Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

PELAYANAN KESEHATAN

Di Susun Oleh :
Zahrotul Jannah
G41130743
GOLONGAN : B

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


Tahun Ajaran 2015

A. Definisi pembiayan kesehatan :


Biaya Kesehatan ialah besarnya dana yang harus di sediakan untuk menyelenggarakan dan
atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat. (Azrul Azwar : 1996)
Sistem pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur tentang
besarnya alokasi dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat. (Helda : 2011)
2. Macam macam pembiayaan kesehatan :

Biaya kesehatan banyak macamnya karena semuanya tergantung dari jenis dan kompleksitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan
dengan pembagian pelayanan kesehatan, maka biaya kesehatan tersebut secara umum :

a. Biaya pelayanan kedokteran


Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan
utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.

b. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat


Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yakni
yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk
mencegah penyakit.
Sama halnya dengan biaya kesehatan secara keseluruhan, maka masing-masing biaya
kesehatan ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yakni dari sudut penyelenggara
kesehatan (health provider) dan dari sudut pemakai jasa pelayanan kesehatan (health
consumer).
c. Penyedia Pelayanan Kesehatan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan (health
provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan
upaya kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak bahwa kesehatan dari
sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan atau pun pihak
swasta, yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan.

d. Pemakai Jasa Pelayanan


Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan (health
consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan
jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya kesehatan di sini
menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam batas-batas tertentu,
pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni dalam rangka terjaminnya
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya

Macam-macam pembiayaan kesehatan di Indonesia :


Sistem pembiayaan kesehatan Indonesia secara umum terbagi dalam 2 sistem yaitu:
1.Fee for Service ( Out of Pocket ).
Sistem ini secara singkat diartikan sebagai sistem pembayaran berdasarkan layanan, dimana
pencari layanan kesehatan berobat lalu membayar kepada pemberi pelayanan kesehatan
(PPK). PPK (dokter atau rumah sakit) mendapatkan pendapatan berdasarkan atas pelayanan
yang diberikan, semakin banyak yang dilayani, semakin banyak pula pendapatan yang
diterima. Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih bergantung pada sistem
pembiayaan kesehatan secara Fee for Service ini. Dari laporan World Health Organization di
tahun 2006 sebagian besar (70%) masyarakat Indonesia masih bergantung pada sistem Fee
for Service dan hanya 8,4% yang dapat mengikuti sistem Health Insurance (WHO, 2009).
Kelemahan sistem Fee for Service adalah terbukanya peluang bagi pihak pemberi pelayanan
kesehatan (PPK) untuk memanfaatkan hubungan Agency Relationship,dimana PPK
mendapat imbalan berupa uang jasa medik untuk pelayanan yang diberikannya kepada
pasien yang besar-kecilnya ditentukan dari negosiasi. Semakin banyak jumlah pasien yang
ditangani, semakin besar pula imbalan yang akan didapat dari jasa medik yang ditagihkan ke
pasien. Dengan demikian, secara tidak langsung PPK didorong untuk meningkatkan volume
pelayanannya pada pasien untuk mendapatkan imbalan jasa yang lebih banyak.
2. Health Insurance
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atau pihak
asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health insurance ini dapat berupa
system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG system).
Sistem kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana PPK
menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan yang telah ditentukkan per
periode waktu. Pembayaran bagi PPK dengan system kapitasi adalah pembayaran yang
dilakukan oleh suatu lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan dengan pembayaran

di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu.
Salah satu lembaga di Indonesia adalah Badan Penyelenggara JPKM (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat).
Sistem kedua yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak berbeda jauh dengan system
kapitasi di atas. Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis penyakit
yang dialami pasien. PPK telah mendapat dana dalam penanganan pasien dengan diagnosis
tertentu dengan jumlah dana yang berbeda pula tiap diagnosis penyakit. Jumlah dana yang
diberikan ini, jika dapat dioptimalkan penggunaannya demi kesehatan pasien, sisa dana akan
menjadi pemasukan bagi PPK.
Kelemahan dari system Health Insurance adalah dapat terjadinya underutilization dimana
dapat terjadi penurunan kualitas dan fasilitas yang diberikan kepada pasien untuk
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, jika peserta tidak banyak bergabung
dalam system ini, maka resiko kerugian tidak dapat terhindarkan. Namun dibalik kelemahan,
terdapat kelebihan system ini berupa PPK mendapat jaminan adanya pasien (captive market),
mendapat kepastian dana di tiap awal periode waktu tertentu, PPK taat prosedur sehingga
mengurangi terjadinya multidrug dan multidiagnose. Dan system ini akan membuat PPK
lebih kearah preventif dan promotif kesehatan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi dinilai
lebih efektif dan efisien menurunkan angka kesakitan dibandingkan sistem pembayaran
berdasarkan layanan ( Fee for Service) yang selama ini berlaku. Hal ini belum dapat
dilakukan sepenuhnya oleh Indonesia. Tentu saja karena masih ada hambatan dan tantangan,
salah satunya adalah sistem kapitasi yang belum dapat memberikan asuransi kesehatan bagi
seluruh rakyat tanpa terkecuali seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sampai saat ini, perusahaan asuransi masih banyak
memilah peserta asuransi dimana peserta dengan resiko penyakit tinggi dan atau kemampuan
bayar rendah tidaklah menjadi target anggota asuransi. Untuk mencapai terjadinya
pemerataan, dapat dilakukan universal coverage yang bersifat wajib dimana penduduk yang
mempunyai resiko kesehatan rendah akan membantu mereka yang beresiko tinggi dan
penduduk yang mempunyai kemampuan membayar lebih akan membantu mereka yang
lemah dalam pembayaran. Hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi sistem
kesehatan Indonesia.
Memang harus kita akui, bahwa tidak ada sistem kesehatan terutama dalam pembiayaan
pelayanan kesehatan yang sempurna, setiap sistem yang ada pasti memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Namun sistem pembayaran pelayanan kesehatan ini harus
bergerak dengan pengawasan dan aturan dalam suatu sistem kesehatan yang komprehensif,
yang dapat mengurangi dampak buruk bagi pemberi dan pencari pelayanan kesehatan
sehingga dapat terwujud sistem yang lebih efektif dan efisien bagi pelayanan kesehatan di
Indonesia.
Contoh health insurance yang di berada dibawah naungan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial diantaranya :
1.Askes
2.Jamkesmas
3.ASBRI
4.Taspen

5.Jamsostek

B. Macam-macam pembiayaan kesehatan di Luar Negeri (Negara Maju)


Malaysia (State Funded System atau Tax Based System)
Sistem pembiayaan kesehatan di Negara Malaysia berkembang lebih awal dan lebih maju
dibandingkan dengan negara Indonesia karena negara Malaysia merupakan negara
persemakmuran Inggris. Dimulai pada tahun 1951 dengan mewajibkan pegawai untuk
memulai tabungan wajib pegawai yang digunakan sebagai tabungan hari tua. Warga yang
tidak diwajibkan untuk mengikuti tabungan wajib hari tua difasilitasi oleh lembaga EPF
(Employee Provident Fund). Selain itu negara juga menjamin warga yang mendapat
kecelakaan kerja atau pensiunan cacat dengan difasilitasi oleh lembaga SOSCO (Social
Security Organitation).
Sistem pembiyaan kesehatan di Malaysia terbagi menjadi dua yaitu kesehatan publik dan
kesehatan privat. Untuk kesehatan publik sumber dana berasal dari beberapa sumber yaitu
pajak masyarakat yang dibayarkan langsung kepada pemerintah federal, anggaran pendapatan
negara tahunan, dan dari lembaga SOSCO dan EPF. Dana ini kemudian dialokasikan untuk
program preventif dan promotif seperti kesehatan lingkungan, izin fasilitas kesehatan,
Inspeksi Bangunan, kontrol terhadap vektor kebersihan, kontrol terhadap kualitas makanan,
kontrol terhadap penyakit menular, kontrol terhadap kebersihan air, dan perencanaan
pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk program kuratif dan rehabilitatif, Pemerintah
Malaysia menetapkan Universal Coverage yaitu semua warga dijamin atas pelayanan
kesehatan yang diterima dengan hanya iur bayar 1 RM (Ringit Malaysia) untuk berobat pada
dokter umum serta 5 RM untuk berobat pada dokter spesialis. Namun beberapa penyakit
berat dengan harga pengobatan yang mahal tidak tercakup dalam sistem pembiayaan
kesehatan ini. Selain untuk program preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif, Dana
kesehatan juga digunakan untuk pembiayaan pendidikan calon tenaga kesehatan seperti
dokter, perawat, bidan, apoteker dan lain sebagainya.
Biaya pengobatan yang di keluarkan warga untuk berobat relatif murah (1 RM 5 RM) maka
antrian pengobatan di rumah sakit pemerintah tergolong panjang (untuk penyakit kritis akan
didahulukan) sehingga bagi warga yang tidak sabar untuk mendapatkan layanan pengobatan
akan memilih berobat di sektor swasta dengan uang sendiri (out of pocket). Atau mereka
mengikuti asuransi kesehatan yang disediakan lembaga swasta dengan penyakit tertentu yang
tidak tercover oleh pembiayaan kesehatan dari pemerintah.

Biaya operasional kesehatan di negara Malaysia tergolong murah karena pemerintah


membebaskan pajak untuk alat kesehatan dan obat-obatan. Dokter dibatasi hanya boleh
berpraktik di satu tempat yaitu pelayanan kesehatan milik pemerintah atau memilih bekerja di
satu tempat pelayanan kesehatan milik swasta. Gaji dokter juga sangat tinggi sehingga mutu
kesehatan di negara Malaysia terjamin kualitasnya.
Rumah sakit milik pemerintah melakukan klaim pembiayaan kesehatan dengan melihat
besarnya pengeluaran untuk kesehatan di tahun sebelumnya kemudian mengajukan anggaran
pembiyaan kepada Kementrian Kesehatan / MoH ( Ministry of Health )
Kelebihan Model Pembiayaan Malaysia
1. Masyarakat iur bayar dengan harga yang sangat murah yaitu 1 RM 5 RM
2. Walaupun Tenaga kesehatan (dokter) hanya boleh berpraktik di satu tempat tetapi terjamin
kesejahteraannya yaitu dengan gaji yang cukup tinggi
3. Biaya operasional kesehatan tergolong murah karena alat kesehatan dan obat-obatan
dibebaskan dari pajak
4. Anggaran kesehatan dialokasikan juga untuk pembiyaan pendidikan tenaga kesehatan
5. Pelayanan kesehatan milik pemerintah terstandarisasi
6. Akses pelayanan kesehatan mudah. Setiap penduduk tinggal maksimal 5 km dari layanan
kesehatan (Rumah sakit atau klinik pemerintah)
7. Pajak langsung dibayarkan ke pemerintah federal sehingga tidak ada dana yang terhambat
di daerah
8. Mencangkup lebih banyak orang sampai 100% (universal coverage)
9. Sumber pendanaan berasal dari banyak sektor ( pajak, APBN, EPF, SOSCO, dll)
10. Lebih mudah dikelola
Kekurangan Model Pembiayaan Malaysia
1. Dengan iur bayar yang murah dan layanan kesehatan yang terstandar, antrian warga
berobat panjang. Rumah sakit dan klinik pemerintah padat oleh pengunjung dengan jumlah
tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang terbatas
2. Pembayaran untuk biaya operasional rumah sakit atau klinik pemerintah dengan cara
melihat pengeluaran tahun sebelumnya sehingga kemungkinan rumah sakit bisa mengalami
kerugian apabila terjadi pembengkakan biaya untuk tahun selanjutnya.
3. Bersifat kurang stabil atau kurang memadai karena anggaran secara tahunan harus bersaing
dengan dinas lain / bagian lain
4. Tidak efisien karena cenderung menguntungkan yang kaya dibanding dengan masyarakat
miskin apabila tidak ada kondisi yang mendukung misalnya pertumbuhan ekonomi yang
baik, administrasi pajak yang profesional dan institusi yang kompeten
5. Rentan terhadap moral hazard karena masyarakat akan tergantung dengan pelayanan
kesehatan yang gratis sehingga keinginan menjaga kesehatan menjadi rendah
Norwegia
Sistem pelayanan kesehatan di Norwegia (Van Den Noord,1998) sebagian besar didanai oleh
publik (pemerintah), sedangkan asuransi kesehatan swasta, yang mencakup spesifik kategori
dari individu atau kelompok, dan menetapkan premi atas dasar karakteristik risiko mereka,
di Norwegia hampir tidak ada di Norwegia. Sistem perawatan kesehatan Norwegia utamanya
dibiayai melalui pajak yang diperoleh pada tingkat kota, provinsi dan pusat. Pemerintah pusat
menyediakan grant (bantuan hibah) kepada propinsi untuk pembiayaan Sejak tahun 1980,

block grant dari pemerintah pusat kepada dewan kabupaten untuk pembiayaan rumah sakit
telah ditetapkan secara tahunan berdasarkan kriteria seperti pendapatan per kapita kabupaten,
komposisi usia dari populasi dan kepadatan populasi (selanjutnya tingkatan pendanaan
berdasarkan biaya historis dari rumah sakit). Pembiayaan perawatan primer pada pelayanan
kesehatan kotamadya dibiayai melalui kombinasi hibah dari pemerintah daerah, reimburse
oleh National Insurance Scheme (NIS) untuk penyediaan jasa dan pembayaran out of pocket
oleh para pasien. jumlah besar dari sektor rumah sakit. Kotamadya juga menerima grant dari
otoritas pusat, dan sebagian besar mendanai sistem pemeliharaan kesehatan primer.
Sejak tahun 1980, block grant dari pemerintah pusat kepada dewan kabupaten untuk
pembiayaan rumah sakit telah ditetapkan secara tahunan berdasarkan kriteria seperti
pendapatan per kapita kabupaten, komposisi usia dari populasi dan kepadatan populasi
(selanjutnya tingkatan pendanaan berdasarkan biaya historis dari rumah sakit). Pembiayaan
perawatan primer pada pelayanan kesehatan kotamadya dibiayai melalui kombinasi hibah
dari pemerintah daerah, reimburse oleh National Insurance Scheme (NIS) untuk penyediaan
jasa dan pembayaran out of pocket oleh para pasien.
National Insurance Scheme (NIS)
Norwegia menjalankan National Insurance Scheme (NIS) yang terbentuk pada tahun 1967
(Van Den Noord, 1998), menawarkan asuransi umum terhadap biaya pengobatan individu
dengan sistem fees for services untuk perawatan yang disediakan oleh rumah sakit dan
praktisi swasta. Seluruh penduduk Norwegia atau penduduk yang bekerja di dalam negara
terjamin dalam NIS (Johnsen dalam Norway) yang dijalankan oleh pemerintah pusat.
Keanggotaan dalam NIS bersifat mandatory dan universal. NIS dibiayai dengan kontribusi
wajib dari karyawan, pengusaha dan wiraswasta. NIS dikelola oleh Menteri Bidang
Kesehatan dan Sosial.
Orang-orang yang dipertanggungkan pada NIS berhak untuk korban pensiun dan pensiun
cacat, manfaat dasar dan manfaat kehadiran dalam kasus cacat, rehabilitasi atau cedera di
tempat kerja. Ada juga manfaat bagi orang tua tunggal, kas manfaat dalam hal sakit, hamil,
adopsi dan pengangguran, dan manfaat medis dalam kasus penyakit dan bersalin, serta
manfaat pemakaman.
NIS secara penuh mengganti semua pengeluaran untuk kelahiran, perawatan anak-anak di
bawah 7 tahun dan perawatan kecelakaan industrial. Mengganti sebagian pengeluaran pasien
untuk konsultasi, resep obat-obatan dan perawatan ortodentik penduduk usia 19 tahun, begitu
juga perawatan gigi penduduk usia diatas 19 tahun.

C. Perbedaan Sistem Pembiayaan Kesehatan di Indonesia dan Luar Negeri


No
1

Faktor Pembeda
Sistem pembiayaan
kesehatan

2
3

Sumber biaya
Pengelola sistem
pembiyaan
kesehatan

Cakupan
kepesertaan
Pembayaran oleh
peserta

Negara Maju
Biaya kesehatan ditanggung
oleh pemerintah dan
masyarakat. Biaya berasal
dari pajak yang dibayarkan
oleh masyarakat kepada
pemerintah federal dan
masyarakat juga diharuskan
membayar iuran . Alokasi
dana ditentukan oleh
Kementrian keuangan dan
sistem pembiayaan
kesehatan langsung
dikendalikan oleh
kementrian kesehatan /
Ministry of Health (MoH)
Pajak dan iur masyarakat
Kementrian Kesehatan /
MoH (Ministry of Health)

Indonesia
Pemerintah membentuk
badan non bank yang
bertanggung jawab dalam
pengumpulan pembayaran
premi masyarakat dan
pembayaran klaim
penggunaan layanan
kesehatan oleh penyedia jasa
layanan kesehatan dalam
bentuk kapitasi dan INA
CBGs. Kementrian
kesehatan sebagai
pembuatan kebijakan
(regulator)

Premi
Kementrian kesehatan
sebagai regulator serta
memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan
sistem kesehatan, BPJS
sebagai badan pengumpul
dan penyalur premi melalui
kapitasi dan INA CBGs
Bisa mencapai 100%
Bisa mencapai 100%
(universal coverage)
(universal coverage)
Warga iur bayar 1 RM-5 RM1. penerima bantuan iuran
setiap berobat ke klinik/RS
(PBI) sebesar Rp19.225.
2. Non PBI
TNI dan Polri sebesar 5%
dari gaji pokok dan

tunjangan tetap. (pemerintah


subsidi 3%, dari potongan
gaji 2%)
Premi bagi pekerja formal
juga sebesar 5% dengan
porsi pemberi kerja
membayar 4,5% dan pekerja
0,5% sampai Juni 2015.
Setelah itu, dimulai pada
sebulan sesudahnya, premi
yang dibayar pemberi kerja
4% dan pekerja 1%.
Kelas 1 = membayar premi
Rp 59.500,00 per bulan
Kelas 2 = membayar premi
Rp 45.500,00 per bulan
Kelas 3 = membayar premi
Rp 25.500,00 per bulan
6

Tenaga kesehatan

Penyedia layanan
kesehatan

Paket Manfaat

Tenaga kesehatan (dokter)


dibayar dengan gaji yang
tinggi dan hanya boleh
berpraktik pada satu tempat
Klinik/RS pemerintah

Paket manfaat bersifat


komprehensif mulai dari
upaya promotif (kampanye
hidup sehat), preventif
(kontrol sanitasi lingkungan,
inspeksi banguanan, kontrol
sanitasi makanan)
penyediaan pelayanan
tingkat pertama sampai
lanjutan.

Dibayar standar sesuai pagu


yang telah diatur oleh BPJS.
Dokter bisa berpraktik
maksimal di 3 tempat
Penyedia layanan tingkat I :
Dokter keluarga, puskesmas,
klinik
Penyedia layanan tingkat
lanjut
Rumah sakit pemerintah dan
rumah sakit spesialis
Paket manfaat yang
ditawarkan bersifat
komprehensif. Setiap peserta
berhak memperoleh manfaat
jaminan kesehatan yang
bersifat pelayanan kesehatan
perorangan, mencakup
pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitatif termasuk
pelayanan obat dan bahan
medis habis pakai sesuai
dengan kebutuhan medis
yang diperlukan. Manfaat
jaminan kesehatan
sebagaimana dimaksud
terdiri atas manfaat medis
dan manfaat non medis.
Manfaat medis tidak terikat
dengan besaran iuran yang

dibayarkan. Manfaat non


medis meliputi manfaat
akomodasi, dan ambulans.
Beberapa layanan tidak
ditanggung dalam BPJS

TUGAS
Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan di Indonesia dan Negara Maju

Oleh:
Zahrotul Jannah
Rekam Medis

G41130743 / Gol. B

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

Anda mungkin juga menyukai