Prolapsus ani
Prolapsus ani pada prinsipnya terkait
dengan endoparasitism atau enteritis
pada hewan muda, dan tumor atau
hernia perineum pada hewan setengah
baya dan lebih tua. Namun, kondisi
yang menyebabkan tenesmus dapat
menyebabkan
prolaps
rektum.
Kelemahan jaringan ikat perirectal dan
perianal, kontraksi peristaltik tidak
terkoordinasi, dan peradangan atau
edema membran mukosa rektum
mempengaruhi
terjadinya
prolaps
rektum. Prolaps rektum bisa terjadi
lengkap atau tidak lengkap. Prolaps
lengkap hanya melibatkan mukosa.
Setiap bagian dari seluruh lingkar
anorektal mungkin akan terpengaruh.
Prolaps tidak lengkap melibatkan
seluruh lapisan dinding rektum dan
seluruh lingkar. Jumlah eversi dapat
meningkat karena tenesmus yang terus
menerus (Fossum, 2002).
Tinjauan Pustaka
1. IVDD
a. Etiologi
Etiologi Penyakit IVD
terjadi secara sekunder akibat
degenerasi diskus yg dimulai pada
perifer nukleus Penyebabnya yakni
trauma, mekanisme autoimmun,
enzym lysosomal dan faktor
genetik.
b. Diagnosa
Diagnosa
ditentukan
berdasarkan gejala klinis yg
muncul. Lakukan uji refleks
ekstrimitas (neurological signs).
Umumnya dengan uji refleks jari
kaki (dengan cara menyentuhkan
jari kaki ke pinggir meja).
Uji
fungsi-fungsi
SSP
Radiografi (x-rays) & myelogram
dgn injek bahan kontras 0.3 mg
iohexal/kg (240 mg iodine/ml).
b. Gejala Klinis
Hip-dysplasia
adalah
mempunyai ciri kuantitatif atau
kompleks
yang
merupakan
rangkaian dari tak dapat dilihat
(tanpa gejala klinis) sampai yang
parah. Hal ini merupakan kaitan
antara
pengaruh
lingkungan
(seperti gizi dan latihan, dan yang
lain) dengan konstitusi genetik
yang
mempengaruhi
derajat
abnormalitas
tersebut
dapat
terlihat. Ekspresi gen ini mungkin
telah dimodifikasi oleh sejumlah
faktor lingkungan, namun faktor
lingkungan tidak menyebabkan
hip-dysplasia, tetapi mereka boleh
menentukan apakah hal tersebut
dapat memenculkan gejala klinis
dan besaran derajat tingkat
keparahannya. Sebagai contoh,
dimana anjing yang membawa gen
untuk hip-dysplasia jika diberi
makan
suatu
diet
bersifat
melindungi
bisa
nampak
phenotypically normal setelah usia
delapan tahun.
c. Penanganan dan Pengobatan
Terapi dapat berupa pengobatan dan
pembedahan. Pengobatan dapat
dilakukan dengan obat anti arthritis
(misal : aspirin, corticosteroid, dan
carprofen). Apabila kejadiannya
tidak ringan sering dilakukan
dengan pembedahan. Ada tiga jenis
teknik pembedahan yang dilakukan
yaitu pectineal myotenectomy untuk
mengurangi rasa sakit, triple pelvic
osteotomy
untuk
mencegah
subluksasio, femoral head and neck
resection
untuk
mengurangi
arthritis, dan total hip replacement
3. Hernia
a. Etiologi
Tipe hernia paling umum adalah
hernia umbilical. Hernia tersebut
terjadi ketika pusar perut anak
kucing tidak tertutup dengan baik
setelah lahir. Lubang yang biasanya
sedikit kecil dan muncul sebagai
kantung ditengah perut, ditutupi
oleh kulit. Hernia umbilikus tidak
darurat dan dapat diperbaiki ketika
hewan steril. Perbaikan hernia
umbilikus melalui
pengambilan
beberapa jahitan pada dinding
abdominal dan kulit. Insisi steril
biasanya dapat diperluas sampai
kedalam dan kemudian penutup
hernia umbilikus (Mitchell, 2004).
Tipe lain, disebut dengan
hernia inguinal, muncul sebuah
kantung pada regio paha. Lemak
abdominal atau organ dapat
didorong keluar dari lubang ini
pada dinding abdominal. Hernia
inguinal dapat karena gangguan
congenital atau terjadi sebagai hasil
dari trauma fisik. Hernia inguinal
biasanya tidak berbahaya, tapi
karena dapat meluas, harus segera
ditangani (Mitchell, 2004).
Dua hernia lain yang
biasanya ditemukan di kucing
adalah hernia diafragmatika dan
hernia pericardial-diafragmatika.
Tipe hernia ini terjadi pada rongga
dada dan didiagnosa dengan sinar
X. Hernia diafragmatika sering
karena trauma. Hernia perikardialdiafragmatika
merupakan
gangguan congenital (Mitchell,
2004).
Kesimpulan
Hip-dysplasia merupakan salah
satu penyakit kelemahan sendi yang
menyebakab ketidakharmonisan hubungan
articulatio coxofemoralis
Hip-dysplasia
pada
anjing
merupakan salah satu penyakit yang dapat
diturunkan, perkecualian pada trauma
neonatal.
Prolapsus rectum ini dapat terjadi
pada semua bangsa anjing dan tidak
tergantung jenis kelamin. Sebagian besar
kasus terjadi pada hewan yang lebih
muda.Faktor predisposisi penyakit ini
adalah tumor pada kolon, rektum dan anus.
Faktor yang lain adalah adanya benda
asing, sistitis, hernia perineal, prostatitis,
obstruksi urethra dan distokia.
Hernia
dapat
diklasifikasikan
menjadi
hernia
dapatan
maupun
kongenital.
Hernia
dapatan
dapat
disebabkan oleh salah satunya adalah
trauma bedah atau terbukanya luka sayatan
bedah.
Menurut (Tjahjadi, 2009) hernia
yang terbentuk berdasarkan letak anatomis
tempat hernia tersebut terbentuk, maka
hernia
dapat
dibagi
atas
hernia
diafragmatika, hernia pelvika, hernia
umbilikalis, hernia inguinalis lateralis
(yang apabila berlanjut menjadi hernia
skrotalis), hernia inguinalis medialis,
hernia kruralis, hernia perinealis, dan
hernia ventralis.
Pustaka Acuan
Cargill, John C., and Thorpe, Susan
Vargas. 2000. "Causative Factors
of Canine Hip Dysplasia"
woodhavenlabs
Read R.A. dan Bellenger CR. 2003.
Textbook of Small Animal Surgery
Vol 1, 3rd edition. Editor: Slatter
D. USA: Saunders.