METODE PENELITIAN
4.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
desain post-test only control grup.
4.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015. Proses ekstraksi dan uji
fitokimia buah kapulaga (Amomum compactum) dilakukan di Laboratorium Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas Syiah Kuala
(Unsyiah). Pengujian hasil ekstrak buah kapulaga terhadap A. actinomycetemcomitans dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan
(FKH) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
4.3.Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah buah kapulaga (Amomum compactum)
yang berasal dari daerah Nagan Raya dan sampel A. actinomycetemcomitans
diambil dari isolat klinis penderita periodontitis agresif yang telah diidentifikasi
sebelumnya di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH)
Universitas Gadjah Mada (UGM).
4.4.
Autoklaf (Aesculap)
Sterilisator (Heraeus)
Jarum ose
Cawan petri
20
Vortex (Rotamixer)
Pipet pasteur
Colony counter
Lampu spiritus
Inkubator
Aluminium foil
Blender (Philips)
Rotary evaporator
4.4.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan:
-
komposisi:
Trypticase Soy Broth (TSB) 30 gram/liter
Yeast extract 6 gram/liter
Sodium bicarbonate 4 gram/liter
Dextrose 8 gram/liter
Agar 15 gram/liter
Alkohol 96%
Akuades
Ciprofloxacin 10 g
21
4.5.Cara Kerja
4.5.1. Pembuatan Ekstrak Buah Kapulaga (Amomum compactum)
Buah kapulaga (Amomum compactum) ditimbang sebanyak 1 kg, lalu
dicuci hingga bersih dan dikeringkan. Buah kapulaga (Amomum compactum) yang
telah kering kemudian dihaluskan menggunakan blender hingga menjadi serbuk.
Kemudian dilakukan proses ekstraksi metode maserasi dengan memasukkan
serbuk buah kapulaga tersebut ke dalam labu Erlenmeyer dan direndam dalam
pelarut etanol 96% sampai buah kapulaga terendam semua dalam pelarut. Proses
ekstraksi juga diikuti dengan dilakukan pengadukan untuk mempercepat proses
ekstraksi. Setelah itu, dilakukan penguapan dengan rotary evaporator pada suhu
50oC sehingga diperoleh ekstrak pekat dan tidak mengandung etanol.33
22
pekat, dan 3-4 potong logam Mg, adanya warna merah atau jingga menunjukkan
adanya senyawa flavonoid. 35
Uji saponin dilakukan dengan cara sebanyak 0,5 simplisia yang telah
diserbukkan dimasukkan dalam tabung reaksi, ditambahkan air panas, didinginkan
kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika terbentuk buih setinggi 1-10
cm, tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan HCl maka
ekstrak positif mengandung saponin.25
Uji polifenol dilakukan dengan mengambil 10 ml larutan sampel ditambah
dengan beberapa tetes larutan FeCl3, bila bereaksi positif menghasilkan hijau, biru
atau ungu.34
Uji terpenoid dilakukan dengan menambahkan 2 ml kloroform lalu
dihomogenkan dan disaring. Kemudian ditambahkan 2 tetes H2SO4 pekat, lalu
amati perubahan warna. Bila bereaksi positif akan menghasilkan larutan berwarna
merah atau violet.34
4.5.3. Sterilisasi Alat
Sebelum memulai penelitian tangan dan meja terlebih dahulu disemprot
menggunakan alkohol 70%, agar cemaran mikroba dapat minimal. Seluruh alat
yang tahan panas, seperti gelas ukur, jarum ose, batang L, cawan petri, tabung
reaksi, dan labu Erlenmeyer dicuci bersih dan dikeringkan. Alat-alat tersebut
kemudian dibungkus menggunakan aluminium foil. Sterilisasi dilakukan dalam
sterilisator pada suhu 160oC selama 2 jam.33
4.5.4. Pembuatan
Media
A.
actinomycetemcomitans
Growth
Medium
(AaGM) Agar
Media AaGM agar dibuat dengan cara melarutkan Trypticase Soy Broth
(TSB) 30 gram, yeast extract 6 gram, sodium bicarbonate 4 gram, dextrose 8
gram dan agar 15 gram dengan 1 liter akuades di dalam labu Erlenmeyer. Lalu
dihomogenkan dan dipanaskan di atas hot plate hingga mendidih. Kemudian
dilakukan sterilisasi media di dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit
dengan tekanan 2 atm. Media tersebut dituang ke dalam cawan petri setelah agak
dingin secara asepsis yang kemudian digunakan sebagai media pertumbuhan A.
actinomycetemcomitans.36
23
24
C1.V1=C2.V2
C1 =Konsentrasi awal bahan uji
V1=Volume awal bahan uji
C2=Konsentrasi bahan uji yang mau dibuat
V2=Volume bahan uji yang ingin dibuat
25
26
Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan metode one way ANOVA
untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh atau tidak pada tiap kategori
perlakuan. Jika terdapat pengaruh maka dilanjutkan dengan uji lanjut Least
Significant Difference (LSD) untuk mengetahui kelompok yang memiliki
perbedaan yang bermakna.
4.7.
Alur Penelitian
Uji fitokimia
Pembuatan media A.
actinomycetemcomitans
Growth Medium
(AaGM) agar
Kultur A.
actinomycetemcomitans
27
Pewarnaan Gram
Pengenceran bertingkat
Pembuatan suspensi A.
dengan metode serial
actinomycetemcomitans
dilution setara dengan Mc Farland 0,5
Dilakukan pengenceran ekstrak
buah kapulaga (Amomum
compactum) menjadi
konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%,
10%, 12,5%, 15%
Kelompok Kontrol
P6:
Positif:
15%
ciprofloxacin
Negatif:
Akuades
Kelompok Perlakuan
P1:
2,5%
P3:
7,5%
P2:
5%
P4:
10%
P5:
12,5%
Kultur pada media MHA dengan metode spread plate dan diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 37oC dalam suasana anaerob
Pengamatan hasil kultur
KHM
Pengolahan data
KBM
Analisis data