Anda di halaman 1dari 19

FLOW METER

I. TUJUAN PRAKTIKUM
II. PERINCIAN KERJA
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat

Flowmeter

Pipa 17 mm smooth bore

Pipa 17 mm aritfical roughened

Pipa Unline-Y-strainer

Pipa 45 elbow

Venturimeter

Pitotmeter

2. Bahan

Air kran

IV. LANDASAN TEORI


A. Pengertian flowmeter
Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran dari suatu
fluida yang mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka. Alat ini terdiri dari
primary device, yang disebut sebagai alat utama dan secondary device (alat bantu
sekunder) .
Pengukuran atau penyensoran aliran fluida dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Pengukuran kuantitas
Pengukuran ini memberikan petunjuk yang sebanding dengan kuantitas
total yang telah mengalir dalam waktu tertentu. Fluida mengalir melewati
elemen primer secara berturutan dalam kuantitas yang kurang lebih terisolasi

dengan secara bergantian mengisi dan mengosongkan bejana pengukur yang


diketahui kapasitasnya.
Pengukuran kuantitas diklasifikasikan menurut :
a. Pengukur gravimetri atau pengukuran berat
b. Pengukur volumetri untuk cairan
c. Pengukur volumetri untuk gas
d. Pengukuran laju aliran
Laju aliran Q merupakan fungsi luas pipa A dan kecepatan V dari cairan
yang mengalir lewat pipa, yakni:
Q = A.V.........................................................................(1.1)
Tetapi dalam praktek, kecepatan tidak merata, lebih besar di pusat. Jadi
kecepatan terukur rata-rata dari cairan atau gas dapat berbeda dari kecepatan
rata-rata sebenarnya. Gejala ini dapat dikoreksi sebagai berikut:
Q = K.A.V ....................................................................(1.2)
dimana K adalah konstanta untuk pipa tertentu dan menggambarkan hubungan
antara kecepatan rata-rata sebenarnya dan kecepatan terukur. Nilai konstanta
ini bisa didapatkan melalui eksperimen.

Gambar 1.1 Vortex shedding flowmeter, (a) flowmeter geometry, (b) response, (c) readout block
diagram.

2. Pengukuran metoda diferensial tekanan

Jenis pengukur aliran yang paling luas digunakan adalah pengukuran


tekanan diferensial. Pada prinsipnya beda luas penampang melintang dari
aliran dikurangi dengan yang mengakibatkan naiknya kecepatan, sehingga
menaikan pula energi gerakan atau energi kinetis. Karena energi tidak bisa
diciptakan atau dimusnahkan (Hukum kekekalan energi), maka kenaikan
energi kinetis ini diperoleh dari energi tekanan yang berubah.
Lebih jelasnya, apabila fluida bergerak melewati penghantar (pipa) yang
seragam dengan kecepatan rendah, maka gerakan partikel masing-masing
umumnya sejajar disepanjang garis dinding pipa. Kalau laju aliran meningkat,
titik puncak dicapai apabila gerakan partikel menjadi lebih acak dan
kompleks.
RD

DV
Kecepatan kira-kira di mana perubahan ini terjadi

dinamakan kecepatan kritis dan aliran pada tingkat kelajuan yang lebih tinggi
dinamakan turbulen dan pada tingkat kelajuan lebih rendah dinamakan
laminer.
Kecepatan kritis dinamakan

juga angka Reynold, dituliskan tanpa

dimensi.
Dimana: D = dimensi penampang arus fluida, biasanya diameter =
kerapatan fluidaV = kecepatan fluida = kecepatan absolut fluida
Batas kecepatan kritis untuk pipa biasanya berada diantara 2000 sampai
2300.Pengukuran aliran metoda ini dapat dilakukan dengan banyak cara
misalnya: menggunakan pipa venturi, pipa pitot, orifice plat (lubang sempit),
turbine flow meter, rotameter, cara thermal, menggunakan bahan radio aktif,
elektromagnetik, ultar sonic dan flowmeter gyro. Cara lain dapat
dikembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan proses.
Flowmeter lain umumnya menggunakan prinsip prinsip pengoperasian
yang berbeda dengan flowmeter ujung. Flowmeter yang berhubungan dengan

mesin mempunyai elemen primer yang terdiri dari bagian bagian yang
bergerak atau berpindah. Flowmeter ini termasuk rotameter, ukuran
pemindahan positif dan ukuran kecepatan. Flometer elektromagnetik
mempunyai keuntungan keuntungan dengan tidak adanya pembatasan dalam
sebuah pipa penyalur dan bagian bagian yang tidak bergerak atau berpindah.
B. Jenis-jenis flowmeter
Flowmeter dengan saluran pipa tertutup
Elemen primer sebuah orifice meter adalah piringan datar yang
sederhana terdiri dari sebuah lubang bor, yang ditempatkan dalam pipa tegak
lurus pada arah arus zat.
Persamaan Bernouli yang dimodifikasi untuk arus kuat dalam sebuah
pipa.
Lubang lubang dalam piringan orifice baja berupa concentric accentric
ataupun segmental. Piringan orifice cenderung rusak akibat erosi.
Koefisien Cd pada orifice meter tertentu adalah sebuah fungsi lokasi
keran tekanan, rasio diameter lubang orifice pada garis tengah bagian dalam
dari pipa di/d1. Jumlah Reynolds dalam pipa saluran Nre, dan ketebalan
piringan orifice . Referensi yang penting seharusnya dikonsultasikan untuk
nilai Cd. Data yang diberikan berturut turut seperti log- log Cd terhadap
NRe. Hal tersebut seharusnya dicatat apakah jumlah Reynolds didasarkan
pada diamter bagian dalam dari pipa atau lubang orifice. Pada umumnya
kebanyakan Cd berkisar antara 0,6 sampai dengan 0,7.
Orifice meter rusak akibat murah dan mudah untuk diinstal apabila
dapat dimasukkan pada gabungan piringan roda.
Venturymeter teorinya sama dengan orificemeter tetapi proporsi tekanan
yang diberikan lebih tinggi dapat melindungi daripada orificemeter.
Kebanyakan tabung tabung pitot tidak mahal namun tabung tersebut
tidak banyak dipergunakan. Tabung pitot memiliki kesensitifan yang tinggi

untuk mengakibatkan pencemaran, tabung tersebut tidak dapat mengukur rata


rata arus volume Q atau kecepatan linear U. Akhirnya dapat dihitung dari
ukuran tunggal jika hanya distribusi kecepatan diketahui.
Flowmeter dalam saluran terbuka
Weiss umumnya digunakan untuk mengukur rata rata arus Weiss yang
tajam. tingkat awal zat cair menjadi di atas tingkat weir yang tajam .
Sebagaimana zat cair mendekati weir, zat cair tingkatannya berangsur
angsur turun dan kecepatan arus meningkat.
Mempertimbangkan banyak hal dalam zat cair pada ketinggian secara
vertical di atas puncak weir.
C. Venturimeter
Venturimeter terdiri dari tiga batang pipa yang tersambung secara kompak.
Bagian pertama pipa yang berbentuk kerucut dengan diameternya mengecil,
bagian kedua pipa dengan diameter tertentu, dan pada bagian ketiga pipa
berbentuk kerucut dengan diameter membesar. Secara sederhana dapat dikatakan
venturimeter sebagai pipa yang mempunyai nozzle. Sketsa venturimeter seperti
tampak pada Gambar 1.2
Kecepatan linier fluida yang mengalir pada venturimeter akan bertambah
disepanjang bagian pertama venturimeter ini, sedangkan tekanannya semakin
berkurang. Selanjutnya kecepatan fluida akan berkurang pula ketika fluida
memasuki bagian ketiga venturimeter. Penurunan tekanan aliran fluida pada
venturimeter ini yang dimanfaatkan sebagai landasan untuk mengukur debit
aliran fluida.

Gambar 1.2 Sketsa Venturimeter

Dengan menggunakan persamaan Bernouli:

g v 2 P

F W
gc 2 gc

..........................................................(1.3)

Maka untuk venturimeter berlaku persamaan :

Q Cv. A2

2.g c

A2
1
A1

..........................................................(1.4)

Dengan :
Q

: Debit Aliran, ft3/det

Cv

: Koefisien Discharger Venturimeter

A1 : Luas Penampang Pipa, ft2


A2 : Luas Penampang Nozzle, ft2

: Berat Jenis Fluida, lbm/ft3

gc

: Konstanta Gravitasi, 32,174 lbm ft/lbf det

p : Penurunan Tekanan, lbf/ft2


h : Beda Tinggi Fluida pada Manometer
D. Fitting Ebow
Elbow adalah jenis fitting yang pertama, elbow merupakan komponen
pemipaan yang berfungsi untuk membelokan arah aliran. Layaknya tikungan
kalau kita sedang berada di jalan, tikungan tersebut mau tidak mau membuat kita
berbelok arah ketika melaluinya, begitu pula elbow yang bertugas untuk
membelokan aliran fluida. Elbow terdiri dari dua jenis yang paling umum yaitu
45 dan 90 derajat. Untuk memperoleh sudut di selain sudut diatas, terkadang
elbow tersebut di potong. Atau bisa juga dengan mengunakan dua elbow yang
disatukan untuk memperoleh sudut tertentu,

Dipasaran, elbow dibagi menjadi dua tipe, tipe sort radius dan long radius.
Namum umumnya digunakan long radius, yang memiliki diameter belokan 1.5
kali NPS (nominal Pipe size)nya. Ada pula yang sampai dengan 3D atau bahkan
6D, yang biasa digunakan untu flare.

Gambar 3.1 Fitting Elbow

Contoh menghitung radius elbow seperti ini, kita menghitung pipa yang
dengan diameter 2". Maka radiusnya adalah,1.5 x 2" = 3 " (76.2 mm), yang
dikalikan adalah nominal diameter dari pipa nya.
Elbow pada umumnya memiliki diameter yang sama antara masukan dan
keluaran, walaupun ada juga yang memiliki ukuran berbeda, yang kita sebut
dengan reducing elbow. Selain itu, ada satu komponen fitting yang mirip elbow,
sama sama berfungsi untuk membelokan aliran, namun di buat dari potongan
pipa, kita menyebutnya dengan miter.
V. PROSEDUR KERJA
1. Diperiksa atau dicek kondisi alat (katup dari pompa harus terbuka).
2. Dihubungkan pompa dan alat flowmeter pada sumber listrik.
3. Ditekan tombol on pada pompa.
4. Diatur aliran air dari pompa menuju flowmeter maksimum dengan membuka
penuh katup.
5. Semua katup pipa dalam keadaan tertutup kecuali pipa yang akan diukur nilai
h pada Fluida friction apparatus (17 mm smoth bore pipe).
6. Diukur lajunaliran secara manual yakni menghitung waktu yang dibutuhkan
oleh 10 liter fluida, dilakukan sebanyak lima kali pengukuran sesuai
kecepatan buka katup.
7. Dilakukan cara yang sama untuk 17 mm artificial roughened pipe, Inline-Ystrainer, 45 elbow, venture pipe dan pitot static tube)

VI. DATA PENGAMATAN


pada suhu 20oC = 998 Kg/m3
pada suhu 20oC = 10-4
= 9.8 m/s2

1. 17 mm smooth bore pipe (d=0.017m)


No
1
2
3
4
5

Volume
(L)
10
10
10
10
10

Waktu (s)
57.76
36.1
22.37
18.1
13.95

Head
(mmH2O)
52.77
141.18
295.21
529.36
812.27

2. 17 mm aritfical roughened pipe (d=0.017m)


No
1
2
3
4
5

Volume
(L)
10
10
10
10
10

Waktu (s)
36.4
24.54
17.57
15.81
13.69

Head
(mmH2O)
162.19
387.71
759.92
865.88
932.64

3. Unline-Y-strainer (d=0.025m)
No
1
2
3
4
5

Volume
(L)
10
10
10
10
10

Waktu (s)
41.72
35.54
26.54
19.61
15.3

Head
(mmH2O)
191.41
223.22
390.42
722.49
1073.8

4. 45 elbow (d=0.025m)
No

Volume
(L)

Waktu (s)

Head
(mmH2O)

1
2
3
4
5

10
10
10
10
10

58.82
42.95
32.4
24.06
19.04

8.02
9.44
12.08
17.57
20.03

5. Venturi pipe (d1=0.019m; d2=0.038m)


No
1
2
3
4
5

Volume
(L)
10
10
10
10
10

Waktu (s)
53.66
40.53
31.36
26.46
21.66

Head
(mmH2O)
37.26
72.63
132.85
176.82
276.22

6. Pitot pipe (d=0.038m)


No
1
2
3
4
5

Volume
(L)
10
10
10
10
10

Waktu (s)
37.19
29.96
24.04
19.48
13.63

Head
(mmH2O)
13.29
27.84
39.67
57.07
143.65

VII. PENGOLAHAN DATA


1. 17 mm smooth bore pipe
a. Percobaan 1
Penentuan Laju alir, Q1 (m3/s)
Q 1=

V 1 0.01 m 3
m3
=
=0.00017313
t 1 57.76 s
s

Penentuan u1 (m/s)

3.14
A 1 = d1 2 =
(0.017 m)2=0.000226865m2
4
4

m3
Q
s
m
u1 = 1 =
=0.76314193
2
A 1 0.000226865m
s
0.00017313

Penentuan Relative Roughness, r1


r 1=

0.0015 mm
=
=8.82353 105
d1
17 mm

Penentuan bilangan Reynolds, Re1

1=

u1 d 1 20
=
20

0.76314193

m
Kg
0.017 m 988 3
s
m
Kg
=129501.527
2
Ns
Ns
0.0001 2
m

Penentuan nilai gesekan pipa,f1


Dari Moody Diagram didapatkan nilai f1 sebesar 1.85 102
Penentuan Headteoritis, hteoritis1
2

hteoritis 1 =

f 1 L u1
=
2 g d 1

1.85 102 1 m(0.76314193

m 2
)
s

m
2 9.8 2 0.017 m
s

=0.29927 m=299.27 mm

Penentuan % error
error 1 =

h teori1h1
299.27162.19
100=
100=45.8
h1
299.27

Dengan menggunakan cara yang sama pada data selanjutnya, didapatkan


data seperti tabel 1.1 dibawah.
N
o
1
2
3
4

Q (m3/s)

A (m3)

0.00017
3
0.00027
7
0.00044
7
0.00055

0.0002
3
0.0002
3
0.0002
3
0.0002

u
(m/s)

Re

0.763
1
1.221

8.82E-05

1.970
5
2.435

8.82E-05

129501.5
3
207202.4
4
334376.7
7
413260.1

8.82E-05

8.82E-05

f
1.85E-02
1.75E-02
1.55E-02
1.50E-02

hteori
(mmH2O)
0.89748533
7
2.17336989
6
5.01313883
7
7.41044198

%
erro
r
98.3
0
98.4
6
98.3
0
98.6

2
0.00071
7

3
0.0002
3

3
3.159
8

8.82E-05

2
536201.3
1

7
12.0595079
9

1.45E-02

Kurva pengaruh head praktek, h terhadap u

hpraktek vs u (17 mm smooth bore pipe)


3.5
3
2.5
2

u (m/s) 1.5
1
0.5
0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

h (mmH2O)
h vs u

Kurva pengaruh log head praktek, log h terhadap log u

Log hpraktek vs Log u (17 mm aritfical roughened pipe)


0.6
0.5
0.4

f(x) = 0.52x - 1.02


R = 1

0.3

u (m/s)

0.2
0.1
0
1.6
-0.1

1.8

2.2

2.4

-0.2

h (mmH2O)

2.6

2.8

0
98.5
2

2. 17 mm aritfical roughened pipe


a.

Percobaan 1
Penentuan Laju alir, Q1 (m3/s)
V 1 0.01 m3
m3
Q 1= =
=0.000274725
t1
36.4 s
s
Penentuan u1 (m/s)

3.14
A 1 = d1 2 =
(0.017 m)2=0.000226865m2
4
4
m3
Q 0.000274725 s
m
u1= 1 =
=1.210963678
A 1 0.000226865 m 2
s
Penentuan Relative Roughness, r1
r 1=

0.046 mm
=
=0.002705882
d1
17 mm

Penentuan bilangan Reynolds, Re1

1=

u1 d 1 20
=
20

m
Kg
0.017 m 988 3
s
m
Kg
=205494.73
Ns
N s2
0.0001 2
m

1.210963678

Penentuan nilai gesekan pipa,f1


Dari Moody Diagram didapatkan nilai f1 sebesar 2.45 102
Penentuan Headteoritis, hteoritis1
2

hteoritis 1 =

f 1 L u1
=
2 g d 1

2.45 102 1 m(1.210963678


2 9.8

m
)
s

m
0.017 m
s2

=0.299276 m=299.276 mm

Penentuan % error
error 1 =

h teori1h1
299.276162.19
100=
100=45.80
h1
162.19

Dengan menggunakan cara yang sama pada data selanjutnya, didapatkan


data seperti tabel 1.2 dibawah.

N
o
1
2
3
4
5

Q (m3/s)

A (m2)

0.00027
5
0.00040
7
0.00056
9
0.00063
3
0.00073
0

0.0002
3
0.0002
3
0.0002
3
0.0002
3
0.0002
3

u
(m/s)

Re

1.211 0.002706
1.79
6
2.50
9
2.78
8
3.22
0

205494.73

0.002706

304808.81

0.002706

425726.14

0.002706

473118.80

0.002706

546384.82

2.45E+00

hteori
(mmH2O)
299.276984
6

2.43E+00 653.0811656
12687.6691
2.42E+01
5
1554.02322
2.40E+00
2
2072.59453
2.40E+00
1

Kurva pengaruh head, h terhadap u

hpraktek vs u (17 mm smooth bore pipe)


3.5
3
2.5
2

u (m/s) 1.5
1
0.5
0
100

200

300

400

500

600

h (mmH2O)
h praktek vs u

Kurva pengaruh log head, log h terhadap u

700

800

900 1000

% error
45.80
40.63
94.01
44.28
55.00

log hpraktek vs u (17 mm aritfical roughened pipe)


0.6
0.5
f(x) = 0.52x - 1.09
R = 0.98

0.4

u (m/s) 0.3
0.2
0.1
0
2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

3.1

h (mmH2O)

3. Unline-Y-strainer
a. Percobaan 1
Penentuan Laju alir, Q1 (m3/s)
V 1 0.01 m3
m3
Q 1= =
=0.000239693
t 1 41.72 s
s
Penentuan u1 (m/s)

3.14
A 1 = d1 2 =
(0.025 m)2=0.00049026 m2
4
4
3

m
Q1
s
m
u1 = =
=0.488546635
A 1 0.00049026 m 2
s
0.000239693

Penentuan k

k 1=

h1 2 g
u1

m
2
s

0.19141 m2 9.8
=

m
( 0.488546635 )
s

=15.71841107

Dengan menggunakan cara yang sama pada data selanjutnya, didapatkan


data seperti tabel 1.3 dibawah.

N
o
1
2
3
4
5

Q (m3/s)

A (m2)

u (m/s)

0.0002396
9
0.0002813
7
0.0003767
9
0.0005099
4
0.0006536

0.00049

0.488546
6
0.573499
3
0.767979
1
1.039376
1
1.332167
7

15.71841107

0.00049
0.00049
0.00049
0.00049

13.3021968
5
12.9744606
6
13.1081815
3
11.85937169

Kurva pengaruh laju alir, Q terhadap k

k vs Q (Unline-Y-Strainer)
18
16
14
12
10

8
6
4
2
0

Q (m3/s)
k vs Q

4. 45 elbow
a. Percobaan 1
Penentuan Laju alir, Q1 (m3/s)

Q 1=

V 1 0.01 m 3
m3
=
=0.00017001
t 1 58.82 s
s

Penentuan u1 (m/s)

3.14
A 1 = d1 2 =
(0.025 m)2=0.00049026 m2
4
4
3

m
Q1 0.000239693 s
m
u1= =
=0.346517606
A 1 0.00017001 m 2
s
Penentuan k

k 1=

h1 2 g
u12

0.0802 m2 9.8
=

m
s2

m 2
(0.346517606 )
s

=1.309121116

Dengan menggunakan cara yang sama pada data selanjutnya, didapatkan


data seperti tabel 1.4 dibawah.
N
o
1
2
3
4
5

Q (m3/s)
0.0001700
1
0.0002328
3
0.0003086
4
0.0004156
3
0.0005252
1

A (m2)
0.00049
0.00049
0.00049
0.00049
0.00049

u (m/s)
0.346517
6
0.474555
7
0.629079
2
0.847139
1
1.070491
9

Kurva pengaruh laju alir, Q terhadap k

k
1.309121116
0.82158736
2
0.59829086
8
0.47986428
4
0.34258650
9

k vs Q (45o Elbow)
1.4
1.2
1
0.8

k 0.6
0.4
0.2
0

Q (m3/s)
k vs Q (45 elbow)

5. Venturi pipe
a. Percobaan 1
Penentuana A1

3.14
A 1= d12=
(0.019 m)2=0.000283385 m2
4
4
Penentuan A2

3.14
A 2= d22=
(0.038 m)2=0.000113354 m2
4
4
Penentuan Laju alir, Q1 (m3/s)
2 1
2

{ ( )}

A
Q1=Cd A 1 1 1
A2
0.0002373

m3
s

Penentuan %error
error 1 =

{ (

0.000283385 m2
2 g h 1=0,98 0.000283385 m 1
0.00113354 m2
2

Q1Q teori 1
0.00023730.000186359
100=
100=21.48
Q1
0.0002373

Dengan menggunakan cara yang sama pada data selanjutnya, didapatkan


data seperti tabel 1.5 dibawah.
N
o

A1 (m2)
0.0002833
9
0.0002833
9
0.0002833
9
0.0002833
9
0.0002833
9

1
2
3
4
5

A2 (m2)

h
(mH2O)

Q (m3/s)

% Error

0.00113

0.03726

0.0002373

21.48

0.00113

0.07263

0.0003314

25.54

0.00113

0.13285

0.0004481

28.85

0.00113

0.17682

0.000517

26.91

0.00113

0.27622

0.0006462

28.56

6. Pitot pipe
a. Percobaan 1
Penentuan Laju alir, Qpraktek1 (m3/s)
Q praktek 1=

3
V 1 0.01m3
m
=
=0.000268889
t 1 37.19 s
s

Penentuan u1 (m/s)

u1= 2 g h1= 2 9.8

m
m
0.01329 m=0.510376332
2
s
s

Penentuan Laju alir, Qteori1 (m3/s)

3.14
A 1= d12=
(0.038 m)2=0.00113354 m2
4
4
Qteori 1=u1 A 1=0.510376332

m
m
0.00113354 m2=0.000578532
s
s

Penentuan %error
error 1 =

Qteori 1 Q praktek 1
0.0005785320.000268889
100=
100=53.53
Qteori 1
0.000578532

Dengan menggunakan cara yang sama pada data selanjutnya, didapatkan


data seperti tabel 1.6 dibawah.

N
o
1
2
3
4
5

Qpraktek
(m3/s)
0.0002688
9
0.0003337
8
0.0004159
7
0.0005133
5
0.0007336
8

VIII. PEMBAHASAN
IX. KESIMPULAN
X. DAFTAR PUSTAKA

A (m2)

u (m/s)

Qteori (m3/s)

0.00113

0.510376
3
0.738690
7
0.881777
8
1.057625
6
1.677957
1

0.00057853
2
0.00083733
5
0.00099953
0
0.001198861

0.00113
0.00113
0.00113
0.00113

0.00190203
1

%
error
53.53
60.14
58.39
57.19
61.43

Anda mungkin juga menyukai