Anda di halaman 1dari 3

BAB III

DISKUSI DAN PEMBAHASAN


Diagnosis pasien

: Kejang Demam Komplek + ISPA

Berdasarkan anamnesis pasien didapatkan keterangan bahwa pasien


mengalami Kejang 2 kali saat di rumah, 1 jam SMRS. Kejang selama kurang
lebih 30 menit. Saat kejang pasien tidak sadar, kejang seluruh badan, badan pasien
kaku, dan mata melirik ke atas. Setelah sadar pasien menangis kemudian tertidur.
Kejang saat ini merupakan kejang yang pertama kali. Pada saat pasien dibawa ke
IGD, pasien dalam keadaan sudah tidak kejang, dan dalam pemeriksaan fisik
didapatkan anak mengalami demam ( t.ax : 38,7 , ) dan pemeriksaan fisik serta
neurologi dalam batas normal.
Diagnosis Kejang Demam dapat ditegakkan berdasarkan Konsensus
Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI antara lain :
1. Bangkitan yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 38 C)
2. Terjadi pada usia 6 bulan 5 tahun
3. Kejang pada bayi kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam
4. Terjadi karena proses ekstrakranial
5. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang
demam kembali tidak termasuk kejang demam
6. Bila anak berusia kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami
kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain (Infeksi SSP atau
epilepsi yang bersamaan dengan demam)
memenuhi kriteria untuk kejang demam. Sehingga dapat disimpulkan
diagnosis Kejang Demam dapat ditegakkan.
Penegakan diagnosis kejang demam

komplek

dapat

ditegakkan

berdasarkan kriteria kejang demam sederhana menurut Konsensus Kejang Demam


UKK Neuropediatri IDAI 2006 antara lain :
Kejang demam yang berlangsung lama, lebih dari 15 menit dan umumnya
akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum didahului kejang parsial. Kejang berulang lebih dari 1 kali dalam waktu 24
jam , diantara 2 bangkitan kejang anak sadar (7). Kejang demam komplek
merupakan 8 % diantara seluruh kejang demam(6). Suhu yang tinggi merupakan

22

keharusan pada kejang demam, kejang timbul bukan oleh infeksi sendiri, akan
tetapi oleh kenaikan suhu yang tinggi akibat infeksi di tempat lain,misalnya pada
infeksi saluran nafas atas, radang telinga tengah yang akut, dan sebagainya. Bila
dalam riwayat penderita pada umur umur sebelumnya terdapat periode - periode
dimana anak menderita suhu yangsangat tinggi akan tetapi tidak mengalami
kejang; maka pada kejang yang terjadi kemudian harus berhati hati, mungkin
kejang yang ini ada penyebabnya (2). Pada kejang demam, kejang biasanya timbul
ketika suhu sedang meningkatdengan mendadak, sehingga seringkali orang tua
tidak mengetahui sebelumnya bahwa anak menderita demam. Agaknya kenaikan
suhu yang tiba tiba merupakan faktor yang penting untuk menimbulkan
kejang(2).
Penegakan diagnosis pada pasien ini hanya berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan EEG tidak dapat memprediksi berulangnya
kejang atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang
demam. Pemeriksaan EEG dilakukan hanya pada keadaan kejang demam yang
tidak khas, sehingga IDAI tidak merekomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan
tersebut.
Pemeriksaan Lumbal Pungsi sangat dianjurkan bagi bayi berusia < 12
bulan, dianjurkan pada usia 12-18 bulan, dan bayi usia >18 bulan tidak rutin,
dimana pemeriksaan ini untuk membantu menyingkirkan diagnosis meningtis
atau kelainan intrakranium pada anak. Pada kasus ini, usia pasien tidak memenuhi
kriteria untuk dilakukan lumbal pungsi, pemeriksaan lumbal pungsi tidak perlu
dilakukan karena pada pemeriksaan neurologis tidak didapatkan kelainan dan
tidak didapatkan tanda-tanda infeksi pada SSP.
Pemberian terapi rumatan kejang pada pasien ini dilakukan karena pasien
tidak memenuhi indikasi untuk dilakukan terapi rumatan kejang yaitu :
1. Kejang lama > 15 menit.
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang,
misalnya hemiparesis, paresis todd, cerebral palsy, retardasi mental,
hidrosefalus.
3. Kejang fokal.
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :

Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.


23

Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan.

Kejang demam > 4 kali per tahun.

Pada kasus kejang demam, kita juga harus mencari fokus infeksi yang
menyebabkan pasien demam sehingga mencetuskan kejang. Berdasarkan
anamnesis didapatkan keluhan Batuk (+) , dahak (+), pilek (+) , dahak sulit
dikeluarkan. Sesak (-) . Muntah (-) . Dan pada pemeriksaan fisik didapatkan
faring hiperemia dan rhonki pada kedua lapang paru. Berdasarkan anamnesis dan
keluhan pasien, dapat disimpulkan pasien mengalami Infeksi Saluran Nafas akut.
Pengobatan pada pasien didasarkan pada pemenuhan kebutuhan cairan harian,
terapi antipiretik, dan terapi antibiotik.

24

Anda mungkin juga menyukai