Anda di halaman 1dari 20

EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM

Diajukan sebagai tugas presentasi pada mata kuliah Sistem Teknologi Informasi

Oleh
AGUS KUSUMA PUTRA

D1042131039

JULIA FITRIANA

D1042131033

RITA WAHYUNI

D1042131020

YUNITA WULANDARI

D1042131016

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan slalu pada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah tentang Executive Information System atau EIS ini, disusun untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Sistem Teknologi Informasi di semester 3.
Dalam penyusunan makalah ini, sebisa dan sedapat mungkin kami menyelesaikannya
dengan beberapa sumber dan media yang gunakan. Alhamdulillah makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Dengan ini penyusun ucapkan terimakasih kepada dosen
pengajar DEDY ARSHADI, ST. Dan

anggota kelompok yang telah membantu dalam

pembuatan makalah ini,


Dalam makalah ini mungkin terdapat kekurangan yang tidak sengaja kami
melakukannya. Oleh karena itu kami mohon maklum dan meminta saran dan kritiknya untuk
hasil yang lebih baik lagi. Terimakasih

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
Latar Belakang................................................................................................ 1
Rumusan Masalah........................................................................................... 3
Tujuan Penulisan............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4
Pengertian EIS ( Executive Information System )........................................... 4
Sejarah EIS ( Executive Information System )................................................ 7
Komponen EIS ( Executive Information System ).......................................... 8
Konsep Dasar EIS ( Executive Information System )..................................... 10
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan EIS ....................................................... 11
Kelebihan dan Kekurangan EIS ..................................................................... 12
Contoh beserta alasan penggunaan EIS pada suatu perusahaan ..................... 13
Keuntungan dan Kerugian............................................................................... 16
BAB III PENUTUP..................................................................................... 17
Kesimpulan..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
EIS merupakan sistem informasi yang berbasis komputer dengan para eksekutif
ataupun manager sebagai end-user penggunanya. EIS terintegrasi dengan data dari
external ataupun data internal yang dibutuhkan oleh manajemen. EIS difokuskan untuk
membantu

para

eksekutif

untuk

memilih

informasi

secara

cepat

untuk

mengidentifikasikan masalah dan mengambil kesempatan berdasarkan informasi yang


telah dihasilkan.
EIS memiliki keunikan dalam pengembangannya, dikarenakan EIS berdiri dari begitu
banyak data sumber maupun berdiri dari beberapa Sistem Informasi yang sudah ada dan
berjalan di dalam organisasi.
Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) atau EIS merupakan
suatu sistem yang khusus dirancang bagi manager pada tingkat perencanaan strategis.
EIS adalah penyediaan informasi ke manajer senior. Dalam konteksnya, komputer
diasumsikan terlibat dalam memperoleh dan mengatur informasi (klarifikasi, analisis
dan menyediakan alternatif keputusan). Data berbentuk rekaman dalam jumlah besar
tidak cocok digunakan secara langsung. Dapat juga menjadi tidak berguna akibat terlalu
padat, kurang lengkap atau tidak siap diakses. EIS digunakan oleh satu atau lebih
manajer senior.Meskipun aturan dan tanggung jawabnya berbeda, mereka bekerjasama
dalammerumuskan, menjalankan, dan melacak strategi. Mereka tidak peduli dengan
transaksi harian yang detil, tapi peduli dengan gejala tren transakasi atau permasalahan
yang muncul. Manajer senior kadang peduli dengan hubungan antar personal di
lingkungan bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
1.) Apa Pengertian System Informasi Eksekutif itu ?

2.) Bagaimana Sejarah Sistem Informasi Eksekutif itu ?


3. ) Apa saja Kelebihan dan Kekurangan dar Sistem Informasi Eksekutif (SIE) ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembangunan aplikasi Executive Information System (EIS) adalah untuk
membantu para manager atau para eksekutif dalam mempelajari tentang sebuah
organisasi, bagaimana proses-proses bekerja, interaksi antara lingkungan luar dengan
lingkukangan dalam suatu organisasi dan pendukung dalam pengambilan keputusan
berdasarkan data yang akurat.
Secara global, EIS merupakan sistem yang digunakan oleh top level management
sehingga para penggunanya dapat memperoleh informasi yang telah ada di sistem
konvensional dan informasi yang di dapatkan merupakan informasi hasil dari sistem
yang dikastemisasi sesuai dengan kebutuhan output informasi tersebut. EIS
membutuhkan kastemisasi dikarenakan data input yang diperlukan untuk menghasilkan
output yang dibutuhkan oleh top level management merupakan informasi yang telah
diolah sebelumnya sehingga menghasilkan informasi yang dapat dianalisa baik secara
rentang waktu dan juga secara global.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian EIS ( Executive Information System )
Istilah Eksekutif memang diterangkan secara bebas, Eksekutif sering dikaitkan
dengan perencanaan dan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan perusahaan.
Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada sistem informasi fungsional,
manajer puncak akan menerima semua informasi dari subsistem - subistem fungsional

dan para eksekutif harus menyarikan dan mensintesiskan data menjadi suatu bentuk yang
berarti bagi mereka. Sistem informasi eksekutif membebaskan eksekutif dari tugas
tersebut. Berikut ini beberapa pandangan tentang apa yang harus dilakukan oleh
Eksekutif :
Menurut Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi-fungsi manajemen yang sama:
merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staff, mengarahkan dan mengendalikan.
Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat eksekutif, sedangkan fungsi-fungsi lain oleh
tingkat yang lebih rendah.
Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran, tetapi
orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah negotiator.
Salah satu contoh, seorang manajer puncak berunding dalam menggabungkan usaha
(merger), dan manajer tingkat bawah/rendah berunding tentang tanggal penerimaan
dengan pemasok.
Agenda dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para eksekutif
mengatasi tantangan pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap: (a) menetapkan agenda tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang, mencegah, dan jangka pendek); (b)
membangun jaringan kerjasama diantara orang-orang yang harus menyelesaikan agenda
tersebut; (c) menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota
jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.
Sistem informasi eksekutif juga disebut sebagai sistem pendukung eksekutif. Sistem ini
merupakan sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi eksekutif
dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengindentifikasi
masalah. Pemakai yang awam dengan komputer pun tidak sulit mengoperasikannya
karena sistem dilengkapi antarmuka yang sangat memudahkan pemakai untuk
menggunakannya.Sistem Informasi Eksekutif dirancang untuk membantu eksekutif
mencari informasi yang diperlukan pada saat mereka membutuhkannya dan dalam

bentuk apapun yang paling bermanfaat [ Pengenalan Sistem Informasi, Raymond


Mcleod, Jr. ]. Menggunakan EIS, seorang eksekutif dapat melakukan pengidentifikasian
isu-isu strategis dan pengeksplorasian informasi untuk menemukan akar permasalahan
dari isu-isu tersebut (Kelly, 1994 : 1). Tugas SIE adalah mendokumentasikan seluruh
informasi yang ada, sehingga informasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai basis
informasi dan dapat diakses kapan pun dan dimana pun, maka diputuskan untuk
membuat suatu sistem informasi eksekutif berbasis web dengan nama sistem informasi
eksekutif yang diharapkan mempunyai fitur-fitur untuk menangani permintaan data dari
para jajaran. Sistem Informasi Eksekutif merupakan implementasi Sistem Informasi
Organisasi, yang dapat dibagi menjadi subsitem berdasarkan cara pengelompokan
pemakai didalam organisasi [Sistem Informasi Manajemen, Raymond Mcleod, Jr.].
Menggunakan EIS, seorang eksekutif dapat melakukan pengidentifikasian isu-isu
strategis dan pengeksplorasian informasi untuk menemukan akar permasalahan dari isuisu tersebut (Kelly, 1994 : 1).
Berikut adalah karakteristik yang membedakan EIS dengan sistem informasi pada
umumnya (Turban, 1995: 409).
Drill-down
Drill-down adalah salah satu fasilitas yang sangat berguna dalam EIS. Dengan
fasilitas ini, eksekutif dapat mengakses informasi secara hierarkis, mulai dari yang
bersifat umum atau global kemudian dipecah hingga ke level yang lebih detail dan
sebaliknya (roll-up). Informasi yang diberikan berupa grafik maupun tabel. Dengan
memperoleh detail dari suatu informasi, eksekutif dapat melakukan analisis secara lebih
akurat dan tepat sasaran. Untuk mendukung fasilitas ini dapat digunakan arsitekturdata
warehouse (Inmon, 2002: 254).

Critical Success Factors

Tiap eksekutif memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. Oleh karena itu EIS harus
dibangun secara spesifik agar dapat memenuhi kebutuhan informasi eksekutif. Begitu
pula dengan suatu organisasi. Tiap organisasi mempunyai tujuan atau program yang juga
berbeda-beda. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan yang disebut dengan Critical Success Factors (CSF) (Turban, 1995:
411).

Status Access
EIS menyediakan akses cepat terhadap timely information. Setiap data atau laporan
terbaru dapat diakses secara langsung melalui jaringan. Dengan begitu eksekutif dapat
mengetahui status atau kedudukan organisasinya. Proses pengaksesan status ini mungkin
terjadi setiap hari maupun setiap jam, bahkan memungkinkan pelaporan secara realtime(Inmon, 2002: 256).

Exception Reporting
EIS memiliki fitur untuk melakukan pelaporan terhadap aktifitas-aktifitas organisasi
baik secara rutin maupun spontan. EIS harus dapat membantu eksekutif menganalisis
perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja aktual. EIS didesain agar
dapat mengatasi situasi dengan ketidakpastian seperti rapid-changing environment atau
situasi lingkungan organisasi yang berubah-ubah baik dari struktur keanggotaan maupun
fokus organisasi (Inmon, 2002: 256).

Navigation of Information
Fasilitas ini memungkinkan eksekutif untuk dapat mengeksplor sejumlah besar data
secara mudah dan cepat. EIS digunakan secara langsung oleh seorang eksekutif tanpa

bantuan perantara (asisten), oleh karena itu tampilan EIS harus bersifat userfriendly (Turban, 1995: 410) serta didukung oleh penyajian data dengan jangkauan
internal dan eksternal yang bersifat luas.
EIS meningkatkan kualitas manajemen dalam suatu organisasi melalui jenis teknologi
dan teknik yang baru untuk menyaring, mentransformasi, memproses, dan melaporkan
data dengan tujuan menyediakan informasi strategis. Untuk mendukung fitur-fitur pada
EIS digunakan konsep data warehouse sebagai dasarnya.
2.2 Sejarah EIS ( Executive Information System )
Secara umum, sistem informasi eksekutif dikembangkan seperti mainframe program
berbasis komputer. Tujuannya adalah untuk melindungi sekumpulan data dan untuk
menyediakan kinerja penjualan atau statistik riset pemasaran untuk membuat keputusan,
seperti halnya petugas keuangan, direktur pemasaran, dan petugas eksekutif pemimpin.
Obyektif adalah untuk mengembangkan aplikasi komputer itu akan menyoroti keterangan
untuk memuaskan eksekutif senior kebutuhan. Secara khas, sebuah EIS menyediakan data
hanya perlu untuk mendukung keputusan level eksekutif dari pada data bagi seluruh
perusahaan.Hari ini, aplikasi dari EIS tidak hanya pada hirarki perusahaan, tetapi juga di
komputer pribadi pada satu daerah jaringan lokal.
EIS sekarang seberangi platform perangkat keras komputer dan mengintegrasikan
keterangan menyimpan pada mainframe, mesin komputer pribadi, dan minicomputers.
Sebagai beberapa perusahaan jasa klien mengadopsi sistem informasi perusahaan yang
terakhir, karyawan dapat mempergunakan komputer pribadi mereka untuk memperoleh
akses ke datan perusahaan dan memutuskan data yang adalah relevan untuk pembuatan
keputusan mereka. Perbuatan pengaturan ini semua, pengguna mampu untuk
menyesuaikan akses mereka ke perusahaan sesuai data dan menyediakan keterangan
relevan terhadap keduanya bagian atas dan tingkat yang lebih rendah di perusahaan.
2.3 Komponen EIS ( Executive Information System )
Secara umum komponen dari EIS dapat tergolong seperti :

Hardware (Perangkat Keras)


Ketika membicarakan tentang perangkat keras untuk satu lingkungan EIS, kita harus
memfokuskan pada perangkat keras yang dibutuhkan pertemuan eksekutif. Eksekutif
harus diletakkan yang pertama dan kebuthan eksekutif harus didefinisikan sebelum
perangkat keras dapat terpilih. Perangkat keras komputer dasar diperlukan untuk suatu
EIS meliputi empat komponen:
- Input Device / alat masukan : Alat ini mengijinkan eksekutif untuk memasuki,
verifikasi, dan perbaharui data dengan seketika.
- Central Processing Unit : Adalah pusat komponen karena ini dapat mengontrol
komponen mesin komputer yang lain.
- File Penyimpanan Data : Eksekutif dapat mempergunakan ini secara terpisah untuk
menyimpan keterangan bisnis, dan bagian ini juga dapat membantu eksekutif mencari
keterangan informasi bisnis historis dengan mudah.
- Output Device / alat keluaran : Eksekutif dapat menggunkan alat ini untuk membaca
rekaman visual dan sistem ini memerlukan dukungan dan hardware komputer yang
tidak begitu mahal. Alat ini juga dapat meningkatkan akses dari keterangan EIS untuk
banyak pengguna yang lain dengan suatu perusahaan.
Software (Perangkat Lunak)
Memilih perangkat lunak penting untuk mendesain satu EIS yang efektif. Oleh sebab
itu, komponen perangkat lunak dan bagaimana cara mengintegrasikan data ke dalam
suatu sistem sangatlah penting. Perangkat lunak dasar yang diperlukan untuk satu EIS
meliputi empat komponen:
Teks yang mendasari perangkat lunak. Bentuk paling umum dari teks dapat di

dokumentasikan.
Database : Database heterogen bercokol pada satu jangkauan spesifik Vendor dan

platform komputer membuka akses eksekutif bagi Eksekutif.


Dasar grafis : Grafis dapat mengarahkan volume dari teks dan statistik ke dalam
keterangan visual untuk Eksekutif. Jenis grafis yang khas adalah: bagan gugus
berkala, diagram, peta, grafis gerak, bagan urutan, dan perbandingan mengorientasi

graf (bagan balok).


Dasar model : EIS memodelkan data yang mengandung data statistik rutin dan
khusus, keuangan, dan analisa kuantitatif lain.

2.4 Konsep Dasar EIS ( Executive Information System )


Para eksekutif membangun EIS atas dasar konsep-konsep manajemen. Ada 3 konsep
yang perlu dibahas, yaitu: faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors),
management by exception, dan model mental. Dengan Penjelasan sebagai berikut :

Faktor Penentu Keberhasilan (Critical Success Factor)


Adalah hal-hal (factor) yang menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis
kegiatan organisasi. Factor-faktor ini dalam setiap perusahaaan berbeda-beda
tergantung dari kegiatan yang dilakukan. Tahun 1961 D. Donald Daniel dari
McKinsey & Company menciptakan faktor-faktor keberhasilan. Faktor-faktor ini
bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Untuk industri kendaraan
bermotor, CSF (critical success factors) yang diyakini adalah model, jaringan dealer
yang efisien, dan pengendalian biaya manufaktur yang efisien. Sebagai contoh
misalnya sebagai berikut CSF dari industri asuransi jiwa adalah pengembangan
personil manajemen agen, pengendalian personil administratif, dan inovasi

menciptakan produk-produk asuransi.


Management by Exception (MBE)
Perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja actual. Sehingga
informasi dapat langsung didapat dan digunakan untuk menyelesaikan setiap
permasalahan seperti perangkat lunak EIS yang dapat mengidentifikasi perkecualian-

perkecualian secara otomatis dan membuatnya diperhatikan oleh eksekutif.


Model Mental
Peran utama EIS adalah membuat sintesis, atau menyarikan data dan informasi

bervolume besar untuk meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini disebut


pemampatan informasi (information compression) dan menghasilkan suatu gambaran
atau model mental dari operasi perusahaan.

Tahun 1973, P.N. Johnson Lavid menciptakan istilah model mental, yakni
memungkinkan perorangan untuk membuat penilaian dan perkiraan, untuk
memahami fenomena, untuk memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk

mengendalikan pelaksanaannya dan di atas semuanya untuk mengalami kejadian


melalui pengganti (proxy).

2.5 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan EIS


Rockart dan Delong mengidentifikasikan ada 8 faktor sebagai penentu keberhasilan EIS,
yaitu:
1.) Sponsor eksekutif yang mengerti dan berkomitmen, harus berfungsi sebagai sponsor
yg mendorong penerapan EIS.
2.) Sponsor operasi yaitu sabagai pengganti atau wakil dari sponsor eksekutif yang
bekerjasama dengan eksekutif pemakai dan spesialis informasi untuk memastikan
pekerjaan itu terlaksana.
3.) Staff jasa yang tidak sesuai yaitu tidak hanya mengerti teknologi informasi tetapi juga
memahami bagaimana eksekutif menggunakan sistem itu.
4.) Teknologi informasi yang sesuai yaitu hardware dan software tidak lebih dan juga
tidak kurang.
5.) Manajemen data, yaitu data harus selalu mutakhir dengan mengidentifikasi tanggal
dan jam dimasukkan dalam sistem. Juga perlu analisis memalui drill down.
6.) Kaitan yang jelas dengan tujuan bisnis, yaitu EIS harus berhasil memecahkan
masalah-masalah spesifik/untuk memenuhi kebutuhan yang dapat ditangani teknologi
informasi.
7.) Manajemen atas penolakan organisasi.
8.) Manajemen atas penyebaran dan evolusi sistem yaitu jika manajemen tingakat atas
mulai menerima informasi dari EIS, maka manajer tingkat bawah juga akan menerima
output yang sama.
2.6 Kelebihan dan Kekurangan EIS

Semua sistem memliki kekurangan dan kelebihan. Akan tetapi, itu semua tergantung
dari penggunaan dan pengguna. SIE pun juga memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri.
Berikut Kelebihan Sistem Informasi Eksekutif (SIE) tersebut:

Mempermudah para eksekutif untuk menggunakan pengalamannya dalam dunia


komputer.

Menyediakan pengiriman tepat waktu dari keterangan rangkuman perusahaan.

Keterangan yang disediakan semakin mudah dimengerti.

Biasanya menawarkan efisiensi untuk membuat keputusan.

Melakukan penyaringan data untuk manajemen.

Meningkatkan pemeriksaan keterangan.

Dapat Mengakses dan memadukan jangkauan data internal dan eksternal yang bersifat
luas.

Sedangkan Kekurangan Sistem Informasi Eksekutif (SIE), yaitu:

Memiliki fungsi yang terbatas, tidak dapat melakukan perhitungan kompleks.

Pada perusahaan kecil mungkin membutuhkan biaya lebih untuk membuat


implementasi.

Karena sistemnya besar, sehingga sulit untuk mengaturnya.

Pembuatannya harus dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi eksekutif senior.

Eksekutif mungkin menghadapi beban terlalu berat untuk membuat keterangannya.

2.7 Contoh beserta alasan penggunaan EIS pada suatu perusahaan


Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang telah menggunakan Sistem Informasi
Eksekutif, contohnya yaitu Bank Mandiri

Bank Mandiri yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 merupakan bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Empat
bank milik pemerintah yang bergabung menjadi bank Mandiri tersebut adalah Bank
Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank
Pembangunan Indonesia.
Dari penyatuan empat bank pemerintah yang memiliki core banking system yang
berbeda-beda, data center yang berbeda-beda, serta infrastruktur baik hardware, software
maupun jaringan yang berbeda-beda maka pada awal bank Mandiri \ melakukan evaluasi
atas core banking sistem dari keempat bank legacy. Dan pada akhirnya bank Mandiri
memutuskan untuk mengembangkan SIE nya dengan cara memodifikasi sistem core
banking Bank Exim (BEST) untuk memenuhi kebutuhan standar produk awal bank
Mandiri yang kemudian disebut dengan MASTER (Mandiri Sistem Terpadu).
Berdasar hasil evaluasi atas core banking sistem dari keempat bank legacy tersebut
sistem core banking Bank Eximlah yang dianggap terbaik dari keempat sistem yang ada
pada keempat legacy bank dan yang paling memungkinkan untuk direkomendasikan
sebagai standar sistem paling memungkinkan untuk diimplementasikan sesuai dengan
time frame legal merger.
Sistem core banking bank Exim telah diimplementasikan pada lebih dari 200 cabang,
dan terdapat 40 karyawan bank Exim memahami sistem tersebut dengan baik.
MASTER hanya sebuah solusi sementara jangka pendek untuk dapat secepatnya
beroperasi dalam satu platform. MASTER tidak dapat mendukung kebutuhan bisnis dan
visi bank Mandiri untuk masa mendatang karena MASTER dibuat pada pertengahan
tahun 1980an untuk keperluan bank dengan segmen korporasi, sedangkan bank Mandiri
menyasar pada segmen yang berbeda denga bank Exim yaitu segmen ritel.
Selain itu, arsitektur sistem MASTER dikembangkan dengan konsep branch- centric
yang tidak dapat mendukung konsep hub and spoke. Disamping itu database yang

dimiliki oleh MASTER ini cukup terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
customer view dan segmentasi nasabah yang diperlukan.
Selanjutnya dilakukan benchmarking aplikasi MASTER yang dilakukan di IBM
Center Rochester dan diketahui bahwa MASTER tidak dapat memenuhi kebutuhan bank
Mandiri. Dari sini, pihak manajemen bank Mandiri sepakat untuk mengganti core
banking sistemnya dengan sistem off- the-shelf from the market yang dapat mendukung
bisnis dan visi bank Mandiri, dan tidak mendesain ulang sistem MASTER.
Setelah itu dilakukan penggantian sistem MASTER ke system eMAS (Enterprise
Mandiri Advanced System) yang project pilotnya dilakukan dalam dua tahap. Sistem
eMAS dijalankan senilai US$ 173 juta selama 3 tahun yang mencakup empat inisiatif
utama yaitu:

Memperkaya dan memperbarui delivery channel.

Membangun sistem core banking baru yang terintegrasi.

Membangun MIS didukung teknologi Data Warehouse terkini.

Memperkuat dan memperbarui sistem infrastruktur yang reliable.

didukung oleh anggota tim sebanyak 500 orang, 32 proyek, 18 sistem interfaces dan 128
sub modul. Pada bank Mandiri, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam
pengelolaan data, yaitu:

Timeless: data harus tersedia pada watunya untuk mengantisipasi perubahan bisnis
yang cepat.

Usability: data harus sesuai dengan kebutuhan user.

Completeness: data yang lengkap akan dapat memberikan gambaran bisnis yang lebih
baik, sehingga pada saat pemasukan data (data entry), field-field penting telah dibuat
mandatory dan default value.

Correctness: ketepatan data untuk digunakannya parameter table untuk meminimalisir


kesalahan pengetikan (typing error).

Precision: memastikan bahwa data tetap lengkap dan sesuai (tidak ada data yang
hilang atau berubah).

Lack of abiguity: kesamaan persepsi atas data diperlukan untuk menghindari


misinterpretasi.
Untuk mendukung penyediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu
dan konsisten maka dibentuk Enterprise Information Architecture yang bersifat "agile
& adaptive" dan comply dengan Basel II. Saat ini, sebagian besar proses pelaporan
telah berjalan secara otomatis, meski terdapat beberapa yang masih diperlukan adanya
intervensi atau pengontrolan dari unit terkait dalam hal ini eksekutif untuk dilakukan
adjustment sesuai keputusan manajemen, maupun adanya temuan audit internal dan
eksternal.
Walaupun demikian, diakui pihak IT bank Mandiri, bahwa masih terasa terdapat
kekurang optimalan waktu pemrosesan pembentukan data menjadi informasi, serta
kurangnya pemahaman terhadap kebutuhan laporan dan data yang tersedia. Untuk itu
diperlukan upaya performance tuning pada database maupun program, termasuk
simplifikasi laporan dan reengineering proses pembentukan laporan.
Pihak bank Mandiri telah melakukan pengantisipasian external shocks dengan
menggunakan Business Intelligence (BI). Saat ini analisiss Business Intelligence sudah
digunakan oleh unit bisnis untuk pengambilan berbagai keputusan strategis, meskipun
sementara ini penggunaannya masih dalam tahap sales dan marketing product.
Tetapi, untuk lebih mengoptimalkan penggunaannya perlu disusun datamart (subset
dari Data warehouse yang berisi data yang lebih spesifik yang bersifat departemental)
yang lebih komprehensif dan peningkatan pemahaman, baik oleh IT maupun user, yaitu
pihak manajemen puncak yang tetkait untuk menghindari adanya kesalahan interpretasi
(mis- interpretation).

Semua sistem Informasi Eksekutif PT. Bank Mandiri dikembangkan oleh Berca Tim,
dengan teknologi yang digunakan adalah :
DB Server: Oracle DB 10g R2 di SunOS
IBM DataStage sebagai Engine ETL
OLAP CUBE (MOLAB): Essbase Oracle
Front End: SAP Excelsius BO dan SAP BO Webi

2.8 Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan :

Mudah bagi eksekutif taraf bagian atas untuk pergunakan, pengalaman komputer
luas bukan diperlukan di operasi

Sediakan pengiriman tepat waktu dari keterangan rangkuman perusahaan

Keterangan yang disediakan makin baik mengerti

Saring data untuk manajemen

Tingkatkan untuk menjejaki keterangan

Tawarkan efisiensi untuk pembuat keputusan

Kerugian :

Fungsi adalah terbatas, tidak dapat melaksanakan hitungan kompleks

Susah untuk mengukur bermanfaat bagi dan untuk membenarkan implementasi


dari satu EIS

Eksekutif mungkin menghadapi beban terlalu berat keterangan

Sistem mungkin menjadi alon-alon, besar, dan susah untuk mengatur

Sulit ke data arus biaya hidup

Bolehkan memimpin ke kurang data yang dapat dipercaya dan tidak kuat

Perusahaan kecil mungkin menghadapi biaya berlebihan untuk implementasi


Saran-saran

untuk

memperbaiki

Sistem

Informasi

Eksekutif

Eksekutif harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan peran komputer


dalam sistem informasi mereka. Ada 5 langkah yang bisa dilakukan :
1) Mencatat transaksi-transaksi informasi yang masuk, yaitu data dapat dimasukkan
dalam database dan dapat disiapkan laporan yang memungkinkan eksekutif menjawab
setiap pertanyaan.
2) Merangsang sumber-sumber yang bernilai tinggi yaitu dengan teridentifikasinya
sumber-sumber bernilai tinggi, eksekutif kemudian dapat bertindak untuk
memudahkan komunikasi sumber-sumber tersebut.
3) Memanfaatkan peluang yaitu jika sepotong informasi yang baik datang eksekutif
harus meraihnya.
4) Menyesuaikan sistem pada perorangan yaitu sesuai penelitian Jones dan McCleod,
tiap eksekutif memiliki gaya pengumpulan informasi yang unik.
5) Memanfaatkan teknologi yaitu eksekutif umumnya berpikiran terbuka mengenai
sistem informasi mereka dan akan mempertimbangkan cara apapun untuk
memperbaikinya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sistem Informasi Eksekutif (EIS) memiliki peranan yang sangat penting dalam
perkembangan sistem informasi dewasa ini. Sistem Informasi Eksekutif (EIS) merupakan
sistem terkomputerisasi yang memberi eksekutif akses yang mudah ke informasi internal
dan eksternal yang relevan dengan faktor keberhasilan kebutuhannya. Dan juga masih
banyak yang bisa kita ketahui kerugian dan kekurangan dari Executive Information
Sysem.

DAFTAR PUSTAKA
Karakteristik SIE. http://l1ez.blogspot.com/2011/02/sistem-informasi-eksekutif.html
( 01 oktober 2014 )
Konsep sistem Informasi.
http://cobadilihatdandibacaduniaku.blogspot.com/2011/03/pengertian-konsep-sisteminformasi.html. ( 01 oktober 2014 )
Pengertian Sistem Informasi Eksekutif.
http://makalahsie01.blogspot.com/2013/09/makalas-sistem-informasi-eksekutif-sie.html
( 01 oktober 2014 )
Penjelesan EIS.
http://zafnatpaneyah.blogspot.com/2010/08/pengertian-sistem-informasi-eksekutif.html

( 03 oktober 2014 )
Perkembangan EIS.

http://giriayoga.com/2011/10/20/perkembangan-sistem-informasi-eksekutif-danpenerapannya- di-indonesia/

( 03 oktober 2014 )

Anda mungkin juga menyukai