Anda di halaman 1dari 18

FIGHT AGAINST AIDS, Save The Children

Indonesia
WORKING TOGETHER SUPPORT TO THE HEALTH OF ALL CHILDREN BY RESEARCH, EDUCATION
AND INFORMATION NETWORKING

About Us

Home

Links

News

Parenting

Professional

Supported by

Update-Issues

Posted by: Indonesian Children | August 10, 2009

HERPES GENITALIS : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


Herpes genital merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan gambaran khas berupa vesikel
berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren. Umumnya disebabkan oleh
herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1.
Herpes genitalis merupakan infeksi pada genital dengan gejala khas berupa vesikel yang
berkelompok dengan dasar eritem bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada alat genital dan
sekitarnya (bokong, daerah anal dan paha). Ada dua macam tipe HSV yaitu : HSV-1 dan HSV-2 dan
keduanya dapat menyebabkan herpes genital. Infeksi HSV-2 sering ditularkan melalui hubungan
seks dan dapat menyebabkan rekurensi dan ulserasi genital yang nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai
mulut dan tipe 2 mengenai daerah genital.
HSV dapat menimbulkan serangkaian penyakit, mulai dari ginggivostomatitis sampai
keratokonjungtivitis, ensefalitis, penyakit kelamin dan infeksi pada neonatus. Komplikasi tersebut
menjadi bahan pemikiran dan perhatian dari beberapa ahli, seperti : ahli penyakit kulit dan kelamin,
ahli kandungan, ahli mikrobiologi dan lain sebagainya. Infeksi primer oleh HSV lebih berat dan
mempunyai riwayat yang berbeda dengan infeksi rekuren. Setelah terjadinya infeksi primer virus
mengalami masa laten atau stadium dorman, dan infeksi rekuren disebabkan oleh reaktivasi virus
dorman ini yang kemudian menimbulkan kelainan pada kulit. Infeksi herpes simpleks fasial-oral
rekuren atau herpes labialis dikenali sebagai fever blister atau cold sore dan ditemukan pada 2540% dari penderita Amerika yang telah terinfeksi. Herpes simpleks fasial-oral biasanya sembuh
sendiri. Tetapi pada penderita dengan imunitas yang rendah, dapat ditemukan lesi berat dan luas
berupa ulkus yang nyeri pada mulut dan esofagus.
Perjalanan Penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Umumnya kelainan

klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa
terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi seperti malaise,
demam, dan nyeri otot.
Diagnosis herpes genital secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel
berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Diagnosis dapat ditegakkan melalui
anamnesa, pemeriksaan fisisk jika gejalanya khas dan pemeriksaan laboratorium.
Pengobatan dari herpes genital secara umum bisa dengan menjaga kebersihan lokal, menghindari
trauma atau faktor pencetus. Adapun obat-obat yang dapat menangani herpes genital adalah
asiklovir, valasiklovir, famsiklovir.
Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa.
Kematian oleh infeksi HSV jarang terjadi. Infeksi inisial dini yang segera diobati mempunyai
prognosis lebih baik, sedangkan infeksi rekuren hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya. Pada
orang dengan gangguan imunitas, misalnya penyakit-penyakit dengan tumor di sistem
retikuloendotelial, pengobatan dengan imunosupresan yang lama, menyebabkan infeksi ini dapat
menyebar ke alat-alat dalam dan fatal. Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia
seperti pada orang dewasa. Terapi antivirus efektif menurunkan manifestasi klinis herpes genitalis.
Herpes Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di
sekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks.
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2.
HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi
mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling
rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya
(misalnya permukaan mata).
Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki
organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual
(misalnya sifilis atau cangkroid).

Kejadian penyakit ini sangat cepat akhir-akhir ini. Penyakit ini tak dapat diberantas secara tuntas
dan sering kumat-kumatan, dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan persalinan.
Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 dan tipe 2.

tipe 1 : keganasan rendah, menyerang terutama sekitar mulut

tipe 2 : ganas, menyerang alat kelamin

penyebab : virus Herpes Simpleks

perantara : manusia, bahan yang tercemar virus

tempat virus keluar : penis, vagina, anus, mulut

cara penularan : kontak langsung

tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut

Pada wanita penyakit ini biasanya tanpa gejala, tapi dapat menularkan penyakit. Penularan hampir
selalu terjadi melalui hubungan seksual. masa inkubasi 3-5 hari, kemudian pada daerah kemaluan
timbul gerombolan vesikel, di atas kulit kemerahan dan dirasakan nyeri, bila pecah meninggalkan
bekas. Sering disertai pembesaran kelenjar yang nyeri. Penyakit sembuh dalam 2-3 minggu.
Penyakit sering kumat, timbul pada tempat yang sama dan biasanya lebih ringan dari gejala infeksi
pertama. Faktor yang mempengaruhi kekambuhan biasanya adalah kelelahan fisik dan stress
mental, atau infeksi sistemik lainnya. Hubungan seksual yang berlebihan dengan banyak pasangan
meningkatkan kemungkinan berhubungan dengan orang yang sudah kena. Komplikasi pada wanita
hamil dapat ditularkan melalui ari-ari atau pada saat melahirkan, dapat menyebabkan keguguran,
kematian janin atau cacad permanen. Di samping itu, dapat pula menyebabkan kanker serviks.
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan
yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan
bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan
membentuk keropeng.
Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri.
Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar.
Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan
mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis
yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk divulva dan leher rahim. Jika
penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di
sekitar anus atau di dalam rektum.
Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa
sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih
dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang sama atau di sekitarnya, karena virus
menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk kembali menginfeksi kulit.
HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan
kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atauherpes labialis. Tetapi kedua virus
bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut.
Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya,
sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.

Infeksi awal dari 63% HSV-2 dan 37% HSV-1 adalah asimptomatik. Simptom dari infeksi awal (saat
inisial episode berlangsung pada saat infeksi awal) simptom khas muncul antara 3 hingga 9 hari
setelah infeksi, meskipun infeksi asimptomatik berlangsung perlahan dalam tahun pertama setelah
diagnosa di lakukan pada sekitar 15% kasus HSV-2. Inisial episode yang juga merupakan infeksi
primer dapat berlangsung menjadi lebih berat. Infeksi HSV-1 dan HSV-2 agak susah dibedakan.
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus. Kadangkadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha. Luka dapat muncul sekitar
4-7 hari setelah infeksi.(6,15)
Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang terinfeksi dan
dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu. Adapun gejalanya sebagai berikut : (1,4,6,12)
Nyeri dan disuria
Uretral dan vaginal discharge
Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
Nyeri pada rektum, tenesmus
Tanda :
Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi.
Limfadenopati inguinal
Faringitis
Cervisitis
a. Herpes genital primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual (termasuk hubungan oral atau
anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak
menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah
diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi
vesikel dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans
penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.(1)
b. Herpes genital rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus,
virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat
itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak
seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam,
gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar
diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan
outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus
terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat
timbul luka di tempat terjadinya outbreaks(1,4,12)
Mengenai gambaran klinis dari herpes progenitalis : gejaia klinis herpes progenital dapat ringan

sampai berat tergantung dari stadium penyakit dan imunitas dari pejamu. Stadium penyakit
meliputi :
Infeksi primer ? stadium laten ? replikasi virus ? stadium rekuren. (9)
Manifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status imunitas host. Infeksi
primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnya terhadap
HSV-1 atau HSV -2, yang biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan
sering menyebabkan komplikasi. (3,5)
Berbagai macam manifestasi klinis:(5,7)
1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan
giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan
ini umumnya rendah. Cara pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut.
A. Histopatologis
Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan inflamasi pada
dermis menjadi infiltrat dengan leukosit dan eksudat sereus yang merupakan kumpulan sel yang
terakumulasi di dalam stratum korneum membentuk vesikel.(1)
B. Pemeriksaan serologis ( ELISA dan Tes POCK )
Beberapa pemeriksaan serologis yang digunakan:
1. ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2.
2. Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensitivitas yang tinggi.
C. Kultur virus
Kultur virus yang diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih merupakan prosedur
pilihan yang merupakan gold standard pada stadium awal infeksi. Bahan pemeriksaan diambil dari
lesi mukokutaneus pada stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik dari pada bila
diambil dari lesi ulkus atau krusta. Pada herpes genitalis rekuren hasil kultur cepat menjadi negatif,
biasanya hari keempat timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya pelepasan virus, perubahan imun
virus yang cepat, teknik yang kurang tepat atau keterlambatan memproses sampel. Jika titer dalam
spesimen cukup tinggi, maka hasil positif dapat terlihat dalam waktu 24-48 jam.

DIAGNOSIS

Secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan
dasar eritem dan bersifat rekuren. Gejala dan tanda dihubungkan dengan HSV-2.
diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisis jika gejalanya khas dan
melalui pengambilan contoh dari luka (lesi) dan dilakukan pemeriksaan laboratorium. Tes
darah yang mendeteksi HSV-1 dan HSV-2 dapat menolong meskipun hasilnya tidak terlalu
memuaskan. Virus kadangkala, namun tak selalu, dapat dideteksi lewat tes laboratorium
yaitu kultur. Kultur dikerjakan dengan menggunakan swab untuk memperoleh material
yang akan dipelajari dari luka yang dicurigai sebagai herpes.(1,11,12)
Pada stadium dini erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang lanjut tidak
khas lagi, penderita harus dideteksi dengan kemungkinan penyakit lain, termasuk
chancroid dan kandidiasis. Konfirmasi virus dapat dilakukan melalui mikroskop elektron
atau kultur jaringan. Komplikasi yang timbul pada penyakit herpes genitalis anatara lain
neuralgia, retensi urine, meningitis aseptik dan infeksi anal. Sedangkan komplikasi
herpes genitalis pada kehamilan dapat menyebabkan abortus pada kehamilan trimester
pertama, partus prematur dan pertumbuhan janin terhambat pada trimester kedua
kehamilan dan pada neonatus dapat terjadi lesi kulit, ensefalitis, makrosefali dan
keratokonjungtivitis. Herpes genital primer HSV 2 dan infeksi HSV-1 ditandai oleh
kekerapan gejala lokal dan sistemik prolong. Demam, sakit kepala, malaise, dan mialgia
dilaporkan mendekati 40 % dari kaum pria dan 70% dari wanita dengan penyakit HSV-2
primer. Berbeda dengan infeksi genital episode pertama, gejala, tanda dan lokasi anatomi
infeksi rekuren terlokalisir pada genital
PENGOBATAN

Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi pengobatan
bisa memperpendek lamanya serangan.

Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus mengkonsumsi obat anti-virus
dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini mungkin, biasanya 2 hari
setelah timbulnya gejala.
Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim
untuk dioleskan langsung ke luka herpes.

Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka sehingga mengurangi
resiko penularan. Obat ini juga bisa meringankan gejala pada fase awal. Tetapi
pengobatan dini pada serangan pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit
ini.

Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis,
namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti :
menjaga kebersihan lokal
menghindari trauma atau faktor pencetus.

Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebesar 5%


sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini
memiliki beberapa efek samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat,
maserasi kulit dapat juga terjadi.(14)

Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan anda akan
meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala dan membantu mencegah
terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko menularnya herpes pada partner
seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah 12)
Asiklovir (Zovirus)
Famsiklovir
Valasiklovir (Valtres)

Asiklovir
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5
hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5%
dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta
mempercepat penyembuhan.(4,5)

Valasiklovir
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap
berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir
sampai 54%.oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat
dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah
dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis
episode awal.

Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi
HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus
untuk fosforilase menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan
asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam)
sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari.
Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini di
metabolisme dengan baik.

Herpes genitalis adalah kondisi umum terjadi yang dapat membuat penderitanya
tertekan. Pada penelitian in vitro serta penelitian in vivo, povidone iodine terbukti
merupakan agen efektif melawan virus tersebut, mendapatkan hasil memuaskan secara
klinis dari povidone iodine dalam larutan aqua untuk mengobati herpes genital.

CDC (Center For Disease Control and Prevention), merekomendasikan penanganan


supresif bagi herpes genital untuk orang yang mengalami enam kali atau lebih outbreak
per tahun.

Beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus dengan cara sectio caesaria bila
pada saat melahirkan diketahui ibu menderita infeksi ini. Tindakan ini sebaiknya
dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat 6 jam setelah ketuban pecah.
Pemakaian asiklovir pada ibu hamil tidak dianjurkan.

Sejauh ini pilihan sectio caesaria itu cukup tinggi dan studi yang dilakukan
menggarisbawahi apakah penggunaan antiviral rutin efektif menurunkan herpes genital
yang subklinis, namun

KOMPLIKASI

Infeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius
pada orang dewasa. Pada sejumlah orang dengan sistem imunitasnya tidak bekerja
baik, bisa terjadi outbreaks herpes genital yang bisa saja berlangsung parah dalam
waktu yang lama. Orang dengan sistem imun yang normal bisa terjadi infeksi herpes
pada mata yang disebut herpes okuler. Herpes okuler biasanya disebabkan oleh HSV-1
namun terkadang dapat juga disebabkan HSV-

Herpes dapat menyebabkan penyakit mata yang serius termasuk kebutaan.


Wanita hamil yang menderita herpes dapat menginfeksi bayinya. Bayi yang lahir
dengan herpes dapat meninggal atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata.
Bila pada kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu mendapat perhatian serius
karena virus dapat melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan
kerusakan atau kematian pada janin. Infeksi neonatal mempunyai angka mortalitas
60%, separuh dari yang hidup menderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.

PENCEGAHAN

Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif mencegah HSV. Kondom dapat
menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan masih dapat terjadi pada daerah yang
tidak tertutup kondom ketika terjadi ekskresi virus. Spermatisida yang berisi surfaktan
nonoxynol-9 menyebabkan HSV menjadi inaktif secara invitro. Di samping itu yang
terbaik, jangan melakukan kontak oral genital pada keadaan dimana ada gejala atau
ditemukan herpes oral.

Pencegahan

Mendeteksi kasus yang tidak diterapi, baik simtomatik atau asimptomatik.

Mendidik seseorang yang berisiko tinggi untuk mendapatkan herpes genitalis dan PMS
lainnya untuk mengurangi transmisi penularan.

Mendiagnosis, konsul dan mengobati individu yang terinfeksi dan follow up dengan
tepat.

Evaluasi, konsul dan mengobati pasangan seksual dari individu yang terinfeksi.

Skrining disertai diagnosis dini, konseling dan pengobatan sangat berperan dalam
pencegahan.

REFERENSI

Corey L, Wald A, Genital herpes. In Sexually Transmitted Disease, Holmes K.K, Mardh
PA, Sparling PF, Lemon SM, Stamn WE, Piot P, etc (ed) Third edition 2000. New
York:McGraw-Hill, p 285-305.

About genital herpes; what is genital herpes?[online].2006.[cited 18 Dec 2006].[3]


available from URL http://www.FAMVIR.com.

Herpes genital, Female herpes picture, [online].[cited 12 Dec 2006];[5 screens].


Available from http://www.herpes-coldsores-treatment-picture.com

Supported by
FIGHT AGAINST AIDS, SAVE INDONESIAN CHILDREN
YUDHASMARA FOUNDATION
JL TAMAN BENDUNGAN ASAHAN 5 JAKARTA PUSAT, JAKARTA INDONESIA 10210
PHONE :62 (021) 70081995 5703646
Email : judarwanto@gmail.com
https://childrenhivaids.wordpress.com/

Clinical and Editor in Chief :


DR WIDODO JUDARWANTO
email : judarwanto@gmail.com,

Copyright 2009, FIGHT AGAINST AIDS, SAVE INDONESIAN CHILDREN Information


Education Network. All rights reserved.
About these ads
Share this:

Reddit

Related

KONDILOMA AKUMINATA : PENYAKIT MENULAR SEKSUALIn "j.penyakit


menular seksual"
SIFILIS : PENYAKIT MENULAR SEKSUALIn "j.penyakit menular seksual"
Gonore (GO) atau kencing nanah: Penyakit Menular Seksual Yang Paling
Sering TerjadiIn "j.penyakit menular seksual"
Posted in j.penyakit menular seksual
LIMFOGRANULOMA VENERIUM : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

KONDILOMA AKUMINATA : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

RESPONSES
1.

[] Herpes Genitalis, []

o
By: Penyakit Menular Seksual FIGHT AGAINST AIDS, Save The Children Indonesia on
August 10, 2009
at 1:07 am
Reply

2.
cepet pantek

o
By: pantek on November 1, 2009
at 6:15 am
Reply
3.

[] https://childrenhivaids.wordpress.com/2009/08/10/herpes-genitalis-penyakit-menularseksual/ []

o
By: blog poenya ferion January 28, 2010
at 5:19 am
Reply

4.
klo , kita tidak melakukan sex , tpi terserang kq bisa ??

o
By: azuma on July 9, 2010
at 8:24 am
Reply

5.

tampilan penyakit ini mohon diperbaharui terus untuk penyadaran pelaku sex menyimpang dan
pencegahan bagi mereka yang belum menyimpang.

o
By: abdul hamid on September 6, 2010
at 5:46 am
Reply

LEAVE A REPLY

CATEGORIES

00.disease-condition

00.hiv-aids in indonesia

01.virology-genetic

02.epidemiology-statistic

03.immunology

04.pathophysiology

05.sign-symptoms

06.assessment-followup

07.complication

08.prevention-prognosis

09.drug-treatment

10.hiv-newborn

11.hiv-pregnancy

11.professional resources

12.parenting resources

13.research

14.news

15.controversies-debate

16.abstract-journal watch

17.articles

18.Links

19.meetings-congress

20.pictures-images

a. Tentang AIDS-HIV

a.aids di indonesia

a.tanda-gejala

b.aids bayi

c.aids-kehamilan

c.aids-persalinan

d.diagnosis-tes

e.komplikasi

f.obat-terapi

g.kontroversi

h.pencegahan

i.selamatkan anak

j.penyakit menular seksual

Uncategorized

TOP POSTS

HERPES GENITALIS : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Gonore (GO) atau kencing nanah: Penyakit Menular Seksual Yang Paling Sering Terjadi

KONDILOMA AKUMINATA : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

TANDA DAN GEJALA HIV DAN AIDS PADA ANAK

Darimana HIV Aids Berasal ?

TANDA, GEJALA HIV AIDS DAN DIAGNOSISNYA

KUTU KELAMIN (Kutu Pubic,PEDICULUS PUBIS) : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSIS HIV DAN AIDS PADA ANAK

SIFILIS : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

HIV DAN AIDS PADA BAYI BARU LAHIR

JOIN WITH MY TWITTER

Demo mahasiswa saat kedatangan Jokowi di Makasar yang hanya diiikuti 20 mahasiswa
dibubarkan dan mahasiswa...fb.me/1JyKs9vQT3 hours ago

RECENT POSTS

Ibu Rumah Tangga Terinveksi HIV Terus Meningkat

Darimana HIV Aids Berasal ?

Generasi anak bebas AIDS dapat terwujud

WHO menganjurkan pengobatan dini dan secara bertahap menghentikan penggunaan d4T

Bayi tanpa HIV yang lahir dari ibu dengan HIV tidak mengalami masalah pertumbuhan

Selzentry meningkatkan CD4 lebih banyak

Anak-anak dengan HIV hidup dan berkembang

Memulai pengobatan HIV mengurangi risiko kematian dari semua sebab manfaat tambahan
untuk pengobatan

Mengapa pria yang disunat memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terinfeksi HIV:
Perubahan bakteri

Penelitian membuka rahasia hubungan protein terhadap penyebaran virus

SAVE SINCE PREGNANCY

INTERNAL LINKS

Children Allergy Clinic

Children Autism Clinic

Children Fever Clinic

Children Foot Clinic

Children Sleep Clinic

Children Speech Clinic

CLinic For Children

Clinical Pediatric HIV-AIDS

Indonesian Brestfeeding Network

Poems and Songs For Children

Save Our Children from Smoke

SAVE YOUR CHILDREN

MEDIA INTERNAL

Koran Anak Indonesia

Koran Demokrasi Indonesia

Koran Indonesa Sehat

SPECIAL LINKS

AIDSinfo(Dept. of Health and Human Services)

CDC Divisions of HIV/AIDS Prevention

NIAID Division of Acquired Immunodeficiency Syndrome


Blog at WordPress.com. | The Ocean Mist Theme.

Follow

Follow FIGHT AGAINST AIDS, Save The Children Indonesia


Get every new post delivered to your Inbox.
Sign me up

Build a website with WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai