Perkembangan Inteligensi
Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi inteligensi sudah mulai tampak dalam tingkah
lakunya, misalnya dalam tingkah laku motorik dan berbicara.
Perkembangan Emosi
a. Usia ,0-8 minggu
b. Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsif). Emosi anak sangat bertalian dengan
perasaan indrawi (fisik), dengan kualitas perasaan senang dan tidak senang jasmaniah.
c. Usia 8 minggu-1 tahun.
Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk pra bahasa yang normal muncul dalam pola perkembangan bahasa, yakni
menangis, mengoceh, dan isyarat. Menangis adalah lebih penting karena merupakan dasar
bagi perkembangan bahasa yang sebenarnya.
Perkembangan Bermain
Pada masa anak mencapai usia 3 bulan, penguasaan tangannya telah sedemikian berkembang
sehingga memungkinkan dia dapat bermain dengan boneka, atau yang lainnya.
Perkembangan Pengertian
Bayi memulai hidupnya dengan tidak mempunyai pengertian tentang apa yang ada di
lingkungannya. Dia memperoleh pengertian tentang apa yang diamatinya melalui
kematangan dan belajar.
Perkembangan Kepribadian
Pada masa ini masih berkembang sikap egosentris (aku di pusat). Ini berarti bahwa anak
memandang segala sesuatu dilihat dari sudut pandang sendiri, dan ditujukan untuk
kepentingan dirinya sendiri. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak menghiraukan
kepentingan orang lain.
Perkembangan Moral
Seorang anak yang dilahirkan belum memiliki pengertian tentang apa yang baik atau tidak
baik. Pada masa ini tingkah laku anak hampir semuanya didominasi oleh dorongan naluriah
belaka. Oleh karena itu, tingkah laku anak belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral
atau tidak bermoral. Pada masa ini, anak cenderung suka mengulangi perbuatan yang
menyenangkan, dan tidak mengulangi perbuatan yang menyakitkan.
Ciri ciri:
Perkembangan Fisik
Perkembangan otak
Salah satu yang terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini adalah
pertumbuhan otak dan system syaraf. Otak dan kepala merupakan bagian yagn tumbuh paling
cepat. Meningkatnya ukuran otak disebabkan oleh peningkatan jumlah dan ukuran syaraf-syaraf
dalam, dan diantaranya bagian-bagian otak. Peningkatan ukuran otak disebabkan oleh
peningkatan mielinisasi yaitu proses dimana sel-sel syaraf dilapisi dan diisolasi oleh sebuah
lapisan sel-sel lemak, efeknya dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan penyaluran
informasi melalui system syaraf.
Perkembangan Motorik
Ketrampilan motorik dibagi dua jenis yaitu:
Ketrampilan motorik kasar (Gross Motor) adalah gerakan tubuh yang menggunakan otototot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri.
Ketrampilan motorik halus (Fine motor) adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih
Periode ini sering disebut juga dengan periode laten, karena individu sepintas hanya
menunjukkan pertumbuhan fisik tanpa perkembangan aspek mental yang berarti, berbeda dengan
fase-fase sebelumnya. Kita bisa simak, dalam periode sebelumnya pertumbuhan dan
perkembangan berbilang bulan saja untuk manusia agar bisa tumbuh dan berkembang.
Ketrampilan baru yang dikembangkan selama periode ini mengarah pada sikap industri
(ketekunan belajar, aktivitas, produktivitas, semangat, kerajinan, dsb), serta berada di dalam
konteks sosial. Bila individu gagal menempatkan diri secara normal dalam konteks sosial, ia
akan merasakan ketidak mampuan dan rendah diri.
d. Masa remaja(Usia 12 hingga 18 tahun)
Bila sebelumnya perkembangan lebih berkisar pada apa yang dilakukan untuk saya, sejak
stage perkembangan ini perkembangan tergantung pada apa yang saya kerjakan. Karena di
periode ini individu bukan lagi anak tetapi belum menjadi dewasa, hidup berubah sangat
kompleks karena individu berusaha mencari identitasnya, berjuang dalam interaksi sosial, dan
bergulat dengan persoalan-persoalan moral.
Tugas perkembangan di fase ini adalah menemukan jati diri sebagai individu yang
terpisah dari keluarga asal dan menjadi bagian dari lingkup sosial yang lebih luas.
Hal utama yang perlu dikembangkan di sini adalah filosofi kehidupan. Di masa ini,
seseorang bersifat idealis dan mengharapkan bebas konflik, yang pada kenyataannya tidak
demikian. Wajar bila di periode ada kesetiaan dan ketergantungan pada teman.
e. Masa dewasa(Usia 18 hingga 35)
Langkah awal menjadi dewasa adalah mencari teman dan cinta. Hubungan yang saling
memberikan rasa senang dan puas, utamanya melalui perkawinan dan persahabatan.
Keberhasilan di stage ini memberikan keintiman di level yang dalam.
Kegagalan di level ini menjadikan orang mengisolasi diri, menjauh dari orang lain, dunia
terasa sempit, bahkan hingga bersikap superior kepada orang lain sebagai bentuk pertahanan ego.
Hubungan yang signifikan adalah melalui perkawinan dan persahabatan.
f. Masa orang tua(Usia 55 atau 65 tahun)
Orang berusia lanjut yang bisa melihat kembali masa-masa yang telah dilaluinya dengan
bahagia, merasa tercukupi, dan merasa telah memberikan kontribusi pada kehidupan, ia
akan merasakan integritas. Kebijaksanaannya yang tumbuh menerima keluasan dunia dan
menjelang kematian sebagai kelengkapan kehidupan.
Sebaliknya, orang yang menganggap masa lalu adalah kegagalan merasakan keputus
asaan, belum bisa menerima kematian karena belum menemukan makna kehidupan. Atau
bisa jadi, ia merasa telah menemukan jati diri dan meyakini sekali bahwa dogma yang
dianutnyalah yang paling benar.
2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai
dengan pengetahuannya.
Faktor eksternal:
1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Cara mengatasi kenakalan remaja:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka
yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan
dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.