PANCASILA Kelompok 1
PANCASILA Kelompok 1
14061072
FENSKA DUKO
14061067
MELITA WALIANGA
14061051
CATRIANA PANGULENG
14061090
AGRIS NYIKE
14061071
SARNA MASUKU
10061076
ENJEL POLANDOS
14061131
KATA PENGANTAR
Dipanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab berkat
penyertaannya dan kasihNya, maka penyusunan makalah Pengaruh Pendidikan Pancasila
Dalam Konteks Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara dapat diselesaikan.
Penyusunan makalah ini adalah agar supaya mahasiswa dapat memahami Pengaruuh
Pendidikan Pancasila Dalam Konteks Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Perkembangan kehidupan kenegaraan Indonesia mengalami perubahan yang sangat besar
terutama berkaitan dengan gerakan reformasi. Gerakan reformasi telah mengembalikan
pancasila sebagai dasar negara dengan mengharuskan kajian pancasila bagi mahasiswa di
lakukan secara ilmiah.
Oleh karena itu agar kalangan intelektual terutama mahasiswa sebagai calon
pengganti pemimpin bangsa di masa mendatang memahami makna serta kedudukan
Pancasila yang sebenarnya maka harus dilakukan suatu kajian yang bersifat ilmiah.
Disadari makalah ini masih sangat sederhana dan masih terdaapat banyak kekurangan,
untuk itu kami tim penyusun dengan penuh keterbukaan menerima segala kritikan dan saran
yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, dan kiranya Tuhan Yangg Maha Esa menyertai
segala usaha dan tugas kita.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1
LATAR BELAKANG..................................................................................................4
1.2
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................7
1.3
TUJUAN PENULISAN..............................................................................................8
1.4
MANFAAT PENULISAN...........................................................................................8
BAB I.........................................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................9
A.
B.
BAB III.....................................................................................................................................16
PEMBAHASAN......................................................................................................................16
BAB IV....................................................................................................................................29
PENUTUP................................................................................................................................29
1.
Kesimpulan...................................................................................................................29
2.
Saran..............................................................................................................................30
DATAR PUSTAKA..................................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan,
memantapkan kepribadian mahasiswa agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai
nilai dasar Pancasila, rasa kebanggaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan penuh
rasa tanggung jawab dan bermoral. Tujuan pendidikan diartikan sebagai seperangkat
tindakan intelektual penuh tanggung jawab yang berorientasi dalam kompetensi
mahasiswa dalam bidang profesi masing masing. Kompetensi lulusan Pendidikan
Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual, penuh tanggung jawab sebagai
seorang warga negara dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang
berlandaskan nilai nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila bertujuan untuk
menghasilkan peserta didik yang berlaku, (1) memiliki kemampuan untuk mengambil
sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya, (2) memiliki kemampuan
untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara cara pemecahannya, (3)
mengenali perubahan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, serta (4) memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai nilai
budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia. 2
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakekatnya merupakan suatu sistem
filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian bagian yang saling
berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Pancasila yang terdiri atas bagian bagian yaitu
sila sila Pancasila setiap sila pada hakekatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi
sendiri sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis. 3
2 Ibid hal 15
3 Ibid hal 57
5
Isi arti sila sila Pancasila hakikatnya dapat dibedakan atas hakikat yang umum
universal yang merupakan substansi sila sila Pancasila, sebagai pedoman pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara yaitu sebagai dasar negara yang bersifat umum kolektif
serta realisasi pengalaman Pancasila yang bersifat khusu dan kongkrit. Substansi
Pancasila dengan kelima silanya yang terdapat pada ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan merupakan suatu sistem nilai. Pancasila
mencerminkan nilai nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam
hubungannya dengan sumber kesemestaann, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta. 4
Nilai nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan lima merupakan cita
cita harapan, dan dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkannya dalam
kehidupannya. Bangsa Indonesia dalam hal ini merupakan pendukung nilai nilai
Pancasila. Hal ini dapa dipahami berdasarkan pengertian bahwa yang berketuhanan,
berkemanusiaan yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan pada
hakikanya adalah manusia. Sebagai pendukung nilai, bangsa Indonesia itulah yang
mennghargai, mengakui, meneriman Pancasila sebagai suatu dasar dasar nilai. Nilai
nilai yang terkandung dalam Pancasila itu mempunyai tingkatan dalam hal kuantitas
maupun kualitasya, namun nilai nilai merupakan suatu kesatuan saling berhubungan
serta saling melengkapi. Hal ini sebagaimana kita pahami bahwa sila sila Pancasila
itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh atau merupakan
suatu kesatuan organik bertingkat dan berbentuk piramidal. 5
Sila sila Pancasila pada hakikatya bukanlah merupakan suatu pedoman yang
langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai
nilai etika yang merupakan sumber norma baik meliputi norma moral maupun norma
hukum.
4 Ibid hal 72
5 Ibid hal 73
6
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Pancasila dalam konteks peningkan
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara
2. Untuk mengetahui bagaimana pemerintah berperan dalam usaha peningkatan
kwalitas generasi mudah melalui pendidikan pancasila
7
1.4
MANFAAT PENULISAN
1. Teoritis
Dapat menambah pengetahuan mengenai Pengaruh Pendidikan Pancasila dalam
konteks peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara.
2. Praktis
Dari pembahasan ini tujukan kepada mahasiswa agar supaya dapat memahami
tentang pengaruh pendidikan pancasila dalam konteks peningkatan kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
bernegara. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objekti bahwa
bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai
nilai yang tertuang dalam sila sila Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofis
bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara. 8
Pancasila adalah dasar filsafah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, setiap warga negara Indonesia harus
mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan. Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam
perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan
interprestasi sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah digunakan
sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang berkuasa dengan
menempatkan Pancasila sebagai satu satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Masyarakat tidak diperbolehkan menggunakan asas lain
sekalipun tidak bertentangan dengan Pancasila. 9
Dalam kehidupan bangsa indonesia diakui bahwa nilai nilai pancasila adalah
filsafah hidup atau pandangan hidup yang berkembang dalam sosial budaya Indonesia.
Nilai Pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau sari budaya bangsa. Oleh sebab itu,
nilai ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa. Sebagai ajaran filsafah, Pancasila
mencerminkan nilai nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam
hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta. 10
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan
rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan
8 Ibid hal 14
9 Drs. Syahrial Syarbaini, M.A.,Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Ghalia
Indonesia, (Jakarta, 2002), hal 9.
10 Ibid hal 17
10
11 Ibid hal 22
12 Ibid hal 26
13 Ibid hal 38
14 Ibid hal 165
11
satu cara atau tolak ukur dalam suatu objek yang bersifat abstrak. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem nilai adalah konsep atau gagasan yang mennyeluruh mengenai
apa yang hidup dalam pikiran seseorang atau sebagian besar anggota masyarakat.
haknya serta kebebasannya yang menyangkut hubungan dengan Tuhan, orang seorang,
negara, masyarakat, dan menyangkut pula kemerdekaan menyatakan pendapat dan
mencapai kehidupan yang layak sesuai dengan hak hak dasar manusia. Kasadaran
berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia perlu diwujudkan dalam menjaga keutuhan
NKRI. Kesadaran berbangsa merupakan hal penting, mengingat sejarah perjuangan
bangsa dalam memperoleh kemerdekaan disertai dengan perngorbanan yang luar biasa.
Kesadaran berbangsa dan bernegara tidak hany berlaku pada pemerintah, tetapi semua
elemen warga negara wajib menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara. 16
Pembinaan etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah
urgent. Langkah permulaan dimulai dengan membangun konstruksi berpikir dalam
rangka menata kembali kultur politik bangsa Indonesia. Kita sebagai warga negara telah
memiliki hak hak politik, pelaksanaan hak hak politik dalam kehidupan bernegara
akan saling bersosialisasi, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan sesama warga negara
dalam berbagai wadah, yaitu dalam wadah infra-struktur dan suprastruktur. Negara
kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pembukaan UUD 1945 merupakan negara
yang terbentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. 17
Membangun berbangsa dan bernegara terutama pada generasi generasi muda
ssangatlah penting, karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu,
kesadaran berbangsa dan bernegara perlu diselenggarakan dalam rangka mendorong,
memupuk, serta meningkatkan kesadaran berbangsa dan benegara untuk meningkatkan
kerukunan dan kesejahteraan, serta merumuskan pokok pokok pikiran tentang
16 Ibid hal 40
17 Ibid hal 44
13
14
15
BAB III
PEMBAHASAN
Jadi perlu ada tingkat kesadaran hidup Bangsa dan Negara yang harus betul-betul
memberikan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan sejarah Bangsa
Indonesia dan mampu memberi arah pada peserta didik untuk berwawasan yang didasari
pada Pancasila sebagai berikut;ke-Tuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil
dan beradab dengan mengarahkan pada terbinanya persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara untuk menciptakan kehidupan kerakyatan yang demokratisyang berkeadilan
social yang merata.19
Pendidikan itu sangat dibutuhkan pada setiap manusia, karena lewat pendidikan
kita dapat membangun dan menciptakan keamanan dan keadilan serta kemakmuran di
negara dan bangsa. Agar supaya bangsa dan negara benar-benar mempunyai moral yang
sehat, apabila kekuatan moral suatu masyarakat, berbangsa dan bernegara tidak
dimanfaatkan maka mereka akan menyimpang perasaan moral dan tenggelam dalam
kebiasaan yang lama.20
Perlu juga ada proses untuk membina wawasan kebangsaan,memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, membentuk dan mempertahankan jatih diri
bangsa dan negara. Dan jangan biarkan menentukan arahnya sendiri, proses itu harus
ditumbuhkembangkan dari nilai-nilai moralitas Pancasila dengan perkembangan zaman.
Proses kearah itu adalah sebagai satu kesatuan politik, ekonomi,social budaya, dan
pertahanan keamanan untuk memperkuat ketahanan Nasional.21
Pendidikan yang mendatangkan faedah bagi rakyat menjadi haluan pendidikan
yang dengan sadar dilakukan pada sekolah-sekolah. Pendidikan yang mencoba untuk
22 Ibid hal 69
23 Ibid hal 70
24 Ibid hal 72
25 Emile Durkheim, Op.Cit, hal 57
18
kita sebut, cipta, rasa dan karsa, kebangsaan, hak hak serta kewajiban
kewajiban asasi. Martabat manusia adalah kedudukan luhur manusia di atas makhluk
Tuhan lainnya di dunia ini, karena manusia adalah mahkluk yang berakal budi dan
memiliki harkat berupa kemampuan kemampuan cipta, rasa dan karsa. Dan harkatnya
yang tinggi itu memberi manusia martabat yang luhur.28
Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan manusia, pendidikan hanya
berlangsung pada manusia dan tidak akan berlangsung pada mahkluk lain.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menjembatani individu yang baru
lahir dengan masyarakat lingkungannya. Makin maju dan makin berkembang suatu
26 Prof. Dr. H. Kaelan, M.S, Op.Cit hal 283
27 Drs. Syahrial Syarbaini, M.A. Op.Cit hal 21
28 Soerjanto Poespowardojo, Op.Cit, hal 137
19
masyarakat maka jarak anatara individu yang baru lahir dengan masyarakatnya menjadi
semakin jauh, sehingga diperlukan usaha yang lebih tangguh untuk menjembataninya.
Upaya untuk menjembatani jarak inilah yang disebut pendidikan pada umumnya.
Pendidikan di Indonesia, yang merupakan upaya bangsa Indonesia dalam membantu
pertumbuhan anak/peserta didik dapat kita lihat pada berbagai pertumbuhan anak/peserta
didik dapat kita lihat pada berbagai kesekapakatan bangsa yang tercantum dalam
berbagai peraturan perundang undangan.29
Hubungan falsafah dengan pendidikan.
Pendidikan berhubungan dengan hidup bermayarakat, bagaimana usaha dilakukan
agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sehingga dapat berpartisipasi dalam
hidup bermasyarakat secara sepatuhnya. Dalam tumbuh dan berkembang mereka akan
menghadapi berbagai ketentuan yang terdapat dan mengikat susila, moral, hukum,
agama, yang dijadikan pegangan dalam hidup bersama. Nilai nilai yang terkandung
dalam adat, tata susila, moral dan hukum ini bersumber dari pegangan suatu falsafah.
Dengan kata lain, bahwa materi atau substansi yang dijadikan bahan dalam membantu
tumbuh kembang bersumber dari suatu falsafah.30
Hakikat Pendidikan Pancasila
Bagi bangsa Indonesia, yang menganut dasar falsafah Pancasila, dalam
mengusahakan pendidikan, sudah tentu akan mengikuti kerangka berikir yang didasari
atas nilai nilai yang terkandung di dalam Pancasila yang digali dari budaya bangsa
yang memberikan acuan pada usaha pendidikan yang tidak boleh lepas dari akar budaya
bangsa. Hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan mengakui adanya perbedaan
kemajemukan budaya masyarakat. Wawasan pendidikan seperti ini akan memberikan hak
yang sama bagi setiap anggota masyarakat sebagai warga negara untuk memperoleh
pendidikan tanpa membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial dan
29 Ibid hal 138
30 Ibid hal 141
20
tingkat kemampuan ekonomi dan dengan tetap mengindahkan kekhususan yang ada.
Pengakuan terhadap kemajemukan budaya dan masyarakat mempengaruhi wawasan
pendidikan yang tidak mempertentangkan perbedaan perbedaan yang ada. Lebih dari
itu bahkan wawasan pendidikan seperti ini lebih mengakui perbedaan sebagai kekayaan
yang dimiliki dan harus dilestarikan keberadaannya.
Pandangan ini bersumber pada prinsip bahwa menurut Pancasila manusia
diperlakukan sesuai dengan koodrat, harkat dan martabat sebagai mahkluk individu
sekaligus sebagai mahkluk sosial. Maka dalam mengembangkan perbedaan yang terdapat
pada individu dan lingkungan masyarakat khusus perlu disesuaikan dengan kepentingan
bersama, kepentingan nasional.
Pendidikan harus betul betul merupakan usaha sadar yang mampu memberi
arah pada peserta didik untuk berwawasan yang disadari ke Tuhanan Yang Maha Esa
dan kemanusiaan yang adil dan beradap dengan mengarahkan pada terbinanya persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara untuk menciptakan kehidupan kerakyatan yang
demokratis yang berkeadilan sosial yang merata.31
Tuntutan pembangunan akan selalu berkembang sesuai degan kemajuan pola
pikir manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Pendidikan sebagai wahana yang paling
efektif dalam membangun sumber daya manusia sebagai pendukung pembangunan
bidang lain harus dilakukan secara dini dan berkelanjutan.
Bangsa Indonesia mengkehendaki keseleasan, keseimbangan dan keserasian
hubungan antara manusia dengan Tuhan-nya, anatara sesama manusia serta lingkungan
alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa bangsa dan keselarasan antara cita
cita hidup di dunia dan mengejar kebahagiaan di akhirat. Untuk mewujudkan kondisi
tesebut, maka pendidikan harus melakukan fungsinya untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam
rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.
31 Ibid hal 142
21
Manusia yang dimaksud adalah manusia yang dapat diandalkan dan kreatif dan
akhirnya mewujudkan manusia manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.32
Pendidikan Pancasila bersifat terbuka dan memberikan keleluasaan gerak kepada
peserta didik. Hal ini dimungkinkan karena pendidikan pancasila menganut berbagai
prinsip.
a. Prinsip fleksibilitas ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dirinya melalui jalur pendidikan yang tersedia dan kemungkinan
untuk pindah dari satu jalur ke jalur yang lain atau dari satu jenis ke jenis pendidikan
yang lain dalam jenjang yang sama.
b. Keikutsertaan keluarga dalam bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan dengan mengikuti prinsip sendiri mungkin. Pendidikan keluarga sebagai
bagian dari jalur pendidikan luar sekolah memiliki tanggung jawab dalam
memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan.
c. Sistem pendidikan nasional menganut dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan
jalur pendidikan luar sekolah. Hal ini memberikan kemungkinan bagi setiap warga
negara untuk mengikuti pendidikan secara terus menerus dan kesinambungan.
Prinsip belajar sepanjang hayat diakui dalam sistem pendidikan nasional;
implikasinya bahwa peserta didik harus diberi kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan selama dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan masing masing.
d. Mengingat keragaman budaya dan masyarakat serta taraf hidupnya, maka
pendidikan nasional menganut prinsip pengaturan secara terpusat ( sentralisasi)
namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak
terpusat. Prinsip ini memberikan keleluasaan bagi daerah untuk menyelenggarakan
satuan dan kegiatan pendidikan sesuai dengan kondisi dan lingkungan tanpa
mengabaikan kesesuaiannya dengan tujuan pendidikan nasional.
e. Penyelenggaraan pendidikan diusahakan dalam susunan selaras, serasi dan
seimbang,baik menyengkut mereka yang terlibat dalam proses pendidikan,
pengaturan substansi atau materi, maupun tujuan yang hendak dicapai.33
Wawasan pendidikan kita harus membawakan bangsa kita menuju kepada
masyarakat modern yang bersifat efisien, efektif, produktif kreatif dan dengan
mobilitas tinggi serta menyandang keutuhan sifat hakiki manusia yang menjunjung tinggi
Ketuhanan Yang Maha Esa dan memberi peri-kemanusiaan yang luhur.
Wawasan pendidikan kita harus mampu mendahulukan kepentingan bangsa, dan
menjaga kelestarian pertumbuhan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh
warganya.34
Nilai nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas humanisme,
karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh ssiapa saja. Sekalipun Pancasila
memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh
semua bangsa. Perbedaanya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai nilai secara sadar
dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berungsi sebagai basiss perilaku
politik dan sikap moral bangsa. Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa
Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya
bangsa Indonesia sendiri.35
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai yang
terpadu
berkenaan
dengan
hidup
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
bernegara.
Pembangunan dalam perspektif Pancasila adalah pembangunan yang arah nilai nilai
kemanusiaan sebagai core values. Pancasila sebagai konfigurasi budaya bangsa
merupakan nilai nilai budaya inti yang harus dijabarkan dan dikembangkan dalam
sejumlah nilai dan pranata sosial sejalan dengan perkembangan masyarakat, kemajuan
teknologi dan perubahan lingkungan. Sebagai konfigurasi budaya, nilai nilai inti
Pancasila tidak dapat diperlukan satu persatu secara terpisah. Perlakuan butir demi
butir akan menimbulkan kesenjangan pada pemberian makna dan pengalamannya.36
Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa indonesia harus
menjiwai semua peraturan hukum dan pelaksanaannya, ketentuan hak hak asasi
manusia berdasarkan kententuan ketentuan hukum, bukan bagi setiap penyelenggaraan
negara untuk menegakkan keadilan dan kebenaran berdasarkan Pancasila yang
selanjutnya melakukan pedoman peraturan peraturan pelaksanaan.37
menyelenggarakan
nasional
yang
25
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang di atur dengan UU.38
Ilmu tentang pendidikan bukan tidak mungkin, tetapi pendidikan itu sendiri
bukanlah ilmu. Pembedaan ini penting kecuali kalau kita menilai pendidikan dengan
standar yang hanya dapat diterapkan terhadap penelitian ilmiah yang ketat. Kalau
pendidikan itu bukan ilmu, maka ia juga bukan seni. Karena sesungguhnya, seni
terbentuk dari kebiasaan, praktek, dan kentrampilan yang terorganisasi. 39
Jika teori pendidikan bergerak melampui tapal batasnya yang layak, menganggap
diri dapat menggantikan pengalaman, serta mengumumkan formula siap pakai. Yang
kemudian diterapkan secara mekanis, maka teori pendidikan itu sendiri menurunkan
derajatnya menjadi barang mati. Teori pendidikan pada dasarnya merupakan pemikiran
yang palin metodis dan terdokumentasi dengan baik, yang siap untuk melayani
penggajar. Untuk menelaah masalah ini secara metodis, kita harus melihat kondisi
nasional permasalahan yang dihadapi dewasa ini. Dalam kerangka pendidikan nasional,
tradisional kita, krisis yang telah disinggung tadi mencapai tingkat yang sangat
mengkuatirkan.40
Masih banyak generasi muda zaman sekarang tidak memilliki moral, dalam
menangkut tingkah laku dan perbuatan manusia tentang hal baik dan buruk. Seorang
pribadi yang taat kepada aturan aturan dan norma yang berlaku dimasyarakatnya
dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral, jika sebaliknya tidak melakukan hal
tersebut, maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Ciri ciri orang yang bermoral
adalah mereka yang dapat memiliki kestiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang
mengikat kehidupan masyarakat, negara, dan bangsa. Manusia tidak hanya memiliki
38 Prof. Dr. H. Kaelan, M.S.,Op.Cit hal 194
39 Emile Durkheim, Op.Cit, hal 1
40 Ibid, hal 2
26
moral tetapi juga harus memiliki nourma, karena itu dapat membantu mengatur
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek.41
Pemerintah berperan penting dalam mengajarkan suatu norma kepada generasi
muda, karena generasi muda adalah penerus bangsa. Karena norma memiliki kekuatan
untuk dipatuhi, misalnya
1. Norma agama, dengan sanksinya dari Tuhan.
2. Norma kesusilaan, dengan sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap diri sendiri.
3. Norma kesopanan, dengan sanksinya berupa mengucilkan dalam pergaulan
masyarakat.
4. Norma hukum, dengan sanksinya berupa penjara atau kurungan atau denda yang
dipaksakan oleh alat negara.42
Keadaan generasi muda saat ini adalah generasi muda yang tidak peduli terhadap
Pancasila. Para pemuda Indonesia hanya memperdulikan budaya dari luar yang
berkembang pesat dan terkenal saat ini. Adanya faktor faktor yang mendukung
perkembangan budaya barat di kalangan generasi muda saat ini adalah barang barang
import yang masuk kedalam pelosok negeri sehingga terbatasnya barang barang lokal
di Indonesia. Masuknya kebudayaan asing merupakan salah satu faktor yang membawa
perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Maka pemerintah perlu
memberikan pendidikan budaya dan karakter bangsa dengan :
a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku generasi muda yang terpuji dan sejalan
dengan nilai nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious.
b. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab generasi muda sebagai
generasi penerus bangsa.
c. Mengembangkan kemampuan generasi muda yang kreatif.
d. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah / kampus sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
kebanggaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
Pemerintah juga perlu melakukan penyuluhan atau sosialisasi tentang Pendidikan
Pancasila, sehingga generasi muda kita saat ini tidak selalu terpengaruhi dengan
keidupan budaya barat yang dapat berdampak buruk bagi generasi genesari saat ini.
28
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
1) Pancasila adalah pandangan hidup Bangsa dan Dasar Negara Republik Indonesia
serta merasakan bahwa pancasila adalah sumber kejiwaan masyarakat dan Negara
Republik Indonesia, maka indonesia menjadikan pengalaman pancasila sebagai
perjuangan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2) Kesadaran berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah
untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum
muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab mengembang amanat untuk
memberikan kesadaran berangsa dan bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa
Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
3) Kesadaran berbangsa dan bernegara pada zaman sekarang ini masih kurang
menggunakan nilai nilaii Pancasila karena kebanyakan kita tidak saling
memperdulikan antara satu dengan yang lain, masih banyak dari kita masih
mementingkan kepentingan sendiri dan tidak mau tau dengan orang lain atau
orang yang ada disekeliling kita. Padahal jika kita hidup disuatu negara dan
bangsa, seharusnya kita saling peduli dengan sesama kita yang masih
membutuhkan pertolongan kita tanpa membeda bedakan dari latar belakang
mereka.
4) Pendidikan Pancasila juga sangat dibutuhkan pada setiap manusia, karena lewat
pendidikan kita dapat membangun dan menciptakan keamanan dan keadilan serta
kemakmuran di negara dan bangsa. Agar supaya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara kita dapat membentuk suatu moral yang sehat.
29
2.
Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, kiranya dapat diuraikan beberapa saran, yaitu :
1) Pancasila harus diatualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia sehingga ciri kekeluargaan dan gotong royong senantiasa dapat
terwujud dalam kehidupan di Indonesia.
2) Pancasila harus senantiasa tertuang dalam setiap kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, termasuk dalam penyelenggaraan hak berpolitik seperti
pemilu dan kehidupan sehari hari sehingga terwujud perilaku atau etika yang
sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.
DATAR PUSTAKA
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancaila. Sleman Yogyakarta. Paradigma
Syarbaini, syahrial. 2003. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi. Jakarta. Ghalia
Indonesia.
30
31