Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 2003).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang
sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus
menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional
dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya (Stanhope&Lancaster,
2004)
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Salvion G Bailon dan Aracelis
Maglaya (1989)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah beberapa
individu yang tinggal dalam sebuah keluarga yang mempunyai ikatan perkawinan,
ada hubungan keluarga, sanak famili, maupun adopsi yang hidup bersama sesuai
dengan tujuan keluarga tersebut.
B. Tugas Kesehatan Keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat
3. Merawat keluarga yang sakit
4. Memodifikasi lingkungan (menciptakan dan mempertahankan suasanan rumah
yang sehat)
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

C. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai
makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih
tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang
pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia
menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang
terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup
empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
D. Manfaat Asi Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama
pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi
bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih
merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi.
Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi,
akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. ASI
disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang
terbaik untuk sapi.
E. Masalah Menyusui Pada Ibu
1. Payudara Bengkak (Engorgement)

Sekitar hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan, payudara sering terasa
lebih penuh, tegang, serta nyeri. Keadaan seperti itu disebut engorgement
(payudara bengkak) yang disebabkan oleh adanya statis di vena dan pembuluh
darah bening. Hal ini merupakan tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi.
Apabila dalam keadaan tersebut ibu menghindari menyusui karena alasan nyeri
lalu memberikan prelacteal feeding (makanan tambahan) pada bayi, keadaan
tersebut justru berlanjut. Payudara akan bertambah bengkak atau penuh karena
sekresi ASI terus berlangsung sementara bayi tidak disusukan sehingga tidak
terjadi perangsangan pada puting susu yang mengakibatkan refleks oksitosin tidak
terjadi dan ASI tidak dikeluarkan. Jika hal ini terus berlangsung, ASI yang
disekresi menumpuk pada payudara dan menyebabkan areola (bagian berwarna
hitam yang melingkari puting) lebih menonjol, puting menjadi lebih datar dan
sukar dihisap oleh bayi ketika disusukan. Bila keadaan sudah sampai seperti ini,
kulit pada payudara akan nampak lebih merah mengkilat, terasa nyeri sekali dan
ibu merasa demam seperti influenza.
Untuk mencegah terjadinya payudara bengkak, beberapa cara yang dianjurkan
antara lain sebagai berikut :
a. menyusui bayi segera setelah lahir, apabila keadaan memungkinkan.
b. Menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand / sesuka bayi).
c. Keluarkan asi dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan
bayi.
d. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.
e. Lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari puting ke arah
payudara untuk mengurangi peningkatan peredaran darah dan terjadinya statis
di pembuluh darah dan pembuluh getah bening dalam payudar

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi payudara bengkakadalah


sebagai berikut :

a. Setiap 2 jam sekali sebelum menyusui kompreslah payudarah dengan lap


bersih atu dengan daun pepaya basah
b. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek,
sehingga puting lebih mudah ditangkap/diisap oleh bayi.
c. Bila bayi belum dapat menyusu, asi dikeluarkan dengan tangan atau pompa
dan berikan pada bayi dengan cangkir atau sendok.
d. Tetap mengeluarkan asi sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi.
e. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit pada payudara,
dankompres hangat untuk memudahkan bayi mengisap (menangkap) puting
susu.
f. Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit.
g. Lakukan pemijatan pada daerah payudarah yang bengkak, bermanfaat untuk
membantu memperlancar pengeluaran asi.
h. Pada saat menyusui sebaiknya ibu tetap rileks
i. Makan-makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
memperbanyak minum.
j. Jika ibu yang sedang menyusui terserang penyakit seperti : pilek, usahakan
tetap memberikan asi dengan meutup mulut dn hidung dengan masker.
2. Kelainan Puting Susu
Kebanyakan ibu tidak memiliki kelainan anatomis payudara. Meskipun demikian,
kadang-kadang dijumpai juga kelainan antomis yang menghambat kemudahan bayi
untuk menyusui, misalnya puting susu datar atau puting susu terpendam (tertarik ke
dalam). Disamping kelainan anatomis, kadang dijumpai pula kelainan puting yang
disebabkan oleh suatu proses, misalnya tumor.
a. Puting Susu Datar
Apabila areola dijepit antara jari telunjuk dan ibu jari di belakang puting, puting
yang normal akan menonjol keluar, bila tidak, berarti puting datar. Ketika
menyusui puting menjadi lebih tegang dan menonjol karena otot polos puting
berkontraksi, meskipun demikian pada keadaan puting datar akan tetap sulit
ditangkap/diisap oleh mulut bayi.
b. Puting Susu Terpendam (tertarik ke dalam)

Sebagian atau seluruh puting susu tampak terpendam atau masuk ke dalam areola
(tertarik ke dalam). Hal ini karena ada sesuatu di bawahnya yang menarik puting
ke dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan puting
tersebut seharusnya sudah dapat diketahui sejak hamil atau sebelumnya sehingga
dapat diperbaiki dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah
payudara, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah berlawanan. Perlu
diketahui bahwa tidak semua kelainan tersebut di atas dapat dikoreksi dengan cara
tersebut. Untuk itu, ibu menyusui dianjurkan untuk mengeluarkan ASI-nya
dengan manual (tangan) atau pompa kemudian diberikan pada bayi dengan
sendok/pipet/gelas.

c. Putting Susu Nyeri (Sore Nipple) dan Putting Susu Lecet (Cracked Nipple)
Puting susu nyeri pada ibu menyusui biasanya terjadi karena beberapa sebab
sebagai berikut:
1) Posisi bayi saat menyusu yang salah, yaitu puting susu tidak masuk kedalam
mulut bayi sampai pada areola sehingga bayi hanya mengisap pada puting
susu saja. Hisapan/tekanan terus menerus hanya pada tempat tertentu akan
menimbulkan rasa nyeri waktu diisap, meskipun kulitnya masih utuh.
2) Pemakaian sabun, lotion, cream, alkohol dan lain-lain yang dapat mengiritasi
puting susu
3) Bayi dengan tali lidah (frenulum linguae) yang pendek sehingga menyebabkan
bayi sulit mengisap sampai areola dan isapan hanya pada putingnya saja.
4) Kurang hati-hati ketika menghentikan menyusu (mengisap).
Puting susu nyeri biasanya dapat disembuhkan setelah memperhatikan tehnik
menyusui yang benar, khususnya letak puting dalam mulut bayi, yaitu bibir bayi
menutup areola sehingga tidak nampak dari luar, puting di atas lidah bayi, areola di
antara gusi atas dan bawah.

Untuk menghindari puting susu nyeri atau lecet, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1) Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, lotion, cream, dan obatobat yang dapat mengiritasi.
2) Sebaiknya selesai menyusukan untuk melepaskan hisapan bayi, tekanlah dagu
bayi atau pijit hidungnya atau masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke mulut
bayi.
3) Ibu dianjurkan tetap menyusui bayinya mulai dari puting yang tidak sakit serta
menghindari tekanan lokal pada puting dengan cara merubah-rubah posisi
menyusui. Untuk puting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya
menyusui.
Apabila dengan tindakan tersebut di atas puting tetap nyeri, sebaiknya dicari sebabsebab lain (misalnya moniliasis). Puting susu lecet/luka akan memudahkan terjadinya
infeksi pada payudara (mastitis).
3. Saluran Susu Tersumbat (Obstructive Duct)
Saluran susu tersumbat (obstructive duct) adalah suatu keadaan dimana terjadi
sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh tekanan jari waktu
menyusui atau pemakaian BH yang terlalu ketat. Hal ini juga dapat terjadi karena
komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang mengakibatkan kumpulan ASI
dalam saluran susu tidak segera dikeluarkan sehingga merupakan sumbatan.
Sumbatan ini pada wanita yang kurus dapat terlihat dengan jelas sebagai benjolan
yang lunak pada perabaannya.
Untuk mengatasi terjadinya saluran susu tersumbat (obstructive duct) ada beberapa
hal yang dianjurkan, antara lain.
a. Sebaiknya ibu melakukan perawatan payudara setelah melahirkan dengan teratur
agar tidak terjadi stasis dalam payudara yang mengakibatkan terjadinya radang
payudara (mastitis).
b. Gunakan BH dengan desain menopang (menyangga), bukan menekan payudara.

c. Keluarkan ASI setiap kali selesai menyusui bila payudara masih terasa penuh.
Sumbatan saluran susu ini harus segera diatasi karena dapat berlanjut menjadi radang
payudara (mastitis). Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara dapat
diberikan kompres hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui
dengan tujuan mempermudah bayi mengisap puting susu dan kompres dingin setelah
menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara.
4. Radang Payudara (Mastitis)
Radang payudara (mastitis) adalah infeksi yang menimbulkan reaksi sistemik (seperti
demam) pada ibu. Hal ini biasanya terjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan dan
sebagai komplikasi saluran susu tersumbat. Keadaan ini biasanya diawali dengan
puting susu lecet/luka. Gejala-gejala yang bisa diamati pada radang payudara antara
lain kulit nampak lebih merah, payudara lebih keras serta nyeri dan berbenjol-benjol
(merongkol).
Keadaan ini disebabkan kurangnya asi diisap/dikeluarkan atau dikeluarkan
penghisapan yang tidak efektif, dapat juga karena kebiasaan menekan payudarah
dengan jari atau karena tekanan baju atau bra, serta pengeluaran asi yang kurang baik
pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung.
Ada 2 jenis mastitis, yaitu yang terinfeksi milk statis disebut non infective mastitis dan
yang telah terinfeksi bakteri : infective mastitis. Lecet pada kulit yang mengundang
infeksi bakteri.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, ibu perlu dianjurkan agar tetap menyusui bayinya
supaya tidak terjadi stasis dalam payudara yang cepat menyebabkan terjadinya abses.
Ibu perlu mendapatkan pengobatan (Antibiotika, antipiretik/penurun panas, dan
analgesik/pengurang nyeri) serta banyak minum dan istirahat untuk mengurangi reaksi
sistemik (demam). Bila mana mungkin, ibu dianjurkan melakukan senam laktasi
(senam menyusui) yaitu menggerakkan lengan secara berputar sehingga persendian
bahu ikut bergerak ke arah yang sama. Gerakan demikian ini akan membantu

memperlancar peredaran darah dan limfe di daerah payudara sehingga statis dapat
dihindari yang berarti mengurangi kemungkinan terjadinya abses payudara.
5. Abses Payudara
Kelanjutan/komplikasi dari radang payudara akan menjadi abses. Hal ini disebabkan
oleh meluasnya peradangan dalam payudara tersebut dan menyebabkan ibu tampak
lebih parah sakitnya, payudara lebih merah mengkilap, benjolan tidak sekeras seperti
pada radang payudara (mastitis), tetapi tampak lebih penuh/bengkak berisi cairan. Bila
payudara seperti ini perlu segera diperiksakan ke dokter ahli supaya mendapat
tindakan medis yang cepat dan tepat. Mungkin perlu dilakukan tindakan insisi untuk
drainase, pemberian antibiotik dosis tinggi dan analgesik.
Ibu dianjurkan banyak minum dan istirahat. Bayi dihentikan untuk menyusui
sementara waktu pada payudara sakit dan setelah sembuh dapat disusukan kembali.
Akan tetapi, bayi tetap bisa menyusui pada payudara yang sehat tanpa dijadwal
(sesuka bayi).
6. Air Susu Kurang
Masih banyak ibu mengira bahwa mereka tidak mempunyai cukup banyak ASI untuk
bayinya, sehingga keinginan untuk menambah susu formula atau makanan tambahan
sangat besar.
Dugaan makin kuat apabila bayi sering menangis/bayi menolak menyusu, tinja bayi
keras kering atau berwarna hijau, payudara tidak membesar selama kehamilan atau asi
tidak keluar pasca kelahiran, berat bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram
perbulan, berat badan bayi dalam waktu 2 minggu belum kembali, mengompol ratarata kurang dari 6 kali dalam 24 jam cairan urine pekat bau berwarna kuning. pada
ibunya dan terasa kosong/lembek meskipun produksi ASI cukup lancar.
Menilai kecukupan ASI sebenarnya bukan dari hal tersebut di atas tapi terutama dari
berat badan bayi. Apabila ibu mempunyai status gizi yang baik, cara menyusui benar,

secara psikologis percaya diri akan kemauan dan kemampuan untuk bisa menyusui
bayinya serta tidak ada kelainan pada payudaranya maka akan terjadi kenaikan berat
badan pada 4-6 bulan pertama usia bayi. Hal ini dapat dilihat dari KMS (Kartu
Menuju Sehat) yang diisi setiap kali penimbangan di Posyandu. Apabila tidak terjadi
kenaikan berat badan bayi sesuai dengan usianya biasanya hal ini disebabkan oleh
jumlah ASI yang tidak mencukupi sehingga diperlukan tambahan sumber gizi yang
lain.

F. Masalah Menyusui Pada Bayi


Masalah pada bayi dapat berupa bayi sering menangis, bingung puting, bayi dengan kondisi
tertentu seperti BBLR, ikterus, bibir sumbing, bayi kembar, bayi sakit, bayi dengan lidah
pendek(lingual frenulum), bayi yang memerlukan perawatan.
1. Bayi Sering Menangis
Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomuniksi antara ibu dan buah hati.
Pada saat bayi menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang paling sering
karena kurang ASI.
Beberapa penyebab bayi menangis antara lain sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Bayi merasa tidak aman


Bayi merasa sakit
Bayi basah (seperti mengompol)
Bayi kurang gizi

Tindakan yang dapat dilakukan oleh ibu antara lain : ibu tidak boleh cemas karen
akanmengganggu proses laktasi, perbaiki posisimenyusui, periksa pakai bayi( apakah
basah, jangan biarkan bayi menangis terlalu lama).
2. Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion)

Bingung

Puting

(Nipple

Confusion) terjadi

akibat

pemberian susu

formula dalam botol yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme menyusu
pada puting susu ibu berbeda dengan mekanisme menyusu padabotol. Menyusu pada
ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sedangkan menyusu
pada botol bersifat pasif, tergantung pada faktor pemberi yaitu kemiringan botol atau
tekanan gravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet dot.
Tanda bayibingung puting antara lain:
a. Bayi menolak menyusu.
b. Isapan bayi terputus-putus dan sebentar-bentar.
c. Bayi mengisap puting seperti mengisap dot.
3. Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur
Bayi dengan berat

badan lahir

rendah, bayi

prematur maupun bayi kecil

mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya lemah. Oleh karena itu,
harus segera dilatih untuk menyusu.
Bila bayi dirawat di rumah sakit, harus lebih sering dijenguk, disentuh dengan kasih
sayang dan bila memungkinkan disusui.
Pada bayi prematur susui dengan sering walau pendek-pendek, rangsang dengan
sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih, jika tidak dapat menghisap
berikan dengan pipa nasogastrik, tangan dan sendok.
Uraian sesuai dengan umur bayi adalah sebagai berikut :
a. Bayi umur kehamilan <30 minggu : BBL <1250 gr. Biasanya diberi cairan infus
selama 24-28 jam lalu diberikan asi menggunakan pipa nasogastrik.
b. Usia 30-32 minggu : BBL 1250-1500 gr. Dapat menerima asi dari sendok 2 kali
sehari, namun masih menerima makanan lewat pipa, namu lama kelamaan
makanan pipa makin berkurang dan asi ditingkatkan.
c. Usia 32-34 minggu : BBL 1500-1800 gr bayi mulai menyusui langsung dari
payudara namun perlu kesabaran.

d. Usia kurang >34 minggu : BBL > 1800 gr mendapatkan semua kebutuhn dari
payudara.
4. Bayi dengan Ikterus
Ikterik pada bayi sering terjadi pada bayi yang kurang mendapatkan ASI. Ikterik dini
terjadi

pada bayi usia

2-10

hari

yang

disebabkan

oleh

kadar bilirubin dalam darah tinggi.


Untuk mengatasi agar tidak terjadi hiper bilirubinemia pada bayi maka:
a. Segeralah menyusui bayi setelah lahir.
b. Menyusui bayi, sesering mungkin tanpa jadwal dan on demand.
Oleh

karena

itu, menyusui dini

sangat

penting

karena bayi akan

mendapat kolustrum. Kolustrum membantu bayi mengeluarkan mekonium,


bilirubin dapat dikeluarkan melalui feses sehingga mencegah bayi tidak kuning.
5. Bayi dengan Bibir Sumbing
Bayi dengan bibir sumbing tetap masih bisa menyusu. Pada bayi dengan bibir
sumbing pallatum molle (langit-langit lunak) dan pallatum durum (langit-langit
keras),

dengan

posisi

tertentu

Meskipun bayi terdapat kelainan,

masih

dapat

ibu

harus

menyusu

tanpa

kesulitan.

tetap menyusui

karena

dengan menyusui dapat melatih kekuatan otot rahang dan lidah. Memperbaiki
perkembangan bicara mengurangi resiko terjadinya otitis media.

Anjuran menyusui untuk bayi palatoskisis pada keadaan ini dengan cara:
a.
b.
c.
d.

Posisi bayiduduk
Saat menyusui, puting dan areola dipegang.
Ibu jari digunakan sebagai penyumbat celah pada bibir bayi.
Asi perah diberikan pada bayi dengan labiopalatoskisis (sumbing pada bibir

dan langit-langit).
e. Sedangkan bayi yang mengalami labiopalatoskisis diberikan asi dengan
sendok, pipet, dan dot panjang.

6. Bayi Kembar
Posisi yang dapat digunakan pada saat menyusuibayi kembar adalah dengan posisi
memegang

bola

(football

position).

Susuilah bayi sesering

mungkin

Pada

saat menyusui secara bersamaan, bayi menyusu secara bergantian dan kemampuan
mengisap mungkin berbeda. Yakin kan ibu bahwa alam telah menyiapkan air susu
bagi semua makhluk, sesuai dengan kebutuhan. Apabila bayi ada yang dirawat di
rumah sakit, berikanlah ASI peras dan susuilah bayi yang ada dirumah. Agar ibu
dapat beristirahat maka sebaiknya mintalah bantuan pada anggota keluarga atau orang
lain untuk mengasuh bayi Anda.
7. Bayi Sakit
Bayi sakit dengan indikasi khusus tidak diperbolehkan mendapatkanmakanan per
oral,

tetapi

pada

ASI. Menyusui bukan

saat

kondisi bayi sudah


kontraindikasi

muntah ataupun diare. Posisi

memungkinkan
pada bayi

menyusui yang

tepat

maka

berikan

sakit denganmuntahdapat

mencegah

timbulnya muntah, antara lain dengan posisi duduk. Berikan ASI sedikit tapi sering
kemudian sendawakan. Pada saat bayi akan ditidurkan, posisikan tengkurap atau
miring kanan untuk mengurangi bayi tersedak karena regurgitasi
8. Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum)
Bayi dengan lidah pendek atau lingual frenulum (jaringan ikat penghubung lidah dan
dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku tak elastis, sehingga membatasi gerak
lidah dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya untuk mengurut puting dengan
optimal.
Akibat lidah bayi tidak sanggup memegang puting dan areola dengan baik,
maka proses laktasi tidak dapat berjalan dengan sempurna. Oleh karena itu, ibu dapat
membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat menangkap

putting dan areola dengan benar. Kemudian posisi kedua bibir bayi dipertahankan
agar tidak berubah-ubah.
9. Bayi yang Memerlukan Perawatan
Pada saat bayi sakit dan memerlukan perawatan, padahal bayi masih menyusu,
sebaiknya ibu tetap merawat dan memberikan ASI. Apabila tidak terdapat fasilitas,
maka ibu dapat memerah ASI dan menyimpannya. Cara penyimpanan ASI perahpun
juga perlu diperhatikan, agar tidak mudah basi.

G. Definisi Keluarga Berencana


Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untukmendapatkan
objek objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan
kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukanjumlah anak
dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
(Hanafi. 2003)
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang
untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.Keluarga Berencana
(Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997, keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia


perkawinan

(PUP),

pengaturan

kelahiran,

pembinaan

ketahanan

keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana


adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,
ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai
akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan
keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat
diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan
dengan aborsi.

H. Manfaat KB
1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat
memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat
mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang
memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka.
2. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang
buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau
meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki
masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian
ibu dapat dicegah setiap tahun,jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi
mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara
berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah

3. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan
meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak
berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan
dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak
dan status perempuan.
4. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal
gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker
ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker
ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita
telah terbukti mengurangi resiko radang panggul
5. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan
mengurangi aborsi.
6. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih
mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan
mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an,
pola perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di
usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan
demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk
membesarkan anak, karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak
waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak.
Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih
banyak waktu dan sumber daya yang diberikan pada anak.
I. Klasifikasi Alat Kontrasepsi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

MOW ( Metode operasi wanita ) / tubektomi


MOP
IUD
Implan
Suntikan
Pil
Mini pil

8. Kondom pria
9. Kondom wanita
10. Mal ( metode amenore laktasi )
J. Metode Kontrasepsi
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk
berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat
reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah
metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam
mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi.
Metode kontrasepsi permanen atau yang kitasebut sterilisasi adalah metode
kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan
tindakan operasi.Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara
kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang
menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil.
Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun
berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi
(pembuahan).
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan,
frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk
melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan
kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya
mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama,

kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari
kontrasepsi tersebut di masa depaan.

Metode kontrasepsi antara lain menggunakan :


1. Mow ( metode operasi wanita ) / sterilisasi perempuan ( tubektomi )
Metode yang aman dan merupakan kontrasepsi mantap atau permanen bagi
pasangan yang tidak ingin memiliki anak lagi. Metode ini adalah salah satu
metode yang paling efektif dan merupakan cara metode operasi yang sederhana.
2. MOP ( Metode Operasi Pria ) / vasektomi
Kontrasepsi mantap bagi pria yang tidak ingin memiliki anak lagi, dilakukan oleh
tenaga ahli dengan membuat sayatan kecil atau memotong saluran vas deference
atau saluran sperma, sedangkan testis tetap pada posisinya. Metode ini membuat
ccairan cement ( air mani ) tidak mengandung sperma .
3. IUD
IUD merupakan alat kontrasepsi dalam Rahim ( AKDR ), Bentuk kecil, elastis
dari plastic yang berbentuk T yang dilapisi oleh tembaga dan diletakan dalam
rahim.
4. Implant
Implant merupakan alat kontrasepsi bawah kulit ( AKBK ). Bentuknya seperti
batang kecil yang berisikan hormone yang akan menghambat sperma untuk
mencapai sel telur dan mencegah pelepasan telur.
5. Suntikan
Kontrasepsi suntik ini merupakan kontrasepsi yang berisi hormone.Hormone
tersebut berguna untuk menghambat sperma bertemu sel telur dan mencegah
terlepasnya telur dari indung telur.
6. Pil
Pil merupakan alat kontrasepsi yang berisikan hormone esterogen dan
progesterone ( kombinasi ) sebanyak 28 tablet minum setiap hari. Mencegah
pelepasan telur dan mencegah pertemuan antara sperma dan sel telur

7. Mini pil
Mini pil merupakan alat kontrasepsi yang berisi hormone progosteron dan
diminum setiap hari.Mini pil ini menghambat sperma bertemu dengan sel telur.
Mini pil ini juga tidak mengganggu produksi ASI
8. Kondom pria
Kondom pria merupakan alat kontrasepsi yang bentuknya seperti karet tipis
terbuat dari latex yang dapat menutupi seluruh penis saat berereksi.Kontrasepsi ini
mencegah keluarnya sperma ke vagina.
9. Kondom wanita
Kondom wanita merupakan alat kontrasepsi berbentuk karet dengan cincin yang
dimasukan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan suami istri.Alat ini
merupakan penghalang atau penghambat yang mencegah tumpahnya sperma ke
vagina.
Keuntungan : tidak memerlukan pemeriksaan medis, mencegah ejakulasi dini,
mencegah penularan IMS.
Keterbatasan : harus dimasukan kedalam kemaluan wanita, dapat menimbulkan
iritasi atau alergi
10. MAL ( Metode amenore laktasi )
Mal merupaka alat kontrasepsi yang alami dan sederhana. Alat ini dapat
memberikan ASI tanpa makanan atau minuman tambahan apapun selama 6 bulan
pertama ( ASI ekslusif ). Alat ini aman tanpa efek samping. Alat kontrasepsi ini
akan efektif jika :
a. Memberikan ASI ekslusif, dengan cara diberikan lebih dari 8 kali sehari sesuai
dengtan kebutuhan bayi.
b. Bayi berumur kurang dari 6 bulan
c. Belum dating haid.
Keuntungan : lebih mudah, praktis, higienis, mengandung zat zat gizi, dapat
disimpan dilemari pendingin.
Keterbatasan : tidak melindungi dari penularan IMS dan HIV.

Anda mungkin juga menyukai