Februari 2015
Oleh:
Rizky Amelia Barlian, S.Ked
Adhytya Pratama Ahmadi, S.Ked
Zurezki Yuana Yafie, S.Ked
Pembimbing:
dr. Hj. Wahyuni Thamrin,M.Kes
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA DAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Kantor Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnya disebut KKP adalah unit
administratif
dibina
oleh
Sekretariat Direktorat
penyakit,
penyakit
potensial
wabah,
surveilans
epidemiologi,
dan
bencana
bidang
kesehatan,
serta
kesehatan
matra
termasuk
dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat
kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan
dokumen kesehatan OMKABA impor, pelaksanaan pengawasan kesehatan alat
angkut dan muatannya, pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara, pelaksanaan jejaring informasi dan
teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara,
pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara, pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko
lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan, pelaksanaan pelatihan teknis bidang
kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara dan pelaksanaan
ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
Peraturan
tahun
2011
diterbitkan
menurut
Permenkes
No.
vaksinasi
diberikan
agar
melindungi
berjangkitnya
penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Meningitis Meningokokus
1. Tinjauan Umum Meningitis Meningokokus
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membran atau
selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke dalam darah
dan berpindah kedalam cairan otak yangdapat terjadi secara akut dan kronis.
Meningitisbakteri terutama pada kelompok yang rentan (anak dan lansia)
masihseringdijumpai,meskipun sudah ada kemoterapeutik, yang secara invitro
mampu membunuh mikroorganisme-mikroorganisme penyebab infeksi tersebut. Ini
akibat infeksi Haemophilus influenza maupun Pneumococcus sp.
Namun Dalam pembahasan ini hanya akan disampaikan beberapa hal khusus
mengenai bakteri Neisseria meningitidis (meningokokus) yang merupakan salah satu
penyebab penyakit meningitidis tersebut. Bakteri ini merupakan penyebab kedua
terbanyak setelah Streptococcus pneumonia. Meningitis terjadi akibat adanya infeksi
pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran
darah. Penyakit meningitis meningokokus merupakan peradangan selaput otak dan
sumsum tulang belakang akut, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis.
Bakteri ini hanya menyerang manusia dan dalam hal ini hewan bukan merupakan
pembawanya. Penyakit ini hanya berasal dari bakteri meningitis yang bersifat
endemis.
Bakteri meningokokus pertama kali diisolasi oleh Weichselebaum pada tahun
1887 dari cairan otak dari pasien yang terkena meningitis akut. Pada tahun 1906, Von
Lingelsheim mendeskripsikan bakteri gram negative berbentuk kokus ini dari
nasofaring dari orang yang sehat dan sakit.
Dalam hal ini akan disampaikan beberapa hal mengenai bakteri Neisseria
meningitidis (meningokokus) yang merupakan salah satu penyebab penyakit
meningitidis tersebut. Penyakit meningitis meningokokus merupakan peradangan
4
selaput otak dan sumsum tulang belakang akut, yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria meningitidis. Bakteri ini hanya menyerang manusia dan dalam hal ini
hewan bukan merupakan pembawanya. Penyakit ini hanya berasal dari bakteri
meningitis yang bersifat endemis.
Klasifikasi bakteri Neisseria meningitidis adalah :
Kingdom
: Bacteria
Phylum
: Proteobacteria
Class
: Beta Proteobacteria
Order
: Neisseriales
Family
: Neisseriaceae
Genus
: Neisseria
Species
: N. meningitidis
Untuk antigen meningokokus ini dapat ditemukan dalam darah dan cairan
serebrospinal. Pada belahan dunia bagian barat penyakit meningitis yang disebabkan
oleh N. meningitidis ini terutama disebabkan oleh meningokous golongan B, C, W135 dan Y, sedangkan di afrika penyakit ini disebabkan oleh golongan A. Pada
nucleoprotein meningokokus (zat P) memiliki beberapa efek toksik untuk manusia
namun hal ini tidak spesifik untuk organisme ini.
3. Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin,
ciuman, berbagi makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok
bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau
disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci
tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum,memegang hewan
peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan
berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.
Untuk beberapa penyebab meningitis, profilaksis dapat diberikan dalam jangka
panjang dengan vaksin, atau dalam jangka pendek dengan antibiotik.
Sejak 1980-an, banyak negara telah menyertakan imunisasi Haemophilus
influenzae tipe B dalam skema vaksinasi rutin masa kanak-kanak mereka. Hal ini
praktis telah dieliminasi patogen ini sebagai penyebab meningitis pada anak-anak di
negara-negara. Di negara-negara di mana beban penyakit tertinggi, namun, vaksin
masih terlalu mahal. Demikian pula, imunisasi gondok telah menyebabkan penurunan
tajam dalam jumlah kasus gondok meningitis, yang sebelum vaksinasi terjadi pada
15% dari semua kasus gondok.
Vaksin meningokokus ada terhadap kelompok A, C, W135 dan Y. Di negaranegara di mana vaksin untuk meningococcus grup C diperkenalkan, kasus yang
disebabkan oleh patogen ini telah menurun secara substansial. Sebuah vaksin
quadrivalent sekarang ada, yang menggabungkan keempat vaksin. Imunisasi dengan
vaksin ACW135Y terhadap empat strain sekarang menjadi persyaratan visa untuk
mengambil bagian dalam ibadah haji. Pengembangan vaksin meningokokus grup B
6
telah terbukti jauh lebih sulit, seperti protein permukaannya (yang biasanya akan
digunakan untuk membuat vaksin) hanya menimbulkan respon yang lemah dari
sistem kekebalan tubuh, atau cross-bereaksi dengan protein manusia normal. Namun,
beberapa negara (Selandia Baru, Kuba, Norwegia dan Chili) telah mengembangkan
vaksin terhadap strain lokal dari kelompok B meningokokus, beberapa telah
menunjukkan hasil yang baik dan digunakan dalam jadwal imunisasi lokal. Vaksin ini
bersifat subunit sehingga hanya berisi sebagian komponen patogen yang dapat
memicu reaksi imunitas. Vaksin Diberikan dosis 0,5 ml melalui penyuntikan
subkutan, sebaiknya 2 minggu sebelum berangkat ke daerah endemik. Imunitas yang
ditimbulkan efektif selama 2 tahun.
4. Program Vaksinasi Meningitis
a. Dasar Hukum
Berdasarkan Nota Diplomatik dari Kedutaan Besar Kerajaan ~aud/ Arabia di
Jakarta d'engan Surat Dirjen Protokol dan Konsubr No.5881PWIIO6161 jtanggal 7
Juni 2006 yang antara lain rnemuat tentang persyaratan pemberian ';Vaksinasi
Meningitis (ACYW 135) sebagai prasyarat mendapatkan visa haji dan umroh' perlu
dilengkapi dengan bukti vaksinasi yaitu International Certificate of Vaccination
( ICV). Selama ini belum ada peraturanlkebijakan yang mengatur pelaksanaan
vaksinasi Meningitis rneningokokus bagi jemaah ibadah umroh, Rarena itu dipanbang
perlu untuk menetapkan suatu prosedur tetap tentang pelaksanaan vaksinasi
Meningitis meningokokus dan penerbitan ICV bagi jernaah ibadah umroh. Aturan
yang mendukung vaksinasi ini adalah:
1. Undang Undang No.13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan lbadah Haji;
2. Undang-Undang No.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular;
3. Undang-Undang No.1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut;
4. Undang-Undang No.2 Tahun 1962, tentang Karantina Udara;
7
5. Peraturan Pemerintah No.13 tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.356/MENKES/PER/IV/2008 tentang
Organisasi & Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan;
7. Peraturan Pemerintah No.40 tahun 1991 tentang Pedoman Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular;
8. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
3.)Bahan :
Vaksin, adrenalin, lnfus set, abbocath, cairan nacl 0,9 % atau rl (bahan
penanggulangan syok anafilaksis), kapas, alkohol 70%, disposible syringe 1
cc dan 3 cc, handscoen, plester, masker
4.) Formulir:
1. Formulir permohonan vaksinasi,
2. Form status pasien,
3. Surat keterangan kontra indikasi vaksinasi (bahasa lnggris)
4. Buku ICV.
10
dengan
cairan
pelarutnya
sesuai
dengan
12
ini. Virus yang ditularkan oleh gigitan nyamuk edes aegypti yakni virus yang
tergolong dalam flavivirus.
Infeksi yang disebabkan oleh flavivirus sangat khas yaitu mempunyai tingkat
keparahan sindrom klinis yang beragam. Mulai dari infeksi yang tidak nampak jelas,
demam ringan, sampai dengan serangan yang mendadak, parah dan mematikan. Jadi,
pada manusia penyakit ini berkisar dari reaksi demam yang hampir tidak terlihat
sampai keadaan yang parah.
Masa inkubasi demam kuning biasanya berkisar 3 sampai 6 hari, tapi dapat juga
lebih lama. Penyakit yang berkembang sempurna terdiri dari tiga periode klinis
yaitu :infeksi (viremia, pusing, sakit punggung, sakit otot, demam, mual, dan
muntah), remisi (gejala infeksi surut), dan intoksikasi (suhu mulai naik lagi,
pendarahan di usus yang ditandai dengan muntahan berwarna hitam, albuminuria, dan
penyakit kuning akibat dari kerusakan hati). Pada hari ke delapan, orang yang
terinfeksi virus ini akan meninggal atau sebaliknya akan mulai sembuh. Laju
kematiannya kira-kira 5% dari keseluruhan kasus. Sembuh dari penyakit ini
memberikan kekebalan seumur hidup.
2. Morfologi Flavivirus
Virus demam kuning adalah virus RNA berukuran 40 50 nM yang secara
antigenik tergolong dalam flavivirus (dulu kelompok arbovirus B). Virus ini
merupakan anggota dari famili Flaviridae. Flavivirus adalah virus RNA berutas
tunggal dalam bentuk ikosahedral dan terbungkus di dalam sampul lemak. Virion
berdiameter 20 sampai 60 nm, berkembangbiak di dalam sitoplasma sel dan menjadi
dewasa dengan membentuk kuncup dari membran sitoplasma. Virus ini menginfeksi
monosit, makrofag dan sel dendritik. Mereka menempel pada permukaan sel yang
spesifik melalui reseptordan diambil oleh sebuah vesikula endosomal. Di dalam
endosoma terjadi penurunan pH yang menginduksi fusi membran endosomal
denganselubung (amplop) virus. Dengan demikian, kapsid mencapai sitosol,
membusuk dan melepaskan genom. Pengikatan reseptor serta fusi membran
13
yang dikatalisis oleh protein E, yang mengubah konformasi pada pH rendah, yang
menyebabkan penyusunan kembali dari 90 homo dimer menjadi 60 homo trimer .
Setelah memasukkan sel inang, genom virus direplikasi di retikulum endoplasma
kasar (RE kasar) dan dalam apa yang disebutvesikula. Pada awalnya, bentuk dewasa
dari partikel virus diproduksi di dalam RE kasar, M-protein yang belum dibelah untuk
membentuk protein yang matang sehingga dinotasikan sebagai prM (prekursor
M) dan membentuk ikatan kompleks dengan protein E. Partikel yang belum matang
diproses dalam aparatus golgi oleh protein furin , yang memotong prM menjadi M. E
yang dilepaskan dari ikatan kompleks tersebut akan berada dlam partikel dewasa dan
menular melalui virion.
a. Klasifikasi :
Divisio
: Protiphyta
Kelas
: Mikrotatobiotes
Ordo
: Virales
Famili
: Flaviridae
Genus
: Flavivirus
14
15
antibodi penetralisir dalam jumlah minimal yang dibutuhkan untuk melindungi kera
tesebut terhadap virus.
Vaksin demam kuning aman dan terjangkau, memberikan kekebalan efektif
terhadap demam kuning dalam satu minggu untuk 95% dari mereka yang divaksinasi.
Sebuah dosis tunggal memberikan perlindungan bagi 30-35 tahun atau lebih, dan
mungkin untuk hidup. Risiko kematian dari demam kuning jauh lebih besar daripada
risiko yang berkaitan dengan vaksin.
Kontra indikasi vaksinasi meliputi:
a. Anak-anak berusia kurang dari 9 bulan untuk imunisasi rutin (atau
kurang dari 6 bulan selama epidemi).
b. Wanita hamil, kecuali selama wabah demam kuning ketika risiko infeksi
tinggi.
c. Pasien yang alergi berat terhadap protein telur.
d. Orang dengan imunodefisiensi parah karena gejala HIV / AIDS atau
penyebab lain.
Wisatawan, terutama yang datang keAsia dari Afrika atau Amerika Latin harus
memiliki sertifikat vaksinasi demam kuning. Vaksinasi harus dibuktikan di sertifikat
vaksinasi yang berlaku 10 hari setelah vaksinasi dan berlangsung selama 10
tahun. Sebuah daftar negara yang membutuhkan vaksinasi demam kuning ini
diterbitkan oleh WHO. Jika vaksinasi tidak dapat dilakukan untuk beberapa alasan,
mungkin akan dilakukan dispensi. Dalam hal ini sertifikat pembebasan dikeluarkan
oleh WHO disetujui pusat vaksinasi diperlukan Jika ada alasan medis untuk tidak
mendapatkan vaksinasi, Peraturan Kesehatan Internasional menyatakan bahwa ini
harus disertifikasi oleh pihak yang berwenang.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membran atau
selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai
organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah
dan berpindah kedalam cairan otak yangdapat terjadisecara akutdankronis.
Yellow Fever atau Demam kuning disebabkan oleh virus yang ditularkan
melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti, dan spesies lainnya yang ditemukan
di daerah tropis dan subtropis di Amerika Selatan dan Afrika, tetapi tidak di Asia.
Infeksi yang disebabkan oleh flavivirus sangat khas yaitu mempunyai tingkat
keparahan sindrom klinis yang beragam. Masa inkubasi demam kuning biasanya
berkisar 3 sampai 6 hari, tapi dapat juga lebih lama.
B. Saran
Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum,
memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan
bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam
penyakit, Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) meningitis merupakan tindakan yang
tepat terutama didaerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Istyanto RF, Makalah Meningitidis. Available at:
https://www.scribd.com/doc/136228900/Makalah-Meningitidis (Diakses 22
Februari 2016)
2. The College of Physicians of Philadelphia. Different Types of Vaccine.
Available at: http://www.historyofvaccines.org/content/articles/differenttypes-vaccines (Diakses 22 Februari 2016)
3. Firmansyah, Ali. 2011. Konsensus Imunisasi Dewasa PAPDI.
4. Depkes RI, Prosedur Tetap Tentang Vaksinasi Meningitis Meningokokus dan
Penerbitan ICV Bagi Jemaah Ibadah Umroh. 2008
5. Yatim, Faisal. 2007. Macam-Macam Penyakit Menular dan Cara
6.
7.
8.
9.
18