Zahrotul Jannah (G41130743) Yankes
Zahrotul Jannah (G41130743) Yankes
PELAYANAN KESEHATAN
Di Susun Oleh :
Zahrotul Jannah
G41130743
GOLONGAN : B
Biaya kesehatan banyak macamnya karena semuanya tergantung dari jenis dan kompleksitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan
dengan pembagian pelayanan kesehatan, maka biaya kesehatan tersebut secara umum :
di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu.
Salah satu lembaga di Indonesia adalah Badan Penyelenggara JPKM (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat).
Sistem kedua yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak berbeda jauh dengan system
kapitasi di atas. Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis penyakit
yang dialami pasien. PPK telah mendapat dana dalam penanganan pasien dengan diagnosis
tertentu dengan jumlah dana yang berbeda pula tiap diagnosis penyakit. Jumlah dana yang
diberikan ini, jika dapat dioptimalkan penggunaannya demi kesehatan pasien, sisa dana akan
menjadi pemasukan bagi PPK.
Kelemahan dari system Health Insurance adalah dapat terjadinya underutilization dimana
dapat terjadi penurunan kualitas dan fasilitas yang diberikan kepada pasien untuk
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, jika peserta tidak banyak bergabung
dalam system ini, maka resiko kerugian tidak dapat terhindarkan. Namun dibalik kelemahan,
terdapat kelebihan system ini berupa PPK mendapat jaminan adanya pasien (captive market),
mendapat kepastian dana di tiap awal periode waktu tertentu, PPK taat prosedur sehingga
mengurangi terjadinya multidrug dan multidiagnose. Dan system ini akan membuat PPK
lebih kearah preventif dan promotif kesehatan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi dinilai
lebih efektif dan efisien menurunkan angka kesakitan dibandingkan sistem pembayaran
berdasarkan layanan ( Fee for Service) yang selama ini berlaku. Hal ini belum dapat
dilakukan sepenuhnya oleh Indonesia. Tentu saja karena masih ada hambatan dan tantangan,
salah satunya adalah sistem kapitasi yang belum dapat memberikan asuransi kesehatan bagi
seluruh rakyat tanpa terkecuali seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sampai saat ini, perusahaan asuransi masih banyak
memilah peserta asuransi dimana peserta dengan resiko penyakit tinggi dan atau kemampuan
bayar rendah tidaklah menjadi target anggota asuransi. Untuk mencapai terjadinya
pemerataan, dapat dilakukan universal coverage yang bersifat wajib dimana penduduk yang
mempunyai resiko kesehatan rendah akan membantu mereka yang beresiko tinggi dan
penduduk yang mempunyai kemampuan membayar lebih akan membantu mereka yang
lemah dalam pembayaran. Hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi sistem
kesehatan Indonesia.
Memang harus kita akui, bahwa tidak ada sistem kesehatan terutama dalam pembiayaan
pelayanan kesehatan yang sempurna, setiap sistem yang ada pasti memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Namun sistem pembayaran pelayanan kesehatan ini harus
bergerak dengan pengawasan dan aturan dalam suatu sistem kesehatan yang komprehensif,
yang dapat mengurangi dampak buruk bagi pemberi dan pencari pelayanan kesehatan
sehingga dapat terwujud sistem yang lebih efektif dan efisien bagi pelayanan kesehatan di
Indonesia.
Contoh health insurance yang di berada dibawah naungan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial diantaranya :
1.Askes
2.Jamkesmas
3.ASBRI
4.Taspen
5.Jamsostek
block grant dari pemerintah pusat kepada dewan kabupaten untuk pembiayaan rumah sakit
telah ditetapkan secara tahunan berdasarkan kriteria seperti pendapatan per kapita kabupaten,
komposisi usia dari populasi dan kepadatan populasi (selanjutnya tingkatan pendanaan
berdasarkan biaya historis dari rumah sakit). Pembiayaan perawatan primer pada pelayanan
kesehatan kotamadya dibiayai melalui kombinasi hibah dari pemerintah daerah, reimburse
oleh National Insurance Scheme (NIS) untuk penyediaan jasa dan pembayaran out of pocket
oleh para pasien. jumlah besar dari sektor rumah sakit. Kotamadya juga menerima grant dari
otoritas pusat, dan sebagian besar mendanai sistem pemeliharaan kesehatan primer.
Sejak tahun 1980, block grant dari pemerintah pusat kepada dewan kabupaten untuk
pembiayaan rumah sakit telah ditetapkan secara tahunan berdasarkan kriteria seperti
pendapatan per kapita kabupaten, komposisi usia dari populasi dan kepadatan populasi
(selanjutnya tingkatan pendanaan berdasarkan biaya historis dari rumah sakit). Pembiayaan
perawatan primer pada pelayanan kesehatan kotamadya dibiayai melalui kombinasi hibah
dari pemerintah daerah, reimburse oleh National Insurance Scheme (NIS) untuk penyediaan
jasa dan pembayaran out of pocket oleh para pasien.
National Insurance Scheme (NIS)
Norwegia menjalankan National Insurance Scheme (NIS) yang terbentuk pada tahun 1967
(Van Den Noord, 1998), menawarkan asuransi umum terhadap biaya pengobatan individu
dengan sistem fees for services untuk perawatan yang disediakan oleh rumah sakit dan
praktisi swasta. Seluruh penduduk Norwegia atau penduduk yang bekerja di dalam negara
terjamin dalam NIS (Johnsen dalam Norway) yang dijalankan oleh pemerintah pusat.
Keanggotaan dalam NIS bersifat mandatory dan universal. NIS dibiayai dengan kontribusi
wajib dari karyawan, pengusaha dan wiraswasta. NIS dikelola oleh Menteri Bidang
Kesehatan dan Sosial.
Orang-orang yang dipertanggungkan pada NIS berhak untuk korban pensiun dan pensiun
cacat, manfaat dasar dan manfaat kehadiran dalam kasus cacat, rehabilitasi atau cedera di
tempat kerja. Ada juga manfaat bagi orang tua tunggal, kas manfaat dalam hal sakit, hamil,
adopsi dan pengangguran, dan manfaat medis dalam kasus penyakit dan bersalin, serta
manfaat pemakaman.
NIS secara penuh mengganti semua pengeluaran untuk kelahiran, perawatan anak-anak di
bawah 7 tahun dan perawatan kecelakaan industrial. Mengganti sebagian pengeluaran pasien
untuk konsultasi, resep obat-obatan dan perawatan ortodentik penduduk usia 19 tahun, begitu
juga perawatan gigi penduduk usia diatas 19 tahun.
Faktor Pembeda
Sistem pembiayaan
kesehatan
2
3
Sumber biaya
Pengelola sistem
pembiyaan
kesehatan
Cakupan
kepesertaan
Pembayaran oleh
peserta
Negara Maju
Biaya kesehatan ditanggung
oleh pemerintah dan
masyarakat. Biaya berasal
dari pajak yang dibayarkan
oleh masyarakat kepada
pemerintah federal dan
masyarakat juga diharuskan
membayar iuran . Alokasi
dana ditentukan oleh
Kementrian keuangan dan
sistem pembiayaan
kesehatan langsung
dikendalikan oleh
kementrian kesehatan /
Ministry of Health (MoH)
Pajak dan iur masyarakat
Kementrian Kesehatan /
MoH (Ministry of Health)
Indonesia
Pemerintah membentuk
badan non bank yang
bertanggung jawab dalam
pengumpulan pembayaran
premi masyarakat dan
pembayaran klaim
penggunaan layanan
kesehatan oleh penyedia jasa
layanan kesehatan dalam
bentuk kapitasi dan INA
CBGs. Kementrian
kesehatan sebagai
pembuatan kebijakan
(regulator)
Premi
Kementrian kesehatan
sebagai regulator serta
memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan
sistem kesehatan, BPJS
sebagai badan pengumpul
dan penyalur premi melalui
kapitasi dan INA CBGs
Bisa mencapai 100%
Bisa mencapai 100%
(universal coverage)
(universal coverage)
Warga iur bayar 1 RM-5 RM1. penerima bantuan iuran
setiap berobat ke klinik/RS
(PBI) sebesar Rp19.225.
2. Non PBI
TNI dan Polri sebesar 5%
dari gaji pokok dan
Tenaga kesehatan
Penyedia layanan
kesehatan
Paket Manfaat
TUGAS
Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan di Indonesia dan Negara Maju
Oleh:
Zahrotul Jannah
Rekam Medis
G41130743 / Gol. B