memiliki satu variabel bebas dan pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
satu. Oleh karena itu, fungsi ini sering disebut sebagai fungsi berderajat
satu.
A. Bentuk umum
Apabila kita menyatakan bahwa y merupakan suatu fungsi linier dari x,
maka grafik dari fungsi tersebut merupakan suatu garis lurus, sehingga
kita dapat gunakan bentuk slope-intercept dari persamaan garis untuk
menuliskan fungsi umumnya, yaitu:
b, mempunyai nilai y2 < y1 dan x2 < x1, oleh karena itu nilai m <
0. Slope dari garis L adalah negatif.
misal diketahui titik A (4,6) dan titik B (6,8), maka persamaan liniernya
adalah:
Misal diketahui nilai slope dan intercep dari suatu garis y = f(x) adalah 1
dan 2, maka persamaan liniernya adalah y = x + 2.
4. Metode Dua Penggal Garis
Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila diketahui penggal
garis pada masing-masing sumbu, yaitu penggal pada sumbu vertikal
(ketika x = 0) dan penggal pada sumbu horisontal ( ketika y = 0), maka
persamaan liniernya adalah :
Keterangan:
1. Berimpit, dua buah garis akan berimpit apabila persamaan garis
yang satu merupakan kelipatan dari (proporsional terhadap)
persamaan garis yang lain. y1 = mx1+ b1 akan berimpit dengan y2
= mx2+ b2 , jika y1 = ny2 ; a1 = na2 ; b1 = nb2.
2. Sejajar, dua buah garis akan sejajar apabila kemiringan garis yang
satu sama dengan kemiringan garis yang lain (m1 = m2).
3. Berpotongan, dua buah garis akan berpotongan apabila kemiringan
garis yang satu tidak sama dengan kemiringan garis yang lain (m1
m2).
4. Tegak lurus, dua garis akan saling tegak lurus apabila kemiringan
garis yang satu merupakan kebalikan dari kemiringan garis yang
lain dengan tanda yang berlawanan (m1 = 1/m2). Atau nilai
perkalian kemiringannya menghasilkan nilai 1 (m1 x m2 = -1).
Referensi:
Ayres, F. and Mendelson, E., Schaums Outline of Theory and Problems of
Differential and Integral Calculus, 3rd ed., The McGraw-Hill Companies
Inc., New York.