Jurusan Ekonomi
Program studi Manajemen
Universitas Taman Siswa
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang memberikan pengaruh
pada performa perusahaan, pelanggan merupakan orang yang menuntut hal
tersebut. Pelanggan menjadi salah satu harta yang sangat penting dalam
keberlangsungan usaha. Untuk mengenal apa yang mereka mau, yang mereka
butuhkan dan bagaimana mereka bisa mengenal kita.
Pada saat ini minat pelanggan terhadap perkembangan media sangat tinggi
untuk mengetahui suatu informasi berpengaruh pada meluasnya persaingan
berbagai media untuk berlomba-lomba dalam menyajikan informasi dengan cara
yang kompetitif dan menarik agar terciptanya kepuasan pelanggan yang
merupakan hal yang sangat penting dan harus dipenuhi melalui aktivitas
perusahaan untuk mencapai kejayaan dalam aspek keuangan. Sebab tanpa
pelanggan dan penguasaan pasar yang solid, perusahaan bisnis tidak lagi
mempunyai alasan untuk meneruskan nafas bisnisnya. Keinginan pelanggan yang
beragam menuntut perusahaan agar lebih bekerja keras dalam mempengaruhi
pelanggan.
Kinerja perusahaan merupakan hal penting dalam meningkatkan persaingan,
menuntut setiap perusahaan untuk melaksanakan strategi dalam memenangkan
persaingan dan mampu menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien
sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai (Junaidi, 2002:13). Oleh karena
itu perusahaan terus berupaya untuk merumuskan dan menyempurnakan strategistrategi bisnis untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas penerapan strategi
tersebut. Maka manajemen perusahaan perlu mengukur kinerja bisnis mereka.
Kemampuan perusahaan dalam menetapkan keputusan dan kebijakan strateginya
akan sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.
PT. Padang Intermedia Pers adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang surat kabar dengan nama Harian Pagi Padang Ekspres yang sering disebut
juga dengan Padek. Dalam perkembangannya Harian Pagi Padang Ekspres sejak
tahun 2000 sudah memimpin pasar dan beredar sampai pelosok Sumatra Barat,
kini diusianya yang ke-15 dengan oplah yang beredar berkisar 52.000 eksplar/hari
atau dibaca minimal oleh sekitar 260.000-an orang (rata-rata satu surat kabar
dibaca 5 orang). Lembaga riset ternama di dunia, Roy Morgan International
merilis hasil survei lima koran teratas untuk 17 provinsi di Indonesia. Penelitian
dilakukan pada 21 kota besar, 22 kota kecil, dan pedesaan, secara serentak. Untuk
Sumbar, selama lima tahun terakhir Harian Pagi Padang Ekspres menjadi market
leader. Seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini, total pembaca Harian Pagi
Padang Ekspres lebih tinggi dibandingkan surat kabar lokal lainnya.
Gambar 1. Grafik Pembaca Surat Kabar di Kota Padang
200
50%
45%
182
180
45%
163
160
40%
153
38%
140
37%
134
120
35%
30%
111
94
100
25%
20%
80
77
20%
16%
60
13%
12%
15%
10%
40
10%
8%
6%
8%
20
5%
0%
Sep08
Dec08
Mar09
Jun09
Sep09
Dec09
Mar10
Jun10
Sep10
Dec10
Mar11
Jun11
Sep11
Dec11
Mar12
Jun12
Sep12
Dec12
Mar13
Jun13
Sep13
Sumber : Source Roy Morgan Single Source Indonesia September 2013 (urban)
Dilihat dari prestasi yang telah dicapai oleh PT. Padang Intermedia Pers
masih belum bisa diidentifikasikan bahwa kinerja perusahaan selama ini terbilang
baik. Dipandang dari perspektif pelanggan ditemukan keterlambatan surat kabar
yang sampai ke tangan pelanggan yang memberikan nilai negatif di mata
pelanggan, baik dikarenakan kendala dalam jadwal pencetakan surat kabar
maupun dari keterlambatan pihak loper yang tidak terkontrol dalam jadwal
pengantaran surat kabar. Dilihat dari visi misi dari PT. Padang Intermedia Pers
indikator keberhasilan merupakan alat ukur yang harus dievaluasi secara periodik
berkesinambungan. Perbaikan kinerja entitas publik menjadi suatu keharusan yang
mau tidak mau haruslah dilakukan sesuai dengan visi dari perusahaan untuk
menjadi perusahaan surat kabar terbesar di Sumatra Barat dengan karakter:
Aspirasi rakyat yang hidup, berkembang berdasar proporsional (kepekaan sosial
yang alert atau responsibilitive), memiliki unsur-unsur intelektualitas atau disiplin
ilmu dan modernisasi, menjadi bangunan dan kemajuan masyarakat atau daerah
Sumatera Barat serta akuntabilitas publik.
Pencapaian visi tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas untuk menaikan kinerja perusahaan. Perusahaan dituntut selalu bisa
melayani pelanggan dan memberikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
pelanggan, menunjukan kinerja perusahaan sehingga bisa menciptakan reputasi
yang bagus di mata pelanggan. Agar perusahaan bisa bertahan dalam umur bisnis
jangka panjang. Berdasarkan penjelasan tersebut, sangat jelas bahwa pengukuran
kinerja perusahaan harus dilakukan dengan jelas. PT. Padang Intermedia Pers
hanya melakukan pengukuran kinerja berdasarkan peningkatan kinerja keuangan
perusahaan, di mana pengukuran kinerja keuangan tidak dapat menggambarkan
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pengukuran kinerja keuangan hanya
menilai kinerja untuk jangka pendek dan tidak memperhitungkan harta-harta tak
nampak yang dimiliki perusahaan serta lemahnya dalam pengendalian pertahanan
pelanggan yang berpengaruh kepada laba perusahaan.
Melihat permasalahan tersebut, maka penulis memilih menggunakan
alternatif pengukuran kinerja perusahaan dengan sistem balance scorecard pada
PT. Padang Intermedia Pers di Padang Sumatra Barat yang lebih komprehensif,
akurat, terukur karena selama ini pengukuran kinerja yang dilakukan pihak PT.
Padang Intermedia Pers masih menitikberatkan pada aspek keuangan saja.
Balance scorecard adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti
dalam menjalankan strategi bisnis. Melihat keunggulan yang ada pada balance
scorecard, dimana peneliti merancang tolok ukur yang harus dibuat berdasarkan
pendekatan balance scorecard terhadap PT. Padang Intermedia Pers dari satu
perspektif saja yaitu perspektif pelanggan dan mengetahui apakah perspektif
pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perspektif Pelanggan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahan PT. Padang Intermedia Pers.
Perumusan Masalah
Berdasarkan ;atar belakang masalah di atas dan untuk lebih mengarahkan
pembahasan ini agar sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis merumuskan
permasalahan ini sebagai berikut : Bagaimana pengaruh perspektif pelanggan
dalam mengukur kinerja perusahaan di PT. Padang Intermedia Pers?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisa pengaruh
perspektif pelanggan dalam mengukur kinerja perusahaan di PT. Padang
Intermedia Pers.
LANDASAN TEORI
Pelanggan
Pelanggan adalah semua orang yang menuntut organisasi untuk memenuhi
standar kualitas tertentu, dan karena itu memberikan pengaruh pada kinerja
organisasi (Nasution, 2005:45).
Pelanggan adalah pondasi dari keberhasilan strategi tingkat bisnis. Ketika
mempertimbangkan pelanggan-pelanggan sebuah perusahaan secara simultan
mempelajari tiga masalah: siapa, apa, dan bagaimana (Hoskisson, 2001:186).
Pentingnya peranan pelanggan dalam bagi kelangsungan hidup perusahaan
seringkali diungkapkan para pelaku bisnis dengan cara mengungkapkannya
melalui pujian dan kebanggaan kepada pelanggan. Di mana pelanggan, adalah
pihak yang memakai nilai, mereka membentuk harapan akan nilai (Hurriyati,
2005:106).
Menurut Irawan (2004:1) mengemukakan bahwa Pelanggan adalah orang
yang paling penting dalam perusahaan. Sedangkan Rangkuti (2006:318)
menyebutkan : Pelanggan adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan
produk atau jasa. Seseorang bisa disebut pelanggan tanpa perlu membeli produk
atau jasa, melainkan cukup hanya mengkonsumsi atau menggunakan produk atau
jasa tersebut.
Perspektif Pelanggan
Balance scorecard mengukur bagaimana pandangan pelanggan terhadap
aktivitas perusahaan. Pada masa lalu seringkali perusahaan mengkonsentrasikan
diri pada kemampuan internal dan kurang memperhatikan kebutuhan konsumen.
Sekarang strategi perusahaan telah bergeser fokusnya dari internal ke eksternal.
Jika suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam
jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk atau jasa
yang bernilai dari biaya perolehannya. Suatu produk akan semakin bernilai
apabila kinerjanya semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang
diharapkan dan yang dipersepsikan konsumen (Julianto, 2000).
Jauch (1994:83) mengatakan, sektor pelanggan merupakan salah satu
sektor yang penting untuk diperhatikan oleh manajemen. Faktor kepuasan
pelanggan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup perusahaan.
Perspektif pelanggan adalah bagaimana pelanggan memandang perusahaan
sehingga untuk mewujudkan visi perusahaan, apa yang harus perusahaan
tampilkan kepada pelanggan (Kaplan dan Norton, 1996).
Dalam perspektif pelanggan, manajer perlu mengidentifikasikan segmen
pasar yang akan dituju oleh perusahaan dan mengukur unit bisnisnya. Ada dua
kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan yaitu :
1.
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan atau konsumen adalah tingkat perasaan konsumen
setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar,
2005:65). Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007:177) mengatakan
bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap
kinerja yang diharapkan.
Faktor utama dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan adalah:
1. kualitas produk
2. kualitas pelayanan
3. emosional
4. harga
5. biaya.
b.
Retensi Pelanggan
Kaplan dan Norton (1996:73) mengatakan bahwa retensi pelanggan
(customer retention) adalah suatu aktivitas yang diarahkan untuk mampu menjaga
interaksi yang terus berkelanjutan dengan pelanggan melalui hubungan
berkelanjutan, loyalitas pemasaran, database pemasaran, permission marketing,
dan kemajuan-kemajuan.
c.
Akuisisi Pelanggan
Akuisisi
pelanggan
adalah
proses
identifikasi,
mendekati
dan
Profitabilitas Pelanggan
Secara teori, fenomena mempertahankan pelanggan yang dapat memberikan
kontribusi
terhadap
keberlangsungan
usaha
tersebut
berkaitan
dengan
e.
Pangsa Pasar
Pangsa pasar mengukur proporsi perusahaan dari total usaha dalam pasar
tertentu, ukuran pangsa pasar adalah kelompok customer yang menjadi target atau
segmen pasar yang terspesifikasi. Ukuran ini dapat menunjukkan seberapa kuat
atau seberapa dominant suatu perusahaan dalam menguasai pasar untuk produk
atau jasa tertentu. Mengukur pangsa pasar dapat segera dilakukan bila kelompok
pelanggan sasaran atau segmen pasar sudah ditentukan.
2. Costumer Value Proportion (Proposi Nilai pelanggan)
a.
Atribut-atribut Produk
b.
c.
Dalam lingkungan yang baru ini sistem informasi tradisional yang terbatas
pada tolok ukur keuangan yang berkembang dalam revolusi industri ataupun jasa
tidak lagi memadai untuk memobilisasi dan mengeploitasi sumber daya yang
sebagian besar merupakan aset tak berwujud. Oleh karena itu untuk meningkatkan
mutu informasi dan mengimplementasikan strategi perusahaan diperlukan sistem
informasi yang meliputi sistem informasi keuangan maupun non keuangan. Kini
Kaplan dan Norton telah merancang suatu sistem pengukuran komprehensif yang
belakangan ini terkenal dengan sebutan balance scorecard.
Mulyadi, (2001:1) menyebutkan bahwa :
10
Balance scorecard
digunakan
mendongkrak
untuk
kemampuan
organisasi
dalam
Scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor
hasil kinerja seseorang yang nantinya digunakan untuk membandingkan
dengan hasil kinerja yang sesungguhnya.
b)
seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang
hendak diwujudkan oleh personel di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang
hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja
sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas
kinerja personal yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk
menunjukan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek :
keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan
ekstern. Oleh karena itu, jika kartu skor personel digunakan untuk merencanakan
skor yang hendak diwujudkan di masa depan, personel tersebut harus mengitung
keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan nonkeuangan, antara
kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang, serta antara kinerja yang
bersifat intern dan kinerja yang bersifat ekstern.
Berikut ini dikemukakan pengertian balance scorecard menurut beberapa
ahli, di antaranya:
1.
11
3.
Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992
dalam sebuah artikel berjudul Balance Scorecard-Meansures that Drive
Performance. Balance scorecard dikembangkan sebagai sistem pengukuran
kinerja yang memungkinkan para eksekutif memandang perusahaan dari beberapa
perspektif secara simultan.
Mulai pertengahan tahun 1993, perusahaan konsultan yang dipimpin oleh
David P. Norton, Renaissance Solution, Inc, menerapkan balance scorecard
sebagai sarana untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan strategi di
berbagai perusahaan kliennya. Sejak saat itu, balance scorecard tidak saja
digunakan sebagai sistem pengukuran kinerja namun berkembang lebih lanjut
sebagai sistem manajemen strategis.
Tujuan dan pengukuran keuangan dalam balance scorecard bukan hanya
penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan
melainkan merupakan hasil dari proses top-down berdasarkan misi dan strategi
dari suatu unit usaha. Misi dan strategi harus diterjemahkan oleh balance
scorecard menjadi suatu tujuan dan ukuran yang nyata. Kata balance di sini
menekankan keseimbangan antara beberapa faktor :
12
a)
b)
c)
Sumber: Kaplan dan Norton, Using the Balance Scorecard as a Strategic Management System, Harvard
Business Review (Januari-Februari 1996:76)
13
14
measurement
is
perhaps
the
most
important,
Perpektif Pelanggan
(X)
Kinerja Perusahaan
(Y)
Hipotesis
Diduga perspektif pelanggan pada metode balance scorecard berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
15
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi
penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data lebih banyak dilakukan dengan
cara survei dan penyebaran angket.
Identifikasi Variabel Penelitian
Berdasarkan rumusan judul penelitian ini dapat diidentifikasi beberapa
variabel yaitu :
1. Varibel bebas dalam penelitian ini adalah Perspektif Pelanggan (X).
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Perusahaan (Y).
Defenisi Operasional Variabel
Untuk lebih jelasnya mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, maka
dikemukan definisi operasional variabel dan indikator dari setiap variabel
penelitian, seperti dapat dilihat secara ringkas dalam tabel berikut :
Tabel 1. Indentifikasi Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Pengukuran
1. Perspektif
Pelanggan
(X)
Bagaimana pelanggan
memandang
perusahaan sehingga
untuk mewujudkan
visi perusahaan, apa
yang harus perusahaan
tampilkan kepada
pelanggan
(Kaplan & Norton,
1996)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kepuasan pelanggan
Skala Likert
Retensi pelanggan
Akuisisi pelanggan
Profitabilitas pelanggan
Pangsa pasar
Atribut-atribut produk
Hubunagn dengan
pelanggan
8. Citra dan reputasi
(Kaplan & Norton, 1996)
2. Kinerja
Perusahaan
(Y)
Kinerja mengukur
berbagai aktivitas
tingkat organisasi
sehingga menghasilkan
informasi umpan balik
untuk melakukan
perbaikan organisasi.
(Atkinson, 1995:51)
16
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Surat Kabar PT. Padang
Intermedia Pers yaitu Harian Pagi Padang Ekspres yang hanya berada di kota
Padang dan hanya pelanggan perorangan, bukan merupakan instansi. Populasi
pelanggan yang diteliti adalah rata-rata pelanggan yang terdata dari awal tahun
2009 hingga akhir tahun 2013 yaitu 10.376 pelanggan.
Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu probability sampling yaitu
dengan teknik Sample Random Sampling yaitu pengambilan anggota sample
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu, (Sugiono, 2009:64) dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang
responden pelanggan Harian Pagi Padang Ekspres yang berdomisili di Kota
Padang. Hal ini dimaksudkan
=
=
=
=
=
Kinerja Perusahaan
Nilai konstanta
Koefisien regresi perspektif pelanggan
Perspektif Pelanggan
Standart error
2. Uji t
Untuk menguji kebenaran hipotesis dilakukan adalah pengujian secara
parsial melalui uji t yang dilihat berdasarkan tabel coefficient nilai p-value untuk
setiap variabel. Uji t dapat dilihat dari nilai p-value dari variabel, jika nilai p-value
t test kecil dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti bahwa variabel
17
n2
1 r2
Di mana :
thitung = Koefisien korelasi
n
= Jumlah sampel penelitian
r
= Nilai korelasi
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
1. H1 diterima jika nilai p-value pada kolom sig. < level of significant () dan
nilai t hitung > t tabel untuk uji sisi positif atau nilai t hitung < t tabel untuk
uji sisi negatif yang menyatakan adanya dampak signifikan antara perspektif
pelanggan terhadap kinerja perusahaan.
2.
H0 diterima jika nilai p-value pada kolom sig. > level of significant () dan
nilai t hitung < t tabel untuk uji sisi positif atau nilai t hitung > t tabel untuk
uji sisi negatif yang menyatakan adanya dampak tidak signifikan antara
perspektif perspektif terhadap kinerja perusahaan.
18
19
Analisis Inferensial
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan analisis
inferensial yang berguna untuk mengetahui tingkat keakuratan, kehandalan dari
setiap variabel penelitian uang akan diuji. Secara umum pengujian yang
digunakan meliputi uji validitas untuk mengetahui valid atau tidak validnya
pernyataan dapat diketahui dari konstruk atau faktor loading yang terbentuk lebih
besar atau sama dengan 0,197 dan tidak mengalami kerancuan dan ambigu
terhadap 23 pernyataan yang medukung variabel independent dan 9 pernyataan
yang mendukung variable dependent dengan hasil uji statistik yang apat
disimpulkan bahwan seluruh pernyataan yang valid tersebut dapat diteruskan
dalam tahap pengujian hipotesis.
Uji reliabilitas, untuk mengetahui kehandalan variable yang telah didukung
oleh pernyataan yang valid apabila digunakan pada waktu dan tempat yang
berbeda maka dilakukan pengujian reliabilitas.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perspektif Pelanggan
dan Kinerja Perusahaan
No.
Variabel
Cronbach's Alpha
Keterangan
1.
Perspektif Pelanggan
0.898
Reliabel
2.
Kinerja Perusahaan
0.812
Reliabel
Koefisien Regresi
Std. Error
Konstanta
16,394
2,144
Perspektif Pelanggan
0,208
0,024
20
Sig.
0,000
Alpha
0.05
Kesimpulan
Signifikan
R2
0,439
Kesimpulan
Kuat
21
22
pengukuran kinerja perusahaan karena nilai t-hitung 17,234 > t-tabel 1,984
dengan probabilitas signifikannya 0,000 < lefel of significant 0,05.
2. Besarnya hubungan perspektif pelanggan yang dilihat dari indikator kepuasan
pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, profitabilitas pelanggan,
pangsa pasar, atribut produk, hubungan dengan pelanggan serta citra dan
reputasi terhadap pengukuran kinerja perusahaan PT. Padang Intermedia Pers
adalah 75,2% dan sisanya 24,8% dipengaruhi oleh variable selain perspektif
pelanggan seperti perspektif keuangan, perspektif proses bisnis dan perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran.
Saran
Saran-saran dari penelitian yang untuk dilakukan pada PT. Padang
Intermedia Pers untuk mengukur dan meningkatkan kinerja perusahaan adalah
sebagai berikut:
1. Pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan perspektif pelanggan pada
metode balance scorecard perlu ditingkatkan dan diperbaharui secara rutin tiap
periodenya, kritik dan saran serta keluhan dari pelanggan atau pihak eksternal
sangan baik untuk membangun perusahaan yang maju serta memiliki umur
bisnis yang panjang yang memiliki imbas nilai guna dan manfaat untuk segala
pihak serta membantu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan baik
tujuan perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Untuk lebih baiknya perusahaan melakukan pengukuran kinerja mulai kembali
memperbaharui metode pengukuran kinerja dan meninggalkan pengukuran
kinerja cara tradisional yang telah digunakan selama ini. Lebih baiknya lagi
jika perusahaan mampu untuk mengimplementasikan pengukuran kinerja
perusahaan dengan metode balance scorecard secara utuh yaitu dengan
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis dan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, A., Atkinson R.D., Robert S.K., dan S. Mark Young. 1995.
Management Accounting, International Edition, New Jersey,
Englewood Cliffs: Prantice-Hall International, Inc.
David, Fred R, 2009. Manajemen Strategis Buku 1 Edisi 12. Salemba
Empat:Jakarta.
Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan
Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro:Semarang.
Hariandja, Marihot T.E, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta:Grasindo.
Hoskisson, Robert E dan Michael A. Hitt, R. Duane Ireland. 2011. Manajemen
Strategis Daya Saing dan Globalisasi. Jakarta:Salemba Empat.
Hurriyati, Ratih. 2005, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
Alfabeta.
Irawan, Handi. 2004. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta:Elex Media
Komputindo
Jauch, Lawrence R. dan William F. Glueck. 1994. Manajemen Strategis dan
Kebijakan Perusahaan. Jakarta. Erlangga.
Julianto, Heppy. 2000. Mengukur Kepuasan Pelanggan. Manajemen. Jakarta:No.
138. Februari.
Junaidi. 2002. Kontribusi Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Peningkatan
Kinerja Perusahaan (Studi Kasus di Perusahaan Jasa Perantara
Asuransi-PT. XYZ). Jakarta. Tesis Program Pascasarjana Magister
Manajemen Sistem Informasi Akuntansi. Universitas Bina Nusantara,
tidak ditebitkan.
Kaplan, R. S. dan Norton, D. P. (1996). Using The Balanced Scorecard as a
Strategic Management System, Harvard Business Review, Jan-Feb.
Kaplan, Robert S dan David Norton. 2000. Balance Scorecard:Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi. Terjemahan oleh Peter R. Rosi Pasla dari
Balance Scorecard:Transalting Strategi Into Action (1996).
Jakarta:Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, edisi 13 jilid
2 Terjemahan Bob Sabran. Jakarta:Erlangga.
Lovelock, Christopher dkk,2011. Pemasaran Jasa. Jakarta:Erlangga.
Mathis, dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi pertama,
Cetakan Pertama, Yogyakarta:Salemba Empat
Mirza, Teuku. 1997. Balance Scorecard. Usahawan No. 06 TH XXVI. Juni.
Mulyadi. 2001. Balance Scorecard:Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta.
Nasution, MN. 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).
Jakarta:Ghalia Indonesia.
Niraj, R. Foster G. Gupta M.R. & Narasimban C. 2008. Understanding Customer
Level Profitability Implications of Satisfaction Program. Journal of
Bussines and Industrial Marketing. Volume 23. Nomor 27.
24