Oleh :
BILLY JORDAN WRAHATNALA
112011101026
Pembimbing :
dr. Dwi Ariyanti, Sp. JP
LAB/SMF ILMU PENYAKIT JANTUNG
FK UJ/RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2016
1
SISTEM KONDUKSI
JANTUNG
SA node
Sumber impuls normal/
alamiah , 60 100 x/m
AV node
Bisa mengeluarkan
impuls 40-50x/menit
Berkas His
Serabut Purkinje
Ventrikel
Bisa mengeluarkan impuls
30 x/m
SA node
AV node
LBB - fasikulus posterior
Bundle His
VENTRIKEL
RBB
Serabut Purkinye
Potensial Aksi
1 2
0
4
Phase 0 ( depolarisasi )
Masuknya Na + secara mendadak ke intra sel
--> intra sel menjadi positif
Phase 1 ( repolarisasi awal )
Kanal Natrium tertutup --> muatan positif intrasel
berkurang sedikit
Phase 2 ( plateu )
Kalsium masuk lambat ke intrasel, muatan stabil .
Disebut masa refrakter absolut
Phase 3 ( repolasrisasi )
Kalium keluar ke ekstra sel sehingga
intrasel menjadi lebih bermuatan negatif kembali
Phase 4 ( istirahat )
terjadi polarisasi : intrasel negatif, ekstrasel positif
Menentukan Irama
Jantung
Karakteristik sinus ritme :
Laju : 60-100x/menit
Ritme : Interval P-P Reguler,Interval R-R
regular
Gelombang P : positif (upright) di sadapan II
,selalu diikuti kompleks QRS
PR interval : 0,12- 0,20 detik dan konstan dari
beat to beat.
Durasi QRS : kurang dari 0,10 detik kecuali ada
gangguan konduksi intraventrikel.
IRAMA SINUS
ARITMIA
suatu gangguan jantung yang di
tandai dengan gangguan irama
jantung (denyut jantung abnormal)
dimana jantung berdenyut secara
tidak teratur, bisa terlalu cepat atau
lambat.
EPIDEMIOLOGI
1% populasi berusia >50 tahun
10% populasi >80 tahun
Lebih banyak pada laki-laki dari pada
perempuan
Pada dewasa umur <35 tahun, 100 x lebih
rendah dari pada yang >35 tahun
Pada negara maju (kematian mendadak)
umur 40-50 tahun.
Di Amerika tahun 2001 (450.000 meninggal
karena aritmia)
ETIOLOGI
Peradangan jantung misalnya demam
rematik,peradang miokard.
Gangguan sirkulasi koroner misalnya,ischemia miokard.
Karena obat (intoksikasi) seperti quinidin dan obat-obat
aritmia lainnya.
Gangguan keseimbangan elektrolit.
Gangguan psikoneurotik.
Gangguan metabolik.
Gangguan kardiomiopati atau tumor jantung.
Gangguan endokrin.
Penyakit degeneratif
Tanda Aritmia
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ): nadi
mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung
irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun;
kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran
urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala,
disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau
tidak dengan obat antiangina, gelisah
4. Nafas pendek
5. Demam
ANAMNESIS
Nyeri dada
Nyeri seperti apa? Terasa di sebelah mana? Menjalar
kemana? Bagaimana onsetnya? Mendadak? Bertahap?
Apa yang sedang dilakukan saat nyeri timbul?
Apa yang memperberat rasa nyeri?
Apa yang meredakannya?
Seberapa berat rasa nyeri?
Pernahkah terasa nyeri sebelumnya?
Apa lagi yang dirasakan pasien? Mual? Muntah?
Berkeringat? Palpitasi? Demam? Kecemasan? Batuk?
Hemoptisis?
Apa pendapat pasien tentang penyakitnya?
ANAMNESIS
Iskemia jantung
secara klasik nyeri dada
dirasakan di sentral dengan penjalaran ke lengan kiri, kedua
lengan, dan/atau rahang. Pasien bisa mengambarkan nyeri
tersebut sebagai rasa tertekan, tertindih beban berat, atau
menusuk. Onsetnya bertahap, mungkin dipicu oleh kegiatan
fisik, udara dingin, atau kecemasan. Bisa berkurang dengan
istirahat. MI bisa memiliki gejala tambahan berupa mual,
berkeringat, muntah, dan kecemasan (bahkan takut mati).
Perikarditis
Nyeri sentral, tajam, dan tidak
berhubungan dengan aktivitas. Bisa berkurang dengan
duduk tegak. Bisa diperberat dengan inspirasi atau batuk.
ANAMNESIS
Sesak napas
Sesak napas akibat penyakit jantung paling umum
disebabkan oleh edema paru. Rasa sesak lebih jelas saat
berbaring mendatar (ortopnea) atau bisa timbul tiba-tiba di malam
hari, ataupun timbul dengan aktivitas ringan.
Palpitasi
Mungkin terdapat sensasi denyut jantung cepat atau
berdebar. Tentukan provokasi onset, durasi, kecepatan, dan irama
denyut jantung, serta frekuensi episode palpitasi. Apakah episode
tersebut disertai nyeri dada, sinkop, dan sesak napas?
PEMERIKSAAN FISIK
ARITMIA
Keadaan Umum
Apakah pasien tampak sakit ringan atau berat?
Apakah pasien nyaman/distress/kesakitan/cemas?
Apakah pasien memerlukan resusitasi segera?
Pertimbangkan perlunya penggunaan oksigen, akses
intravena, atau pemantauan EKG.
Apakah pasien tampak pucat, sianosis, sesak, batuk, dan
sebagainya, berapa suhu pasien.
Perhatikan adanya parut, sputum, dan sebagainya.
Adakah kebiasaan merokok?
Nadi
Berapa kecepatan, irama, volume, dan sifat nadi radialis?
Nilailah sifat nadi di pembuluh darah besar (brachialis, carotis,
femoralis)?
Apakah semua denyut nadi perifer teraba?
Adakah perlambatan radialis-femoralis?
Tekanan Darah
Bagaimana tekanan sistolik, diastolic, serta tekanan nadi?
Adakah penurunan TD postural?
Untuk mengukur TD diastolic dengarkan bunyi Korotkoff V (saat
bunyi menghilang).
Pernapasan
Hitung frekuensi pernapasan?
Bagaimana pola pernafasan?
PEMERIKSAAN JANTUNG
Lakukan inspeksi pada daerah jantung? Apakah iktus cordis tampak?
Lakukan perkusi pada daerah jantung? Tentukan batas jantung.
Lakukan palpasi untuk posisi dan sifat denyut apex. Adakah heave
ventrikel kanan, adakah thrill?
Lakukan auskultasi jantung. Dengarkan bunyi jantung pertama,
kedua (apakah terpisah secara normal)?, bunyi jantung tambahan
(adakah gallop)?, murmur sistolik, murmur diastolic, gesekan (rub),
klik, serta bruit karotis dan femoralis.
PEMERIKSAAN LAIN
Lakukan auskultasi paru adakah efusi pleura, ronki. wheezing?
Lakukan palpasi hati.
Apakah ada pembesaran?
Apakah berdenyut (menunjukkan regurgitasi tricuspid)?
Adakah asites?
Adakah edema perifer (pergelangan kaki, tungkai, sacrum)?
Adakah jari tangan tabuh (clubbing) dan perfusi perifer yang baik?
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Utama: elektrokardiogram (EKG),
rontgen dada, dan ekokardiogram.
Pemeriksaan lainnya: Uji EKG saat
latihan, pemantauan tekanan darah
ambulatori, dan kateterisasi dengan
angiografi koroner atau pulmonal.
Takikardi Sinus(ST)
Kriteria :
Irama
Frekuensi
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: Teratur
: > 100-150x/ menit
: normal,setiap gelombang P di ikuti gel QRS,T
:Normal (0,12-0,20 detik )
:Normal (0,06-0,12detik)
Bradikardi Sinus
Kriteria:
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS :Normal
:teratur
:<60x/menit
:normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS
:Normal (0,12-0,20 detik )
(0,06-0,12detik)
Aritmia sinus
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
: tidak teratur
: biasanya antara 60-100x/menit
: normal,setiap gelombang P di ikuti gel QRS,T
:Normal (0,12-0,20 detik )
:Normal (0,06-0,12detik)
Atrial flutter
Flutter atrium diakibatkan adanya sirkuit re-entry yang khas dan
kebanyakan melibatkan atrium kanan.
Kriteria:
Laju
: laju atrial 240-450x/menit
Irama
: irama atrial teratur tetapi irama ventrikel bisa
teratur atau tidak
Atrial fibrilasi
Kriteria:
Laju
: laju atrial 120-180x/menit,laju ventrikel bervariasi
Irama
: irama ventrikel tidak teratur
Gelombang P :Tak dapat diidentifikasi
Interval
: tidak dapat dihitung
Gelombang QRS
:Normal
Atrial Takikardi
Kriteria:
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
:teratur
:150-250x/menit
; sukar dilihat,kadang terlihat tetapi kecil
: tidak dapat dihitung atau memendek
: normal (0,06-0,12 detik).
Junctional Takikardi
Rate 100-170 x/
Tidak tampak gelombang p
Takikardi supraventikular:
Kriteria:
Laju
Irama
Gelombang P
gelombang T dan
Durasi QRS
konduksi
:100-250x/menit
:regular
: kadang gelombang P tumpang tindih dengan
disebut gelombang P.
: 0,10 detik atau kurang kecuali ada perlambatan
intraventrikuler.
Irama
: teratur
Frekuensi (HR)
: .100x/menit
Gelombang P
: tidak terlihat
Ventrikel Takikardi
Torsade de pointes
SA node
AV node
LBB - fasikulus posterior
Bundle His
VENTRIKEL
RBB
Serabut Purkinye
Blok Jantung
terdapatnya keterlambatan maupun
obstruksi pada sistem konduksi listrik
jantung
SA blok : sino atrial blok
AV blok : atrioventrikular blok
Interventrikel blok :
Bundle Banch Block
Fasicular Block
Bradi Aritmia
Timbul bila irama jantung berasal dari pacu
jantung dibawah Sinus Atrial Node (SA node),
bila SA node gagal menimbulkan impuls
---> Escape Rhythm
Dari AV node : 40 - 60 x /mnt
Junctional Rhythm
Dari Ventrikel : 15 - 40 x /mnt
Idioventricular rhythm
Atrioventricular Blocks
1 Degree AV Block
st
Characteristics
Prolonged PR interval
PR interval > 0.20 and
constant
HR- tergantung irama dasar (sinus or
atrial)
Rhythm- regularTergantung irama dasar
Pacemaker site- tergantung irama
P waves 1:1 conduction
PR I- > 0.20 seconds
QRS complex- normal (0.12 sec)
1 Degree block
st
nd
Degree AV Blocks
nd
Degree Type I
Characteristics
PR interval memanjang secara progresif
sampai komplek QRS hilang setelah gel P
Repetitive
Mobitz type I or Wenckebach
Diagnostic Characteristics
Characteristics
AV block dengan reguler maupun
irreguler tidak adanya komplek QRS,
Biasanya penghambatan dengan
rasio 4:3 or 3:2
Bundle branch block
Diagnostic Characteristics
3 Degree Av Block
rd
Diagnostic Characteristics
Total AV Block
PENATALAKSANAAN
TERIMA KASIH