Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEWARNAAN SPORA
Fitriatul Ummah
(140341606221)
(14034160)
(140341601596)
Intan Yunanda
(140341600448)
Anton
()
Kelas : B
DASAR TEORI
Spora bakteri adalah bentuk bekteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri
terhadap pengaruh buruk dari luar. Spora bakterimempunyai fungsi yang sama seperti kista
amoeba, sebab bakteri dalambentuk spora dan amoeba dalam bentuk kista merupakan suatu
fase dimanakedua mikroorganisme itu berubah bentuk untuk melindungi diri terhadapfaktor
luar yang tidak menguntungkan (Dwidjoseputro, 1989).
Jenis-jenis bakteri tertentu, terutama yang tergolong dalam genusBacillus dan
Clostridium mampu membentuk spora. Spora yang dihasilkan diluar sel vegetatif (eksospora)
atau di dalam sel vegetatif (endospora). Bakterimembentuk spora bila kondisilingkungan
tidak optimum lagi untukpertumbuhan dan perkembangannya, misalnya: medium mengering,
kandungan nutrisi menyusut dan sebagainya (Hastuti, 2012).
Beberapa spesies bakteri menghasilkan spora eksternal.Streptomyces misalnya,
meghasilkan serantaian spora (disebut konidia), yangdisangga di ujung hifa, suatu filamen
vegetatif.
Proses
ini
serupa
denganproses
pembentukan
spora
pada
beberapa
cendawan(Irianto, 2006).
Spora pada bakteri adalah endospora, suatu badan yang refraktilterdapat dalam induk
sel danmerupakan suatu stadium isrtirahat dari seltersebut. Endospora memiliki tingkatme
tabolisme yang sangat rendahsehingga dapat hidup sampai bertahun-tahun tanpa memerlukan
sumbermakanan dari luar (Irianto, 2006).
Pembentukan spora dapat dianggap sebagai suatu prosesdiferensiasi dari suatu siklus
hidup dalam keadaan-keadaan tertentu. Hal iniberbeda dari peristiwa pembelahan sel karena
tidak terjadi replikasikromosom (Pelczar, 1986).
sporaakan
tetap
menjadi
spora,
sampai
kondisi
lingkungan
dianggapmenguntungkan, spora akan tumbuh menjadi satu sel bakteri yang baru
danberkembangbiak secara normal (Volk & Wheeler, 1988).
Bahan
Mikroskop
Kaca benda
Lampus piritus
Mangkuk pewarna
Kawat penyangga
Pipet
Pinset
Botol penyembprot
LANGKAH KERJA
No. Koloni
Ada/Tidak ada
Bentuk Spora
Letak Spora
Ada Spora
Bulat
Terminal
Ada Spora
Bulat
Terminal
Spora
Gambar
ANALISIS DATA
Pada praktikum pewarnaan spora bakteri ini melakukan pengamatan terhadap bakteri
untuk mengetahui ada tidaknya spora. Bakteri yang digunakan adalah bakteri hasil dari
biakan murni pada praktikum sebelumnya. Untuk pengamatan spora ini yang dilakukan
adalah melewatkan kaca benda bersih diatas nyala api lampu spiritus (bunsen), di atas kaca
benda ditetesi setetes aquadest steril.
Bakteri yang akan diperiksa diambil dengan jarum inokulum secara aseptik lalu
meletakkan di atas aquadest steril dan meratakan secara perlahan-lahan serta ditunggu sampai
kering. Pada sediaan tersebut dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan di atas nyala
api spiritus (bunsen) dengan cepat. Sediaan diletakkan di atas kawat penyangga yang berada
di atas mangkuk pewarna. Lalu diteteskan larutan hijau malakit dan sediaan tersebut
dipanaskan diatas lampu spiritus selama 3 menit dengan memakai penjepit pinset.
Mengusahakan agar sediaan tidak mendidih atau mengering saat dipanaskan. Jika mengering,
ditambahkan larutan hijau malakit. Setelah 3 menit, meletakkan sediaan diatas kawat
penyangga yang diletakkan diatas mangkuk pewarna dan membiarkan sampai dingin.
Kemudian mencuci kelebihan larutan hijau malakit pada sediaan dengan menggunakan air
kran dalam botol penyemprot. Pewarnaan dengan larutan hijau malakit bertujuan untuk
memberikan warna hijau pada spora. Setelah itu meneteskan larutan safranin diatas sediaan
dan menunggu selama 3 menit, mencuci kelebihan safranin dengan air kran dalam botol
penyemprot. Lalu mengeringkan sediaan dengan kertas penghisap dan diamati dibawah
mikroskop. Pewarnaan dengan larutan safranin bertujuan untuk memberikan warna merah
pada sel vegetatif.
Hasil dari pengamatan spora adalah pada koloni I dan koloni II sama yaitu memiliki
spora yang berbentuk bulat dan letak spora ada di terminal. Bakteri yang diamati berbentuk
basil.
PEMBAHASAN
Endospora adalah struktur spesifik yang ditemukan pada beberapa jenis bakteri.
Karena kandungan air endospora sangat rendah bila dibandingkan dengan sel vegetatifnya,
maka endospora berbentuk sangat padat dan sangat refraktil bila dilihat di bawah
mikroskop .Ada dua tipe spora yang terbentuk, yang pertama terbentuk dalam sel, yang
disebut dengan endospora dan spora yang terbentuk diluar sel yang disebut eksospora.
Lapisan bagian luar spora merupakan lapisan penahan yang baik terhadap bahan kimia,
sehingga spora sulit diwarnai. Spora bakteri dapat diwarnai dengan cara dipanaskan.
Pemanasan ini menyebabkan lapisan luar spora mengembang sehingga zat warna dapat
masuk, dapat memakai larutan hijau malakhit dan lauran safranin (Waluyo, 2008).
Pemanasan akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga zat warna utama dapat
masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau. Melalui pendinginan warna utama akan
terperangkap di dalam spora,dengan pencucian zat warna utama yang ada pada sel vegetatif
akan terlepas sehingga pada saat pewarnaan kedua (safranin), sel vegetatif akan berwarna
merah (Pelczar,1986).
Spora bakteri dapat berbentuk bulat, lonjong atau silindris. Berdasarkan letaknya
spora di dalam sel bakteri, dikenal letak sentral,subterminal dan terminal. Ada spora yang
garis tengahnya lebih besar dari garis tengah sel bakteri, sehingga menyebabkan
pembengkakan sel bakteri (Dwijoseputro, 1979).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pada koloni 1 terlihat warna hijau
berbentuk bulat, yang merupakan spora bakteri. Warna hijau dari spora adalah akibat
pewarnaan hijau malakit. Spora ini berada di terminal sel. Pada ujung yang lain terdapat
warna merah yang merupakan sel vegetatif. Warna merah ini akibat pewarnaan safranin.
Bakteri koloni 1 berbentuk basil sehingga masuk famili Bacillaceae. . Bakteri yang mampu
membuat spora adalah yang termasuk ke dalam famili Basillaceae, genus Bacillus,
Clostridium dan Sporosarkina (Pelczar,1986).
Pada koloni 2 juga terlihat warna hijau berbentuk bulat, yang merupakan spora bakteri.
Warna hijau dari spora adalah akibat pewarnaan hijau malakit. Spora ini berada di terminal
sel. Pada ujung yang lain terdapat warna merah yang merupakan sel vegetatif. Warna merah
ini akibat pewarnaan safranin. Bakteri koloni 2 berbentuk basil sehingga masuk famili
Bacillaceae. Menurut Pelczar (1986) bakteri yang mampu membuat spora adalah yang
termasuk ke dalam famili Bacillaceae, genus Bacillus, Clostridium dan Sporosarkina.
Spora merupakan struktur yang tahan panas dan tahan bahan kimia. Spora dibentuk
oleh bakteri tertentu untuk mengatasi lingkungan yang tidak mengntungkan bagi bakteri
tersebut. Lingkungan yang tidak memungkinkan atau menguntungkan disebabkan langkanya
sumber karbon, energy dan fosfat. Selain itu bahaya yang bersifat toksik, suhu yang tidak
sesuai atau lingkungan yang kering (Dwijoseputro, 1979) .
Spora bakteri ini dapat bertahan sangat lama, ia dapat hidup bertahun-tahun bahkan
berabad-abad jika berada dalam kondisi lingkungan yang normal. Kebanyakan sel vegetatif
akan mati pada suhu 60-70oC, namun spora tetap hidup, spora bakteri ini dapat bertahan
dalam air mendidih bahkan selama 1 jam lebih. Selama kondisi lingkungan tidak
menguntungkan, spora akan tetap menjadi spora, sampai kondisi lingkungan dianggap
menguntungkan, spora akan tumbuh menjadi satu sel bakteri yang baru dan berkembangbiak
secara normal (Volk & Wheeler, 1988).
Namun menurut Dwijoseputro (1979) beberapa bakteri mampu membentuk spora
meskipun tidak dalam keadaan ekstrem ataupun medium yang kurang nutrisi. Hal ini
dimungkinkan karena bakteri tersebut secara genetis, dalam tahapan pertumbuhan dan
perkembangannya memang memiliki satu fase sporulasi. Masih menurut Dwijoseputro
(1979) jka medium selalu diadakan pembaruan dan kondisi lingkungan disekitar bakteri
selalu dijaga kondusif, beberapa jenis bakteri dapat kehilangan kemampuannya dalam
membentuk spora. Hal ini dimungkinkan karena struktur bakteri yang sangat sederhana dan
sifatnya yang sangat mudah bermutasi, sehingga perlakuan pada lingkungan yang terus
menerus dapat mengakibatkan bakteri mengalami mutasi dan kehilangan kemampuannya
dalam membentuk spora.
KESIMPULAN
1) Cara melakukan pewarnaan spora bakteri adalah dengan menggunakan zat pewarna
malakit hijau dan safranin
2) Koloni bakteri yang diambil dari udara sekitar hidung dan koloni di kolam Biologi
memiliki spora berbentuk bulat dalam posisi terminalis
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1979. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Etsha. 2013. Makalah Celup. Jakarta : PT. Gramedia
Hadioetomo, R.S. 1985.Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta :PT. Gramedia.
Hastuti, S.U. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi . Malang : UMM Press.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Jilid I. Bandung : Yrama Widya.
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Pelczar, M.J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Jakarta: UI Press.
Waluyo, Lud. 2008.
Muhammadiyah
Teknik Metode
Malang.
Dasar
Mikrobiologi.
Malang:
Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN
Universitas