Anda di halaman 1dari 1

REPUBLIKA

1432 H

RABU
3 AGUSTUS 2011

25

Mutiara Hadis
Sahl bin Saad mengatakan bahwa Rasulullah
SAW bersabda, Manusia itu senantiasa dalam
kebaikan selama mereka menyegerakan
berbuka.
(HR Bukhari, 958).

Khas

AGUNG SUPRIYANTO

PASAR RAMADHAN BENDUNGAN HILIR

Sejumlah warga Ibu Kota membeli aneka makanan dan minuman untuk berbuka puasa di Pasar Ramadhan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa (2/8). Pasar
Ramadhan Benhil digelar setiap bulan puasa yang menjadi alternatif warga memenuhi aneka kebutuhan berbuka dan takjil.

Sensasi Berbuka
dan Tarawih
di Masjidil Haram

MENULIS ARTIKEL ITU


Oleh A Syalabi Ihsan

Kemampuan
menulis menunjukkan
sistematika
berpikir
seseorang.

Peserta
pelatihan
menulis
artikel.

eorang guru mutlak


harus bisa menulis.
Paling sederhana,
soal-soal yang
diberikan guru untuk
muridnya pun harus
dibuat dengan tulisan. Lebih
mewah lagi, keterampilan yang
membedakan antara zaman sejarah
dan prasejarah itu dapat menjadi
media para guru menyalurkan ideide segar kepada masyarakat dalam
perannya sebagai pendidik.
Maka itu, agar artikel yang dibuat para guru dapat diserap dengan mudah oleh masyarakat, perlu
ada outline agar topik yang ingin
ditulis tidak keluar dari jalur. Kepala Newsroom Republika, Irwan
Ariefyanto, membahasakannya dengan Garis-Garis Besar Haluan
Nulis (GBHN).
Untuk pemula biasanya perlu
menuliskan outline, kerangka atau
GBHN mengenai apa yang akan
ditulis, ujar Irwan, saat memberikan materi pada workshop Menulis
Artikel Ilmiah Populer dalam
Republika Ramadhan Fair 2011, di
Masjid At Tin, Jakarta, Selasa (2/8).
Hanya sebelum masuk ke
GBHN, pria berkacamata itu
menekankan perlunya ide agar
tulisan menjadi menarik. Bagi
Irwan, ide bisa datang dari mana
saja. Entah dari seminar, pengamatan terhadap keadaan
masyarakat melalui pemberitaan di

media, hingga obrolan ringan


bersama para murid. Jika tulisan
ingin dipublikasikan di media
massa, Irwan mengungkapkan ide
harus up to date dengan pemberitaan yang sedang ramai. Tentu saja
tidak perlu yang berat-berat.
Irwan memberi contoh tentang
perbincangan antara buronan Komisi Pemberantasan Korupsi, M
Nazaruddin, dan aktivis sosial media, Iwan Piliang, di internet yang
menjadi topik utama di media massa
baru-baru ini. Menurut dia, seorang
penulis dapat memilih topik ringan
yang lepas dari kasus korupsi Nazaruddin, namun berkaitan. Seperti
pembahasan soal skype yang digunakan Nazaruddin untuk berkomunikasi, misalnya, kata Irwan.
Menurut Irwan, GBHN terdiri
atas pendahuluan, uraian masalah,

Ide-ide guru bisa


disebarluaskan
kepada komunitas
guru dan masyarakat
lainnya.
Rasuddin
Peserta Pelatihan Menulis

IMAM BUDI UTOMO/REPUBLIKA

analisis masalah, solusi atau alternatif pemecahan masalah. Irwan


menjelaskan, GBHN akan sangat
membantu agar tulisan kita sistematis. Sistematika akan memudahkan pembaca untuk memahami ideide yang kita tulis. Bagi penulis, sistematika juga akan memperlancar
aliran ide yang hendak ditulisnya.
Irwan menjelaskan, menyusun
pendahuluan dalam artikel ilmiah
populer dapat menggunakan beberapa teknik. Bisa kejadian atau isu
paling aktual saat ini atau berupa
pernyataan seorang pejabat atau
tokoh yang barangkali menarik
untuk dikaji lebih dalam esensi dan
implikasinya. Yang penting, pendahuluan harus mampu menarik
minat pembaca untuk membaca
lebih lanjut, katanya menegaskan.
Setelah pendahuluan, ujar Irwan,
penulis dapat langsung menukik
pada inti masalah sekaligus analisis
masalahnya. Penulis, lanjutnya, bisa memilih apakah artikel yang dibuat hanya bersifat informatif, menyajikan suatu alternatif pikiran,
solusi, atau hanya menggugah
aspek kepedulian pembaca. Hanya,
Irwan memberi catatan bahwa
pemahaman mengenai berbagai
aspek dari masalah yang ditulis
menjadi syarat mutlak. Untuk itu,
peranan data, teori, fakta, atau
bahkan intuisi sangat dibutuhkan.
Terakhir, yakni editing. Irwan
menjelaskan tidak jarang tulisan
yang menarik dan bagus dari sisi
ilmiah tidak dapat dimuat redaksi.
Penggunaan bahasa ilmiah yang
populer, ujarnya, menjadi masalah.
Seorang guru dari SMA Bina
Bangsa Sejahtera, Bogor, Rita
Wulansari, menjadikan Republika
Ramadhan Fair sebagai tema
tulisan. Tema ini dipilih Rita karena
sedang dialaminya. Ini yang dekat
saja. Kan sekarang sedang ikutan
festivalnya, ujar Rita.
Rita mengaku mendapatkan
manfaat yang besar dari pelatihan
ini. Menurutnya, sekarang dia
menjadi tahu bagaimana caranya
agar membuat artikel yang tidak
hanya dikonsumsi pribadi, tetapi
dapat dibaca orang banyak.
Peserta lainnya, Rasuddin, mengungkapkan pelatihan menulis sangat dibutuhkan guru. Pasalnya,
materi pelajaran dan soal-soal pun
dibuat dengan cara menulis. Selain
itu, ide-ide guru bisa disebarluaskan kepada komunitas guru dan
masyarakat. n ed darmawan sepriyossa

l Masjid Pondok Indah

AMIN MADANI/REPUBLIKA

ika kemacetan petang hari memaksa Anda terpacak di sekitar Jalan Sultan Iskandar Muda,
mampirlah ke Masjid Raya Pondok Indah.
Berbukalah di sana. Selain ada takjil yang disiapkan pihak masjid, juga ada bazar jajanan buka puasa.
Menurut Ketua Masjid Raya Pondok Indah, Ustaz
Fatah, jajanan buka puasa sudah digelar sejak pukul
16.00. Ini memang menjadi acara tahunan Ramadhan
di masjid ini, ujar Fatah.
Bazar jajanan buka puasa itu bertempat di lapangan
parkir masjid. Ada sekitar 60 pedagang. Kami terbuka
apabila ada pedagang baru. Berdagang di sini juga
gratis, kami tak memungut bayaran, ujar dia.
Namun bazar itu tidak sepanjang Ramadhan.
Hanya pada 1 hingga 20 Ramadhan, ujar Fatah. Setelah itu masjid akan mengadakan acara lain, Bazar
Iktikaf. Masjid sendiri sebenarnya juga telah menyiapkan makanan gratis untuk takjil para jamaah yang akan
berbuka disana. Namun, menurutnya apabila ada jamaah lain yang tertarik mencicipi jajanan buka puasa
yang berbeda, bisa membelinya di tempat bazar.
Untuk menikmati makanan berbuka puasa ini, pihak
masjid pun telah menyediakan tempat khusus, yaitu di
lantai bawah. Ini bukanlah lantai yang digunakan untuk
shalat sehingga pihak masjid mengizinkan jamaah
makan dan minum, bahkan tidur-tiduran di sana.
Posisi Masjid Raya Pondok Indah yang berada persis
di pinggir jalan raya besar, membuat banyak orang
mampir. Namun, karena posisinya tak jauh dari Pondok
Indah Mal, menurut Fatah, banyak orang juga yang lebih
tertarik buka puasa di mal.
Mungkin wajar, paling tidak mengingat daya tarik mal
yang tentu saja lebih besar dibanding masjid. Persoalannya, ini Ramadhan, bulan tempat segala kebaikan dan bonus dijanjikan Allah SWT. Karena itu,
kami selalu mencoba menawarkan berbagai kemudahan yang semoga bisa menarik minat jamaah untuk
memakmurkan masjid ini, kata Fatah.
Ada lagi yang menjadi kebanggaan Masjid Raya Pondok Indah. Fatah menjanjikan jamaah bisa menikmati
suasana tarawih yang berbeda dengan tempat lain. Di
sini, Anda bisa merasakan shalat tarawih seperti di
Masjidil Haram. Bahkan kata dia, beberapa jamaah
merasa seperti tengah berumroh.
Suasana apa yang membuat begitu? Karena lagu
dan bacaan imamnya, jawab Fatah. Imam tarawih di
Masjid Pondok Indah kebanyakan memang merupakan
para alumni Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran dan para
hafiz. Tidak hanya menguasai ilmu tajwid, rata-rata
mereka juga lancar berbahasa Arab. Tentu akan
berbeda manakala imam mengucapkan kata-kata dari
surah yang ia mengerti artinya, kata fatah.
Silakan datang dan merasakan tarawih seolah di
Masjid Haram. n c15 ed darmawan sepriyossa

Anda mungkin juga menyukai