komplek
dapat
ditegakkan
22
keharusan pada kejang demam, kejang timbul bukan oleh infeksi sendiri, akan
tetapi oleh kenaikan suhu yang tinggi akibat infeksi di tempat lain,misalnya pada
infeksi saluran nafas atas, radang telinga tengah yang akut, dan sebagainya. Bila
dalam riwayat penderita pada umur umur sebelumnya terdapat periode - periode
dimana anak menderita suhu yangsangat tinggi akan tetapi tidak mengalami
kejang; maka pada kejang yang terjadi kemudian harus berhati hati, mungkin
kejang yang ini ada penyebabnya (2). Pada kejang demam, kejang biasanya timbul
ketika suhu sedang meningkatdengan mendadak, sehingga seringkali orang tua
tidak mengetahui sebelumnya bahwa anak menderita demam. Agaknya kenaikan
suhu yang tiba tiba merupakan faktor yang penting untuk menimbulkan
kejang(2).
Penegakan diagnosis pada pasien ini hanya berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan EEG tidak dapat memprediksi berulangnya
kejang atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang
demam. Pemeriksaan EEG dilakukan hanya pada keadaan kejang demam yang
tidak khas, sehingga IDAI tidak merekomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan
tersebut.
Pemeriksaan Lumbal Pungsi sangat dianjurkan bagi bayi berusia < 12
bulan, dianjurkan pada usia 12-18 bulan, dan bayi usia >18 bulan tidak rutin,
dimana pemeriksaan ini untuk membantu menyingkirkan diagnosis meningtis
atau kelainan intrakranium pada anak. Pada kasus ini, usia pasien tidak memenuhi
kriteria untuk dilakukan lumbal pungsi, pemeriksaan lumbal pungsi tidak perlu
dilakukan karena pada pemeriksaan neurologis tidak didapatkan kelainan dan
tidak didapatkan tanda-tanda infeksi pada SSP.
Pemberian terapi rumatan kejang pada pasien ini dilakukan karena pasien
tidak memenuhi indikasi untuk dilakukan terapi rumatan kejang yaitu :
1. Kejang lama > 15 menit.
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang,
misalnya hemiparesis, paresis todd, cerebral palsy, retardasi mental,
hidrosefalus.
3. Kejang fokal.
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :
Pada kasus kejang demam, kita juga harus mencari fokus infeksi yang
menyebabkan pasien demam sehingga mencetuskan kejang. Berdasarkan
anamnesis didapatkan keluhan Batuk (+) , dahak (+), pilek (+) , dahak sulit
dikeluarkan. Sesak (-) . Muntah (-) . Dan pada pemeriksaan fisik didapatkan
faring hiperemia dan rhonki pada kedua lapang paru. Berdasarkan anamnesis dan
keluhan pasien, dapat disimpulkan pasien mengalami Infeksi Saluran Nafas akut.
Pengobatan pada pasien didasarkan pada pemenuhan kebutuhan cairan harian,
terapi antipiretik, dan terapi antibiotik.
24