambangan timah
Produksi minyak dan
gas
Salran pembuangan
limbah
Limbah industry
Erosi pantai
Sedimentasi
Ekosistem pesisir

Penambangan timah
Produksi minyak/gas

LAUT DALAM

Tumpahan minyak
polutan industry

Apal pembuang
limbah

Geologi laut
Eksplorasi minera
Eksplorasi minyak
gas

Eksplorasi mineral di
dasar samdra
Arus samudera
Prakiraan cuaca

Sumber: Robertson Group plc dan PT Agriconsult (1992)

2.6 Konsep Pengembangan Wilayah Pesisir

Konsep Pengembangan Waterfront City


Waterfront meliputi teluk, danau, kolam, sungai dan pantai, baik alami

maupun artificial. Sehingga kotakota yang mengutamakan pengembangan teluk,


danau, sungai dan pantai dalam pembangunan kotanya maka kota tersebut dapat
digolongkan sebagai Waterfront City.
Urban waterfront sendiri adalah daerah di mana kotanya terikat dengan garis
pantai atau sungai. Karakter waterfront city terbentuk dari faktor-faktor geografis kota
dan juga kehidupan sosial kultural masyarakat kota. Berdasarkan faktor geografis
kota, kota akan berada dekat perairan darat (sungai,danau) dan perairan laut (teluk,
samudra, laut). Sedangkan karakter waterfront city yang terbentuk dari kehidupan

28

sosial kultural masyarakat kota ditunjukkan oleh kegiatan masyarakat kota yang
berkaitan erat dengan air
1. Tipe Waterfront
Terdapat berbagai macam waterfront di dunia ini. Berikut ini akan disebutkan
berbagai macam tipe waterfront beserta contohnya dari seluruh dunia (Ann, 1994).

Commercial Waterfront
Umumnya terdapat tempat untuk bekerja, shopping/ berbelanja, dan rekreasi
yang merupakan gabungan dari tempat makan dan minum (cafe & restoran)
serta tempat yang indah dengan pemandangan air. Semua komponen
menghadap ke waterfront karena yang menjadi pusat perhatian adalah
pemandangan air. Commercial waterfront tidak harus besar dan bercahaya,
akan tetapi yang diutamakan adalah bangunan yang arsitektural, bersifat
komersial dan sosial. Tradisi komersial meliputi berbagai macam bentuk
bisnis aktif dalam jangka waktu yang lama dan gayanya disesuaikan dengan
kebutuhan masa kini.

Residential Waterfront
Menurut sejarah, orang memilih untuk hidup dan bertempat tinggal di pinggir
atau dekat dengan air untuk alasan praktis dalam memenuhi kebutuhan akan
air. Hal ini mengakibatkan timbulnya fenomena meningkatnya permintaan
rumah tinggal dekat air. Selain itu juga timbul kebutuhan agar berbagai
fasilitas dan jalan tidak hanya ada, tetapi juga terlihat menarik, mudah
pencapaiannya dan nyaman ketika digunakan para penduduk. Pada daerah ini
terdapat keseimbangan antara private dan publik interest. Dan gaya
perumahannya beraneka ragam sesuai dengan budaya yang ada.

Working Waterfront
Tipe kota ini termasuk jenis kota yang diasosiasikan dengan pelabuhan dan
industri (Marine Business).

29

Historic Waterfront
Merupakan kawasan yang memiliki satu kesatuan dengan peninggalan /
warisan maritim dan biasanya berkaitan dengan pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan kota. Kota yang umumnya melestarikan distrik waterfront
bersejarahnya mempunyai kesempatan untuk menangkap alur kehidupan masa
lalu sampai dengan sekarang. Dalam usaha pelestariannya diupayakan untuk
tetap mempertahankan kondisi aslinya agar atmosfer masa lalu masih tetap
ada.

Cultural, Educational dan Environmental Waterfront


Biasanya waterfront jenis ini terdapat di kota-kota modern. Waterfront
menyediakan setting yang indah untuk arsitektur religius, memorial, seni dan
kebudayaan.

Selain

estetika,

simbol-simbol

kekuatan,

tempat-tempat

pendidikan dan lingkungan menginformasikan kepada masyarakat tentang


persediaan air dunia dan pengaruhnya pada kehidupan kita. Waterfront
pendidikan, budaya, lingkungan menekankan pada hubungan vital antara
manusia dengan air dan dapat mempengaruhi cara berpikir/pandang mereka
tentang SDA.
1. Cultural bisa terdiri dari Operahouse, museum, art center
2. Educational, umumnya di sini terdapat akuarium, taman ekologi, dan
museum.
3. Environmental, di sini terdapat akuarium, taman ekologi, revitalisasi
sungai/pantai (waterclean-up project).

Konsep Revitalisasi Kawasan Kota


Konsep penyelamatan dan pemanfaatan menjadi kata kunci dalam upaya

pengembangan kawasan cagar budaya. Penyelamatan dan perlindungan disini


diarahkan kepada benda-benda cagar budaya baik yang berupa bangunan arsitektural,
makam maupun situs. Penyelamatan dan perlindungan ini diarahkan dari
terjadinya tekanan dan penghancuran, baik karena faktor alam ekologis, faktor

30

kunjungan dari masyarakat wisatawan maupun dari adanya perkembangan


penduduk setempat. Sedangkan aspek pemanfaatan dilakukan dengan tanpa
merusak. Segi kepariwisataan tidak selalu identik dengan perusakan akan tetapi
dapat menjadi salah satu upaya pemanfaatan untuk mendapatkan nilai tambah dari
benda-benda cagar budaya. Nilai tambah ini yang kemudian menjadi sumber
pembiayaan bagi upaya penyelamatan dan perlindungan.
Konsep Pembangunan Ekonomi Archipelago

Konsep ini dimaksudkan sebagai pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya


alam dan sumber daya manusia serta sumber daya ekonomi lainnya pada ruang
wilayah daratan dan ruang wilayah perairan yang secara efektif dan produktif melalui
berbagai kegiatan pembangunan untuk kebutuhan penduduk dan bertujuan mencapai
tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi. Dengan kata lain, tujuan utama
dari konsep ini, adalah :
Mewujudkan keseimbangan wilayah daratan dan perairan antara daerah/pulau
terutama dalam hal tingkat pertumbuhannya, selain untuk memenuhi tuntutan
keadilan social, juga memungkinkan berlangsungnya pembangunan dan
perdagangan antar daerah (pulau) yang berimban, artinya pembangunan dan
perdagangan dilakukan secara efisien dan saling menguntungkan itu akan
mendorong pembangunan dan perdagangan antar daerah (pulau) yang
semakin intensif. Hal ini mendorong terwujudnya spesialisasi daerah yang
berarti pula membuka kesempatan yang lebih besar bagi masing-masing
daerah untuk berkembang dan bertumbuh lebih maju.

Terwujudnya keseimbangan antar daerah (pulau) berarti pula bahwa kesatuan


ekonomi dari wilayah kepulauan menjadi lebih kokoh.

Konsep Teoritik Pengembangan Wilayah

31

Pengembangan wilayah pesisir pada umumnya memiliki banyak pilihan


yang dapat dikembangkan. Dimana konsep teoritik pengembangan wilayah pada
umumnya mewujudkan, menentukan dan mengembangkan :

Pusat, wilayah pengaruh (pelayanan) dan jaringan transportasi.

Pusat besar, pusat menengah, dan pusat-pusat kecil (secara hierarki).

Pusat/kutub pertumbuhan sebagai penggerak pembangunan.

Mata rantai kedepan dan kebelakang.

Kawasan/zoning yang tepat dan sesuai.

Wilayah homogen, nodal (polarisasi) dan perencanaan (program).

Fungsi pusat sebagai simpul jasa distribusi (jasa perdagangan dan jasa
pengangkutan), sub ordinasi simpul jasa distribusi, dan orientasi pemasaran
secara geografis.

Anda mungkin juga menyukai