*)
Email: vitharasyid@gmail.com
ABSTRAK
Takokak merupakan salah satu tanaman yang dijadikan obat tradisional oleh
masyarakat yang secara empiris dapat bermanfaat sebagai obat demam, luka, bisul, dan
koreng. Takokak mengandung flavonoid yang berdasarkan penelitian berkhasiat sebagai
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Efektivitas antibakteri ekstrak
etanol daun Takokak (Solanum torvum) terhadap bakteri. Penelitian dilakukan dengan
proses ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi, pemilihan metode maserasi
didasarkan atas sampel berjenis daun. Pengujian efektivitas antibakteri dilakukan dengan
metode difusi cakram menggunakan cakram kertas. Sampel terbagi dalam lima kelompok
perlakuan, yaitu kontrol negatif dengan Etanol, kontrol positif dengan Eritromisin untuk
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan larutan ekstrak daun Takokak
dengan empat konsentrasi, yaitu 10%, 15%, 20%, dan 25%. Hasil skrining fitokimia daun
takokak diduga menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Hasil uji Efektivitas antibakteri
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun takokak dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada konsentrasi 25% dengan
diameter daerah hambat masing-masing sebesar 20 mm menunjukkan respon
penghambatan kuat dan 17 mm menunjukkan respon penghambatan sedang. Konsentrasi
hambat minimum ekstrak etanol daun takokak pada konsentrasi 10%, memberikan
diameter daerah hambatan sebesar 13 mm yang sama untuk bakteri Staphylococcus
aureus dan bakteri Escherichia coli menunjukkan penghambatan yang sedang apabila
dibandingkan dengan tabel klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri menurut
Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI). Jadi Ekstrak etanol daun takokak
memiliki efektivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli.
Kata kunci : Efektivitas, Daun takokak, Staphylococcus aureus, Escherichia coli
*) Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes, Moh. Adam Mustapa, S.Si., M.Sc
PENDAHULUAN
Lebih dari 2000 jenis tumbuhan
obat tumbuh dan berkembang di
Indonesia. Namun, 1000 jenis saja yang
sudah didata dan sekitar 300 jenis yang
sudah dimanfaatkn untuk pengobatan
tradisional (Arief Hariana, 2013).
Penggunaan tumbuhan obat di
Indonesia sebenarnya sudah mulai dari
zaman nenek moyang bangsa Indonesia.
Akan tetapi, penggunaannya ditengah
masyarakat baru dimulai saat penjajahan
Belanda. Pengenalan dan penggunaan
tanaman obat dimulai berkat jasa Nyonya
J. Kloppenburg-Versteegh (1995) yang
menginventarisasi cara-cara penggunaan
obat tradisional Indonesia, kemudian
dilanjutkan oleh-oleh pakar-pakar lainnya,
serta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia pada masa itu (Arief Hariana,
2013).
Saat ini ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin berkembang, tetapi
tidak mampu menghilangkan penggunaan
obat
tradisional.
Penggunaan obat
tradisional semakin banyak dikembangkan
dan disukai oleh masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh khasiat tumbuhan obat
yang tidak kalah jika dibandingkan dengan
obat sintesis bahkan khasiatnya bisa
disejajarkan dengan pengobatan modern.
Penyebab lain adalah bahwa pengobatan
modern
banyak
menimbulkan
ketergantungan pada penderita seumur
hidup terutama dalam pemakaian obat
kimia tertentu. Selain itu, harga obat kimia
pun relatif mahal sehingga tidak
terjangkau oleh sebagian masyarakat
(Mahendra dan Rahmat, 2005).
Dengan adanya pengembangan
potensi obat tradisional ini, diharapkan
ketergantungan terhadap pemakaian obat
sintetik yang mempunyai banyak efek
samping dapat dikurangi dan biaya
pengobatan
dapat
dijangkau
oleh
masyarakat luas.
Salah satu jenis tumbuhan yang
sering digunakan masyarakat sebagai obat
tradisional adalah tumbuhan takokak
Untuk
mengetahui
batas
konsentrasi optimal ekstrak etanol daun
takokak dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dana
bakteri Eschericia coli pada konsentrasi
10%, 15%, 20% dan 25%.
1.
Untuk
menambah
wawasan,
pengetahuan
mahasiswa
terutama
dalam bidang perkembangan obat
tradisional serta dapat memberikan
gambaran tentang konsentrasi maksimal
ekstrak
daun
takokak
sebagai
antibakteri terhadap bakteri.
2. Dapat memberikan pengetahuan kepada
peneliti tentang efektivitas ekstrak daun
takokak sebagai antibakteri serta dapat
memberikan
gambaran
tentang
konsentrasi maksimal ekstrak daun
takokak sebagai antibakteri.
3. Memberikan informasi ilmiah kepada
masyarakat tentang manfaat tanaman
takokak (Solanum torvum) sebagai
antibakteri
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Januari-April 2015 di Laboratorium
Fitokimia dan Mikrobiologi Jurusan
Farmasi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan
Universitas
Negeri
Gorontalo.
Penelitian ini dilakukan secara
eksperimental laboratorium untuk melihat
hasil pengukuran diameter zona hambatan
dibandingkan dengan klasifikasi respon
hambatan pertumbuhan bakteri. Perlakuan
dilakukan dengan variasi konsentrasi 10%,
15%, 20%, 25% ekstrak etanol daun
takokak (Solanum torvum) terhadap
pertumbuhan bakteri kemudian hasil
dibandingkan dengan kelompok kontrol
positif (Eritromisin) dan kontrol negatif
(Etanol). Dimana penelitian dilakukan
dengan metode difusi cakram.
Alat yang diperlukan untuk
penelitian ini adalah alat-alat gelas,
autoklaf (Fisons), blender (Philips),
cakram kertas (diameter 6 mm), inkubator
(Memmert), jangka sorong, jarum ose,
kamera digital (Samsung), kompor Listrik,
lemari pendingin (Toshiba), oven (Shell
lab), penangas air, pinset, pipet mikro
(Eppendorf), rotary evaporator (Haake D),
timbangan digital (Kern).
Bahan yang diperlukan untuk
penelitian ini adalah Ekstrak daun
Takokak (Solanum torvum), Nutrien agar
(NA), Bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli, Aquades, etanol, kertas
cakram, eritromisin.
Daun
takokak
yang telah
dikumpulkan disortasi basah yaitu
memisahkan daun Takokak dari bagian
lain tumbuhan daun Takokak yang
terambil, kotoran-kotoran atau bahan asing
lainnya, kemudian daun takokak yang
telah terkumpul ditimbang, lalu dicuci
untuk menghilangkan debu yang melekat.
Pencucian dilakukan dengan air keran
yang mengalir, ditiriskan, dikeringkan
dengan cara diangin-anginkan diudara
terbuka (terlindung dari sinar matahari
langsung). Proses pengeringan dilakukan
sampai daun Takokak mudah diremukkan.
Simplisia yang telah kering disortasi
kering yaitu memisahkan benda asing
seperti pengotoran-pengotoran lain yang
terjadi selama pengeringan, kemudian
ditimbang kembali. Simplisia selanjutnya
diserbuk dengan menggunakan blender.
Serbuk simplisia dimasukkan ke dalam
kantung plastik dan disimpan ditempat
yang terlindung dari sinar matahari.
Proses
ekstraksi
dilakukan
dilaboratorium
Fitokimia
Farmasi
Universitas Negeri Gorontalo. Pada tahap
ini sampel diekstraksi dengan metode
maserasi yaitu dengan cara sampel Daun
Takokak direndam menggunakan pelarut
etanol pada maserator.
Sampel daun Takokak (Solanum
torvum) terlebih dahulu ditimbang
sebanyak 200 gram, kemudian sampel
direndam menggunakan pelarut etanol
yang di tempatkan pada maserator, sampai
serbuk terendam semua (volume etanol 2
L), diaduk dengan menggunakan magnetik
49
Sedang
12 mm
Resisten
Sumber: (Poeloengan,
2010)
3000
25,33
12,7 %
Tabel
4.1.1
menunjukkan
sampel daun takokak sebanyak 200 g di
ekstraksi dengan 3000 ml pelarut etanol
menghasilkan ekstrak kental daun takokak
sebanyak 25,33 g dengan persen rendamen
12,7%.
Skrining Fitokimia
Berdasarkan
uji
skrining
fitokimia, diketahui bahwa ekstrak etanol
daun takokak mengandung senyawa
Flavonoid. Hal ini dapat dilihat dari
perubahan warna yang terjadi pada saat
penambahan larutan NaoH yaitu berwarna
kuning Menurut Harborne (1987) bahwa
kandungan flavonoid dalam tumbuhan
diuji dengan menggunakan pereaksi NaOH
yang nantinya akan memberikan warna
merah muda, merah bata atau kuning.
Tabel 4.1.2 Hasil Uji skrining
Fitokimia Senyawa Aktif Antimikroba
Senyawa
Pereaksi
Hasil
Lapisan
Kuning (+)
Tabel
4.1.2
menunjukkan
ekstrak daun takokak ditambahkan
beberapa
tetes
pereaksi
NaOH
menghasilkan perubahan warna menjadi
warna kuning yang berarti positif
mengandung senyawa flavonoid.
Diameter Zona Hambat Bakteri
Diameter
zona
hambatan
pertumbuhan
bakteri
menunjukan
sensitifitas bakteri terhadap zat antibakteri.
Selanjutnya dikatakan bahwa semakin
tebar diameter zona hambatan yang
Flavonoid
NaOH
lipoprotein,
lapisan
tengah
lipopolisakarida, dan lapisan dalam berupa
PENUTUP
Hasil uji efektivitas antibakteri
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
takokak
(Solanum
torvum)
dapat
menghambat
pertumbuhan
bakteri
Staphylococcus aureus dan bakteri
Escherichia coli pada konsentrasi 25%
dengan diameter daerah hambat masingmasing sebesar 20 mm dan 17 mm.
1. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
melakukan isolasi dan karakterisasi
senyawa golongan Flavonoid yang
terkandung dalam daun takokak
(Solanum torvum)
2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
menguji efektivitas ekstrak etanol terhadap
jenis bakteri lain dan jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel H. C. 1989. Pengantar Bentuk
Sediaan
Farmasi.
Edisi
4.
Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
UI-Press, Jakarta.
Arief & Hariana. 2013. Tumbuhan Obat
dan Khasiatnya. Penebar Swadaya.
Jakarta
Chah
Pemisahan.
56