Anda di halaman 1dari 9

Konsep dan Peran Komunikasi

Pengertian komunikasi, Proses dan unsur komunikasi


1. Pengertian komunikasi
Banyak ahli yang telah memberikan definisi tentang komunikasi. Miller
(1996) dalam Nirman (1999) mengatakan bahwa komunikasi adalah kegiatan dengan
nama seseorang (sumber) secara sungguh-sungguh memindahkan stimuli guna
mendapatkan tanggapan. Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita (1997)
mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari
pengirim kepasa penerima baik lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi.
Gibson (1996) mengatakan bahwa komunikasi itu adalah pengiriman
informasi berserta pemahamannnya dengan menggunakan simbol verbal dan non
verbal. Sementara itu Robbins dan Coulter (2004) mengatakan pengertian komunikasi
itu adalah penyampaian dan pemahaman suatu maksud. Yang perlu diperhatikan
dalam definisi ini adalah penekanannya pada penyampaian maksud dan pemahaman
maksud. Tanpa penyampaian maksud, komunikasi tak akan pernah terjadi. Tanpa
pemahaman maksud komunikasi jarang berhasil.
Umar Nirman (1999) akhirnya menyimpulkan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan dari satu sumber berita kepada penerima melalaui saluran
tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan tanggapan dari penerima.

2. Proses komunikasi
Siapa

Komunikat
or

Mengatakan

Dengan cara apa

Pesan

Kepada siapa

Penerima
Medium

Umpan balik

Dengan akibat apa


Proses komunikasi sangat betrkaitan dengan bagaimana komunikasi itu
berlangsung yang diawali : siapa, menyampaikan apa, dengan cara apa atau melalui
apa, kepada siapa dan berakibat apa.

3. Unsur komunikasi
Laswell yang diikuti oleh Onong Uchjana Effendy (1996) menegaskan bahwa
komunikasi dalam prosesnya meliputi lima unsur yakni sebagai berikut.
a. Komunikasi atau orang / pihak yang menyampaikan suatu pesan
kepada orang / pihak lain.
b. Pesan, yang bisa berbentuk informasi, ide ataupun sikap
c. Media, sebagai saluran untuk melangsungkan suatu pesan. Media
disini ada yang berupa bahasa, isyarat dengan anggota tubuh, gambar
dan warna, serta lain lambang yang dapat digunakan untuk
mengekspresikan pikiran atau perasan.
d. Komunikan atau orang / pihak yang menerima pesan.
e. Efek yakni dampak yang pada pihak komunikan yang bisa berupa
dampak kognitif misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dampak
yang lain adalah dampak apektif dari yang sebelumnya tidak suka
menjadi suka yang tak setuju menjadi setuju. Dampak yang berkait
dengan sikap juga menjadi sasaran misalnya dari yang malas menjadi
rajin yang sering ingkar menjadi patuh.

Komunikasi antar individu dalam kelompok, dan Komunikasi keorganisasian


1. Komunikasi antar individu dalam kelompok
Komunikasi anatara individu dalam kelompok dapat diartikan seperti
bediskusi dengan satu orang berbicara kepada sekolompok orang seperti
seorang dosen mengajarkan didalam kelas kepada mahasiswa. Terjadilah
komunikasi individu dalam kelompok membicarakan topik yang dibahas dan
menerima pendapat dari mahasiswa.
2. Komunikasi keorganisasian
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi didalam kelompok formal maupun informasi dari suatu organisasi
(Wiyanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan oraganisasi. Isinya berupa
cara kerja didalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Misalnya : memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara induvidual.
Everet M.Roger dalam bukunya Communication in Organization,
mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang
berkerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan
pembagian tugas.

Robert Bonnington dalam buku Modern Bussiness Asystems Approach,


mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengkoordinasikan
sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola strukturformal dari tugas-tugas
dan wewenang.

Hambatan terhadap komunikasi, Mengatasi hambatan dalam komunikasi


1. Hambatan terhadap komunikasi
a. Penyaringan informasi
Komunikator cenderung memanipulasi informasi supaya lebih dapat diterima
dengan baik oleh komunikan / penerima. Minat pribadi dan presepsi mengenai apa
yang menurut komukator penting bagi penerima sangat mempengaruhi penyaringan
dan hasilnya. Semakin banyak jumlah tingkatan dalam struktur organisasi yang harus
dilalu oleh suatu informasi semakin besar kemungkinan untuk penyaringan.
Di sisi lain, hal ini wajar terjadi karena dalam struktur organisasi, semakin
kebawah semakin spesialis dibidang masing-masing.
b. Presepsi yang selektif
Penerima dalam proses komunikasi menyeleksi apa yang mereka terima
berdasarkan kebutuhan, motivasi , latar belakang, pengalaman, dan karakteristik
pribadi lainnya.Penerima atau komunikan juga memproyeksikan minat dan harapan
mereka pada saat melakukan decoding (mengartikan simbol-simbol.
c. Emosional
Bagaimana perasaan komunikan / penerima saat ia menerima pesan akan
mempengaruhi interprestasinya mengenai pesan tersebut. Pesan yang sama akan
diinterprestasikan berbeda pada keadaan marah atau emosi netral. Emosi-emosi yang
ekstrim seperti gembira yang berlebihan atau sedih sangat mungkin menghalangi
komunikasi yang efektif.
d. Bahasa
Kata-kata yang sama dapat berarti berbeda untuk orang yang tidak sama. Usia,
pendidikan dan latar belakang budaya merupakan tiga variabel yang biasanya
mempengaruhi bahasa yang digunakan dan arti yang diberikan kepada kata-kata.
Didalam suatu organisasi, pegawai berasal dari latar belakang yang tidak sama.
Ditambah lagi pengelompokan dalam unit kerja tertentu berdasarkan
spesialisasi yang pada akhirnya menciptakan / mengembangkan istilah-istilah teknis
dan ungkapan-ungkapan yang khas, dan seringpegawai tidak tahuistilah-istilah khusus
yang digunakan. Komunikator cenderung berpendapat bahwa kata-kata atau istilahistilah yang mereka gunakan mempunyai ari yang sama bagi komunikan / penerima.
e. Kurang perhatian
Kesalahpahaman terjadi karena orangtidak membaca dengan benar suatu
pesan atau informasi, baik dalam bentukpengumuman, artikel, atau tidak mendengar
percakapan orang dengan baik.
f. Faktor hello effect

Terjadi apabila sikomunikator adalah orang yang disenangi atau dihormati,


maka audiens atau penerima langsung akan mempercayai apa yang dikatakan,
walaupun belum tentu benar atau sebaliknya.
g. Perilaku defensif
Ketika seseorang merasa terancam, ia cenderung akan beraksi dengan cara
mengurai kemampuannya untuk mencapai saling pengertian. Yakni, ia menjadi
defensif terlibat dalam perilaku secara verbal menyerang orang lain, memberikan
jawaban kasar, berperilaku seperti penilai, dan mempertanyakan motif orang lain.
Ketika individu menafsirkan pesan yang datang sebagai suatu yang mengacam, ia
sering meresponnya dengan cara menghambat keefektifan komunikasi.
h. Kebanjiran informasi
Ketika informasi yang harus diterima melampaui kapasitasnya pemprosesan
karena membanjiranya informasi (e-mail, telepon, faks, notula rapat, bacaan) akan ada
kecenderungan untuk membuang, mengabaikan, melewatkan atau dilupakan atau
menunda pemprosesnya sampai situasi kebanjiran informasi selesai
2. Mengatasi hambatan dalam komunikasi
a. Mendengarkan dengan aktif. Banyak menganggap enteng pekerjaan
mendengarkan. Sering mencampur-adukan dua hal yang berlainan, yakni
mendengar dan mendengarkan. Mendengar adalah mengkapan vibrasi
suara, sedangkan mendengarkan adalah memberi arti kepada apa yang
didengar.
Oleh sebab itu mendengarkan membutuhkan atensi, interprestasi dan
mengingat rangsangan suara. Empat syarat mendengarkan dengan aktif :
Intensitas, berkonsentrasi penuh pada apa yang disampaikan pleh
pembicara
dan
menyampingkan
pikiran-pikiran
lain.
Menghubungkan informasi yang diterima dengan topik
pembicaraan.
Empati, Berusaha mengerti apa yang diinginkan oleh pembicara.
Menyesuaikan apa yang dilihat dan dirasakan dalam dunia
pembicaraan sehingga bisa mengingatkan persamaan antara
interprestasikita dan maksud pembicara.
Penerimaan, Pendengar yang aktif memiliki penerima yang
obyektif atas apa yang didengar dan dilihat. Ini bukan tugas
mudah. Tantangan terhadap pendengar yang aktif adlah menyerap
apa yang dikatakan seseorang tanpa menilai isinya sampai yang
bersangkutan selesai berbicara.
Tanggung jawab untuk melengkapi informasi. Komunikan alias
pendengar harus berusaha untuk melengkapi informasi yang
diterima dan artinya, bila perlu mengajukan pertanyaan untuk
memperoleh pengertian yang sama dengan komunikator.
b. Memberikan umpan balik. Komunikator harus melihat reaksi dari
komunikan dengan baik misalnya dengan ekspresi wajah tertentu bila
sikomunikan tidak mengajukan pertanyaan.

Isu-isu dalam komukasi


a. Penghalang komunikasi antara pria dan wanita
Riset yang dilakukan oleh Deborah Tannen yang dikutip oleh Robbins
(2001) telah mampu memberikan wawasan penting tentang perbedaan
anatara pria dan wanita dalam gaya berbicara dimana pria lebih
mengedepankan status sedangkan wanita memakainya untuk menciptakan
hubungan atau koneksi.
b. Komunikasi yang benar secara politis
Bahwa kini munculkata-kata atau istilah atau stigma yang secara politis
lebih menarik ketika dikomunikasikan, seperti :
Lumpuh diganti dengan penyadang cacat
Buta diganti tuna netra
Jompo diganti dengan lanjut usia, dan sebagainya.
Artinya, kini orang harus mempertimbangkan perasaan orang lain dengan
memilih kata-kata agar tidak menimbulkan perasaan tidak enak atau
ketersinggungan dalam membangun komunikasi, namun dalam memilih
kata-kata atau istilah tersebut jangan pula sampai merintangi kjelasan atau
keefektifan komunikasi.
c. Komunikasi lintas budaya
Haruslah dipahami bahwa komunikasi yang efektif sulit dilakukan dalam
kondisi terbaik. Faktor lintas budaya sering menjadi dan menciptakan
potensi masalah dalam komunikasi
Artinys aspek budaya mempengaruhi cara-cara orang berkomunikasi
terutama oleh faktor bahasa. Ada cara masalah / penghalang yang spesifik
dengan kesulitan bahasa dalam komunikasi lintas budaya.
Penghalang yang disebabkan oleh semantik. Makna dari suatu kata
bisa berlainan untuk orang yang berbeda.
Penghalang yang disebabkan oleh konotasi kata. Kata hai dalam
bahasa jepang yang diterjemahkan ya konotasinya adalah ya
saya mendengarkan bukannya ya saya setuju.
Penghalang karena perbedaan nada. Dalam beberapa budaya,
bahasa adalah formal, tetapi dalam budaya lain adalah informal.
Dalam beberapa budaya perubahan nada tergantung pada konteks :
ada perbedaan antara bicara di rumah, dalam pergaulan sosial, dan
ditempat kerja.
Penghalang karena perbedaan presepsi . Orang yang berbicara
dalam bahasa yang berlainan sebenarnya memandang dunia secara
lain tergantung presepsinya Orang Eskimo mempresepsikan salju
secara berbeda karena mereka punya banyak untuk kata itu.
d. Komunikasi elektronik
Bahwa kini komunikasi melalui peralatan teknologi (informasi) sudah
semakin ngetren dan menarik minat banyak kalangan. Komunikasi
elektronik merevolusi kemampuannya dalam mencapai orang ataupun

suatu institusidalam sekejap. Tapal batas organisasional menjadi kurang


relevan sebagai akibat kemajuan komunikasi elektronik, karena revolusi
dahsyat dalam teknologi. Surat elektronik, rapat elektronik bahkan dalam
elektronik sekarang sudah menjadi hal yang tidak lagi luar biasa.
Motivasi Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya persepsi atau perasaan yang sama
untuk memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan adanya motivasi untuk memenuhinya,
lalu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang
sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik. tetapi
kesamaan di antara anggota anggotanya. seseorang lebih menyenangi berhubungan
dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. misalnya kesamaan minat,
kepercayaan, hobi, usia dsb.

Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing masing


anggota ( siapa yang menjadi ketua atau anggota ).

Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik. Perpecahan yang terjadi
biasanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut,
sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan kelompok.
Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

setelah adanya interaksi biasanya dalam sebuah kelompok terdapat norma sosial.
norma terbentuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.

Referensi
Intermeshow.blogspot.com >2009/08

PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI

NAMA KELOMPOK

: ALHADINIYAH TUZZAKIAH
DIAH SETYORINI
RICKA DAMAYANTI

KELOMPOK dan KELAS

: 3 dan 2EA27

NAMA DOSEN

: AMBO SAKKA H

FAKULTAS EKONOMI MANAGEMENT

Anda mungkin juga menyukai