HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kira-kira 550 juta tahun yang longsoran lumpur terjadi di dasar laut purba.
Tumbuhan dan binatang tersangkut pada proses tersebut ke dasar laut yang lebih
dalam dan terjebak dalam lapisan sedimen lumpur yang kemudian mengalami
lithifikasi menjadi serpih. Selanjutnya serpih megalami pengangkatan membentuk
pegunungan yang tinggi. Pada batuan tersebut ditemukan sejumlah sisa-sisa
organisme tadi yang beberapa jenis diantaranya masih tetap hidup sampai sekarang
sedang lainnya telah musnah.
Sisa-sisa kehidupan di masa lampau yang telah mengalami pembatuan disebut
fosil. Fosil yang tertua adalah jejak yang sangat kecil dari organisme yang
menyerupai bakteri yang pernah hidup sekitar 3000 juta tahun lalu. Cabang ilmu
geologi yang mempelajari tentang kehidupan yang pernah ada di masa lampau
disebut paleontologi. Paleontologi sangat membantu ahli geologi dalam melakukan
interpretasi mengenai sejarah bumi.
Oleh sebab itu, laporan ini merupakan bukti fisik dari praktikum pengenalan
fosil dan proses pemfosilan yang telah kami lakukan pada Senin, 16 Februari 2015.
1.2
Alat:
1.
2.
Bahan:
1.
HCl 0,1 M
2.
8 sampel fosil
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA: St. Waiyah Andisa
HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Fosil
Fosil adalah sisa, jejak, atau bekas hewan maupun tumbuhan yang hidup pada
alamiah. Syarat
terbentuknya suatu fosil adalah organisme memiliki bagian tubuh yang keras.,
mengalami pengawetan, terbebas dari bakteri pembusuk, terjadi secara alamiah tanpa
rekaya manusia, mengandung kadar O2 yang sedikit dan berumur lebih dari 10.000
tahun lamanya.
Menurut definisi tersebut, Mummy Mesir tidaklah dapat dikategorikan sebagai
fosil. Begitupula dengan peralatan-peralatan hidup manusia purba. Batas antara masa
lampau dan masa kini adalah pada awa Holosen, atau kira-kira 11.000 tahun yang
lalu.
2.2
Pengawetan Fosil
Suatu kehidupan dapat menjadi fosil melalu proses pemfosilan. Proses ini
a. Silika (SiO2), berasal dari ledakan gunung api, dapat berupa abu. Jika
bercampur dengan air kemudian memasuki pori-pori organisme dan
mengganti molekul-molekul organisme oleh komponen silika dan
kemudian mengalami proses pembatuan.
b. Kolofan, zat yang terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3), sulfat (SO4) dan
air (H2O). Proses pemfosilan oleh kolofan sama seperti yang terjadi pada
proses pemfosilan oleh silika (SiO2).
c. Kalsium karbonat (CaCO3), zat yang berasal dari kapur yang terlapukkan
dan terlarut dalam air yang bercampur dengan bagian keras dari suatu
organisme dan terkompaksikan sehingga membentuk sebuah fosil.
d. Oksida besi(FeO) dan sulfida besi (FeS), zat ini berupa limonit, vivianit,
atau hematit. Pemfosilan dengan bahan ini dapat menyebabkan fosil
2.
3.
mengalami perubahan.
Pengawetan, proses yang menyebabkan suatu organisme baik seluruh
atau sebagian dari tubuhnya tetap terawetkan dengan sedikit perubahan sifat
5.
8.
9.
Bekas gigtan, fosil tulang yang memiliki bekas gigitan dari carnivora
11.
2.3
Jenis Fosil
Berdasarkan tipe pengawetan, fosil dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu:
1. Fosil tidak Terubah
Semua bagian organisme yang terawetkan, baik yang lunak maupun yang
keras. Misalnya, mammoth yang terawetkan dalam es di Siberia.
2. Fosil yang Mengalami Perubahan
Perubahan dapat berupa:
a. Permineralisasi
b. Replacement
c. Rekristalisasi
3. Fosil berupa Jejak atau Bekas
Tidak semua fosil terawetkan dalam bentuk siap dikenal, sering hanya
bukti-bukti tidak langsung dari jejak fosil yang ada untuk diinterpretasikan.
Contoh bukti tidak langsung adalah:
a. Mold and cast, cangkang yang tertupi material sedimen yang mengalami
kompaksi mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada batuan
sedimen disebut mold. Apabila mold terisi oleh mineral-mineral sekunder
lainnya disebut cast
b. Imprint, jejak yang terbentuk pada sedimen yang halus, pasir halus,
maupun lumpur.
c. Tracks and Trails, jejak perpindahan suatu organisme pada materialmaterial lunak
Manfaat Fosil
Paleontologi adalah bagian dari ilmu geologi yang menguraikan penyelidikan
dan interpretasi fosil. Ilmu ini banyak membantu ahli geologi dalam memahami
sejarah masa lalu. Ahli paleontologi menggunakan fosil untuk banyak hal, beberapa
diantaranya adalah:
1. Untuk menentukan umur relatif suatu batuan. Batuan yang berasal dari zaman
tertentu mengandung fosil yang berbeda dengan zaman yang lainnya. Fosil
pada zaman yang lebih tua memiliki persebaran yang sedikit dan bentuknya
lebih primitif, sedangkan fosil pada zaman yang lebih muda dapat dijumpai
lebih banyak dan bentuknya lebih kompleks.
2. Untuk menentukan keadaan lingkungan dan ekologi suatu batuan sedimen
yang mengandung fosil.
3. Untuk menentukan korelasi batuan, dengan ditemukannya suatu fosil maka
dapat ditarik kesimpulanan bahwa lapisan yang juga terdapat fosil tersebut
terbentuk pada zaman yang sama.
4. Untuk mengetahui evolusi makhluk hidup. Setelah meneliti isi fosil dari
lapisan batuan-batuan yang berbeda umurnya dapat disimpulkan bahwa
batuan yang lebih tua mengandung fosil yang lebih sedikit dan bentuknya
lebih primitif.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA: St. Waiyah Andisa
HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
A
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
BAB III
PEMBAHASAN
V
Ket
:
(1)Aperture (2)Test (3)Septa
No. Sampel
:1
No. Peraga
: 1945
Family
: Pleurotomanidae
Genus
: Pleurotoma
Spesies
: Pleurotoma steinworthi S.
Bentuk
: Konikal
Komposisi Kimia
Proses Pemfosilan
: Mineralisasi
Umur
: Miosen Atas
Lingkungan Pengendapan
Ket
:
Pleurotoma steinworthi S. termasuk dalam filum Molusca, kelas Gastropoda,
Proses tektonik
menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut. Melalui proses
up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut.
Meskipun telah
terangkat namun
belum
tersingkap. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang
menutupi fosil terlapukan dan tererosi, Sehingga fosil tersingkapkan kepermukaan.
Berdasarkan skala waktu geologi, fosil ini berumur miosen atas. Manfaat dari
fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa miosen atas, untuk
menentukan umur relatif suatu batuan, dan menentukan lingkungan pengendapan
dimana fosil tersebut didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://imandos.blogspot.com/2012/02/gastropoda-mollusca-bekicot.html,
diakses
diakses
pada
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA: St. Waiyah Andisa
HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
Ket
:
(1)Aperture (2)Test (3)Septa
No. Sampel
:2
No. Peraga
: 279
Family
: Calymenenidae
Genus
: Calymene
Spesies
: Calymene blumenbachi B.
Bentuk
: Beruas-ruas
Komposisi Kimia
:-
Proses Pemfosilan
: Fake fosil
Umur
: Silur Tengah
Lingkungan Pengendapan
: Laut Dangkal
Ket
DAFTAR PUSTAKA
Derek J. Siveter, 1985 : The type species of Calymene (Trilobita) from the Silurian of
Dudley. England: Departement of Geology University of Hull Cottingham
Road
http://en.wikipedia.org/wiki/Calymene_blumenbachi,
diakses
pada
Sabtu,
21
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA: St. Waiyah Andisa
HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
Ket
:
(1)Test (2)Septa
No. Sampel
:3
No. Peraga
: 1578
Family
: Hemicidarisidae
Genus
: Hemicidaris
Spesies
: Hemicidaris crenularis
Bentuk
: Slender Spin
Komposisi Kimia
Umur
: Jura Atas
Proses pemfosilan
: Cast
Lingkungan Pengendapan
: Laut Dangkal
Ket
material sedimen. Namun karena mengalami penimbunan maka fosil tersebut tidak
dapat langsung dilihat. Diperkirakan terjadi gaya endogen dan eksogen, gaya
endogen yang terkait didalam proses ini ialah proses tektonik.
Proses tektonik
menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut. Melalui proses
up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut.
Meskipun telah terangkat namun fosil yang ada di dalamnya belum tersingkap.
Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang menutupi fosil
terlapukan dan tererosi, Sehingga fosil tersingkapkan kepermukaan.
Berdasarkan skala waktu geologi, fosil ini berumur jura atas. Manfaat dari fosil
ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa jura atas, untuk menentukan
umur relatif suatu batuan, dan menentukan lingkungan pengendapan dimana fosil
tersebut didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://it.wikipedia.org/wiki/Hemicidaris, diakses pada Sabtu, 21 Februari 2015, pukul
15:59
http://www.nhm.ac.uk/research-curation/research/projects/echinoiddirectory/taxa/taxon.jsp?id=1466, diakses pada Sabtu, 21 Februari 2015, pukul
15:40
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA: St. Waiyah Andisa
HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
Ket
:
(1)Aperture (2)Test (3)Septa
No. Sampel
:4
No. Peraga
: 792
Family
: Coralidae
Genus
: Coral
Spesies
: Coral limestone
Bentuk
: Cabang-cabang
Komposisi Kimia
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi
Umur
: Kapur Atas
Lingkungan Pengendapan
Ket
Proses tektonik
menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut. Melalui proses
up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut.
Meskipun telah terangkat namun fosil yang ada di dalamnya belum tersingkap.
Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang menutupi fosil
terlapukan dan tererosi, Sehingga fosil tersingkapkan kepermukaan.
Berdasarkan skala waktu geologi, fosil ini berumur kapur atas. Manfaat dari
fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa kapur atas, untuk
menentukan umur relatif suatu batuan, dan menentukan lingkungan pengendapan
dimana fosil tersebut didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang, diakses pada Sabtu, 21 Februari 2015,
pukul 16:38
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA: St. Waiyah Andisa
HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
Ket
:
(1) Test
No. Sampel
:5
No. Peraga
: 530
Family
: Lepidocentrusidae
Genus
: Lepidocentrus
Spesies
: Lepidocentrus mulleri
Bentuk
Komposisi Kimia
Proses Pemfosilan
: Mineralisasi
Umur
: Devon Tengah
Lingkungan Pengendapan
: Laut Dangkal
Ket
Lepidocentrus
mulleri
termasuk
dalam
filum
Echinodermat,
family
Lepidocentrus idae, genus Lepidocentrus. Fosil ini memiliki bentuk diskoidal, karena
bentuknya berupa piringan atau cakram. Memiliki komposisi kimia CaCO 3, karena
ketika ditetesi HCl 0,1 M permukaannya berbuih. Berdasarkan komposisi kimianya
dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah pada zona
laut dangkal.
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah,
test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil, endoderm yaitu bagian dalam fosil, dan
eksoterm yaitu bagian luar fosil
Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian
tertransportasikan oleh media geologi berupa air yang mengubah bentuk dan
kedudukannya. Selama transportasi, material yang terdapat pada organisme ini akan
menyesuaikan diri dan berubah menjadi material yang lebih stabil. Kemudian fosil
ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah yang relatif kedudukannya
berupa cekungan.
Setelah itu organisme akan tertutupi oleh lapisan batuan sedimen. Lapisan
tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang mengakibatkan sinar matahari
tidak dapat menembus lapisan tersebut. Sehingga bakteri pembusuk tidak dapat
bekerja dan mempermudah proses pemfosilan. Proses pemfosilan yang terjadi yaitu
permineralisasi, proses dimana bagian lunak dari suatu organisme berkontak
langsung dengan air yang mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium
karbonat atau oksida besi. Maka, unsur-unsur tadi mengisi rongga-rongga dengan
mineral. Dengan adanya proses ini, fosil akan menjadi lebih berat dan tahan lama.
Selanjutnya terjadi proses kompaksi yang kemudian mengalami pemadatan
yang mengakibatkan pori-pori pada fosil mengecil. Kemudian setelah kompaksi
Proses tektonik
menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut. Melalui proses
up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut.
Meskipun telah
terangkat namun
belum
tersingkap. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang
menutupi fosil terlapukan dan tererosi, Sehingga fosil tersingkapkan kepermukaan.
Berdasarkan skala waktu geologi, fosil ini berumur devon tengah. Manfaat dari
fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa devon tengah, untuk
menentukan umur relatif suatu batuan, dan menentukan lingkungan pengendapan
dimana fosil tersebut didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA: St. Waiyah Andisa
HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
Ket
:
(1)Aperture (2)Test (3)Septa
No. Sampel
:6
No. Peraga
: 157
Family
: Porpitesidae
Genus
: Porpites
Spesies
: Porpites porpita L.
Bentuk
Komposisi Kimia
Proses Pemfosilan
: Mineralisasi
Umur
: Silur Tengah
Lingkungan Pengendapan
: Laut Dangkal
Ket
sedimen dalam waktu yang lama. Fosil yang telah mengalami sementasi lama
kelamaan mengalami proses litifikasi. Proses litifikasi adalah proses pembatuan
material sedimen. Namun karena mengalami penimbunan maka fosil tersebut tidak
dapat langsung dilihat.
Proses tektonik
menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut. Melalui proses
up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut.
Meskipun telah
terangkat namun
belum
tersingkap. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang
menutupi fosil terlapukan dan tererosi, Sehingga fosil tersingkapkan kepermukaan.
Berdasarkan skala waktu geologi, fosil ini berumur silur tengah. Manfaat dari
fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa silur tengah, untuk
menentukan umur relatif suatu batuan, dan menentukan lingkungan pengendapan
dimana fosil tersebut didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Porpita_porpita, diakses pada Sabtu, 21 Februari 2015
pukul 17:30
http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=117831,
Sabtu, 21 Februari 2015 pukul 17:41
diakses
pada
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA: St. Waiyah Andisa
HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
Ket
:
(1)Aperture (2)Test (3)Septa
No. Sampel
:7
No. Peraga
: 712
Family
: Hysterolithesidae
Genus
: Hysterolithes
Spesies
: Hysterolithes elegans
Bentuk
: Bikonveks
Komposisi Kimia
Proses pemfosilan
: Petrifikasi
Umur
: Devon Bawah-Tengah
Lingkungan Pengendapan
: Laut Dangkal
Ket
Proses tektonik
menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut. Melalui proses
up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut.
Meskipun telah
terangkat namun
belum
tersingkap. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang
menutupi fosil terlapukan dan tererosi, Sehingga fosil tersingkapkan kepermukaan.
Berdasarkan skala waktu geologi, fosil ini berumur devon bawah-tengah.
Manfaat dari fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa devon
bawah-tengah, untuk menentukan umur relatif suatu batuan, dan menentukan
lingkungan pengendapan dimana fosil tersebut didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA: St. Waiyah Andisa
HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
Ket
:
(1)Aperture (2)Test (3)Septa
No. Sampel
:8
No. Peraga
: 816
Family
: Verruculinanidae
Genus
: Verruculina
Spesies
: Verruculina tenuis
Bentuk
: Konikal
Komposisi Kimia
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi
Umur
: Kapur Atas
Lingkungan Pengendapan
: Laut Dangkal
Ket
Verruculina tenuis
sedimen dalam waktu yang lama. Fosil yang telah mengalami sementasi lama
kelamaan mengalami proses litifikasi. Proses litifikasi adalah proses pembatuan
material sedimen. Namun karena mengalami penimbunan maka fosil tersebut tidak
dapat langsung dilihat.
Proses tektonik
menyebabkan batuan sedimen tadi terangkat ke atas permukaan laut. Melalui proses
up lift/pengangkatan atau perubahan permukaan air laut.
Meskipun telah
terangkat namun
belum
tersingkap. Proses eksogen seperti pelapukan dan erosi menyebabkan batuan yang
menutupi fosil terlapukan dan tererosi, Sehingga fosil tersingkapkan kepermukaan.
Berdasarkan skala waktu geologi, fosil ini berumur devon bawah-tengah.
Manfaat dari fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa devon
bawah-tengah, untuk menentukan umur relatif suatu batuan, dan menentukan
lingkungan pengendapan dimana fosil tersebut didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cretaceous.de/Verruculina, diakses pada Sabtu, 21 Februari 2015 pukul
17:57
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
NAMA: St. Waiyah Andisa
HARI/TGL
: Senin,16-02-2015
NIM
ACARA
: Proses Pemfosilan
: D61114304
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Fosil adalah sisa, jejak, atau bekas hewan maupun tumbuhan yang hidup pada
alamiah. Syarat
terbentuknya suatu fosil adalah organisme memiliki bagian tubuh yang keras.,
mengalami pengawetan, terbebas dari bakteri pembusuk, terjadi secara alamiah tanpa
rekaya manusia, mengandung kadar O2 yang sedikit dan berumur lebih dari 10.000
tahun lamanya. Apabila suatu organisme tidak memenuhi keenam syarat di atas,
maka tidak dapat dikatan bahwa organisme tersebut adalah fosil.
4.2
Saran
Saran praktikan terhadap praktikum untuk acara selanjutnya adalah sebelum
memulai praktikum setidaknya diberikan informasi terlebih dahulu sekurangkurangnya sehari sebelum dilaksanakannya praktikum. Agar praktikan dalam
keadaan siap. Serta, sebelum praktikum dimulai, sebaiknya kakak tim asisten
mengecek terlebih dahulu peraga yang akan digunakan. Karena kotak antara
Calymene blumenbachi B. Dan Hemicidaris crenularis tertukar.
DAFTAR PUSTAKA
Derek J. Siveter, 1985 : The type species of Calymene (Trilobita) from the Silurian of
Dudley. England: Departement of Geology University of Hull Cottingham
Road
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UPT Penerbitan dan
Pencetakan UNS
http://en.wikipedia.org/wiki/Calymene_blumenbachi,
diakses
pada
Sabtu,
21
diakses
diakses
pada
diakses
pada