Anda di halaman 1dari 5

A Chlamydia trachomatis

1 Pengertian
Chlamydia merupakan bakteri obligat intraselular, hanya dapat berkembang biak
didalam sel eukariot hidup dengan membentuk semacam koloni atau mikrokoloni
yang disebut Badan Inklusi (BI). Chlamydia membelah secara benary fision dalam
badan intrasitoplasma.C.trachomatis berbeda dari kebanyakkan bakteri karena
berkembang mengikuti suatu siklus pertumbuhan yang unik dalam dua bentuk yang
berbeda yaitu berupa Badan Inisial. Badan Elementer (BE) dan Badan Retikulat (BR)
atau Badan Inisial.Badan elementer ukurannya lebih kecil ( 300 nm) terletak
ekstraselular danmerupakan bentuk yang infeksius, sedangkan badan retikulat lebih
besar ( 1 um) terletak intraselular dan tidak infeksius.
Klamydia trakomatis adalah satu dari 4 spesies (termasuk klamidia puerorum,
klamidia psittaci, dan klamidia pneumonia) dalam genus Klamidia.Klamidia
trakomatis dapat dibedakan dalam 18 serovars (variasi serologis). Serovar A, B, Ba
dan C dihubungkan dengan trakoma (penyakit mata yang serius yang dapat
menyebabkan kebutaan), serovars D-K dihubungkan dengan infeksi saluran genital,
dan L1- L2 dihubungkan dengan penyakit Limfogranula venereum (LGV).

Gambar 4 Chlamydia trachomatis


Klamidia trakomatis adalah bakteri obligat intaseluler yang menginfeksi urethra
dan serviks. Serviks adalah tempat yang paling sering terinfeksi dengan Klamidia
trakomatis. Klamidia bukan merupakan penyebab vaginitis, tetapi dapat mengerosi
daerah serviks, sehingga dapat menyebabkan keluarnya cairan mukopurulen. Cairan
ini mungkin dianggap pasien berasal dari vagina. Neonatus yang lahir dari wanita
yang terinfeksi dengan Klamidia memiliki risiko untuk terjadinya inclusion
conjungtivit is

saat persalinan. 25

sampai

akan terkena konjungtivitis pada 2 minggu

dengan 50% dari bayi yang terpapar


pertama setelah lahir, dan 10 sampai

dengan 20 % akan berlanjut ke pneumonia dalam 3 - 4 bulan setelah lahir jika tidak
diobati dengan segera. Infeksi Klamidia pada awal kehamilan telah dihubungkan
dengan terjadinya persalinan prematur, ketuban pecah dini. Meningkatnya angka
kejadian late-onset endometritis yang terjadi setelah persalinan pervaginamdan
infeksi panggul yang berat setelah operasi sesar dapat terjadi ketika infeksi Klamidia
di diagnosis pada pemeriksaan prenatal awal.Pada wanita yang tidak hamil dapat
menyebabkan mukopurulen servisitis, endometitis, salpingitis akut, infertilitas, daa
kehamilan ektopik. Faktor risiko untuk infeksi klamidia pada wanita ha mil adalah
usia dibawah 25 tahun, riwayat penyakit menular seksual,pa rtner seks multipel, dan
partner seksual yang baru dalam 3 bulan terakhir.

Gambar 5 Infeksi Chlamydia trachomatis pada jaringan serviks dan tuba


Perempuan
Duh vagina yang abnormal
Penyakit radang panggul

Laki-laki
Duh urethra
Epidimyo-orchitis

seksual aktif
Nyeri perut bawah pada individu Reactive arthritis

pada

individu

pada

individu

seksual aktif
seksual aktif
Reactive arthritis pada individu seksual aktif
Servisitis (yang mungkin dapat Uretritis
berdarah saat infeksi)
Tabel 1 Gejala klinis penyakit Chlamydia trachomatis
2 Cara penularan
Transmisi dapat terjadi melalui kontak seksual langsung melalui oral, vaginal,
servikal melalui uretra maupun anus. Bakteri ini dapat menyebar dari lokasi awalnya
dan menyebabkan infeksi uterus, tuba fallopii, ovarium, rongga abdomen dan kelenjar
pada daerah vulva pada wanita dan testis pada pria. Bayi baru lahir melalui persalinan
normal

dariibu yang terinfeksi memiliki risiko yang tinggi

untuk menderita

konjungtivitis Clamydia atau pneumonia, melalui hubungan seksual yang tidak aman
(tanpa menggunakan kondom) dan ganti-ganti pasangan.
Infeksi klamidia trakomatis biasanya menular melalui aktifitas seksual dan dapat
menular

secara

vertikal,

yang kemudian menyebabkan konjungtivitis dan

pneumonia pada bayi baru lahir.

Jika tidak diobati, penyakit kelamin ini dapat

berkembang menjadi epididimitis pada pria

dan penyakit infeksi saluran genit al

bagian atas pada wanita. Klam idia menginfeksi sel epitel kolumnar, yang
menyebabkan wanita usia remaja memiliki risiko infeksi karena squamocolumnar
junction pada ektoserviks sampai dengan usia dewasa. Pria yang terinfeksi memiliki
kemungkinan untuk menularkan sekitar 25% melalui hubungan seksual ke wanita
yang sehat. Angka penularan dari ibu yang terinfeksi ke bayi baru lahir adalah 50%
3

yang mengakibatkan konjungtivitis atau pneumonia ( l0 - 20%).


Faktor Pembatas
a

b
c
4

Chlamydia merupakan bakteri obligat intraselular, hanya dapat berkembang biak


di dalam sel eukariot hidup dengan membentuk semacam koloni atau mikrokoloni
yang disebut Badan Inklusi (BI)
Pendinginan atau melakukan kultur pada suhu -20C akan mengakibatkan
penghancuran antigen chlamydia trachomatis
Metabolisme Chlamydia trachomatis dihambat oleh Sel McCoy yang diberi

cycloheximid
Faktor Risiko Penyakit
a Umur
Faktor risiko untuk terjadinya infeksi Chlamidia trakomatis pada wanita seksual
aktif termasuk usia muda (usia 15- 24 tahun). Melakukan hubungan seksual pada
b

usia muda akan sangat berisiko untuk terkena penyakit ini.


Jenis kelamin
Penyakit ini sebenarnya bisa menyerang pria maupun wanita, namun tingkat
kejadiannya lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Hal ini, bisa
dihubungkan dengan semakin merebaknya wanita yang menjadi PSK sehingga

akan berdampak pada penularan penyakit ini kepada orang lain.


Perilaku
Gaya hidup bebas sehingga tidak mengindahkan perilaku seks.Memiliki lebih dari
1 partner seksual dan adanya partner seks yang baru.Padahal, bisa jadi partner
seks tersebut telah mengidap penyakit Chlamydia trachomatis tersebut. Hal ini
benar-benar akan menimbulkan risiko pada pasangan seksnya.Selain itu, perilaku
sering tidak memakai kondom ketika melakukan hubungan seks memiliki faktor

yang lebih besar untuk menimbulkan penyakit Chlamydia trachomatis.


Lingkungan

Keadaan keluarga yang padat, merupakan faktor risiko penyakit yang sangat
signifikan. Keadaan demikian mempermudah penularan infeksi sekret dari
5

penderita.
Cara Pengendalian
Pengendalian penyakit Chlamydia trachomatis yaitu melalui :
a Isolasi tindakan kewaspadaan universal yang diterapkan untuk pasien rumah sakit.
Pemberian terapi antibiotika yang tepat menjamin discharge tidak infektif.Dalam
masalah ini,penderita sebaiknya menghindari hubungan seksual hingga kasus
b

indeks,penderita atau pasangannya telah selesai diberi pengobatan yang lengkap.


Disinfeksi serentak yaitu dengan pembuangan benda-benda terkontaminasi

dengan discharge uretra dan vagina yang harus ditangani dengan seksama
Investigasi kontak dan sumber infeksi dengan pengobatan profilaktik diberikan
terhadap pasangan seks lain dari penderita, dan pengobatan yang sama diberikan
kepada pasangan tetap. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi dan belum
mendapat pengobatan sistemik, foto thorax perlu diambil pada usia 3 minggu dan

diulang lagi sesudah 12 18 minggu


Pengobatan spesifik yaitu dengan Doksisiklin (PO), 100 mg 2 kali sehari selama
7 hari atau tetrasiklin (PO) 500 mg, 4 x/hari selama 7 hari. Eritromisin adalah
obat alternatif dan obat pilihan bagi bayi baru lahir dan untuk wanita hamil atau

yang diduga hamil. Azitrom isin (PO) 1 g dosis tunggal sehari juga efektif.
Cara Pencegahan
a Tidak melakukan hubungan seksual bberganti-ganti pasangan (abstinensia)
b Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal,anal dan oral dengan orang
c

yang terinfeksi
Menggunakan kondom lateks pada pria secara konsisten dan benar, akan sangat

d
e

efektif dalam mengurangi penularan infeksi menular seksual


Selalu menjaga kebersihan alat kelamin.
Pemeriksaan skrining prenatal pada remaja putri yang aktif secara seksual harus
dilakukan secara rutin. Pemeriksaan perlu juga dilakukan terhadap wanita dewasa
usia dibawah 25 tahun, terhadap mereka yang mempunyai pasangan baru atau
terhadap mereka yang mempunyai beberapa pasangan seksual dan atau yang tidak
konsisten

menggunakan

alat

kontrasepsi.

Tes

terbaru

untuk

infeksi trachomatis dapat digunakan untuk memeriksa remaja dan pria dewasa
7

muda dengan spesimen urin.


Penyelidikan Epidemiologi
a Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan.
Apakah peristiwa itu termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di daerah itu.Suatu
wabah yang dianggap sebagai KLB dimana separoh daerah itu terkena penyakit

Chlamydia trachomatis.Dan membandingkan dengan insiden penyakit pada


b

minggu/bulan/tahun sebelumnya.
Mengidentifikasi hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu,
tempat dan orang.
Kapan penderita mulai merasa gejala-gejala(waktu), dimana mereka mendapat

infeksi penyakit itu (tempat), siapa yang terkena (Gender, Umur, imunisasi, dll).
Pemeriksaan daerah kelamin penderita atau sekret.
Pemeriksaan dengan mengambil sampel dan diuji di laboratorium. Kegiatan ini
bertujuan untuk memastikan bahwa pasien positif menderita penyakit Chlamydia

trachomatis
Wawancara dengan penderita
Bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyakit
Chlamydia trachomatis, seperti perilaku kebersihan, vaksinasi, perilaku seks
sebelum terkena penyakit itu, apakah berpengaruh terhadap terjangkitnya

penyakit.
Wawancara dengan orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik
waktu/tempat terjadinya penyakit Chlamydia trachomatis, tetapi mereka tidak
sakit atau dapat terkontrol atau mempunyai imunitas yang tinggi. Hal ini bertujuan

untuk melakukan pencegahan seperti apa yang akan dilakukan.


Pemeriksaan lingkungan sekitar
Bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi lingkungan sekitar yang dapat
mengakibatkan

berkembangnya

bakteri

penyebab

penyakitChlamydia

trachomatis,seperti pemeriksaan suhu dan kelembaban lingkungan.


Melakukan hipotesa (dugaan sementara) atas data yang didapatkan. Hipotesis itu
dapat menerangkan pola penyakit Chlamydia trachomatisyang sesuai dengan sifat
penyakit, sumber infeksi, cara penularan serta faktor yang berperan.
Melakukan tindakan penanggulangan

Anda mungkin juga menyukai