Materi Teori-Perilaku-Konsumen
Materi Teori-Perilaku-Konsumen
Wasis A. latief
PENDEKATAN UTILITAS
William Stanley Jevons (1862) dia memperkenalkan konsep
utilitas marginal (marginal utility) yang berhubungan dengan
harga. Utilitas Marginal Ini bisa digunakan untuk
menunjukkan bahwa harga berhubungan terbalik dengan
kuantitas barang yang diminta
Asumsi-asumsi pendekatan utilitas
1. Tingkat TU yang dicapai oleh seorang konsumen
terdiri berbagai barang yang dikonsumsi (TU = U
barang X, barang Y barang Z)
2. Konsumen akan memeksimumkan utilitas yang
tunduk pada anggrannya
3. Utilitas dapat diukur dengan angka kardinal
4. MU dari setiap barang yang dikosumsi selalu
menurun
X = 2 TU = 10
X = 5 TU = 25
TU = 15 util
X = 3 unit TU = 15
X = 1 unit TU = 15 / 3 = 5
MU TU
X
TU
0
2
4
6
8
10
0
28
48
60
64
60
MU =TU / X
TU = f(X)
TU = 16X X2
14
10
6
2
-2
MU = dTU/dX
16
12
8
4
0
-4
MU = f(X)
MU = dU/dX = 16 2X
Maximize : S = TU - Z
= f (X) - Px . X
Agar S maksimum , maka :
dS dTU Px 0
dX
dX
MUx Px
Px
Py
Pz
dijelaskan :
L dTU P 0 MU x
x
Px
X
dX1
L dTU P y 0 MU y
Py
Y
dY
L dTU P Z 0 MU z
Pz
Z
dZ
(Kondisi keseimbangan
Konsumen) :
Px
Py
Pz
Contoh :
Jika kaidah di atas tidak terpenuhi maka konsumen bisa
mengatur lagi alokasi pengeluarannya untuk menaikkan
tingkat utilitas
MUx 10 2,5
4
Px
MUy 5 5
1
Py
10
11
Kelompok
Barang
Gule (piring)
Sate (tusuk)
A
B
C
D
E
1
2
3
4
5
20
15
11
8
6
SATE
U = 10
U=9
U=8
GULE
14
sat
e
dX
A
B
C
1
5
gul
e
16
Contoh:
Semua kelompok barang yang disajikan pada contoh di muka,
menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Oleh karena itu kita
dapat menghitung MRS dari Gule untuk Sate dengan cara
menghitung berapa banyak sate yang akan dikorbankan untuk
setiap 1 piring tambahan gule (lihat Gambar di atas).
MRS sama dengan 5 tusuk sate antara titik A dan B, karena
konsumen bersedia untuk mengorbankan 5 tusuk sate (20 - 15)
untuk setiap tambahan 1 piring gule. MRS turun menjadi 4
tusuk sate antara titik B dan C. Konsumen tersebut hanya
bersedia untuk mengorbankan 4 tusuk sate (15 - 11) untuk
setiap tambahan 1 piring gule. MRS terus menurun menjadi 3
(antara titik C dan D) dan menjadi 1 (antara titik D clan E) jika
perubahan jumlah tusuk sate semakin kecil.
17
GARIS ANGGARAN
Garis anggaran (budget line) adalah garis yang menunjukkan
jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan
atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu.
Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang
terletak pada garis atau sebelah kiri / bawah garis anggaran.
Titiktitik pada sebelah kiri garis anggaran tersebut menunjukkan
tingkat pengeluaran yang lebih rendah.
Contoh:
Jika anggaran sebesar Rp 100 ribu dan harga barang X dan Y
masing-masing Rp 5 ribu dan Rp 10 ribu, maka garis anggarannya ditunjukkan oleh garis (lihat Gambar). Daerah anggarannya
(budget set) melukiskan semua kombinasi (X,Y) yang dapat dibeli
dengan anggaran sebesar Rp 100 ribu atau kurang.
18
I/
Py
Daerah
Anggaran
I/
Px
19
I Px. X
I
Px
X
Py
Py Py
100 5
1 X
Y
10
5 X + 10 Y
2
10 10
SLOPE
Py
Px
I Px Px 5
1
Py
I
Py
10
2
Selain itu, ada juga cara lain untuk mendapatkan slope, yaitu :
Persamaan garis anggaran di atas disebut rumus point-slope.
Bagian pertama (I/Py) pada persamaan tersebut menunjukkan titik
potong dengan sumbu Y. Koefisien hubungan (-PX / Py) merupakan
slopenya. Oleh karena itu, kita tahu bahwa slope tersebut adalah 21
negatif (-1/2)
50
2Y =
2
+
X
3
=
+
50
X
2Y= 5
50
2Y
9
70 2Y 0 =
5
2y 7=
05
X
2Y =
+
X5
505
=
X
0
2y2 =
+
55
Y =
XX
=+
Keseimbangan Konsumen
A
D
K I3
K I2
K I1
Seorang konsumen akan memilih sekelompok / kombinasi barang yang memaksimumkan kepusannya dngan tunduk
kepada kendala anggaran yang ada .
Sekelompok barang yang memberikan
tingkat kepuasan tetinggi tsb harus
memenuhi 2 syarat ;
23
E
E
x x
24
E1
X1
E2
X2
P
P1
E2
E2
P2
X1
X2
25
26
Permintaan yang
unitary
27