Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi perjalanan
penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien selanjutnya
Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan penyakit dan
memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat meminimalkan komplikasi yang dapat
terjadi. Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.
Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan
Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
Beberapa Contoh Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksan laboratorium dilakukan melalui prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil
bahan atau sample dari penderita, yang dapat berupa darah, urine (air kencing), faeces, sputum
(dahak), atau sample dari hasil biopsy.
Pemeriksaan Hematologi, dapat berupa:
Panel pemeriksaan demam, untuk mengetahui adanya penyakit infeksi yang dapat menimbulkan
demam. Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan demam adalah: bakteri/kumam penyebab
infeksi saluran napas (TBC, Bronchitis), saluran kemih, saluran pencernaan (demam tifoid),
darah (demam berdarah, malaria), dan lain-lain.
Pemeriksaan fungsi hati dan pertanda hepatitis, untuk mengetahui adanya radang hati dan adanya
gangguan pada fungsi hati
Pemeriksaan fungsi ginjal dan pemeriksaan kimia darah, untuk faal ginjal
Pemeriksaan metabolisme gula, untuk diagnosis dan follow up kadar gula darah
Pemeriksaan metabolisme lemak, untuk mengetahui kadar lemak darah untuk mendeteksi resiko
terhadap kejadian penyakit.
Pemeriksaan elektrolit darah
Pemeriksaan Imunoserologi
Pemeriksaan Radiologi: meliputi pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG), computed
tomography (CT Scan), magnetic resonance imaging (MRI), intravenous pyelography (IVP), dan
sebagainya. Dengan berbagai macam pemeriksaan radiologi ini dapat diketahui adanya anomali
organ, massa, peradangan, perdarahan, sampai pada penilaian fungsi ekskresi dan kerusakan
struktur organ.
Pemeriksaan urine
Pemeriksaan laboratorium pada kehamilan, pemeriksaan laboratorium pra-nikah
Pemeriksaan faeces
Pemeriksaan analisa cairan otak
Pemeriksaan analisa getah lambung, duodenum, dan cairan empedu
Pemeriksaan laboratorium lainnya seperti analisa sperma, batu empedu, cairan pleura, batu
ginjal, sputum.
Perlu diingat bahwa penentuan diagnosis suatu penyakit harus dilihat pada penemuan klinis yang
didapat, bukan hanya dari pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium hanya sebagai
pemeriksaan penunjang untuk diagnosis suatu penyakit.
Daftar Pustaka
Carl E Speicher,M.D, pemilihan uji laboratorium yang efektif, EGC-Jakarta, Edisi 1, halaman 915,35-40.
Ronald A Spacher, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, EGC-Jakarta, Edisi 2,
halaman 14