BAB IIIm
BAB IIIm
pusat
pelayanan
terpadu
Membangun
Nurani
dan
Anti
PEREMPUAN),
Kekerasan
yang
Terhadap
dihadiri
oleh
Perempuan
perwakilan
(KOMNAS
dari
unsur
terpadu
penghapusan
oleh
Pemerintah
Kota
Semarang
dengan
2005
tentang
Pembentukan
Tim
Pelayanan
Terpadu
kekerasan
menjalankan
beranggotakan
Pemerintah
32
kota
mandat
instansi
Semarang,
dan
tersebut,
lembaga
Rumah
Sakit
PPT
baik
SERUNI
dari
Umum
SKPD
Daerah,
dan
penghapusan
kasus
kekerasan
terhadap
1 PPT SERUNI, Laporan Tahunan Kinerja PPT SERUNI dalam Penanganan Kasus
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kota Semarang, 2014.
2
untuk
meningkatkan
kepedulian
terhadap
agar
terpenuhinya
hak-haknya
atas
layanan
Penaseh
at
Penanggung
Jawab
Ketua
Sekretaria
t
Koordinat
or Devisi
4 Wawancara, Ibu Ninik, sebagai pendamping hukum, 2 November 2015.
Devisi
Pelayanan
medis
Devisi
Pelayanan
4
Psikologi &
Spiritual
Devisi
Pelayanan
Hukum
Devisi
Pelayanan
Sosial
kerja
kerja
Tim
Pelayanan
1) Mengeluarkan
keputusan
penting
atas
nama
divisi,
untuk
pertanggungjawaban
kegiatan
divisi
dan
menyerahkannya ke koordinator.
e. Tugas Anggota
1) Menjalankan peran penanganan korban kekerasan berbasis gender
dan trafficking sesuai fungsi kelembagaan masing-masing anggota.
2) Membuat catatan kasus yang ditangani dan melaporkannya 1 bulan
sekali kepada sekretariat.
3) Mengkoordinasikan kasus
yang
diterima
ditangani
dengan
sekretariat.
4) Merujukkan kasus kepada lembaga penyedia layanan lainnya sesuai
kebutuhan korban sesuai SOP (Standar Oprasional Pelayanan) Tim
Pelayanan Terpadu.
5) Menunjuk salah satu perwakilan tetap lembaga sebagai kontak
person dalam jaringan Pelayanan Terpadu kota Semarang.
6) Mengikuti rapat / pertemuan / kegiatan Tim Pelayanan Terpadu
7) Mensosialisasikan dan mengkoordinasikan progam kerja
Tim
dalam
peralatan/perlengkapan/sarana
penanganan
serta
trafficking
di
sekretariat
Tim
Pelayanan
Terpadu.5
5. Data Kasus Yang Ditangani PPT SERUNI
No
Tahun
1
2010
2
2011
3
2012
4
2013
5
2014
Sumber: Dokumen PPT SERUNI
korban
memiliki
latar
belakang
yang
berbeda
baik
menggunakan
beberapa
metode,
metode
tersebut
adalah:
a. Pelayanan Hotline Service 24 jam
kasus
yang
dialaminya.
SERUNI
membuka
upaya
pembelaan
terhadap
perempuan
dalam
melalui jalur nonlitigasi para korban lebih memilih jalur perdata khususnya
perceraian untuk menyelesaikan kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Bantuan atau pendampingan hukum diberikan mulai dari tingkat
kepolisian sampai ke pengadilan. Pendampingan dilakukan dalam setiap
tahapan proses hukum untuk memastikan terpenuhinya hak-hak korban.
b. Pendampingan Medis
Pelayanan medis diberikan kepada korban karena mereka mengalami
kekerasan fisik atau mengalami gangguan psikis dari dampak perkosaan,
seperti korban mengalami depresi, trauma dan tekanan psikologis lainnya.
c. Pendampingan Psikologis
Korban kekerasan dalam rumah tangga diberikan penanganan secara
psikoterapi dengan tujuan untuk membantu dalam pemulihan pasca traumatis.
Terapi pasca traumatis penting di dalam proses penyembuhan dan pemulihan
korban kekerasan dalam rumah tangga karena akan membantu perkembangan
psikis korban ke arah yang lebih baik.
d. Pendampingan ekonomi
Pendampingan ekonomi diberikan kepada korban kekerasan dalam
rumah tangga dengan tujuan meringankan beban ekonomi, caranya
memberdayakan korban dengan ikut pelatihan kerja.
e. Pendampingan Spiritual
Pendampingan spiritual diberikan kepada remaja korban perkosaan
supaya mereka mendapat ketenangan batin dan membantu
mempercepat
serta
dapat
mengambil
pilihan-pilihan
untuk
mengatasi
permasalahannya.
Sebagai
ilustrasi
kasus
penulis
memaparkan
beberapa
kasus
membuat gugatan serta memberikan informasi apa saja akibat cerai gugat
kepada korban. Akibat cerai gugat, yakni:
-
Memberi mutah
Memberi nafkah, tempat tinggal dan pakaian
Melunasi mahar yang belum lunas
Memberi biaya hadanah
Sewaktu korban menghadapi persidangan sebagai tergugat,
dalam rumah tangga. Menurut saudara Ninik selaku pendamping hukum selama
melakukan pendampingan selalu ada kendala-kendala yang dijumpai oleh
pendamping, adapun kendala-kendalanya adalah:
1. Para penegak hukum menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga dalam
hukum hanya objektif.
Penegak hukum dalam kasus perceraian yakni hakim di Pengadilan Agama.
Hakim selalu menganggap setiap kasus dengan alasan kekerasan dalam rumah
tangga baik penggugat atau tergugat sebagai korban pengadilan hanya memutuskan
perceraian. Hakim tidak memperhatikan korban yang sebagai tergugat itu apakah
menginginkan perceraian atau tidak. Jika posisi korban sebagai penggugat hakim
tidak memperhatikan apa saja kebutuhan korban selain hak hadanah, seperti
pengobatan serta hal-hal yang menimbulkan kerugian yang dialami korban.
2. Faktor ekonomi.
Apabila korban sebagai tergugat, setelah ditetapkannya putusan perceraian
oleh pengadilan suami berkewajiban memberikan mutah, nafkah idah, tempat
tinggal dan pakaian serta hadanah kepada istri yang ditalak. Karena alasan
ekonomi dan atas ketetapan pengadilan mutah dan nafkah yang diberikan oleh
pihak suami ini tidak bisa menutupi kerugian-kerugian yang dialami korban
kekerasan dalam rumah tangga .
3. Eksekusi putusan pengadilan.
Putusan pengadilan yang dapat dieksekusi ialah putusan yang sudah
mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde). Eksekusi putusan
pengadilan ini biasanya dilakukan oleh juru sita Pengadilan Agama. Di sini hanya
melakukan konseling terhadap korban dalam rangka pemulihan korban setelah
terjadinya perceraian. Pendamping juga menginformasikan apabila kewajiban
suami yang telah ditetapkan oleh pengadilan tidak dipenuhi suami, maka bekas istri
berhak mengadukannya kepada Hakim.14