Anda di halaman 1dari 14

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi se telah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicakup
dalam domain kognitif, yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Adapun kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari an tara lain
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, dan menyatakan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi terse but secara benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan.

c. Menerapkan (application)

Universitas Sumatera Utara

Menerapkan (application) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk


menggunakan materi yang t elah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya.
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang nyata.
d. Analisa (analysis)
Analisa (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
objek ke dalam komponen komponen tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitan satu sama lainnya. Kemampuan analisa ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesa (Synthesis)
Sintesa (Synthesis) menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kem ampuan untuk menyusun
formulasiformulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi (Evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian penilaian
ini didasarkan pada suatu kriteria y ang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.3. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.
Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Pendidikan

Universitas Sumatera Utara

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara


umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan m empunyai
pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya lebih rendah.
c. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun -temurun dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan
seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.
d. Fasilitas
Fasilitasfasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.
e. Penghasilan
Penghasilan tidak berpenga ruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Akan tetapi bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu
untuk menyediakan atau membeli fasilitas fasilitas sumber informasi.
f. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan s ikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2 Anatomi mata


Aqueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Setelah memasuki bilik mata
belakang, aqueous humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan, kemudian
ke perifer menuju sudut bilik mata depan (Riordan-Eva dan Whitcher, 2009).
Corpus ciliare, yang secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang,
membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm)
(Riordan-Eva dan Whitcher, 2009). Corpus ciliare dibentuk oleh musculus ciliaris
dan processus ciliares (Wibowo dan Paryana, 2009). Processus ciliares berasal
dari pars plicata. Processus ciliares ini terutama terbentuk dari kapiler dan vena
yang bermuara ke vena-vena vorticosa. Ada dua lapisan epitel siliaris : satu
lapisan tanpa pigmen sebelah dalam, yang merupakan perluasan neuroretina ke

Universitas Sumatera Utara

anterior, dan satu lapisan berpigmen di sebelah luar, yang merupakan perluasan
lapisan epitel pigmen retina. Processus ciliares dan epitel siliaris pembungku snya
berfungsi sebagai pembentuk aqueous humor (Riordan-Eva dan Whitcher, 2009).
Kanalis Schlemm merupakan lapisan endotelium tidak berpori dan lapisan
tipis jaringan ikat. Pada bagian dalam dinding kanalis terdapat vakuola -vakuola
berukuran besar, yang diduga bertanggung jawab terhadap pembentukan gradien
tekanan intra okular (Cibis et al, 2007). Aqueous humor akan dialirkan dari
kanalis Schlemm ke vena episklera untuk selanjutnya dialirkan ke vena siliaris
anterior dan vena opthalmikus superior. Selain it u, aqueous humor juga akan
dialirkan ke vena konjungtival, kemudian ke vena palpebralis dan vena angularis
yang akhirnya menuju ke vena ophtalmikus superior atau vena fasialis. Pada
akhirnya, aqueous humor akan bermuara ke sinus kavernosus (Solomon, 2002).
2.3 Fisiologi cairan mata dan tekanan intra okular
Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan
belakang. Volumenya adalah sekitar 250 L, dan kecepatan pembentukannya
yang memiliki variasi diurnal adalah 25 L/menit. Tekanan osmotiknya sedikit
lebih tinggi dibandingkan plasma. Komposisi aqueous humor serupa dengan
plasma, kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat dan laktat
yang lebih tinggi sedangkan konsentrasi protein, urea dan glukosa lebih rendah
(Riordan-Eva dan Whitcher, 2009).
Aqueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Ultra-filtrat plasma yang
dihasilkan di stroma processus ciliares dimodifikasi oleh fungsi sawar dan
processus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke bilik mata depan, aqueous
humor mengalir melalui pupil ke bilik mata depan lalu ke anyaman trabekular di
sudut bilik mata depan. Sela ma itu, terjadi pertukaran diferensial komponen komponen aqueous dengan darah di iris (Riordan-Eva dan Whitcher, 2009).
Tekanan intra okular merupakan kesatuan biologis yang menunjukkan
fluktuasi harian. Tekanan yang tepat adalah syarat untuk kelangsungan
penglihatan yang normal yang menjamin kebeningan media mata dan jarak yang

Universitas Sumatera Utara

konstan antara kornea dengan lensa dan lensa dengan retina. Homeostasis tekanan
intraokular terpelihara oleh mekanisme regulasi setempat atau sentral yang
berlangsung dengan sendiri nya (Hollwich, 1992). Tekanan intraokular ditentukan
oleh kecepatan pembentukan aqueous humor dan tahanan terhadap aliran
keluarnya mata. Tekanan mata yang normal berkisar antara 10 -22 mmHg
(Simmons et al, 2007). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi teka nan intra
okular, antara lain keseimbangan dinamis produksi dan ekskresi aqueous humor,
resistensi permeabilitas kapiler, keseimbangan tekanan osmotik, posisi tubuh
(Solomon, 2002), irama sirkadian tubuh, denyut jantung, frekuensi pernafasan,
jumlah asupan air, dan obat-obatan (Simmons et al, 2007).
2.4 Glaukoma
2.4.1. Definisi
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma (Ilyas dan
Yulianti, 2012). Glaukoma merupakan suatu kumpulan penyakit yang mempunyai
suatu karakteristik umum optik neuropati yang berhubungan dengan hilangnya
fungsi penglihatan. Walau pun kenaikan tekanan intra okular (TIO) adalah satu
dari faktor risiko primer, ada atau tidaknya faktor ini tida k merubah definisi
penyakit (American Academy of Ophthalmology, 2008 -2009).
2.4.2. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat mengarah pada kerusakan glaukoma :

Gangguan aliran darah.

Fenomena autoimun.

Degenerasi primer sel ganglion.

Usia di atas 45 tahun.

Keluarga mempunyai riwayat glaukoma.

Myopia berbakat untuk terjadi glaukoma sudut terbuka.

Hipermetropia berbakat untuk terjadi glaukoma sudut tertutup atau sempit.

Universitas Sumatera Utara

Pascabedah dengan hifema atau infeksi.

Tekanan bola mata, semakin tinggi akan semaki n berat.

Risiko kulit hitam 7 kali dibanding kulit putih (Ilyas, 2001).

2.4.3. Patofisiologi
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah apoptosis
sel ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan
inti-dalam retina serta berkurangnya akson di nervus optikus. Diskus optikus
menjadi atrofik, disertai pembesaran cawan optik.
Efek peningkatan tekanan intra okular dipengaruhi oleh perjalanan waktu
dan besar peningkatan tekanan intra okular. Pada glaukoma sudu t tertutup akut,
tekanan intra okular mencapai 60-80 mmHg, menimbulkan kerusakan iskemik
akut pada iris yang disertai edema k ornea dan kerusakan nervus optik us. Pada
glaukoma sudut terbuka primer, tekanan intra okular biasanya tidak meningkat
lebih dari 30 mmHg dan kerusakan sel ganglion terjadi setelah waktu yang lama,
sering setelah beberapa tahun. Pada glaukoma tekanan normal, sel -sel ganglion
retina mungkin rentan mengalami kerusakan akibat tekanan intra okular dalam
kisaran normal, atau mekanisme kerusakannya ya ng utama mungkin iskemia
caput nervi optici (Riordan-Eva dan Whitcher, 2009).

2.4.4. Klasifikasi
Menurut American Academy of Ophtalmology (2008-2009) glaukoma
dibagi atas:
1. Glaukoma sudut terbuka
Penyebabnya secara umum adalah sebagai suatu ketidaknormalan pada
matriks ekstraseluler trabekular meshwork dan pada sel trabekular pada daerah
jukstakanalikuler, meskipun juga ada di tempat lain.
A. Glaukoma primer sudut terbuka/ Primary open-angle glaucoma (POAG)

Universitas Sumatera Utara

Glaukoma primer sudut terbuka merupakan glaukoma tipe terbanyak dan


umumnya mengenai umur 40 tahun ke atas. POAG dikarakteristikkan sebagai
suatu yang kronik, progresif lambat, optik neuropati dengan pola kar akteristik
kerusakan saraf optik dan hilangnya lapangan pandang. POAG didiagnosa dengan
suatu kombinasi penemuan termasuk tingkat TIO, gambaran diskus optik , dan
hilangnya lapangan pandang.
B. Glaukoma dengan Tensi Normal
Penelitian memperkirakan bahwa pasien dengan tensi normal memperlihatkan
prevalensi kelainan vasospastik yang lebih tinggi seperti sakit k epala migraine
dan fenomena Raynaund, penyakit iskemik vask ular dan lain-lain dibanding
pasien dengan glaukoma tensi tinggi, penemuan ini belum tetap. Penelitian lain
mengatakan adanya defek autoregular pembuluh darah m erupakan bagian dari
glaukoma primer sudut terbuka, tanpa diserta i peninggian tekanan intra okular .
C. Glaukoma Suspek
Glaukoma suspek diartikan sebagai suatu keadaan pada orang dewasa yang
mempunyai satu dari penemuan berikut paling sedikit pada satu mata, yaitu :
-

Suatu defek nerve fiber layer atau nervus optikus perkiraan glaukoma
(perluasan cup-disc ratio, asimetris cup-disc ratio, nothing neural rim,
perdarahan diskus, ketidaknormalan lokal atau difus pada nerve fiber layer).

Ketidaknormalan lapangan pandang sesuai dengan glaukoma.

Peningkatan TIO lebih besar dari 21 mmHg.


Biasanya, jika terdapat 2 atau lebih tanda di ata s, maka dapat mendukung
diagnosa untuk POAG, khususnya bila terdapat faktor -faktor risiko lain seperti
usia lebih dari 50 tahun, riwayat keluarga glaukoma, ras hitam, dan sudu t bilik
mata terbuka pada pemeriksaan gonioskopi.

D. Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka


Bila terjadi peningkatan tekanan bola mata sebagai akibat manifestasi penyakit
lain di mata, maka glaukoma ini disebut sebagai glaukoma sekunder. Contoh
glaukoma jenis ini adalah:
-

Sindroma pseudoeksfoliasi ( Exfoliation Syndrome).

Universitas Sumatera Utara

Glaukoma pigmenter (Pigmentary Glaucoma).

Glaukoma akibat kelainan lensa.

Glaukoma akibat tumor inta okular.

Glaukoma akibat inflamasi inta okular.


Pada glaukoma pseudoeksfoliasi dijumpai endapan -endapan bahan berserat

mirip serpihan pada kapsul dan epitel lensa, pinggir pupil, epitel siliar, epitel
pigmen iris, stroma iris, pembuluh darah iris, dan jaringan subkonjungtiva. Pada
glaukoma ini, material serpihan tersebut akan mengakibatkan obstruksi
trabekulum dan mengganggu aliran aqueous humor. Glaukoma pigmenter adalah
glaukoma yang diakibatkan tertimbunnya deposit pigmen akibat degenerasi epitel
pigmen iris dan korpus siliaris.
Glaukoma akibat kelainan lensa dapat dalam berbagai bentuk yaitu fakoliti k,
fakoantigenik dan akibat partikel lensa. Glaukoma fakolitik terjadi sebagai akibat
kebocoran protein lensa pada katarak matur dan hipermatur. Kebocoran ini
disertai pada awalnya dengan rasa nyeri dan inflamasi segmen anterior. Glaukoma
fakoantigenik terjadi sebagai akibat tindakan bedah atau karena trauma yang
menyebabkan lensa pecah. Penderita akan tersensitisasi oleh protein lensanya
sendiri, dan selanjutnya terjadi reaksi inflamasi. Bila inflamasi mengenai jaringan
trabekulum maka dapat menyebabkan gl aukoma. Glaukoma akibat partikel lensa
terjadi bila partikel korteks lensa menyumbat trabekular meshwork setelah operasi
ekstraksi katarak, kapsulotomi atau trauma okuli.
2. Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup didefinisikan sebagai aposisi iris pe rifer terhadap
trabekular meshwork dan menghasilkan penurunan aliran aqueous humor melalui
sudut bilik mata.
A. Glaukoma Primer Sudut Tertutup dengan Blok Pupil Relatif
Glaukoma primer sudut ter tutup dengan blok pupil relatif ini timbul bila
terdapat hambatan gerakan aqueous humor melalui pupil karena iris kontak

Universitas Sumatera Utara

dengan lensa, lensa intraokuli, capsular remnants, anterior hyaloids, atau vitreous
space-occupying substance (udara, minyak silikon).
B. Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Timbul ketika tekanan intra okular meningkat dengan cepat sebagai akibat
bendungan yang tiba-tiba dari trabekular meshwork oleh iris.
C. Glaukoma Sudut Tertutup Subakut (intermitten)
Glaukoma sudut tertutup akut yang berulang dengan gejala lebih ringan dan
sering didahului dengan peningkatan tekanan intra okular. Gejala yang timbul
dapat hilang secara spontan, terutama pada waktu tidur - menginduksi miosis.
D. Glaukoma Sudut Tertutup Kronik
Tekanan intraokuli meningkat disebabkan bentuk ruang anterior yang
bervariasi dan menjadi tertutup secara perm anen oleh sinekia anterior. Penyakit
ini cenderung terdiagnosa pada stadium akhir, sehingga menjadi penyebab
kebutaan terbanyak di Asia Tenggara.
E. Glaukoma Sekunder Sudut Tertutup dengan Blok Pupil
Dapat disebabkan oleh fakomorfik glaukoma (disebabkan oleh lensa
membengkak/intumensasi lensa), ektopia lentis (perubahan letak lensa dari posisi
anatomisnya), blok pupil juga dapat terjadi pada mata afakia dan pseudokafia.
F. Glaukoma Sekunder Sudut Tertutup tanpa Blok Pupil
Glaukoma sekunder ini dapat terjadi oleh karena 1 dari 2 mekanisme berikut:
-

Kontraksi dari inflamasi, perdarahan, membran pembuluh darah, band,


eksudat pada sudut yang menyebabkan perifer anterior sinekia (PAS).

Perubahan tempat ke depan dari diafragma lensa -iris, sering disertai


pembengkakan dan rotasi ke depan badan siliar.
Yang termasuk glaukoma ini seperti glaukoma neovaskular,

sindrom

iridocorneal endothelial (ICE),tumor, inflamasi, aquos misdirection,dan lainlain.


G. Sindrom Iris Plateau
Gambarannya sebagai suatu konfigurasi yang tidak khas d ari sudut kamera
okuli anterior sebagai akibat dari glaukoma akut dan kronik. Glaukoma sudut

Universitas Sumatera Utara

tertutup primer dengan atau tanpa komponen blok pupil, tetapi lebih sering terjadi
blok pupil.

3. Glaukoma pada Anak


Glaukoma infantil atau kongenital primer ini tim bul pada saat lahir atau dalam
1 tahun kehidupannya. Kondisi ini disebabkan kelainan perkembangan sudut bilik
depan yang menghambat aliran aqueous humor.
Patofisiologi terjadinya ada dua, yang pertama bahwa ketidaknormalan
membran atau sel pada trabekular meshwork adalah mekanisme patologik primer,
yang kedua adalah anomali segmen anterior luas, termasuk insersi abnormal
muskulus siliaris.
A. Glaukoma kongenital primer
Glaukoma primer yang dijumpai pada saat baru lahir hingga usia 1 tahun.
B. Glaukoma disertai dengan kelainan kongenital
Disertai dengan penyakit mata (misal dysgenesis segmen anterior,anridia) dan
juga dengan penyakit sistemik (misal rubella,sindrom Lowe).
C. Glaukoma Sekunder pada bayi dan anak
Misalnya glaukoma sekunder akibat retino blastoma atau trauma.

2.4.5. Diagnosis
Setiap orang perlu melakukan pemeriksaan matanya secara teratur. Apabila
seseorang mengetahui mempunyai faktor risiko untuk terserang glaukoma maka
seseorang tersebut memerlukan pemeriksaan yang lebih sering. Pemeriksaan mata
pada umumnya sebaiknya dilakukan setiap 3 -5 tahun sekali, namun bila usia telah
mencapai lebih dari 40 tahun maka pemeriksaan mata dilakukan setiap 1 -2 tahun,
bila usia lebih dari 50 tahun dan mempunyai riwayat keluarga menderita
glaukoma, pernah mendapat cedera mata, memakai obat steroid maka control
mata harus lebih sering. Pemeriksaan mata dilakukan setiap tahun sangat penting
pada orang yang memiliki faktor risiko (Ilyas, 2001).

Universitas Sumatera Utara

Diagnosis pasti glaukoma baru dapat dibuat bila peninggian tekanan intra
okular telah memberikan kerusakan pada papil saraf optik. Salah satu atau semua
tanda-tanda klinik dapat ditemukan pada pemeriksaan (Ilyas et al, 2003).
Penilaian glaukoma secara klinis:
a. Penilaian diskus optikus
Diskus optikus normal memiliki cekungan di bagian te ngahnya (depresi
sentral)-cawan fisiologik-yang ukurannya tergantung pada jumlah relatif serat
penyusun nervus opticus terhadap ukuran lubang sclera yang harus dilewati oleh
serat-serat tersebut.
Pada glaukoma, mungkin terdapat pembesaran konsentrik cawan optik atau
pencekungan (cupping) superior dan inferior dan disertai pembentukan takik
(notching) fokal di tepi diskus optikus.
b. Pemeriksaan lapangan pandang
Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30 derajat
lapangan pandang bagian sentr al. Ketajaman penglihatan sentral bukan
merupakan petunjuk perkembangan penyakit yang dapat diandalkan.
c. Tonometri
Tonometri merupakan pengukuran tekanan intraokular. Rentang tekanan intra
okular normal adalah 10-21 mmHg. Apabila tekanan intra okular terus-menerus
meninggi sementara diskus optikus dan lapangan pandang normal (hipertensi
okular), pasien dapat diobservasi secara berkala sebagai tersangka glaukoma.
d. Gonioskopi
Gonioskopi merupakan metode pemeriksaan anatomi sudut bilik mata depan
dengan pembesaran binokular dan sebuah lensa-gonio khusus (Riordan-Eva dan
Whitcher, 2009).

2.4.6. Penatalaksanaan
Medikamentosa
A. Supresi pembentukan aqueous humor

Universitas Sumatera Utara

- Penyekat adrenergic-beta dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan


obat lain. Larutan timolol m aleat 0,25% dan 0,5%, betaxolol 0,25% dan 0,5%,
levobunolol 0,25% dan 0,5%, metipranolol 0,3%, serta carteolo 1% dan gel
timolol maleate 0,1%, 0,25%, dan 0,5%. Kontraindikasi utama pemakaian
obat-obat ini adalah penyakit obstruksi jalan napas kronik -terutama asma-dan
defek hantaran jantung.
- Apraclonidine (larutan 0,5% tiga kali sehari dan 1% sebelum dan sesudah
terapi laser) adalah suatu agonis adrenergic -2 yang menurunkan pembentukan
aqueous humor tanpa menimbulkan efek pada aliran keluar. Ini terutama
berguna untuk mencegah peningkatan tekanan intraok ular pascaterapi laser
segmen anterior dan dapat diberikan sebagai terapi jangka pendek pada kasus kasus yang sukar disembuhkan.
- Brimonidine (larutan 0,2% dua kali sehari) adalah suatu agonis adrenergic -
yang terutama menghambat pembentukan

aqueous humor

dan juga

meningkatkan pengaliran aqueous keluar.


- Dorzolamide hydrochloride larutan 2% dan brinzolamide 1% (dua atau tiga kali
sehari) adalah penghambat anhidrasi karbonat topik al yang terutama efektif
bila diberikan sebagai tambahan, walaupun tidak seefektif

penghambat

anhidrase karbonat sistemik.


- Penghambat anhidrase karbonat sistemik -acetazolamide adalah yang paling
banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif, yaitu dichlorphenamide dan
methazolamide-digunakan pada glaukoma kronik bila terapi topikal kuran g
memuaskan serta pada glaukoma akut dengan tekan intra okular yang sangat
tinggi dan perlu segera dikontrol.

B. Fasilitasi aliran keluar aqueous humor


- Analog prostaglandin-larutan bimatoprost 0,003%, latanoprost 0,005%, dan
travoprost 0,004%, masing -masing sekali setiap malam, dan larutan
unoprostone 0,15% dua kali sehari -meningkatkan aliran keluar aqueous
melalui uveosklera.

Universitas Sumatera Utara

- Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar aqueous humor dengan


bekerja pada anyaman trabekular melalui kontraksi otot sili aris.
- Epinephrine, 0,25%-2% diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatkan
aliran keluar aqueous humor disertai penurunan pembentukan aqueous humor.
Dipivefrin adalah suatu prodrug epinephrine yang dimetabolisme secara
intraokular menjadi bentuk aktifnya. Baik epinephrine maupun dipivefrin tidak
boleh digunakan untuk mata dengan sudut bilik mata depan yang sempit.
Kedua obat tersebut menimbulkan efek samping pada hasil bedah drainase
glaukoma sesudahnya.
C. Penurunan volume vitreus
- Obat-obat hiperosmotik mengubah darah menjadi hipertonik sehingga air
tertarik keluar dari vitreus dan menyebabkan penciutan vitreus. Selain itu juga
terjadi penurunan produksi aqueous humor.
- Glycerin (glycerol) oral, 1 ml/kg berat badan dalam suatu larutan 50% dingin
dicampur dengan jus lemon, adalah obat yang paling sering digunakan .
D. Miotik, midriatik, dan sikloplegik
Konstriksi pupil sangat pe nting dalam penatalaksanaan glau koma sudut
tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting
dalam pengobatan penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior.
Apabila penutupan sudut disebabkan oleh pergeseran lensa ke anterior,
digunakan sikloplegik (cyclopentolate dan atropine) untuk merelaksasi otot
siliaris sehingga apparatus zonular menjadi kencang dalam upaya menarik lensa
ke belakang.
Terapi Bedah dan Laser
A. Iridoplasti, iridektomi, dan irdotomi perifer
Blokade pupil pada glaukoma sudut tertutup paling baik diatasi dengan
membentuk saluran langsung antara bilik mata depan dan belakan g sehingga tidak
ada perbedaan tekanan diantara keduanya. Iridotomi perifer paling baik dilakukan
dengan laser YAG: neodymium walaupun laser argon mungkin diperlukan pada
iris berwarna gelap.

Universitas Sumatera Utara

B. Trabekuloplasti laser
Trabekuloplasti laser dapat digunakan dal am terapi awal glaukoma sudut
terbuka primer. Pada sebagian besar kasus, tekanan intraokular perlahan -lahan
akan kembali ke tingkat praterapi dalam 2 -5 tahun.
C. Bedah drainase glaukoma
-

Trabekulektomi adalah prosedur yang paling sering digunakan untuk


memintas saluran-saluran drainase normal sehingga terbentuk akses langsung
aqueous humor dari bilik mata depan ke jaringan subkonjungtiva dan orbita.

Viskokanalostomi

dan

sklerektomi

dalam

dengan

implant

kolagen

menghindarkan dilakukannya insisi ketebalan penuh ( full-thickness) ke dalam


mata. Penurunan tekanan intra

okular yang dihasilkan tidak sebaik

trabekulektomi, tetapi komplikasi yang timbul mungkin lebih sedikit.


-

Goniotomi dan trabekulektomi adalah teknik -teknik yang bermanfaat untuk


mengobati glaukoma kongenital primer, yang tampaknya terdapat sumbatan
drainase aqueous humor dibagian dalam anyaman trabekular (Riordan-Eva
dan Whitcher, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai