Teknik Reklamasi
Teknik Reklamasi
,
D
MT
REKLAMASI
MENURUT
DEFINISI
adalah
suatu
pekerjaan
penimbunan
tanah
dengan
skala
volume dan luasan yang sangat besar, pada
suatu
kawasan atau lahan yang relatif masih
PROBLEMA UTAMA DARI REKLAMASI
kosong dan
tersebut umumnya berkisar pada
berair, misalnya di kawasan pantai, daerah
permasalahan tanah, yaitu perlunya
rawaperbaikantanah
asli,
perlunya
rawa, suatu lokasi di laut, ditengah sungai
pemakaian
yang
vertical drains, preloading dan juga
lebar, ataupun di danau.
permasalahan settlement & sliding.
Reklamasi
dibuat
Keppres 52 /1995
dan
dilakukan oleh 10
perusahaan.
Baru dikeluarkan
AMDAL
7 tahun kemudian
PULAU NIPAH
(KEP.RIAU
INDONESIA)
Pulau Nipa ( nipah), pada awalnya tahun 2000an sudah
nyaris tenggelam, karena pasirnya di keruk dan di jual
ke Singapura. Bayangkan harga pasir yang satu
kubiknya setara dengan harga beras satu kilogram.
Maka pelan tapi pasti pulau Nipa kian sirna. Kemhan
melihat pulau ini sangat strategis karena lokasi dan
posisinya sebagai salah satu titik dasar perbatasan
Indonesia-Singaoura. Maka Kemhan mengusulkan
dan melakukan kampanye untuk segera
mereklamasinya.
Pemerintah kemudian menyepakati agar Departemen
PU melakukan reklamasi. Maka mulai tahun 2004
proses reklamasi dimulai dan berahir tahun 2008.
Akhir
2008, proses reklamasi selesai dikerjakan
dengan biaya reklamasi lebih dari 300 milyar
rupiah.
Luas Pulau Nipa saat ini sekitar 60 hektar.
Beberapa fasilitas yang sudah dibangun, antara lain,
pos TNI Angkatan Laut, dermaga, dan mercusuar.
Namun, sarana listrik dan air bersih masih terbatas.
Listrik mengandalkan genset. Air bersih
mengandalkan air hujan.
PULAU SENTOSA
(SINGAPORE)
1.
DOKUME YG HARUS
N
DISIAPKAN
DALAM
PROYEK
REKLAMASI
GAMBAR RENCANA, minimal berisikan :
1. SOIL INVESTIGATION
Langkah awal didalam melakukan proses perencanaan
reklamasi (studi ataupun detailed engineering design), adalah
melakukan survey atau kegiatan sebagai berikut :
a. Survey pengenalan lokasi proyek.
b. Survey pasang-surut air laut, sungai, tinggi gelombang dan arus
c. Bathimetric survey (pengukuran kedalaman dasar laut).
d. Topographic survey (bila lokasi reklamasi bukan di laut)
e. Penyelidikan tanah
f. Survey quarry (sumber material reklamasi).
g. Survey harga satuan bahan dan upah kerja.
2.
SOIL IMPROVEMENT
Kondisi tanah asli yang akan direklamasi, umumnya tergolong
jenis tanah jelek yaitu lempung lunak (soft clay) yang
"compressible", walaupun di beberapa lokasi tidak tertutup
kemungkinan berupa tanah baik yaitu pasir.
Soil improvement (perbaikan tanah) itu sendiri, sesungguhnya
adalah merupakan bagian dari proses pelaksanaan suatu
proyek (misal : reklamasi pantai), yang perlu direalisir apabila
ternyata tanah tersebut tidak memenuhi syarat ditinjau dari
aspek daya dukungnya, stabilitasnya ataupun perilakunya.
Untuk memilih metoda perbaikan tanah yang tepat dan juga
ekonomis, harus mempertimbangkan juga unsur-unsur
lainnya, seperti :
- Contractor qualification ( tingkat kemampuan dan bonafiditas
Kontraktor).
- Waktu pelaksanaan dan waktu aksinya (Tingkat kecepatan
berfungsinya).
- Pengaruh atau akibatnya terhadap lingkungan disekitarnya.
- Biaya relatif.
Q
D
11I!~'I'I"'~.h, CIF.!
Melfltl~
.~
U:a[! I!
1;
:I
!
n:lm:ll
[1ltrfiT:a:!h!!llt! mm~
n';'1
~1P'Ir[ieinl!oJa
au
Iding
- SJ o1'iIflD ~weiigiihIit
'u
,
~~!!m!:
~'iI
&00,
osmose
e[t]ro.aflIidHrUaHinage
- E-lKWlirtoh
0eilE
Welc(r
l teirioii
;: I u.c ' !
Nc'i trr;oOOCIioi:InlldsaUo;l:i.n
EfSlat'folllnCeUI~Column
dation
CCame.:mintecn.utiCtCumon
lumn
FrFtiHrelneg zing
fllPllni! l;i!! ng
fi-[iPr1il3inangf~o. nly
~W - lW:IiIiHth~,Hwo..r,.i.z..o.JnDt!
!! lI~Drainage
a
EE
.~xlIip"! l:oI!Is1ive
tion
ofIfrJirill.c !:lall",
il'JlOO
l:
aln~Drains
. 'i'-!1Wm i1tMh '! n~
~:SDu'bb~!sl~!tki!t1uI!
Cli:il/
[I..o;i~
. ~-'lJWilhitr.h'Mr1ViCIeIJrtdicr
only
1aJft1ion
IfilIPmf(Ip1lr~e~gn nation
Q,OO
~
IIi, (II!
S'J
Jl
I
1
1
.
1
2.
Material pasir halus berbutir homogen 100 % pada suatu timbunan reklamasi di laut atau di
kawasan yang tergenang air, dapat menderita "liquefacfion" apabila terjadi seismik (gempa).
Liquefaction pasir menurut definisi adalah naiknya harga tegangan air pori (u) hingga sama
dengan harga tegangan "overburden" nya (), sehingga harga tegangan efectifnya () dan
kekuatan geser dari pasir tersebut () menjadi NOL.
= C + ( u ) tg
C = 0 (untuk pasir)
Apabila quarry tersebut terletak di darat (sungai, bukit) maka peralatanperalatan yang diperlukan lebih didominasioleh peralatan daratan, seperti :
Armada dump truck ( -- 6 ton ), untuk pengangkut.
Motor grader, crawler tractor, tire loader dan yang sejenis
untuk pemindah dan tanah/material.
Tandem roller, vibrating roller, dan lain-lain untuk pemadatan.
Excavator dengan fungsi yang dapat diubah-ubah, misalnya : backhoe,
clamshell, shovel, dan lain-lain.
Apabila quarry tersebut terletak di dasar laut, atau di pulau yang harus
menyeberangi lautan, maka type-type peralatan yang umum dipakai adalah
sebagaimana yang tertera dalam Tabel 4.1 : "Type peralatan untuk
pekerjaan reklamasi dan pelindung pantai".
cae':
fi
iit'ta
i te
i; te' tij I i1 t,
Ut~4i'te,:
j
jI' II!
I rIIo._
I 'II
'I
&.."'I-cn'~'r 1-.""'7"'--''.-.
':'8'
G8:.4.3~nUCH
GUn
3[c"a~1
J ~Hu1liull
Jalan
Rambu/Patok
L
e
b
a
r
A
r
e
a
R
e
k
l
a
m
a
s
i
(
3
0
0
m
+ 1.80 m LWS
- 1.50 m LWS
100 m
AREA
RENCANA
STOCK PILING
+ 1.80 m LWS
- 1.50 m LWS
3.00
Sand bag
Barge
Lintasan Barge
Kapal
Keruk
Pipa penyalur
Stockpiling
Area
SPUT BARGE
SPUT BARGE
TAMPAK ATAS
Laut
Overflow
Material
Laut
Reklamasi
BULDOZER
S
a
n
d
B
a
g
Berm perlu dipasang secepatnya setelah geotextile bagian bawah sudah berada pada
posisi nya. Ditata berbentuk gundukan trapesium.
Secondary layer berupa batuan kecil sampai sedang seberat maksimum 20 kg ditata
secara random diatas geotextile sampai setebal t=50 cm.
Diikuti pemasangan lapisan primer (primary layer) dengan batu besar (max. 60 kg)
Setebal t=90 cm sepanjang tepi,
Pemasangan batuan ini diusahakan serapi mungkin sehingga sela antar batuan terisi
seluruhnya.
fi iit'ta i te
cae':
te' tij I i1 t,
':'8'
i;
'I
Ut~4i'te,:
'1001 'It'S
f'lCISTIr.,(j SU 6FO
f1G.1.26
PELO\KSANAAN TAMAP 6
.~.')I,"J
('():H.WS
GEOTEXTILE
PRIMARY LAYER (BATU KALI 1,2 2 TON )
SECONDARY LAYER (BATU KALI 120 200 KG )
CORE ( QUARRY 6 10 KG )
PASIR URUG
HR
Timbunan Reklamasi
SC
Compressible Soil
Substratum
St
Si
Scp
Scs
Slat
Scs
Slat
Si
=
=
a2
r
H
Si
.H
a titik
M,asejarak x dari sumbu avertical symetris timbunan
E
Immediat settlement
di
reklamasi
a, a
= Lihat Gambar 5.1
H
= Tinggi timbunan reklamasi
10
- 0,2
x/a
0
x / a
0,5
CL
a
a
a
a
H
1,5
Soil
Compressible
2
SUBSTRATUM INCOMPRESSIBLE
2,5
( Dm . h ) / Em = i ( Di . Hi ) / Ei
Dm
Di
hi
= Tebal lapisan I
Ei
Si
q .
hi
Ei
q
hi
Ei
22
E = E 1 1-
Formula yang lain :
E = 2,3 c
1 -Ce
OC
NC
NORMALLY CONSOLIDATION
SCP
Cc .H
Scp =
log 1 + 0
1+e
HCc
e
= Consolidation primair
settlement
= Compression index
= Depth of Clay layer
= Initial void ratio
= Surcharge
= Overburden pressure
efective
OVER CONSOLIDATION
Apabila
Scp
0 +
= Cs .H log 1 +
0
1+e
0
Apabila
Scp =
1 + e0
Cc
= Compression index
Cs
= Swelling index
e0
+ >
Cs .H
= Consolidation primair
settlement
SCP
log +Cc .H
C
1 + e0
charge
= Overburden pressure
efective
= Preconsolidation
pressure efective
+
log
Cc .H1log 1 +
i
0i
1+e 0
SCP
Cc
= Compression index
Hi
e0
0i
Scp =
c.1
Tebal lapisan lempung (H) yang diperhitungkan adalah yang masih bisa mengalami proses
konsolidasi primer.
Hard Clay ( N-SPT > 30 ), umumnya dapat dianggap sudah tidak mengalami proses
konsolidasi primer sehingga tidak perlu diperhitungkan sebagai bagian dari tebal
lapisan lempung lunak (H).
c.2
SURCHARGE
Surcharge yang dimaksud adalah besarnya beban yang bekerja diatas permukaan tanah
asli (Compressible soil ) dalam satuan tegangan.
=
timbunan
. htinggi timbunan
b/z =
= . h.
Jadi
CL
a
2I
A
z
Note :
Koefisien I dikalikan dua, karena yang
disajikan oleh grafik OSTERBERG tersebut
adalah harga I untuk separuh dari lebar
timbunan total.
a/z
c.3
Harga Compression Index (Cc) dan Sewlling index (Cs) diperoleh dari grafik hasil
Oedometer test, yaitu yang merupakan hubungan antara angka pori dengan tegangan
vertikal dalam skala logaritma ( log ).. Lihat Gambar 5.3.
c.4
VOID RATIO
Angka Pori Inisial (e0) diperoleh dari hasil test laboratorium (Volumetric & Gravimetric)
c.5
Overburden Pressure
Overburden pressure efective ( 0 ) adalah merupakan tegangan vertikal efektif dari tanah
asli, yaitu :
c.6
PRECONSOLIDATION PRESSURE
Tegangan prakonsolidasi (C) efektif diperoleh dari hasil Oedometer test, yaitu dari
grafik hubungan e versus log
v ( gambar
5.3)
sebagai berikut :
h (t) = U(t)
h final
Dengan :
U(t)
= Derajat konsolid
konsolidasi pada waktu tertentu (%)
h
= Besarnya settleme nt final (total)
a = 351 m
a = 345 m
+ 3,00 LWS
HWL + 2,00 LWS
HR
LWS
Sea bed
-8,00
14,27 m
22,4 m
Lapisan 3 ( very
dense Lime
Stone)
A. PRIMER SETTLEMENT(Scp)
Elevasi Timbunan
HR
(m)
'o+ Koreksi OSTERBERG
(I)
' 'o
' = ' x H x 2 (Kpa)
SETTLEMENT
LAPIS
H x Cc
=
h (1+e ) log
o
42.84+
h1 = 2.267 log '
42.84
154.56
h2 = 1.572 log +'
154.56
PRIMER
SETLEMENT
=7.14 x (16'o pada
10)
titik
A
=14.27
x (16'o pada
titik B
10)+7.66 (19-10)
LWS
8
0.5
HWL
10
0.5
+3.0
LWS
11
0.5
64
80
98
116
+6.0
LWS
14
0.5
+7.0
LWS
15
0.5
+8.0
LWS
16
0.5
+9.0
LWS
17
0.5
134
152
170
188
206
h1
(m)
0.900
1.037
1.172
1.290
1.396
1.491
1.578
1.658
1.732
h2
(m)
0.237
0.285
0.335
0.382
0.426
0.468
0.506
0.543
0.578
Scp
(m)
1.136
1.322
1.507
1.672
1.822
1.959
2.085
2.202
2.310
= 42.84
(Kpa)
= 154.56
(Kpa)
hi
64
80
98
116
134
152
170
188
206
h = 'timb .Htimb E
'timb.H timb
oed
h1 = 'timb .H timb
timb
E oed
h2
E
h2 = 'timb .H
timb
timb
IMMEDIATE SETLEMENT
E oed
2 . 3 1 e
'
Cc
h1
oed
h1
(m)
0.422
0.476
0.526
0.567
0.601
0.631
0.656
0.677
0.696
h2
(m)
0.260
0.308
0.356
0.399
0.438
0.473
0.505
0.534
0.561
Si
(m)
0.682
0.784
0.882
0.967
1.040
1.104
1.161
1.211
1.257
+3.00 m LWS
atau H = 11 m dari
seabed
HR
Scp
Si
Stotal
HR-H
8
10
11
12
13
14
15
16
17
1.136
1.322
1.507
1.672
1.822
1.959
2.085
2.202
2.310
0.682
0.784
0.882
0.967
1.040
1.104
1.161
1.211
1.257
1.818
2.106
2.389
2.639
2.862
3.063
3.245
3.413
3.567
0
1
2
3
4
5
6
D.
0
5
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
(St) (HR)
Vs
(HR-H) - (HR)
St VS HR
Htimb =14.2 m
HR-H VS HR
0
5
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0,.
0,01
o
ccs
M. ~cl)
U (%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tv
0,008
0,031
0,071
0,126
0,197
0,287
0,403
0,567
0,848
Hd
= H
= H
bila arah drainage adalah satu arah (ke atas atau ke bawah).
Hal ini terjadi bila di atas atau di bawah lapisan compressible
merupakan lapisan yang kedap air.
(ABSI, 1965)
ratarata
1
Dimana H = Tebal total lapisan
Hi
compressible
= Tebal lapisan compressible lapisanCvi
i
+ .+
Exampl
e
Perhitungan Lama Waktu Konsolidasi
Exampl
e
Exampl
e
Poinconneme
nt
Poinconneme
nt
Poinconneme
nt
Sliding
Rotasiona
l
Sliding
Rotasiona
l
Sliding
Rotasiona
l
Sliding
Rotasiona
l
Untuk memperhitungkan
stabilitas
lereng terhadap RUPTURE
SIRCULAIR
(Sliding rotasional) sekarang
sudah
banyak program komputer
seperti
STABL, STABR, NIXEX, TROLLS
WEIGHT of ROCK
and
DIKE DIMENSION
Armour
Layer
WEIGHT of ROCK
and
DIKE DIMENSION
Cross
Section
WEIGHT of ROCK
and
DIKE DIMENSION
Depth of
Layers
WEIGHT of ROCK
and
DIKE DIMENSION
Elevation
of
Top
Dike
PRELOADIN
G
&
SURCHARGE
PRELOADIN
G
&
SURCHARGE
PRELOADIN
G
&
SURCHARGE
PRELOADIN
G
&
SURCHARGE
PRELOADIN
G
&
SURCHARGE
PRELOADIN
G
&
SURCHARGE
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
VERTIAL
DRAINS
TEKNIK
PELAKSANAAN
GEOSYNTHETI
C
GEOSYNTHETI
C
GEOSYNTHETI
C
GEOSYNTHETI
C
GEOSYNTHETI
C
GEOSYNTHETI
C
GEOTEXTIL
E
GEOSYNTHETI
C
GEOMEMBRA
NE
GEOSYNTHETI
C
GEOGRI
D
GEOSYNTHETI
C
GEOCOMPOSI
TE
GEOSYNTHETI
C