Anda di halaman 1dari 32

PERCOBAAN I

KARAKTERISTIK DIODA
1.1 Tujuan Percobaan
1. Memeriksa kondisi dioda.
2. Mempelajari karakteristik I = f (V), reverse bias dan forward bias.
1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1 Pengertian Dioda
Dioda adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu
arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya, selain itu dioda memiliki
fungsi sebagai berikut: Untuk penyerah arus, sebagai catu daya, sebagai
penyaring atau pendeteksi dan untuk stabilisator tegangan, sebagai pengganda
tegangan, dll.
Karena

fungsinya

sebagai

penyearah

arus

maka,

dioda

sering

dipergunakan sebagai penyearah dalam rangkaian elektronika. Dioda pada


umumnya mempunyai 2 elektroda (terminal) yaitu anoda (+) dan katoda (-) dan
memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan P-N semikonduktor
yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-P (anoda) menuju ke sisi tipe-N
(katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan
menghambat arus pada tegangan balik. Walaupun dioda kristal (semikonduktor)
dipopulerkan sebelum dioda termionik, dioda termionik dan dioda Kristal
dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan. Prinsip kerja dari
dioda termionik ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873 Sedangkan
prinsip kerja dioda Kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti Jerman, Karl
Ferdinand Braun. Pada waktu penemuan, peranti seperti ini dikenal sebagai
penyearah (rectifier). Pada tahun 1919, William Henry Eccles memperkenalkan
istilah dioda yang berasal dari di berarti dua, dan oda berarti jalur.
Dalam percobaan ini akan dipelajari karakteristik I = f (V) dari dioda. Dioda
akan diberi forward bias dan reverse bias dengan tegangan bias dinaikan secara
bertahap. Pada waktu tegangan bias dinaikkan, arus dan tegangan dioda dicatat,
pada kedua semikonduktor tersebut terdapat resistansi, r-P (resistansi tipe P)
dan r-N (resistansi tipe N), jumlah kedua resistansi tersebut disebut resistansi
Bulk.

Resistansi Bulk =

Vd
Id

....(1.1)

Gambar 1.1 Susunan dan Simbol Dioda


(Sumber: Kendi, 2014)

1.2.2

Prinsip Kerja Dioda


Prinsip Kerja Dioda berbeda dengan prinsip atau teori elektron yang

menyebutkan bahwa arus listrik yang terjadi dikarenakan oleh pergerakan


elektron dari kutub positif menuju ke kutub negatif, tetapi dioda ini hanya
mengalirkan arus satu arah saja, yaitu DC. Oleh karena jika dioda dialiri oleh
tegangan P yang lebih besar dari muatan N, maka elektron yang terdapat pada
muatan N akan mengalir ke muatan P yang disebut sebagai forward bias, bila
terjadi sebaliknya, yaitu jika dioda tersebut dialiri dengan tegangan N yang lebih
besar daripada tegangan P, maka elektron yang ada di dalamnya tidak akan
bergerak, sehingga dioda tidak mengaliri muatan apapun, pada kondisi seperti ini
sering disebut sebagai reverse bias.

Gambar 1.2 Skema Prinsip Kerja Dioda


(Sumber: Kendi, 2014 )

Dengan

demikian

dapat

disimpulkan

bahwa,

Prinsip

Kerja

dioda merupakan salah satu alat yang sangat unik karena mampu memanipulasi
muatan hingga menjadi muatan yang searah atau DC. Sambungan antara
muatan anoda (P) dengan muatan katoda (N) dinamakan sebagai depletion layer

(lapisan deplesi) dimana terjadi keseimbangan muatan elektron dan hole.


Biasanya pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima muatan
elektron, sedangkan pada sisi N banyak elektron yang siap untuk membebaskan
diri, dengan kata lain jika sisi P diberi muatan potensial yang lebih, maka elektron
dari sisi N akan langsung mengisi setiap hole-hole yang ada di sisi P.
1.2.3

Karakteristik Dioda
Untuk mengetahui karakteristik dioda dapat dilakukan dengan cara

memasang dioda seri dengan sebuah catu daya DC dan sebuah resistor. Dari
rangkaian percobaan dioda tersebut dapat diukur tegangan dioda dengan variasi
sumber tegangan yang diberikan. Dari rangkaian pengujian tersebut dapat dibuat
kurva karakteristik dioda yang merupakan fungsi dari arus I D, arus yang melalui
dioda, terhadap tegangan VD, beda tegangan antara titik a dan b.

Gambar 1.3 Rangkaian Pengujian Karakteristik Dioda


(Sumber: Handoko, 2015)

Karakteristik dioda dapat diperoleh dengan mengukur tegangan dioda


(Vab) dan arus yang melalui dioda, yaitu ID. Dapat diubah dengan dua cara, yaitu
mengubah VDD. Bila arus dioda ID kita plotkan terhadap tegangan dioda Vab, kita
peroleh karakteristik dioda. Bila anoda berada pada tegangan lebih tinggi
daripada katoda (VD positif) dioda dikatakan mendapat forward bias. Bila VD
negatif disebut reverse bias atau bias mundur. Pada diatas VC disebut cut In
voltage, IS arus saturasi dan VPIV adalah peak inverse voltage. Bila harga VDD
diubah, maka arus ID dan VD akan berubah pula. Bila kita mempunyai
karakteristik dioda dan kita tahu harga VDD dan RL, maka harga arus ID dan VD
dapat kita tentukan sebagai berikut. Dari gambar pengujian dioda diatas dapat
ditentukan beberapa persamaan sebagai berikut. Bila hubungan di atas
dilukiskan pada karakteristik dioda kita akan mendapatkan garis lurus dengan

kemiringan (1/RL). Garis ini disebut garis beban (load line) seperti gambar
berikut. :

Gambar 1.4 Kurva Karakteristik Dioda Dan Garis Beban


(Sumber: Handoko, 2015)

Dari gambar karakteristik diatas dapat dilihat bahwa garis beban


memotong sumbu V dioda pada harga VDD yaitu bila arus I=0, dan memotong
sumbu I pada harga (VDD/RL). Titik potong antara karakteristik dengan garis
beban memberikan harga tegangan dioda VD(q) dan arus dioda ID(q). Dengan
mengubah harga VDD maka akan mendapatkan garis-garis beban sejajar seperti
pada gambar diatas. Bila VDD<0 dan |VDD| < VPIV maka arus dioda yang mengalir
adalah kecil sekali, yaitu arus saturasi IS. Arus ini mempunyai harga kira-kira 1A
untuk dioda silicon.
1.2.4

Bias Maju dan Bias Mundur Dioda


1. Bias Maju Dioda

Gambar 1.5 Dioda dengan Bias Maju


(Sumber: Anonim )

Gambar 1.5 merupakan gambar karakteristik dioda pada saat diberi bias
maju. Lapisan yang melintang antara sisi P dan sisi N diatas disebut sebagai
lapisan deplesi (depletion layer), pada lapisan ini terjadi proses keseimbangan
hole dan electron. Secara sederhana cara kerja dioda pada saat diberi bias maju
adalah sebagai berikut, pada saat dioda diberi bias maju, maka electron akan
bergerak dari terminal negative baterai menuju terminal positive baterai
(berkebalikan dengan arah arus listrik). Elektron yang mencapai bagian katoda
(sisi N dioda) akan membuat electron yang ada pada katoda akan bergerak

menuju anoda dan membuat depletion layer akan terisi penuh oleh electron,
sehingga pada kondisi ini dioda bekerja bagai kawat yang tersambung.
2. Bias Mundur Dioda

Gambar 1.6 Dioda dengan Bias Mundur


(Sumber: Anonim )

Berkebalikan dengan bias maju, pada bias mundur electron akan bergerak
dari terminal negative baterai menuju anoda dari dioda (sisi P). Pada kondisi ini
potensial positif yang terhubung dengan katoda akan membuat electron pada
katoda tertarik menjauhi depletion layer, sehingga akan terjadi pengosongan
pada depletion layer dan membuat kedua sisi terpisah. Pada bias mundur ini
dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus dan membuat tegangan yang jatuh
pada dioda akan sama dengan tegangan supply.
1.2.5

Jenis-Jenis Dioda
1. Dioda Silikon (Si)
Disamping oksigen, silikon adalah elemen yang banyak dalam dunia.

Satu

dari

masalah

tersebut

terselesaikan,

keuntungan

silikon

segera

membuatnya menjadi pilihan semikonduktor. Tanpa itu elektronika modern,


komunikasi dan komputer tidak dapat bekerja. Sebuah atom silikon terisolasi
mempunyai 14 proton dan 14 elektron. Orbit yang pertama mengandung 2
elektron dan orbit yang kedua mempunyai 8 elektron, 4 elektron yang tersisa
terdapat dalam orbit valensi.
Pada saat dioda silikon ini dibias maju, agar arus dapat mengalir maka
tegangan harus sebesar 0,7 Volt. Apabila tidak mencapai tegangan minimal
tersebut, arus yang datang dari anoda tidak akan mengalir ke katoda. Apabila
tegangan tersebut sudah mencapai tegangan minimal, maka arus akan naik
dengan cepat seperti yang terlihat pada gambar 1.7 yaitu kurva karakteristik
dioda silikon ini. Dimana pada kurva terlihat, saat tegangan mencapai 0,7 Volt,
maka arus akan naik dengan cepat.

I (arus)

V(tegangan)

0,7 V
Gambar 1.7 Grafik Karakteristik Dioda Silikon
(Sumber: Bagas, 2013)

2. Dioda Germanium (Ge)


Konduktor terbaik (perak, tembaga dan emas) mempunyai satu elektron
valensi dimana insulator terbaik mempunyai delapan elektron valensi. Sebuah
semikonduktor adalah sebuah elemen dengan kemampuan listrik diantara
sebuah konduktor dan insulator. Seperti yang mungkin anda pikirkan,
semikonduktor yang terbaik mempunyai empat elektron valensi.
Germanium adalah contoh dari sebuah semikonduktor. Ia mempunyai
empat elektron dalam orbit valensi. Beberapa tahun yang lalu germanium adalah
satu-satunya bahan yang cocok untuk membuat peralatan semikonduktor. Tetapi
peralatan germanium mempunyai sebuah kekurangan yang fatal yaitu arus balik
yang sangat besar dimana insinyur tidak dapat mengatasinya. Akhirnya
semikonduktor lain dinamakan silikon menjadi sesuatu yang dipakai dan
membuat germanium menjadi usang dalam sebagian besar pemakian elektronik.
Untuk jenis dioda germanium (Ge), arus akan dilewatkan apabila tegangan harus
mencapai tegangan 0,3 Volt. Jadi, pada prinsipnya sama seperti dioda silikon,
apabila tegangan belum mencapai 0,3 Volt maka arus tidak akan dilewatkan. Jika
tegangannya sudah mencapai tegangan minimal sebesar 0,3 Volt, maka arus
sudah dapat dilewatkan.

3. Dioda Zener
Phenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan
komponen elektronika lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada
perbedaan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi

dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N,
ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda
biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa
terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada zener yang
memiliki tegangan Vz sebesar 1,5 Volt, 3,5 Volt dan sebagainya.

Gambar 1.8 Simbol Zener


(Sumber: Handoko, 2013)

4. LED
LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen
dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah
dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa
elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi
panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan
cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang
dipakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda
menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

Gambar 1.9 Simbol LED


(Sumber: Handoko, 2013)

Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna
merah, kuning dan hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya
semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak
efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus
maksimum dan disipasi dayanya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga
bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong. LED terbuat dari
berbagai material setengah penghantar campuran seperti misalnya gallium
arsenida fosfida (GaAsP), gallium fosfida (GaP), dan gallium aluminium arsenida
(GaAsP). Karakteristiknya yaitu kalau diberi panjaran maju, pertemuannya

mengeluarkan cahaya dan warna cahaya bergantung pada jenis dan kadar
material pertemuan. Ketandasan cahaya berbanding lurus dengan arus maju
yang mengalirinya. Dalam kondisi menghantar, tegangan maju pada LED merah
adalah 1,6 sampai 2,2 Volt, LED kuning 2,4 Volt, LED hijau 2,7 Volt. Sedangkan
tegangan terbaik maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 Volt,
LED kuning 5 Volt, LED hijau 5 Volt. LED mengkonsumsi arus sangat kecil, awet
dan kecil bentuknya (tidak makan tempat), selain itu terdapat keistimewaan
tersendiri dari LED itu sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya serta tidak
memancarkan sinar infra merah (terkecuali yang memang sengaja dibuat seperti
itu). Cara pengoperasian LED yaitu :

Gambar 1.10 Cara Pengoperasian LED


(Sumber: Handoko, 2013)

Selalu diperlukan perlawanan deretan R bagi LED guna membatasi kuat


arus dan dalam arus bolak balik harus ditambahkan dioda penyearah.
5. Dioda Photo (Dioda Cahaya)
Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang
bekerja pada pada daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya
tertentu saja yang dapat melewatinya, dioda ini biasa dibuat dengan
menggunakan bahan dasar silikon dan germanium. Dioda cahaya saat ini
banyak digunakan untuk alarm, pita data berlubang yang berguna sebagai
sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux Meter).

Gambar 1.11 Dioda Cahaya (Photo Dioda)


(Sumber : Handoko, 2013)

6. Dioda Varaktor (Dioda Kapasitas)


Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki
kapasitas yang dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan
yang diberikan kepada dioda ini, contohnya jika tegangan yang diberikan besar,
maka kapasitasnya akan menurun, berbanding terbalik jika diberikan tegangan
yang rendah akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara
reverse. Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada
televisi, dan pesawat penerima radio.

Gambar 1.12 Dioda Varaktor (Dioda Kapasitas)


(Sumber : Handoko, 2013)

7. Dioda Penyearah
Dioda jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau tegangan yang
diberikan, contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan sehingga
menghasilkan arus searah (DC). Dioda jenis ini memiliki karakteristik yang
berbeda-beda sesuai dengan kapasitas tegangan yang dimiliki.

Gambar 1.13 Dioda Rectifier (Dioda Penyearah)


(Sumber : Handoko, 2013)

1.3 Daftar Komponen dan Alat


1. Modul elektronika dasar
2. 1 buah Multimeter Analog
3. Pulpen / pensil
4. Amperemeter DC
5. Voltmeter DC 2 buah
6. Adj power supply 15 V
1.4 Cara Kerja
1.4.1 Memeriksa Keadaan Dioda

Gunakan alat ukur multimeter untuk memeriksa dioda dioda yang ada.
Pada saat pengukuran R maju, gunakan range yang paling kecil () dan range
yang besar untuk R mundur (10 K), untuk multimeter analog. Pada multimeter
digital, gunakan range untuk mengukur. Catat hasil pengukuran anda pada tabel
1.1.
Tabel 1.1 Pemeriksaan Baik Buruknya Dioda

Jenis dan tipe

Multimete

dioda

Dioda
1

penyeara
h
Dioda

1.4.2

4002
Ge
IN34

Forwar

Revers

Keadaan
Dioda
Buru
Baik
k

Ket

Analog
Analog

5,1 V

Analog

9V

Analog

Red

Analog

zener 1
W

IN

Resistansi Dioda

LED

Gree

Dioda

n
MV

varaktor

2209

Analog
Analog

Karakteristik V I (Dengan Multimeter)


1. Buatlah rangkaian seperti gambar 1.14, untuk pengukuran V d gunakan
multimeter digital dan Id dengan multimeter analog.
2. Atur Vs agar diperoleh harga Id seperti pada tabel 1.2 (untuk forward
bias). Dan harga Vd sesuai dengan tabel 1.2 (untuk reverse bias). Untuk
bias reverse posisi dioda dibalik.
3. Lakukan untuk dioda Si, Ge, dan zener.

Gambar 1.14 Rangkaian Dioda pada Karakteristik V I diukur dengan Multimeter


(Sumber : Modul Praktikum Elektronika, 2015)
Tabel 1.2 Pengukuran Dioda Pada Karakteristik V-I Dengan Multimeter

Bias Forward Vd
V0 (V)

I0 (mA)

Dioda Penyearah
IN 4002

GE IN34

LED
Red

Gree
n

Dioda Zener
5,1 V

9V

0,0
0,1
0,2
0,5
1,0
1,5
2,0

Tabel 1.3 Pengukuran Dioda Pada Karakteristik V-I Dengan Multimeter

Bias Reverse Vd
V0 (V)

I0 (mA)

Dioda Penyearah
IN 4002

0,0
0,1
0,2
0,5
1,0
1,5
2,0

GE IN34

LED
Red

Gree
n

Dioda Zener
5,1 V

9V

1.5 Data Hasil Percobaan


Tabel 1.4 Pemeriksaan Baik Buruknya Dioda

Jenis dan Tipe

Penyeara
h
Dioda

Analog

6,5

Analog

6,5

5,1 V

Analog

9V

Analog

7,5

Red

Analog

42

65

Analog

34

Analog

6,8

r
IN
4002
Ge
IN34

LED

Gree
n

Dioda
Buru
Baik
k

Revers

Zener 1
W

Keadaan

Forwar

Dioda
Dioda

Multimete

Resistansi Dioda

Dioda

MV

Varaktor

2209

Ket
Bai
k
Bai
k
Bai
k
Bai
k
Bai
k
Bai
k
Bai
k

Tabel 1.5 Pengukuran Dioda pada Karakteristik dengan Multimeter

Kondisi Bias

Forward

Vs
(V)
0
0,1
0,2
0,5
1,0
1,5
2,0

Dioda Penyearah
IN 4002
GE IN 34
ID
VD
ID
VD

Bias Forward Vd
LED
RED
GREEN
ID
VD
ID
VD

Dioda Zener
5.1 V
9V
ID
VD
ID
VD

mA

mA

mA

mA

mA

mA

0
0
0
0
28,32
51,2
106,9

0
0,1
0,2
0,5
0,7
0,7
0,8

0
0
0
0,61
27,50
67
112,2

0
0,1
0,2
0,5
0,7
0,7
0,7

0
0
0
0
0
0
14,08

0
0,1
0,2
0,5
0,9
1,5
1,8

0
0
0
0
0
0
6,4

0
0,1
0,2
0,5
0,9
1,5
1,9

0
0
0
0
24
60
102,3

0
0,1
0,2
0,5
0,7
0,8
0,9

0
0
0
0,01
20,7
68,5
105,5

0
0,1
0,2
0,5
0,8
0,8
0,8

Tabel 1.6 Pengukuran Dioda pada Karakteristik dengan Multimeter Kondisi Bias Reverse
Bias Reverse Vd
LED
RED
GREEN
VD
ID
VD

Vs

Dioda Penyearah
IN 4002
GE IN 34
ID
VD
ID
VD

Dioda Zener
5.1 V
9V
ID
VD
ID
VD

ID

(V)

mA

mA

mA

mA

mA

mA

0
0,1
0,2
0,5
1,0
1,5
2,0

0
0
0
0
0
0
0

0
-0,1
-0,2
-0,5
-1,0
-1,5
-2,0

0
0
0
0
0
0
0

0
-0,1
-0,2
-0,5
-1,0
-1,5
-2,0

0
0
0
0
0
0
0

0
-0,1
-0,2
-0,5
-1,0
-1,5
-2,0

0
0
0
0
0
0
0

0
-0,1
-0,2
-0,5
-1,0
-1,5
-2,0

0
0
0
0
0
0
0

0
-0,1
-0,2
-0,5
-1,0
-1,5
-2,0

0
0
0
0
0
0
0

0
-0,1
-0,2
-0,5
-1,0
-1,5
-2,0

1.6 Analisa Data Hasil Percobaan


1.6.1 Analisa Percobaan Pemerikasaan Keadaan Dioda
Pada percobaan pemeriksaan keadaan dioda, diperoleh data hasil
percobaan sebgai berikut :
A. Dioda Penyearah
Tabel 1.7 Pemeriksaan Baik Buruknya Dioda Penyearah
Tipe

Mutimeter

Dioda

Range Resistansi
Reverse
Forward

Resistansi Pengukuran
Reverse
Forward

IN 4002

Analog

2-20

6,5

Ge IN 54

Analog

2-20

6,5

Keadaan Dioda
Baik
Buruk

Dari data tabel 1.7 diatas dapat diketahui bahwa dioda penyearah IN 4002
dan Ge IN 54 yang diukur dalam keadaan baik karena resistansi pada forward
bias tidak melewati range resistansi forward bias dioda penyearah.
B. Dioda Zener
Tabel 1.8 Pemeriksaan Baik Buruknya Dioda Zener
Tipe

Mutimete

Dioda

5,1 V
9V

Range Resistansi
Revers
Forwar

Resistansi Pengukuran
Reverse

Forward

2-20

2-20

7,5

Analog

Analog

Keadaan Dioda
Baik

Buruk
-

Dari data tabel 1.8 diatas dapat diketahui bahwa dioda zener 5,1 V dan 9
V yang diukur dalam keadaan baik karena resistansi pada forward bias tidak
melewati range resistansi forward bias dioda zener secara teori.
C. LED
Tabel 1.9 Pemeriksaan Baik Buruknya LED
Tipe

Mutimete

Dioda

RED
Green

Range Resistansi
Revers
Forwar

Resistansi Pengukuran
Reverse

Forward

35-45

65

34

50-70

7,5

Analog

Analog

Keadaan Dioda
Baik

Buruk
-

Dari data tabel 1.9 diatas dapat diketahui bahwa LED merah dan LED
hijau yang diukur dalam keadaan baik karena resistansi pada forward bias tidak
melewati range resistansi forward bias LED secara teori, dan pada LED tipe
dioda RED pada reverse bias didapatkan hasil pengukuran resistansinya sebesar
65 .
D. Dioda Varaktor
Tabel 1.10 Pemeriksaan Baik Buruknya Dioda Varaktor
Tipe
Dioda
MV
2209

Mutimeter

Range Resistansi
Reverse
Forward

Analog

5-10

Resistansi Pengukuran
Reverse
Forward

6,8

Keadaan Dioda
Baik
Buruk

Dari data tabel 1.10 diatas dapat diketahui bahwa dioda Varaktor MV 2209
yang diukur dalam keadaan baik karena resistasi pada forward bias tidak
melewati range resistansi forward bias dioda penyearah.
1.6.2

Analisa Karakteristik V I (Dengan Multimeter)


Rangkaian yang digunakan pada percobaan karakteristik dioda dapat

dilihat pada gambar 1.14. Pada rangkaian tersebut dapat diketahui bahwa pada
saat tegangan VS 0, maka nilai arus yang mengalir pada rangkaian adalah 0.
Karena sifat dari dioda, bila pada keadaan itu maka dioda mengalami reverse
bias, sehingga pada dioda akan berlaku hubungan terbuka. Untuk lebih telitinya,
maka dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pada saat reverse bias ( VS 0):
=
Untuk nilai Vs 0 berarti tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian
(I=0) sehingga :

Vs VR V D 0
Vs 0 VD 0
Vs V D

Persamaan ini berlaku untuk semua jenis dioda baik itu jenis Si maupun
Ge. Selama perhitungan, walaupun tegangan diubah-ubah, selama VS lebih kecil
dari 0 maka Vd = Vs.

2. Pada saat forward bias ( VS > 0):


=
Pada saat Vs > 0 maka :
Secara

matematis perhitungannya menggunakan persamaan berikut

I D =I R=I

ini:

V S =V R +V D =IR+V D
I

Vs V D
R

Berikut data hasil percobaan pengukuran dioda pada karakteristik V-I


pada kondisi forward bias dan reverse bias dengan multimeter analog :
Tabel 1.11 Pengukuran Dioda pada Karakteristik dengan Multimeter

Kondisi Bias

Forward

Vs
(V)
0
0,1
0,2
0,5
1,0
1,5
2,0

Dioda Penyearah
IN 4002
GE IN 34
ID
VD
ID
VD

Bias Forward Vd
LED
RED
GREEN
ID
VD
ID
VD

Dioda Zener
5.1 V
9V
ID
VD
ID
VD

mA

mA

mA

mA

mA

mA

0
0
0
0
28,32
51,2
106,9

0
0,1
0,2
0,5
0,7
0,7
0,8

0
0
0
0,61
27,50
67
112,2

0
0,1
0,2
0,5
0,7
0,7
0,7

0
0
0
0
0
0
14,08

0
0,1
0,2
0,5
0,9
1,5
1,8

0
0
0
0
0
0
6,4

0
0,1
0,2
0,5
0,9
1,5
1,9

0
0
0
0
24
60
102,3

0
0,1
0,2
0,5
0,7
0,8
0.9

0
0
0
0,01
20,7
68,5
105,5

0
0,1
0,2
0,5
0,8
0,8
0,8

Tabel 1.12 Pengukuran Dioda pada Karakteristik dengan Multimeter Kondisi Bias
Reverse

Dari data tabel 1.12 diatas, dapat dibuat gambar grafik karakteristik dioda
forward bias dan reverse bias sebagai berikut :
A. Dioda Penyearah IN 4002

IN 4002
150
100
Id (mA)

REVERSE
FORWARD

50
-3

-2

-1

0
0

Vd (V)

Gambar 1.15 Grafik Karakteristik Dioda Penyearah IN 4002 Forward dan Reverse

Pada gambar 1.15 di atas terlihat bahwa dioda akan mengalirkan arus
listrik pada saat diberikan tegangan 0,5 Volt atau lebih saat forward bias. Pada
reverse bias arus tidak akan mengalir sehingga arus yang mengalir ke rangkaian
sama dengan 0 V.

B. Dioda Penyearah GE IN 34

GE IN 34
150
100
Id (mA)

REVERSE
FORWARD

50
0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1
Vd (V)

Gambar 1.16 Grafik Karakteristik Dioda Penyearah GE IN 34 Forward dan Reverse

Pada gambar 1.16 di atas terlihat bahwa dioda akan mengalirkan arus
listrik pada saat diberikan tegangan 0,5 V atau lebih saat forward bias. Pada
reverse bias arus tidak akan mengalir sehingga arus yang mengalir ke rangkaian
sama dengan 0 V.
C. LED Red

RED
15
10
Id (mA)

REVERSE
FORWARD

5
0
-3

-2

-1

Vd (V)

Gambar 1.17 Grafik Karakteristik LED Red Forward dan Reverse

Pada gambar 1.17 di atas terlihat bahwa LED merah akan mengalirkan
arus listrik atau akan memancarkan cahaya pada saat diberikan tegangan 1,5
Volt atau lebih saat forward bias. Pada reverse bias arus tidak akan mengalir
sehingga arus yang mengalir ke LED sama dengan 0 V atau LED tidak
memancarkan cahaya.

D. LED Green

GREEN
8
6
REVERSE

Id (mA)

FORWARD

2
0
-3

-2

-1

Vd (V)

Gambar 1.18 Grafik Karakteristik LED Green Forward dan Reverse

Pada gambar 1.18 di atas terlihat bahwa LED merah akan mengalirkan
arus listrik atau akan memancarkan cahaya pada saat diberikan tegangan 1,5
Volt atau lebih saat forward bias. Pada reverse bias arus tidak akan mengalir
sehingga arus yang mengalir ke LED sama dengan 0 V atau LED tidak
memancarkan cahaya.
E. Dioda Zener 5.1 V

5.1 V
150
100
Id (mA)

RESEVES
FORWARD

50
0
-3

-2

-1

Vd (V)

Gambar 1.19 Grafik Karakteristik Dioda Zener 5.1V Forward dan Reverse

Pada gambar 1.19 di atas terlihat bahwa dioda zener akan mengalirkan
arus listrik pada saat diberikan tegangan 0,5 V atau lebih sampai tegangan

maksimal yaitu 5,1 V saat forward bias. Pada reverse bias

arus tidak akan

mengalir sehingga arus yang mengalir ke rangkaian sama dengan 0 V.


F. Dioda Zener 9 V

9V
150
100
Id (mA)

REVERSE
FORWARD

50
0
-3

-2

-1

Vd (V)

Gambar 1.20 Grafik Karakteristik Dioda Zener 9 V Forward dan Reverse

Pada gambar 1.20 di atas terlihat bahwa dioda zener akan mengalirkan
arus listrik pada saat diberikan tegangan 0,5 V atau lebih sampai tegangan
maksimal yaitu 5,1 V saat forward bias. Pada reverse bias

arus tidak akan

mengalir sehingga arus yang mengalir ke rangkaian sama dengan 0 V.


1.6.3 Analisa Arus (I) pada Dioda
1.6.3.1Arus Dioda Secara Teori
Untuk menghitung arus pada pengukuran dioda, dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
I=

V SV D
(1.2)
R

A. Tegangan Kerja 0,5 Volt


Untuk tegangan kerja 0,.5 Volt, maka dioda akan mengalirkan arus atau
terbuka pada tegangan 0,5 Volt ke atas, maka dapat dihitung arus dioda dari VS
sebesar 0,5 Volt sampai 2 Volt sebagai berikut :
1. Pada Vs = 0,5 V
I

0,5 0,5
10

= 0 mA
2. Pada VS = 1 V
I

1 0,5
10

= 50 mA
3. Pada VS = 1,5 V
I

1,5 0,5
10

= 100 mA
4.

Pada VS = 2 V
I

2 0,5
10

= 150 mA
B. Tegangan Kerja 0,7 Volt
Untuk tegangan kerja 0,7 Volt, maka dioda akan mengalirkan arus atau
terbuka pada tegangan 0,7 Volt ke atas, maka dapat dihitung arus dioda dari VS
sebesar 0,5 sampai 2 V sebagai berikut.
1.

Pada VS = 1 V
I=

1 0,7
10

= 30 mA
2.

Pada VS = 1,5 V
I=

1,5 0,7
10

= 80 mA
3.

Pada VS = 2 V
I=

2 0,7
10

= 130 mA
C. Pada LED

Untuk LED tegangan kerja normalnya adalah 1,5 Volt, maka dioda akan
mengalirkan arus atau menyala pada tegangan 1,5 Volt ke atas, maka dapat
dihitung arus dioda dari VS sebesar 1,5 sampai 2 V sebagai berikut.
1.

Pada VS = 1,5 V
I=

1,5 1,5
10

= 0 mA
2. Pada VS = 2 V
I=

21,5
10

= 50 mA

1.6.3.2 Perbandingan Arus Dioda Teori dan Praktikum


Untuk menghitung persentase kesalahan arus pada pengukuran dioda,
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
Kesalahan relatif % =

I pengukuranI teori
I teori

x 100%

I PengukuranI Teori x 100


I Teori
..(1.3)

Dengan menggunakan persamaan 1.3, dapat dihitung kesalahan relatif


pengukuran arus pada setiap dioda sebagai berikut.
1. Dioda IN 4002 VS = 0,5 V
Kesalahan relatif % =

|000|x 100

=0%

2. Dioda IN 4002 VS = 1 V
Kesalahan relatif % =

|28,3250
|x 100
50

= 43,36 %

Dengan menggunakan perhitungan yang sama, maka dapat dibuat tabel


persentase kesalahan setiap pengukuran arus forward bias pada dioda-dioda
yang digunakan sebagai berikut :
A. Dioda Penyearah
Tabel 1.13 Persentase Kesalahan Pengukuran Arus Dioda Penyearah

VS
(V)
0,5
1,0
1,5
2,0

ITeori
(mA)
0
50
100
150

Dioda IN 4002
Kesalaha
IPengukuran
n
(mA)
Relatif
0
0
28,32
43,36 %
51,2
48,8 %
106,9
28,73 %

Dioda Ge IN 34
Kesalaha
ITeori
IPengukuran
n
(mA)
(mA)
Relatif

0
0,61
50
27,50
45 %
100
67
33 %
150
112,2
25,2 %

200
150
Id (mA) 100

Arus Teori
Arus IN 4002

50
0
0.5

Arus Ge IN 34
1

1.5

Vd (V)

Gambar 1.21 Grafik Perbandingan Arus pada Dioda Penyearah

Dari gambar 1.21 diatas dapat dilihat terjadi perbedaan antara arus dioda
penyearah secara teori dengan arus dioda hasil praktikum. Hal tersebut dapat
dilihat dari penyimpangan garis pada gambar 1.21.
B.

LED

Tabel 1.14 Persentase Kesalahan Pengukuran Arus LED

VS
(V)
1,5
2,0

ITeori
(mA)
0
50

LED RED
IPengukuran
(mA)
0
14,08

Kesalaha

ITeori

n
0
71,84 %

(mA)
0
50

LED Green
IPengukuran
(mA)
0
6,4

Kesalahan
0
87,2 %

60
50
40
id (mA) 30
20

Arus Teori
LED RED
LED GREEN

10
0
1.5

2
Vd (V)

Gambar 1.22 Grafik Perbandingan Arus pada LED Merah dan Hijau

Dari gambar 1.22 diatas dapat dilihat terjadi perbedaan yang besar antara
arus LED secara teori dengan arus LED merah dan hijau hasil praktikum. Hal
tersebut dapat dilihat dari penyimpangan garis pada gambar 1.22.

C.

Dioda Zener

Tabel 1.15 Persentase Kesalahan Pengukuran Arus Dioda Zener

VS
(V)
1,0
1,5
2,0

Dioda Zener 5.1 V


Kesalaha
ITeori
IPengukuran
n
(mA)
(mA)
Relatif
30
24
20 %
80
60
25 %
130
102,3
21,30 %

Dioda Zener 9 V
ITeori

IPengukuran

Kesalahan

(mA)

(mA)

Relatif

30
80
180

20,7
68,5
105,5

31 %
14,38 %
41,4 %

140
120
100
80
Id (mA)

Arus Teori

60

Zener 5,1 V

40

Zener 9 V

20
0

1.5

Vd (V)

Gambar 1.23 Grafik Perbandingan Arus pada Dioda Zener

Dari gambar 1.23 diatas dapat dilihat terjadi perbedaan antara arus dioda
zener 5,1 Volt dan 9 Volt secara teori dengan arus dioda zener 5,1 V dan 9 V
hasil praktikum. Hal tersebut dapat dilihat dari penyimpangan garis pada gambar
1.23.

1.7 Jawaban Pertanyaan


1. Jelaskan secara umum apa yang anda ketahui tentang Dioda!
2. Jelaskan secara detail bahan pembentuk Dioda!
3. Sebutkan jenis-jenis Dioda (minimal 5) sertakan simbol dan contoh
penggunaannya!
4. Buatlah masing-masing grafik karakteristik dari jenis-jenis Dioda (sesuai
yang Anda sebutkan pada soal nomor 3)!
Jawaban:
1. Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan
arus/tegangan dalam satu arah saja. Dioda dapat dimanfaatkan sebagai
penyearah arus listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau
tegangan bolak-balik (AC) menjadi arus atau tegangan searah (DC).

Gambar 1.24 Rangkaian Dasar Dioda


(Sumber : Heriawan, 2014)

2. Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang


digabungkan, sering disebut P-N junction. Dioda adalah gabungan
bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan
elektron dan tipe P adalah kekurangan satu elektron sehingga
membentuk hole (pembawa muatan). Apabila kutub P pada dioda
(anoda) dihubungkan dengan kutub positif sumber maka akan terjadi
pengaliran arus listrik dimana elektron bebas pada sisi N (katoda) akan
berpindah mengisi hole sehingga terjadi pengaliran arus. Sebaliknya
apabila sisi P dihubungkan dengan negatif baterai/sumber, maka

elektron akan berpindah ke arah terminal positif sumber. Didalam dioda


tidak akan terjadi perpindahan elektron. Konstruksi dioda daya sama
dengan dioda-dioda sinyal sambungan P-N. Bedanya adalah dioda
daya mempunyai kapasitas daya (arus dan tegangan) yang lebih tinggi
dari dioda-dioda sinyal biasa, namun kecepatan penyaklarannya lebih
rendah.

Gambar 1.25 Konstruksi Dioda


(Sumber : Ikhsan, 2014)

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda.
Lambang dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N.
Karenanya ini mengingatkan kita pada arus konvensional, dimana arus
mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
3. Jenis-jenis Dioda :
a. Dioda standar, biasanya digunakan sebagai penyearah sinyal AC,
pemotong level, sensor suhu, penurun tegangan, pengaman polaritas
terbalik pada DC input.

Gambar 1.26 Symbol Dioda Standar


(Sumber : Ikhsan, 2014)
b. LED (Light Emitting Dioda), biasa digunakan seperti LED infra merah

yang dipakai untuk transmisi pada system remote control dan opto
sensor juga laser dioda yang dipakai untuk optical pick-up pada
system CD. Dioda jenis ini di bias maju.

Gambar 1.27 Symbol LED


(Sumber : Ikhsan, 2014)

c. Dioda Zener, digunakan sebagai penstabil tegangan. Selain itu, dioda


Zener juga dipakai untuk keamanan rangkaian. Karena kemampuan
arusnya yang kecil, maka karena penggunaan Zener dengan arus
besar diperlukan sebuah buffer arus. Dioda Zener di bias mundur.

d. Dioda photo, biasa digunakan pada optocoupler dan optical pick-up


pada system CD. Dioda photo di bias maju.

Gambar 1.28 Simbol Dioda Photo


(Sumber : Ikhsan, 2014)

e. Dioda varactor, dengan dioda ini maka sistem penalaan digital pada
sistem transmisi frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat, seperti
pada radio dan televisi. Contoh sistem penalaan dengan dioda ini
adalah dengan sistem PLL (Phase Lock Loop), yaitu mengoreksi
osilator

dengan

membaca

penyimpangan

frekuensinya

untuk

kemudian diolah menjadi tegangan koreksi untuk osilator. Dioda


varactor dibias mundur.
4. Secara umum, karakteristik pada masing-masing dioda adalah sebagai
berikut :
a. Bias Maju dioda

Gambar 1.29 Bias Maju Dioda


(Sumber : Ikhsan, 2014)

Adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal dioda. Jika anoda


dihubungkan dengan kutub positif batere, dan katoda dihubungkan
dengan kutub negatif baterai, maka keadaan dioda ini disebut bias
maju (forward bias). Aliran arus dari anoda menuju katoda, dan
aksinya sama dengan rangkaian tertutup. Pada kondisi bias ini akan
terjadi aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke
dioda dan akan selalu positif.
b. Bias mundur dioda

Gambar 1.30 Bias Mundur Dioda


(Sumber : Ikhsan, 2014)

Sebaliknya bila anoda diberi tegangan negative dan katoda diberi


tegangan positif, arus yang mengalir jauh lebih kecil dari pada kondisi
bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus
maju diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan tidak
terlalu besar maupun tidak ada peningkatan yang cukup signifikan.
Sebagai karakteristik dioda, pada saat reverse, nilai tahanan dioda
tersebut relatif sangat besar dan dioda ini tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Nilai-nilai yang didapat, baik arus maupun tegangan tidak
boleh dilampaui karena akan mengkibatkan rusaknya dioda.
Berikut grafik karakteristik umum pada dioda:

Gambar 1.31 Karakteristik Dioda


(Sumber : Moghtar 2014)

1.8 Kesimpulan
Dari percobaan karakteristik dioda, maka dapat ditarik

kesimpulan

sebagai berikut :
1. Dioda merupakan suatu komponen elektronika yang memiliki fungsi
sebagai penyearah dan penstabil tegangan.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan pada saat praktikum maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Apabila terdapat atau terbaca suatu nilai pada salah satu resistansi dioda
yaitu pada saat bias maju saja atau pada saat bias mundur saja maka dapat
dipastikan bahwa dioda tersebut dalam keadaan baik sehingga dapat digunakan.
Namun apabila terdapat nilai saat bias maju dan saat bias mundur atau tidak
terdapat nilai sama sekali pada saat kedua resistansi (reverse dan forward) maka
dioda akan berkondisi buruk dan tidak dapat di gunakan lagi.
Pada percobaan yang memakai 2 dioda yang dipasang pada polaritas
positif dan negatif terjadi kesalahan pengukuran yang diakibatkan karena
polaritas positif dan negatif pada rangkaian sama-sama diberi dioda ,saat diukur
seakan-akan rangkaian short/dihubung singkat sehingga hasil pengukuran
tegangan menjadi 0. Ini mengakibatkan resistor menjadi panas.
Pada saat mengukur Vd tidak ada tegangan negatif, karena Vd merupakan
tegangan AC, tegangan AC tidak memiliki nilai minus/negatif.

1.9 Daftar Referensi Buku


Boylestad Robert, Nashelsky Louis, Electronic Device and Circuit Theory.
Malvino,A.P. 1987. Prinsip-Prinsip Elektronika. Erlangga.
http://www.scribd.com/doc/33212293/Diode-Dan-Rangkaian-Diode
http://elka.ub.ac.id/praktikum/de/de.php?page=1
http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda
http://ilmu-elektronika.co.cc/index.php/komponen-elektronika/dioda.ht

Anda mungkin juga menyukai