The effort necessary to achieve the goal (upaya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan). Hubungan antara upaya untuk mencapai tujuan dengan
tersebut.
Performance and reward (kinerja dan penghargaan). Hubungan antara kinerja
karyawan dengan hasil yang didapatkan dimana karyawan akan menyakini
tingkatan kinerja tertentu akan mengakibatkan dan mendorong tercapainya
suatu hasil yang diharapkan karyawan tersebut.
Punishment adalah obat yang umumnya digunakan untuk perilaku yang tidak
diinginkan.
Time Span on
Resources and
Expenses
Weights
Penjelasan
Kriteria dari kinerja terkadang sulit untuk diukur seperti
product leadership. Jadi diperlukan penentuan salah satu
kriteria yang dianggap paling banyak menarik perhatian
dalam mengevaluasi kinerja sehingga manajer akan lebih
memusatkan perhatian di kriteria tersebut.
Masalah yang sering muncul dalam kriteria evaluasi kinerja
adalah rentang waktu untuk mengembangkan sumber daya.
Kesulitan untuk menentukan biaya atas pengembangan
tersebut dikarenakan rentang waktu pengembangan yang
menyulitkan pembebanan biaya.
bobot penugasaan dan aturan kriteria evaluasi kinerja sangat
4
Assigned to
Criteria
Performance
Indices versus
Performance
Criteria,
Behavioral
Aspects of
Usage
Rate of Return
on Investment
Residual
Income,
Tindakan
manipulasi
Penjelasan
Smoothing
Biasing
Gaming
Focusing and
Illegal Acts
5. Analisis Variansi
Satu permasalahan dalam menentukan penyebab dari variansi adalah manajer dan
bawahannya tidak bekerja sama dalam investigasi. Untuk membuat proses
6
interpretasi variansi dan deteksi penyebab secara perilaku efektif, konferensi grup
dan individu harus diadakan pada level manajemen yang berbeda-beda.
Konferensi harus digunakan sebagai sesi pemecahan masalah bersama dan
partisipasi yang aktif haruslah didorong.
6. Tindakan Korektif
Langkah akhir dalam proses evaluasi kinerja adalah mengambil tindakan koreksi
untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan memodifikasi perilaku yang
tidak diinginkan.
Aspek Perilaku Evaluasi Kinerja Menggunakan Informasi Akuntansi
Hubungan antara Struktur Organisasional ke Struktur Laporan Keuangan
Jika struktur organisasi dan struktur pelaporan sesuai, terdapat harmoni diantara
tanggung jawab manajer dan pengendalian pada penghasilan dan/atau beban. Evaluasi
kinerja akan dipersepsikan adil dan berarti dan akan menuntun perilaku dan aspirasi
masa depan. Untuk meningkatkan ketertarikan motivasional dari pengukuran kinerja
dan evaluasi, laporan kinerja harus mengandung informasi "kebutuhan-untuk-tahu".
Semua kondisi yang berdisfungsi harus diminimalisasi melalui konstruksi yang hatihati pada sistem tanggung jawab akuntansi.
Tingkat Partisipasi pada Pengaturan Standar
Untuk meminimalkan komplain dan mendorong diterimanya tujuan anggaran
dan standar kos sebagai hal yang realistis dan adil, manajer segmen harus
berpartisipasi dalam pengarutan pengukuran uang digunakan dalam evaluasi kinerja
mereka. Jika mereka memiliki suara yang cukup dalam menentukan tujuan anggaran
dan standar kos, mereka akan mempersepsikan hal tersebut adalah beralasan, dan
menerima hal tersebut sebagai legitimasi, dan akan mencoba untuk mencapai hal
tersebut.
Level Pengertian Sistem Akuntansi
7
CHAPTER 12
A BEHAVIORAL INTERPRETATION OF DECENTRALIZATION
Desentralisasi merupakan perilaku filosofis dan merupakan perilaku yang
muncul sebagai akibat dari respon terhadap kebutuhan lingkungan. Fokus
8
desentralisasi pada tiga bagian utama, yaitu: cara penggunaan istilah desentralisasi
dan definisi dari istilah, menjelaskan model kondisi yang mengarah pada kebutuhan
untuk desentralisasi, dan tiga langkah kunci desentralisasi dengan memilih struktur,
pedoman, pengukuran.
MAKNA DESENTRALISASI
Menurut H.A. Simon dalam konteks bisnis perusahaan, desentralisasi
merupakan pendelegasian wewenang oleh manajemen puncak pada eksekutif
pemegang otoritas di level yang lebih rendah.
LINGKUNGAN SEBAGAI FAKTOR PENENTU DESENTRALISASI
Menurut Vancill alasan-alasan dibutuhkannya desentalisasi mencakup hal-hal
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Desentralisasi membebaskan manajemen puncak untuk fokus pada keputusankeputusan strategis jangka panjang
Desentralisasi memungkinkan organisasi untuk memberikan respons secara
cepat dan efektif terhadap masalah.
Sistem yang tersentralisasi tidak mampu menangani semua informasi rumit
yang diperlukan untuk membuat keputusan yang optimal.
Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang lebih baik bagi manajemen
puncak masa depan.
Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan dengan demikian
merupakan suatu alat motivasi yang kuat bagi para manajer.
Landasan teoritis dan empiris yang paling komperhensif untuk memahami
Ketersediaan
untuk
memperluas
komunikasi
dan
kapasitas
produksi
B. Pengembangan Pedoman
10
Merupakan serangkaian aturan dan prinsip yang akan mengatur hubungan baik antar
sub unit maupun sub unit dengan kantor pusat. Hubungan ini perlu mendeskripsikan
aktivitas melalui wewenang utama dan kewajiban sub unit, dan perilaku yang
diharapkan oleh kantor pusat atas manajer sub unit dalam menjalankan aktivitas.
Pendelegasian Aktivitas
Ada enam pedoman yang menjelaskan praktek terkini dalam proses menuju
desentralisasi, yaitu:
Pedoman
Penggunaan
personel
yang
memiliki
spesifikasi khusus
Skala Ekonomi
Keseragaman
Konsekuensi yang
bertahan lama
Kerangka Waktu
Mendorong
Eksperimen
Penjelasan
Kebutuhan pedoman ini kemungkinan untuk aktivitas hukum,
komputasi dan akuntansi menjadi terpusat.
Semua
metode
ini
menyediakan
cara
kantor
pusat
dapat
11
tindakan yang diambil oleh sub unit sesuai dengan norma-norma perilaku yang dapat
diterima.
Klarifikasi Hubungan Antarunit
Anggaran dasar yang baik juga memberikan peraturan-peraturan dasar untuk
mengelola pertukaran antar unit. Pertukaran ini adalah perlu ketika sub unit-sub unit
saling bergantung satu sama lain untuk input atau output. Tingkat ketergantungan
bervariasi dari tinggi dalam perusahaan yang terintegrasi secara vertikal sampai
rendah dalam konglomerasi yang terdiversifikasi. Desentralisasi meningkatkan
bahaya di mana sub unit hanya memaksimalkan tujuannya sendiri dengan
mengorbankan organisasi dengan cara memungkinkan manajer sub unit untuk
bertindak secara independen.
pendekatan kompetitif,
mengandalkan pada mekanisme pasar dan mensubstitusikan pasar internal yang fiktif
dengan pasar eksternal. Persaingan antar-sub unit didukung dan harga transfer
internal menjalankan peran alokasi sumber daya dari sistem harga eksternal.
Pendekatan lainnya, yaitu pendekatan kolaboratif, menekankan pada keanggotaan
organisasioanal dan mendorong individu untuk bekerja pada satu tim dengan
menggunakan aturan, penghargaan, dan nilai yang sesuai.
kompetisi dan kolaborasi. Ada empat faktor penting yang sebaiknya dipertimbangkan
oleh suatu organisasi dalam memutuskan ujung yang mana yang akan dipilih pada
kontinum kompetisi-kolaborasi tersebut, yaitu:
1) Tersedianya pasar eksternal. Sikap kompetitif di antara sub unit-sub unit
adalah mungkin hanya jika ada pasar eksternal untuk produk atau jasa yang
diperdagangkan secara internal.
2) Saling ketergantungan yang strategis. Faktor utama dalam memilih antara
kompetisi dan kolaborasi merupakan strategi bagi organisasi.
3) Ketidaklengkapan harga. Pendekatan kompetitif membutuhkan mekanisme
harga sebagai sinyal dasar untuk mengatur pengaturan. selama harga menyakup
semua variabel keputusan yang relevan, pendekatan kompetitif akan berhasil.
Hal terutama yang sangat penting ialah perbedaan kualitas, ketidakpastian dan
faktor-faktor eksternal.
4) Tersedia opsi untuk keluar. Persyaratan yang penting bagi keberhasilan
pendekatan kompetitif adalah tersedia opsi untuk keluar. Opsi untuk keluar
memungkinkan seorang produsen internal yang tidak efisien diberikan sanksi
dengan cara mengizinkan pembeli menolak untuk membeli secara internal.
Namun disiplin pasar tidak selalu menghentikan atau menangkap inefisiensi
internal tersebut.
Desentralisai dan penentuan harga transfer
Mekanisme utama yang digunakan oleh organisasi untuk mengatur pertukaran
antar sub unit adalah mekanisme penentuaan harga transfer (transfer pricing). Sistem
penentuan harga transfer dapat digunakan sebagai suatu alat untuk memaksakan
perilaku yang diinginkan oleh anggaran dasar.
13
Organisasi biasanya menggunakan lima jenis harga transfer. Kelima jenis harga
transfer tersebut adalah:
Harga pasar
Biaya plus
Biaya
variabel
Harga yang
dinegosiasika
n
Harga yang
diputuskan
atau
diperintahkan
Dalam kasus semacam ini, merupakan praktek umum dalam manajemen puncak
untuk menentukan suatu solusi yang tepat guna menyelesaikan perselisihan ini.
Ketika hal ini dilakukan, para maneger yang terlibat tidak lagi mempunyai tanggung
jawab penuh atas aktivitas dari visi mereka.
14
CHAPTER 13
THE BEHAVIORAL DIMENSIONS OF INTERNAL CONTROL
DEFINISI DAN LINGKUP INTERNAL CONTROL
Komite dari American Institute Akuntan tahun 1949 mendefinisikan Internal
Control sebagai:
Pengendalian internal yang meliputi rencana organisasi dan semua metode
koordinasi serta langkah-langkah yang diadopsi dalam bisnis untuk
mengamankan asetnya, memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi,
15
16
2) Menurunkan biaya dari perilaku yang tidak diinginkan atau dihilangkan yang
terjadi.
Masalah pengendalian internal adalah masalah perilaku, pemahaman tentang
bagaimana dan mengapa pengendalian internal bekerja harus dilakukan dalam hal
perilaku; psikologi, bukan akuntansi atau ekonomi, bisa saja disiplin menjadi hal
yang paling penting yang menjadi bahsan dari teori dan praktek pengendalian
internal. Masalah perilaku terhadap pengendalian internal yang menjaga berasal dari
keterbatasan hadir untuk tingkat yang lebih besar atau lebih kecil dalam semua
individu. Keterbatasan ini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama, yaitu:
motivasi, kemampuan, dan pengetahuan.
Motivasi individu dan motivasi organisasi tidak alami bertepatan; dalam
terminologi yang digunakan dalam banyak teks book, ada kurangnya keselarasan
tujuan. Keterbatasan ini menjadi motivasi diri, misalnya, pencurian karyawan,
sabotase, atau hanya kecerobohan. Tetapi beberapa orang yang sangat termotivasi
untuk tampil sebagai keinginan organisasi tidak dapat melakukan beberapa tugas
dengan baik. Orang juga mungkin tidak dapat melakukan dengan benar karena
keterbatasan pengetahuan, yang terjadi ketika orang tidak tahu apa yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukannya.
Tipe Pengendalian Intern
Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan berbagai jenis pengendalian
internal. Salah satu cara adalah dengan mengklasifikasikan mereka sesuai dengan
tujuan apakah pengendalian berfungsi untuk mencegah atau mendeteksi perilaku yang
tidak diinginkan.
Cara lain untuk mengklasifikasikan kontrol adalah sesuai dengan kekhususan
niat mereka. Beberapa pengendalian internal yang dirancang untuk mencapai tujuan
17
Sel 1: Specific/Pencegahan
1. Pembatasan akses ke daerah-daerah di mana aset berharga atau catatan sensitif
disimpan. Pemisahan tugas. Hal ini melibatkan pembagian tugas yang
diperlukan untuk pemenuhan tugas-tugas tertentu yang sensitif.
2. Validasi data sebelum masuk. Salah satu dari sejumlah pemeriksaan bisa
dibentuk pada entri sebelum transaksi selesai. Ini dapat termasuk
3. perbandingan dengan daftar prapembangunan item diterima (misalnya, daftar
yang disetujui vendor),
19
internal telah dikembangkan oleh praktisi melalui program yang yang teratur
sehingga penelitian akan memberikan temuan lebih berguna.
20