Anda di halaman 1dari 15

BAB V

ANALISIS

Bab ini berisi analisis tentang penentuan kategori customer requirement


dengan model Kano, analisis tentang pembuatan matriks HoQ dan matriks desain
dengan metode QFD, analisis tentang penentuan solusi untuk karakteristik teknis
yang berkontradiksi dengan metode TRIZ, analisis tentang penentuan faktor kunci
penyebab kegagalan LSB hasil pengembangan dengan metode FMEA serta
analisis tentang perbandingan persyaratan desain LSB.
5.1 Analisis Penentuan Kategori Customer Requirement dengan Model
Kano
Berdasarkan penentuan kategori Kano terpilih untuk setiap customer
requirement maka dapat dilihat bahwa customer requirement secara dominan
termasuk ke dalam kategori must-be. Hal ini sesuai dengan yang terdapat pada
Tabel 4.12 bahwa dari total 22 customer requirement, 18 diantaranya tergolong ke
dalam kategori ini. Hal ini menunjukkan bahwa ke-18 customer requirement
tersebut harus tersedia atau terpenuhi oleh LSB hasil pengembangan nantinya,
karena customer requirement ini merupakan persyaratan dasar dari LSB hasil
pengembangan. Jika ke-18 customer requirement ini dipenuhi oleh LSB hasil
pengembangan maka standar kepuasan pengguna otomatis juga terpenuhi, namun
jika tidak dipenuhi maka pengguna akan merasa tidak puas. Aspek kualitas yang
termasuk performansi, durabilitas, reliabilitas, servis, estetika, konformansi,
respon dan reputasi menjadi aspek penting yang harus diperhatikan dalam
pengembangan desain, karena seluruh customer requirement yang termasuk ke
dalam aspek ini termasuk ke dalam kategori must-be.
Sementara dari empat customer requirement yang tersisa, satu tergolong ke
dalam kategori attractive dan tiga diantaranya tergolong ke dalam kategori one
dimensional. Customer requirement yang tergolong ke dalam kategori attractive
itu adalah papan LSB bisa dilipat, dimana lipatan tersebut berada di bawah tulang
ekor sehingga papan LSB tetap dapat digunakan meski masih dilipat. Hal ini
menunjukkan bahwa papan LSB hasil pengembangan harus memiliki lipatan yang
terletak di bawah tulang ekor agar kepuasan yang diperoleh pengguna bisa

melebihi standar kepuasan. Namun hal ini tidak mutlak harus diwujudkan, karena
customer requirement ini termasuk kategori attractive dimana pengguna tidak
akan merasa kecewa pada LSB hasil pengembangan jika tidak dipenuhi.
Kemudian dari ketiga customer requirement yang termasuk ke dalam kategori one
dimensional, dua diantaranya memiliki jumlah kategori one dimensional dan
attractive yang sama banyak. Namun pada akhirnya kedua customer requirement
ini digolongkan ke dalam kategori one dimensional dengan alasan jika customer
requirement yang termasuk kategori ini terpenuhi maka kepuasan pengguna bisa
meningkat melebihi standar kepuasan sementara jika tidak terpenuhi pengguna
akan merasa kecewa dan tidak puas. Perannya yang sangat penting dalam
menentukan kepuasan pengguna ini menjadikan kategori one dimensional harus
lebih diprioritaskan jika dibandingkan dengan kategori attractive dan must-be.
Customer requirement yang termasuk ke dalam kategori ini adalah penyangga
samping pada papan LSB, kunci ganda pada katup tali pengikat serta harga
seperangkat LSB yang terjangkau. Hal ini menunjukkan bahwa aspek harga
merupakan aspek yang paling penting dalam pengembangan desain karena
kepuasan yang diperoleh pengguna sangat bergantung kepada terpenuhinya
customer requirement yang termasuk ke dalam aspek ini dalam LSB hasil
pengembangan.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien kepuasan dan ketidakpuasan
pengguna maka dapat dianalisis bahwa customer requirement yang berpengaruh
penting dalam pengembangan desain LSB adalah papan LSB datar, tidak licin,
dan mampu menahan beban tubuh korban; papan LSB, tali pengikat penahan leher
dan penahan kepala terbuat dari material yang keropos dan kuat; serta papan LSB,
tali pengikat, penahan leher dan penahan kepala tahan terhadap air dan sinar
matahari. Ketiga customer requirement ini memiliki nilai koefisien kepuasan yang
lebih mendekati nilai 1 sekaligus nilai koefisien ketidakpuasan yang lebih
mendekati nilai -1 jika dibandingkan dengan customer requirement lainnya. Hal
ini sesuai pendapat Qiting et al. (2013) dimana customer requirement yang nilai
koefisien kepuasannya semakin mendekati angka 1 akan memiliki pengaruh yang
lebih besar terhadap kepuasan pengguna sementara customer requirement yang

87

nilai koefisien ketidakpuasannya semakin mendekati angka -1 akan memiliki


pengaruh yang lebih besar terhadap ketidakpuasan pengguna.
5.2 Analisis Pembuatan Matriks HoQ dan Matriks Desain dengan Metode
QFD
Berdasarkan penentuan kategori customer requirement dalam model Kano
dapat dilihat bahwa semua customer requirement telah termasuk ke dalam
kategori one dimensional, attractive dan must-be sehingga seluruh customer
requirement ini dapat diikutsertakan dalam pembuatan matriks HoQ tanpa ada
yang perlu diabaikan. Hal ini disebabkan karena hanya customer requirement
yang dapat meningkatkan kepuasan pengguna dan perlu untuk diproses lebih
lanjut agar nantinya proses pengembangan desain LSB lebih efisien. Sementara
jika terdapat customer requirement yang termasuk kategori indifferent, reverse
atau questionable maka customer requirement tersebut dapat diabaikan dan tidak
diikutsertakan dalam matriks HoQ.
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kepentingan pada Tabel 4.14 maka
dapat dianalisis bahwa customer requirement pada seluruh aspek kecuali aspek
feature dinilai penting untuk ada dalam LSB hasil pengembangan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai tingkat kepentingannya yang rata-rata berada diatas 4, dimana
nilai yang berada pada range 4-5 bisa digolongkan ke dalam level penting. Selain
itu juga dapat dilihat bahwa customer requirement yang menempati prioritas
pertama bagi pengguna untuk ada dalam LSB hasil pengembangan adalah papan
LSB, tali pengikat, penahan leher dan penahan kepala memenuhi standar alat
emergency medical service sementara customer requirement yang menempati
prioritas terakhir adalah sisi penyangga samping pada papan LSB yang dialasi
material lembut serta anti slip untuk pegangan bagi orang yang mengevakuasi.
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kepuasan pada Tabel 4.15 maka
dapat dianalisis bahwa menurut pengguna masih banyak customer requirement
pada LSB yang biasa digunakan saat ini yang perlu diperbaiki karena kemampuan
customer requirement tersebut untuk memberikan kepuasan pada pengguna masih

88

kurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai tingkat kepuasan atas customer requirement
tersebut yang rata-rata berada dibawah 4, dimana nilai yang berada di bawah 4
hanya bisa digolongkan ke dalam level tidak puas, kurang puas dan cukup puas.
Selain itu juga dapat dilihat bahwa customer requirement yang telah memberi
kepuasan kepada pengguna di urutan pertama adalah papan LSB datar, tidak licin
dan mampu menahan beban tubuh korban sementara customer requirement yang
paling sedikit memberikan kepuasan kepada pengguna adalah sisi penyangga
samping pada papan LSB yang dialasi material lembut serta anti slip untuk
pegangan bagi orang yang mengevakuasi.
Berdasarkan penentuan hubungan antar karakteristik teknis maka dapat
dianalisis bahwa ada satu hubungan karakteristik teknis yang bernilai positif
lemah yaitu antara karakteristik teknis penambahan fitur yang dipasang secara
semi permanen pada papan LSB dengan karakteristik teknis pemberian variasi
warna pada papan LSB dan fitur tambahannya. Semakin baik variasi warna pada
fitur tambahan akan membuat fitur tambahan menjadi semakin menarik. Selain itu
ada tujuh hubungan karakteristik teknis yang bernilai positif secara kuat. Ketujuh
hubungan itu adalah sebagai berikut:
1. Hubungan antara karakteristik teknis modifikasi bentuk rancangan yang
ergonomis pada papan LSB dan fitur tambahannya dengan karakteristik
teknis pemilihan sistem engsel pada rancangan papan LSB. Sebagaimana
diketahui pemilihan sistem engsel akan sangat berpengaruh pada kekuatan
papan LSB. Semakin kuat papan LSB maka aspek ergonomi seperti
keamanan korban akan semakin terjamin, sehingga dapat ditetapkan
bahwa kedua karakteristik teknis ini memiliki hubungan positif yang kuat.
2. Hubungan antara karakteristik teknis modifikasi bentuk rancangan yang
ergonomis pada papan LSB dan fitur tambahannya dengan karakteristik
teknis penambahan fitur alas dan bantalan papan LSB serta tali pengikat,
penahan kepala dan penahan leher yang dipasang secara semi permanen
pada papan LSB. Fitur ini ditambahkan dengan tujuan untuk meningkatkan
keamanan dan kenyamanan korban ketika menggunakan LSB. Semakin
baik fitur yang ditambahkan maka akan tercipta modifikasi bentuk

89

rancangan LSB yang lebih ergonomis. Oleh sebab itu dapat ditetapkan
bahwa kedua karakteristik teknis ini memiliki hubungan positif yang kuat.
3. Hubungan antara karakteristik teknis modifikasi bentuk rancangan yang
ergonomis pada papan LSB dan fitur tambahannya dengan karakteristik
teknis pemilihan jenis material yang berkualitas untuk papan LSB dan fitur
tambahannya. Penggunaan material yang berkualitas tentunya menjamin
terciptanya LSB yang lebih aman untuk digunakan karena biasanya
material berkualitas memiliki daya tahan yang lebih tinggi. Artinya
semakin berkualitas material yang digunakan maka akan semakin
terbentuk rancangan papan LSB yang lebih ergonomis. Oleh sebab itu
dapat ditetapkan bahwa kedua karakteristik teknis ini memiliki hubungan
positif yang kuat.
4. Hubungan antara karakteristik teknis pemilihan sistem engsel pada
rancangan papan LSB dan fitur tambahannya dengan karakteristik teknis
pemilihan jenis material yang berkualitas untuk papan LSB dan fitur
tambahannya. Sistem engsel merupakan bagian dari papan LSB yang akan
sangat mempengaruhi kekuatan papan LSB. Oleh sebab itu sistem engsel
yang dipakai harusnya memiliki daya tahan yang lebih tinggi dan biasanya
semakin berkualitas suatu material, daya tahannya akan semakin bagus.
Oleh sebab itu dapat ditetapkan bahwa kedua karakteristik teknis ini
memiliki hubungan positif yang kuat.
5. Hubungan antara karakteristik teknis penambahan fitur alas dan bantalan
papan LSB serta tali pengikat, penahan kepala dan penahan leher yang
dipasang secara semi permanen pada papan LSB dengan karakteristik
teknis pemilihan jenis material yang berkualitas untuk papan LSB dan fitur
tambahannya.

Fitur

tersebut

ditambahkan

dengan

tujuan

untuk

meningkatkan keamanan dan kenyamanan korban ketika menggunakan


LSB. Keamanan dan kenyamanan akan lebih mampu tercipta jika material
yang digunakan untuk pembuatan LSB lebih berkualitas. Oleh sebab itu
dapat ditetapkan bahwa kedua karakteristik teknis ini memiliki hubungan
positif yang kuat.
6. Hubungan antara karakteristik teknis pemilihan metode manufaktur yang
mudah untuk papan LSB dan fitur tambahannya dengan karakteristik
teknis pemilihan jenis material yang berkualitas untuk papan LSB dan fitur
90

tambahannya. Material yang berkualitas biasanya tidak membutuhkan


banyak proses sehingga semakin berkualitas material yang digunakan
maka metode manufaktur untuk LSB akan semakin mudah. Oleh sebab itu
dapat ditetapkan bahwa kedua karakteristik teknis ini memiliki hubungan
positif yang kuat.
7. Hubungan antara karakteristik teknis pemilihan metode manufaktur yang
mudah untuk papan LSB dan fitur tambahannya dengan karakteristik
teknis pemilihan jenis material yang harganya murah untuk papan LSB
dan fitur tambahannya. Material yang harganya murah biasanya lebih
efisien jika dibeli yang siap pakai saja atau jika dibuat pun tidak butuh
proses yang panjang, sehingga semakin murah harga material yang dipakai
untuk pembuatan LSB maka metode manufaktur yang dipakai akan
semakin mudah. Oleh sebab itu dapat ditetapkan bahwa kedua
karakteristik teknis ini memiliki hubungan positif yang kuat.
Berdasarkan penentuan persentase kepentingan karakteristik teknis pada
matriks HoQ maka dapat dilihat bahwa karakteristik teknis yang menempati
prioritas pertama untuk diwujudkan dalam LSB hasil pengembangan adalah
pemilihan metode manufaktur yang mudah untuk papan LSB dan fitur
tambahannya, sementara karakteristik teknis yang menempati urutan terakhir
adalah pemberian warna pada papan LSB dan fitur tambahannya. Sementara
berdasarkan penentuan persentase kepentingan persyaratan desain pada matriks
desain maka dapat dilihat bahwa persyaratan desain yang menempati prioritas
pertama paling penting untuk diwujudkan dalam LSB hasil pengembangan adalah
penyangga samping papan LSB yang dibuat menyerupai tabung dan dipasangkan
pada papan LSB dengan sistem engsel putaran maksimal 90 derajat ke arah depan
papan LSB. Sementara persyaratan desain terakhir yang perlu diwujudkan adalah
bentuk penahan kepala yang menyerupai kedua balok dan dapat menyesuaikan
dengan kontur kepala dan telinga korban.
5.3 Analisis

Penentuan

Solusi

untuk

Karakteristik

Teknis

yang

Berkontradiksi dengan Metode TRIZ

91

Berdasarkan matriks HoQ maka dapat dilihat bahwa ada lima hubungan
karakteristik teknis yang berkontradiksi. Karakteristik teknis yang berkontradiksi
akan mengalami trade-off dimana bila salah satunya dipenuhi atau dibuat menjadi
lebih baik maka yang lainnya terancam tidak bisa dipenuhi atau menjadi lebih
buruk. Agar kedua karakteristik teknis ini tetap dapat dipenuhi maka dilakukan
pencarian solusi spesifik untuk menggantikan karakteristik teknis tersebut dengan
metode TRIZ. Berikut uraian penentuan solusi kelima hubungan karakteristik
teknis yang berkontradiksi:
1. Kontradiksi antara karakteristik teknis modifikasi bentuk rancangan
ergonomis pada papan LSB dan fitur tambahannya dengan karakteristik
teknis pemilihan metode manufaktur yang mudah untuk papan LSB dan
fitur tambahannya. Alasan hubungan kedua karakteristik ini ditetapkan
sebagai kontradiksi adalah karena modifikasi pada bentuk rancangan yang
ergonomis dilakukan dengan menambahkan fitur yang dipasang secara
semi permanen pada papan LSB. Tujuan penambahan fitur ini adalah
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemakaian, namun
konsekuensi dari penambahan fitur tersebut adalah meningkatnya kesulitan
dalam proses pembuatan LSB.
LSB hasil pengembangan nantinya diharapkan memiliki efektivitas dan
efisiensi pemakaian yang lebih baik, oleh sebab itu karakteristik teknis
modifikasi bentuk rancangan ergonomis pada papan LSB dan fitur
tambahannya digolongkan ke dalam parameter yang ingin ditingkatkan
(improving parameter). Parameter teknis dalam matriks kontradiksi TRIZ
yang sesuai dengan karakteristik teknis ini adalah produktivitas (39).
Sementara karakteristik teknis pemilihan metode manufaktur yang mudah
untuk papan LSB dan fitur tambahannya digolongkan ke dalam parameter
yang mengalami dampak buruk (worsening parameter). Parameter teknis
dalam matriks kontradiksi TRIZ yang sesuai dengan karakteristik teknis ini
adalah kemudahan manufaktur (32). Prinsip 28 yaitu penggantian
mekanika menjadi prinsip inventif yang lebih tepat dipilih daripada
mengubah parameter rancangan yang ergonomis (prinsip 35), membuang
modifikasi rancangan ergonomis (prinsip 2) atau menggunakan perantara

92

untuk modifikasi rancangan yang ergonomis (prinsip 24). Hal ini


dikarenakan parameter rancangan yang ergonomis tidak bisa diubah, tidak
mungkin dibuang, dan penggunaan perantara akan membutuhkan metode
manufaktur yang sulit sementara LSB hasil pengembangan diharapkan
tetap memiliki sisi ergonomis tanpa metode manufaktur yang sulit.
2. Kontradiksi antara karakteristik teknis pemilihan sistem engsel pada
rancangan papan LSB dengan karakteristik teknis pemilihan metode
manufaktur yang mudah untuk papan LSB dan fitur tambahannya. Alasan
kedua hubungan karakteristik ini ditetapkan sebagai kontradiksi adalah
semakin bagus sistem engsel yang dipilih dengan tujuan untuk
meningkatkan kekuatan LSB dalam pemakaian, akan berakibat pada
semakin sulitnya proses pembuatan LSB karena operasi pemasangan
sistem engsel akan semakin rumit.
LSB hasil pengembangan nantinya diharapkan memiliki kekuatan yang
lebih baik, oleh sebab itu karakteristik teknis pemilihan sistem engsel pada
rancangan papan LSB digolongkan ke dalam parameter yang ingin
ditingkatkan (improving parameter). Parameter teknis dalam matriks
kontradiksi TRIZ yang sesuai dengan karakteristik teknis ini adalah
kekuatan

(14).

Sementara

karakteristik

teknis

pemilihan

metode

manufaktur yang mudah untuk papan LSB dan fitur tambahannya


digolongkan ke dalam parameter yang mengalami dampak buruk
(worsening parameter). Parameter teknis dalam matriks kontradiksi TRIZ
yang sesuai dengan karakteristik teknis ini adalah kemudahan manufaktur
(32). Prinsip 3 yaitu penggunaan sistem engsel dengan kualitas lokal
menjadi prinsip inventif yang lebih tepat dipilih daripada memberi alas
pada sistem engsel (prinsip 11), melakukan tindakan awal pada sistem
engsel (prinsip 10) atau mengubah warna sistem engsel (prinsip 32). Hal
ini dikarenakan tindakan memberi alas atau mengubah warna sistem
engsel hanya akan menambah kerumitan proses manufaktur LSB hasil
pengembangan.
3. Kontradiksi antara karakteristik teknis penambahan fitur alas dan bantalan
papan LSB serta tali pengikat, penahan kepala dan penahan leher yang
dipasang secara semi permanen pada papan LSB dengan karakteristik
93

teknis pemilihan metode manufaktur yang mudah untuk papan LSB dan
fitur tambahannya. Alasan kedua hubungan karakteristik ini ditetapkan
sebagai kontradiksi adalah semakin bagus fitur yang ditambahkan dengan
tujuan agar kemudahan dalam penggunaan LSB dapat meningkat, akan
berakibat semakin sulitnya proses pembuatan LSB karena jumlah operasi
pada proses tersebut akan menjadi lebih banyak.
LSB hasil pengembangan nantinya diharapkan memiliki kemudahan
dalam penggunaan yang lebih baik, oleh sebab itu karakteristik teknis
penambahan fitur digolongkan ke dalam parameter yang ingin
ditingkatkan (improving parameter). Parameter teknis dalam matriks
kontradiksi TRIZ yang sesuai dengan karakteristik teknis ini adalah
kemudahan operasi (33). Sementara karakteristik teknis pemilihan metode
manufaktur yang mudah untuk papan LSB dan fitur tambahannya
digolongkan ke dalam parameter yang mengalami dampak buruk
(worsening parameter). Parameter teknis dalam matriks kontradiksi TRIZ
yang sesuai dengan karakteristik teknis ini adalah kemudahan manufaktur
(32). Prinsip 5 yaitu penyatuan metode manufaktur untuk papan LSB dan
fitur tambahannya menjadi prinsip inventif yang lebih tepat dipilih
daripada membuang fitur tambahan (prinsip 2) atau menyamakan potensi
seluruh bagian papan LSB (prinsip 12).
4. Kontradiksi antara karakteristik teknis pemilihan jenis material yang
berkualitas untuk papan LSB dan fitur tambahannya dengan karakteristik
teknis pemilihan jenis material yang harganya murah untuk papan LSB
dan fitur tambahannya. Alasan kedua hubungan karakteristik ini ditetapkan
sebagai kontradiksi adalah semakin berkualitas material yang digunakan
dengan tujuan untuk meningkatkan kehandalan LSB, akan berakibat pada
semakin mahalnya harga material tersebut. Sementara jika digunakan
material

yang murah

biasanya

daya

tahannya

kurang sehingga

meningkatkan kemungkinan terjadinya kerusakan.


LSB hasil pengembangan nantinya diharapkan memiliki kehandalan yang
lebih baik, oleh sebab itu karakteristik teknis pemilihan jenis material yang
berkualitas untuk papan LSB dan fitur tambahannya digolongkan ke dalam

94

parameter yang ingin ditingkatkan (improving parameter). Parameter


teknis dalam matriks kontradiksi TRIZ yang sesuai dengan karakteristik
teknis ini adalah reliabilitas (27). Sementara karakteristik teknis pemilihan
jenis material yang harganya murah untuk papan LSB dan fitur
tambahannya digolongkan ke dalam parameter yang mengalami dampak
buruk (worsening parameter). Parameter teknis dalam matriks kontradiksi
TRIZ yang sesuai dengan karakteristik teknis ini adalah gangguan yang
disebabkan objek (31). Prinsip 40 yaitu penggunaan material komposit
untuk papan LSB dan fitur tambahannya serta prinsip 26 yaitu penggunaan
material yang sama dan cenderung murah untuk papan LSB dan fitur
tambahannya menjadi prinsip inventif yang lebih tepat dipilih daripada
mengubah parameter material yang berkualitas (prinsip 35) atau
membuang material yang berkualitas (prinsip 2).
5. Kontradiksi antara karakteristik teknis penambahan fitur alas dan bantalan
papan LSB serta tali pengikat, penahan kepala dan penahan leher yang
dipasang secara semi permanen pada papan LSB dengan karakteristik
teknis pemilihan jenis material yang harganya murah untuk papan LSB
dan fitur tambahannya. Alasan kedua hubungan karakteristik ini ditetapkan
sebagai kontradiksi adalah semakin bagus fitur yang ditambahkan dengan
tujuan agar kemudahan dalam penggunaan LSB dapat meningkat, akan
berakibat semakin banyaknya material yang berkualitas diperlukan.
Sementara jika material yang berkualitas diganti dengan material yang
harganya murah biasanya daya tahannya kurang sehingga meningkatkan
kemungkinan terjadinya kerusakan.
LSB hasil pengembangan nantinya diharapkan memiliki kemudahan
dalam penggunaan yang lebih baik, oleh sebab itu karakteristik teknis
penambahan fitur digolongkan ke dalam parameter yang ingin
ditingkatkan (improving parameter). Parameter teknis dalam matriks
kontradiksi TRIZ yang sesuai dengan karakteristik teknis ini adalah
kemudahan operasi (33). Sementara karakteristik teknis pemilihan jenis
material yang harganya murah untuk papan LSB dan fitur tambahannya
digolongkan ke dalam parameter yang mengalami dampak buruk

95

(worsening parameter). Parameter teknis dalam matriks kontradiksi TRIZ


yang sesuai dengan karakteristik teknis ini adalah reliabilitas (27). Prinsip
8 yaitu penggunaan material yang ringan untuk fitur tambahan menjadi
prinsip inventif yang lebih tepat dipilih daripada mengubah dimensi fitur
tambahan (prinsip 17), menggunakan material dengan umur pakai yang
pendek untuk fitur tambahan (prinsip 27) atau menggunakan material
komposit untuk fitur tambahan (prinsip 40). Hal ini disebabkan fitur
tambahan pada LSB hasil pengembangan diharapakan tetap memiliki umur
pakai yang panjang dan sesuai dengan dimensi antropometri korban. Fitur
tambahan juga belum tentu sesuai jika dibuat dengan menggunakan
material komposit.
5.4 Analisis Penentuan Faktor Kunci Penyebab Kegagalan LSB Hasil
Pengembangan dengan Metode FMEA
Berdasarkan hasil metode FMEA maka dapat dianalisis urutan prioritas
faktor kunci penyebab kegagalan pada LSB hasil pengembangan adalah sebagai
berikut:
1. Kesalahan pemilihan bahan yang dicampurkan dan takaran setiap bahan
tersebut dalam pembuatan fiberglass. Kesalahan ini akan membuat daya
tahan fiberglass berkurang sementara fiberglass merupakan material dasar
yang digunakan untuk pembuatan papan LSB hasil pengembangan.
Berkurangnya daya tahan fiberglass juga akan berpengaruh pada
berkurangnya daya tahan papan LSB. Papan LSB yang tidak memiliki
daya tahan yang cukup untuk menahan tubuh korban akan menyebabkan
kemungkinan terjadinya kecelakaan pada saat proses evakuasi menjadi
meningkat sehingga korban yang seharusnya berada dalam kondisi aman
bisa mengalami cacat atau kematian.
2. Ketidaksesuaian ukuran dan bentuk cetakan dengan desain LSB hasil
pengembangan. Ketidaksesuaian ini bisa menyebabkan korban yang
menggunakan LSB atau evakuator yang berhubungan langsung dengan
LSB mengalami ketidaknyamanan bahkan rasa sakit. Padahal kenyamanan
dan keamanan korban dan evakuator dalam menggunakan LSB hasil

96

pengembangan merupakan prioritas tujuan dilakukannya pengembangan


desain LSB.
3. Pemasangan baut pada engsel dan pasak penguat yang tidak tepat.
Kesalahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya tahan papan LSB.
Papan LSB yang tidak memiliki daya tahan yang cukup untuk menahan
tubuh korban akan menyebabkan kemungkinan terjadinya kecelakaan pada
saat proses evakuasi menjadi meningkat sehingga korban yang seharusnya
berada dalam kondisi aman bisa mengalami cacat atau kematian.
4. Ketidaktelitian dalam penjahitan velcro hook dan loop tape, busa lapis,
polyethylene dan tali webbing. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya
daya tahan pada tali pengikat, penahan kepala dan penahan leher.
Sementara ketiganya harus memiliki daya tahan yang cukup untuk dapat
memfiksasi korban dengan baik selama proses evakuasi. Jika jahitan pada
tali pengikat, penahan kepala dan penahan leher lepas maka akan
menyebabkan tubuh korban bisa bergerak dan korban bisa merasakan
sakit.
5. Ketidaksesuaian ukuran dan bentuk pola potongan EVA foam dengan
desain LSB hasil pengembangan sementara EVA foam merupakan salah
satu material yang hasil pemotongannya diperlukan memiliki tingkat
kepresisian yang tinggi sesuai dengan desain. Hal ini akan menyebabkan
kerugian karena operasi pemotongan harus diulangi kembali agar
mendapatkan hasil pemotongan sesuai.
5.5 Analisis Perbandingan Persyaratan Desain LSB
Tujuan

dilakukannya

pengembangan

desain

LSB

adalah

untuk

menentukan persyaratan desain LSB yang lebih baik daripada produk LSB yang
biasa digunakan serta produk LSB hasil pengembangan sebelumnya. Berdasarkan
hasil perbandingan persyaratan desain pada Tabel 4.30 maka dapat dianalisis
bahwa dari segi ergonomi persyaratan desain LSB hasil pengembangan ini telah
memenuhi syarat ergonomi. Syarat ergonomi tersebut ditinjau dari kenyamanan
dan keamanan korban dan evakuator dalam menggunakan LSB hasil
pengembangan. Hal ini dapat dilihat bahwa pada LSB hasil pengembangan
terdapat penyangga samping LSB yang dapat dijadikan sebagai pegangan

97

evakuator selama proses evakuasi. Bentuk pegangan yang vertikal ini tentunya
lebih nyaman bagi evakuator daripada pegangan yang hanya berupa rongga
tempat tali pengikat seperti yang terdapat pada LSB yang biasa digunakan dan
LSB hasil rancangan Putra (2014).
Selain itu LSB hasil pengembangan dibuat dari fiberglass yang jauh lebih
tahan air dan panas dan jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan LSB yang
biasa digunakan atau LSB hasil rancangan Putra (2014) yang material dasarnya
terbuat dari HDPE. Hal ini merupakan nilai tambah bagi LSB hasil
pengembangan karena bobotnya yang ringan akan membuat daya apungnya
meningkat dan dapat mengurangi nyeri pada tangan evakuator selama
pengangkatan korban. Bahan fiberglass ini juga tidak licin, mampu ditembus sinar
X dan tetap mudah dibersihkan seperti HDPE sehingga korban masih bisa tetap
berada diatas LSB ketika proses rontgent dilakukan.
Setiap bagian pada LSB hasil pengembangan dialasi material yang cukup
lembut yang bentuk dan ukurannya disesuaikan agar tidak mengubah posisi tubuh
korban selama proses evakuasi. Hal ini juga merupakan nilai tambah karena pada
LSB yang biasa digunakan dan LSB hasil rancangan Putra (2014), papan LSB
tidak diberi alas sehingga korban yang berada diatas LSB bisa merasa tidak
nyaman karena tubuh korban langsung bersentuhan dengan bahan HDPE yang
keras. Begitu juga dengan evakuator yang tangannya bisa nyeri karena selama
proses evakuasi tangannya langsung bersentuhan dengan bahan HDPE.
Penahan kepala, penahan leher, tali pengikat serta bantalan tulang
belakang pada LSB hasil pengembangan dibuat adjustable mengikuti ukuran
tubuh korban dan bisa dipasang pada papan LSB secara semi permanen. Artinya
fleksibilitas LSB hasil pengembangan lebih baik daripada LSB yang biasa
digunakan dimana penahan lehernya dipasang terpisah dengan pemasangan LSB
atau bila dibandingkan dengan LSB hasil rancangan Putra (2014) yang tidak
disertai dengan penahan leher. Penahan kepala, penahan leher, tali pengikat serta
bantalan tulang belakang pada LSB hasil pengembangan juga bisa dipasang
dengan kondisi korban telah berada diatas papan LSB. Hal ini tentunya akan

98

menghemat waktu setup pemasangan LSB selama proses evakuasi. Selain itu
korban akan merasa nyaman karena posisinya yang telah berada di atas papan
LSB tidak perlu diubah untuk pemasangan perangkat tersebut dan perangkat
tersebut dapat melekat pas sesuai ukuran tubuhnya sehingga fiksasi korban jadi
lebih optimal.
Sementara jika ditinjau dari sisi harga LSB hasil pengembangan memiliki
harga yang cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan harga satuan papan
LSB yang biasa digunakan atau LSB hasil rancangan Putra (2014). Hal ini karena
material dasar pembuatan LSB hasil pengembangan merupakan material komposit
yang meski mudah didapatkan di pasaran namun harganya sedikit lebih mahal
daripada HDPE. Namun hal ini dapat diatasi dengan mengurangi ketebalan papan
LSB jika dibandingkan dengan ketebalan papan LSB yang biasa digunakan atau
LSB hasil rancangan Putra (2014) sehingga material yang digunakan menjadi
lebih sedikit. Pengurangan ketebalan ini tentunya dilakukan dengan tetap
memperhatikan ketahanan LSB. Namun karena material komposit merupakan
material yang kuat, pengurangan ketebalan ini tentunya tidak berpengaruh
signifikan terhadap ketahanan LSB. Material lain yang digunakan pada LSB hasil
pengembangan merupakan material yang tergolong murah, mudah didapatkan dan
memiliki daya tahan yang baik seperti velcro hook dan loop tape, busa lapis,
polyethylene dan tali webbing. Material-material tersebut telah biasa digunakan
pada produk LSB yang ada saat ini sehingga tidak masalah bila diterapkan pada
LSB hasil pengembangan. Karena LSB hasil pengembangan merupakan satu set
papan LSB beserta perangkat tambahannya maka jika dibandingkan dengan biaya
manufaktur untuk LSB hasil pengembangan akan lebih kecil bila dibandingkan
dengan biaya manufaktur LSB yang biasa digunakan beserta perangkat
tambahannya yang terpisah. Hal ini merupakan nilai tambah bagi LSB hasil
pengembangan karena selain biaya manufakturnya lebih kecil, performansinya
lebih bagus, memenuhi syarat ergonomi serta sesuai dengan keinginan pengguna
yaitu LSB hasil pengembangan bisa tersedia dalam satu set papan LSB dan
perangkat tambahannya.

99

5.6 Analisis

Pengembangan

Model

Terintegrasi

untuk

Proses

Pengembangan Desain Produk yang Ergonomis

Hasil pengembangan model menunjukkan gambaran yang jelas antara


integrasi model Kano, QFD, TRIZ dan FMEA. Jika dibandingkan dengan model
hasil penelitian Zhang et al. (2014) maka dapat dianalisis bahwa model ini
memiliki kelebihan karena menggambarkan langkah-langkah penentuan faktor
kunci penyebab kegagalan pada produk hasil pengembangan lewat metode FMEA
yang tidak ada digambarkan pada model sebelumnya. Model ini juga
menggambarkan

langkah-langkah

penentuan

customer

requirement

yang

berpengaruh kepada kepuasan pengguna lewat model Kano. Selain itu hasil
pengembangan model ini dapat diaplikasikan sebagai panduan dalam penelitian
pengembangan desain lainnya untuk memperoleh desain produk yang ergonomis,
sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna namun minim kegagalan.

100

Anda mungkin juga menyukai