Lenny Friska Y
(14020090)
(14020084)
Dosen
:Wulan S.,ST,M.T
Asisten
Group
: 2K4
Tanggal praktikum
: 17 Maret 2016
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2015
BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme proses merserisasi dan kostisasi pada bahan atau
serat tekstil ( selulosa dan campurannya ).
B. TUJUAN
1. Membandingkan mekanisme proses merserisasi dan proses kostisasi pada kain kapas.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses merserisasi dan kostisasi
pada kain kapas.
3. Menguasai cara proses merserisasi dan kostisasi.
4. Menganalisa dan mengevaluasi serta membandingkan hasil proses merserisasi dan
kostisasi pada kain kapas.
BAB II
TEORI DASAR
kostisasi adalah karena bahan tidak mengalami peregangan maka tidak terjadi peningkatan
kilau bahan namun bahan menjadi elastis.
1 buah termometer
Es batu
Mistar
STK
D
bdp
sn
yud
me
d3md
ap
amm
k
Proses Kostisasi
a ai i a bn i np id l k a a d a i i nrc k e u a n c i nd i
la k u k a
aea hnn aag d nsa i , pn e r a s
a ir
akei n unn e rgg t a ar n a n l k a n
v e a n l ug a s i
0lie ibe r nc un mg tg au xg nh 3 u k 0 n c a k
a d a
n e sn i g n g p u a n d a d k
a in
C H
a m
a n
ea r n
C. RESEP
Proses Kostisasi
NaOH 20o Be
Pembasah
= 1-2 ml / L
Suhu
= 15o C
Waktu
= 75 90 dan 105
CH3COOH 95%
D. FUNGSI ZAT
NaOH
Zat Pembasah
cepat pada bahan, memudahkan bahan terbasahi dan larutan kostik masuk berpenetrasi ke
dalam celah antar sel
CH3COOH
E. PERHITUNGAN RESEP
1. Resep pencelupan
BbxVlot
: 5,2x20 = 104
Zw
:1/100x5,2x100=5,2 gram
Na2CO3
: 30x104/1000
NaCl
: 10x104/1000 + 0,104
Pembasah : 1x104/1000=0,104
Air : 104-0,104 = 103,896
2. Resep pencucian
Teepol
: 1x104/1000 = 0,104
Na2CO3 : 1x104/1000=0,104
Air
: 104-(0,104+0,104)=103,792
F. SKEMA PROSES
Kostisasi
6.
7.
8.
9.
detik.
Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas.
Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH.
Mencuci bersih kain tersebut dengan air dingin sampai kain tidak terasa licin.
Mengeringkan kain dan mengevaluasi kain tersebut dengan uji daya serap dan
perhitungan mengkeret lusi dan pakan.
Mengkeret Kain
Panjang Kain awal Pakan x Lusi = 30 x 30
1. Waktu 75 =
Lusi
2. Waktu 90 =
Lusi
3. Waktu 105=
Lusi
Uji Tarik
1. Waktu 75 =
a) M
: 4,5
B
b) M
B
c) M
B
: 16
: 5,5
: 16,5
: 4,9
: 13
2. Waktu 90 =
a) M : 4,3
B : 13,5
b) M
B
c) M
B
:
:
:
:
4,6
16
4,5
17
3. Waktu 105=
a) M : 4,3
B : 13
b) M
B
c) M
B
:
:
:
:
5,1
12
5
14,5
5. Daya serap
Waktu 105 daya serapnya 1
Waktu 90 daya serapnya 3
Waktu 75 daya serapnya 4
V. DISKUSI
Tujuan dari dilakukannya proses kostisasi adalah membuat kain lebih elastis
tanpa adanya penarikan pada serat selulosa. Waktu proses kostisasi bervariasi
bergantung dari konstruksi dan kondisi benang atau kain dan jenis mesin yang
digunakan. Dari hasil praktikum kelompok kami didapat hasil yang berbeda
dari setiap variasi waktu yang diberikan, yaitu 105 90 dan 75. Adapun halhal yang mempengaruhi hasil merserisasi pada praktikum adalah sebagai
berikut:
a. Daya Serap
Dari hasil praktikum memberikan hasil bahwa kain yang telah diproses
kostisasi daya serapnya akan bertambah.Hal itu dibuktikan oleh lebih
tingginya nilai ketuaan warna. Kami melakukan pengujian warna secara visual
oleh beberapa pengamat, dengan dilakukannya proses kostisasi pada serat
selulosa akan memodifikasi struktur selulosa tersebut, ini terjadi berkat
afinitasnya yang tinggi alkali tidak hanya mampu berpenetrasi kedalam
bagian amorf tapi juga kebagian kristalin selulosa, sehingga terjadinya
perubahan struktur Kristal selulosa dari selulosa I menjadi selulosa II, tanda
perubahan penggembungan berhenti mencapai maksimum pada konsentrasi
15-16%.
Dengan
terjadinya
perubahan
struktur
serat
mengakibatkan
kereaktifannya
terhadap
pereaksi-pereaksi
kimia
(kecuali
pereaksi
anhidrat) pun bertambah besar, Moisture regain, imbibisi air, warna serta laju
hidrolisa dan oksidasi semuanya meningkat. Terbukti dari hasil penyerapan zat
warna pada kain dengan menilai kerataan warnanya dan kepekatan warnanya
kain dengan waktu lebih lama (waktu 105) dengan tanpa melampau jauh
dari suhu optimalnya menghasilkan kepekatan dan kerataan warna yang
cukup baik dibandingkan dengan kain yang memilki variasi waktu 75 dan 90
(suhu optimal). peningkatan tersebut disebabkan oleh bertambah banyaknya
gugus hidroksil yang dapat berikatan akibat makin terbukanya struktur Kristal
selulosa oleh penggembungan. Tapi karena dengan tidak dilakukannya
tegangan akan menurunkan kristalinitas sedikit lebih tinggi daripada yang
dikerjakan dengan tegangan, ini terjadi karena adanya disorientasi rantai