Oleh
PRAFIKA ALVIONITA
14305024
PROGRAM
STUDI DIII
KEPERAWATAN
FAKULTAS
KEDOKTERAN
DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II KELELAHAN KERJA
A.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut International Labour Organitation (ILO) setiap tahun sebanyak dua juta pekerja
meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Dalam penelitian
tersebut dijelaskan dari 58.115 sampel, 18.828diantaranya (32,8%) mengalami kelelahan.
Sedangkan jika pekerja mengalami kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan, maka
akan berdampak langsung pada tingkat produktivitas kerjanya. Jadi faktor manusia sangatlah
berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja, seperti masalah tidur, kebutuhan biologis, dan
juga kelelahan kerja, bahkan diutarakan bahwa penurunan produktivitas tenaga kerja di lapangan
sebagian besar disebabkan oleh kelelahan kerja (Sedarmayanti, 2009:38).
Kelelahan merupakan masalah yang harus mendapat perhatian. Semua jenis pekerjaan baik
formal dan informal menimbulkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan
menambah kesalahan kerja. Menurunnya kinerja sama artinya dengan menurunnya produktivitas
kerja. Apabila tingkat produktivitas seorang tenaga kerja terganggu yang disebabkan oleh faktor
kelelahan fisik maupun psikis maka akibat yang ditimbulkannya akan dirasakan oleh perusahaan
berupa penurunan produktivitas perusahaan (Ambar Silastuti,2006:6).
Perkembangan industri telah mengangkat standar hidup manusia dan mengurangi sumber
kecelakaan, cidera, penyakit akibat kerja. Namun demikian, disisi lain kemajuan teknologi juga
mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan yaitu berupa terjadinya peningkatan pencemaran
lingkungan, kecelakan kerja, dan timbulnya berbagai penyakit akibat kerja. Dalam penggunaan
bahan-bahan berbahaya akan terus meningkat sesuai dengan kebutuhan industrialisasi. Di samping
itu faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja (K3),
proses kerja tidak aman, dan sistim kerja yang modern dapat menjadi ancaman bagi keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja (Tarwaka, 2004).
Faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat K3 seperti pemakaian waktu kerja yang
berlebih ataupun beban kerja yang berlebih akan menimbulkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja
adalah suatu mekanime perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut
sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat, namun kelelahan tersebut dapat juga beresiko bila tidak
ada penanganan secara lanjut. Resiko dari kelelahan kerja tersebut diantaranya adalah terjadi stress
akibat kerja, penyakit akibat kerja dan terjadi kecelakaan akibat kerja (Tarwaka, 2004).
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah di dalam laporan kasus ini adalah bagaimana gambaran kasus kecelakaan
kerja yang disebabkan oleh kelelahan kerja ?
C. Tujuan laporan kasus
Mengetahui gambaran kasus kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelelahan kerja.
Kelelahan kerja adalah perasaan lelah dan adanya penurunan kesiagaan (grandjean, 1985)
b.
Dari sudut neurofisiologi diungkapkan bahwa kelelahan dipandang sebagai suatu keadaan
sistemik saraf sentral, akibat aktifitas berkepanjangan dan secara fundamental dikontrol oleh
aktivitas berlawanan antara sistem aktivasi dan sistem inhibisi pada batang otak. (grandjean
and kogi, 1971)
c.
Perasaan lelah pada pekerja adalah semua perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami
oleh pekerja serta merupakan fenomena psikososial. Latarbelakang fsktor psikososial tersebut
sangat berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja dan diutarakan oleh yoshitake (1971)
bahwa terdapat hubungan yang erat antara derajat gejala kelelahan dan derajat perasaan lelah.
d.
Kelelahan kerja adalah perasaan lelah dan adanya penurunan kesiagaan (Lientje,
2010).
e.
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari
kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat (Tarwaka,
2010). Kelelahan menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu,
tetapi semuanya
kelelahan kerja adalah gejala yang sangat subjektif kelelahan kerja yang dikeluhkan pekerja yang
merupakan semua perasaan yang tidak menyenangkan.
C. Jenis kelelahan
Kelelahan kerja berakibat pada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan ubuh (Sumamur, 1996).
Kelelahan kerja dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Berdasarkan proses dalam otot
Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum (AMSugeng Budiono,
2003) :
a.
disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan gejala yang ditunjukan tidak hanya berupa berkurangnya
tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya gerakan. Pada akhirnya kelelahan fisik ini dapat
menyebabkan sejumlah hal yang kurang menguntungkan seperti: melemahnya kemampuan tenaga
kerja dalammelakukan pekerjaannya dan meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatankerja,
sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerjanya.Gejala Kelelahan ototdapat terlihat pada
gejala yang tampak dari luar atau external signs (AM SugengBudiono, 2003)
Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot yaitu teorikimia dan teori saraf
pusat terjadinya kelelahan. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan
adalah akibat berkurangnya cadangan energidan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab
hilangnya efisiensi otot. Sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan saraf adalah penyebab
sekunder.Sedangkan pada teori saraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan
penunjang proses. Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarkannya rangsangan saraf
melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagaikelelahan otot. Rangsangan aferen ini
menghambat pusat-pusat otak dalammengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan
pada sel saraf menjadiberkurang. Berkurangnya frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan
dankecepatan kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat. Dengandemikian
semakin lambat gerakan seseorang akan menunjukkan semakin lelahkondisi otot seseorang
(Tarwaka, 2004).
b.
menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya gairah
untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis,segalanya terasa berat dan merasa ngantuk (AM
Sugeng Budiono, 2003).
Kelelahan umum biasanya ditandai berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan
oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan dirumah, sebab- sebab mental,
status kesehatan dan keadaan gizi (Tarwaka, 2004).
2) Berdasar penyebab kelelahan
Menutut Kalimo dibedakan atas kelelahan fisiologis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh
faktor lingkungan (fisik) ditempat kerja, antara lain: kebisingan, suhu dan kelelahan psikologis yang
disebabkan oleh faktor psikologis (konflik-konflik mental), monotoni pekerjaan, bekerja karena
terpaksa, pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk (Ambar, 2006).
Menurut Phoon disebabkan oleh kelelahan fisik yaitu kelelahan karena kerjafisik, kerja
patologis ditandai dengan menurunnya kerja, rasa lelah dan adahubungannya dengan faktor
psikososial.(Ambar, 2006).
3). Berdasarkan waktu terjadinyaa.
Kelelahan akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuhsecara
berlebihan. Kelelahan kronis, menurut Grandjean dan Kogi (1972) terjadi bila kelelahan
berlangsung setiap hari, berkepanjangan dan bahkan kadang-kadang telah terjadi sebelum memulai
suatu pekerjaan.
C. Gejala kelelahan
Gambaran mengenai gejala kelelahan (fatigue symptom) secara subjektif danobjektif antara
lain : perasaan lesu, mengantuk dan pusing, berkurangnyakonsentrasi, berkurangnya tingkat
kewaspadaan, persepsi yang buruk danlambat, tidak ada/berkurangnya gairah untuk bekerja,
menurunnya kinerjajasmani dan rohani (Budiono dkk, 2003).
Menurut Kroemer & Grandjean (2005), gejala kelelahan subjektif danobjektif, yang paling
penting dibagi menjadi :
a.
Perasaan subjektif seperti keletihan, somnolen, pusing, rasa tidaksuka untuk bekerja
b.
Berpikir lamban
c.
Kewaspadaan berkurang
d.
e.
f.
Kekurangan waktu
Batas waktu yang diberikan untuk menyelesaikan suatu pekerjaanterkadang tidak masuk akal.
Pada saat karyawan hendak mendiskusikanmasalah tersebut dengan atasannya, atasan bukannya
memberikan
solusipemecahan
namun
seringkali
memberikan
tugas-tugas
baru
yang
harusdikerjakan.
c.
Konflik peranan
Konflik peranan biasanya terjadi antar karyawan dengan jenjang posisiyang berbeda, yang
seringkali disebabkan oleh otoritas yang dimiliki olehperanan atau jabatan tersebut.
d.
Ambigu peranan
Tidak jelasnya deskripsi tugas yang harus dikerjakan seringkali membuatpara karyawan
mengerjakan sesuatu pekerjaan yang seharusnya tidakdikerjakan oleh karyawan tersebut kalau
ditilik dari sisi keahlian maupunposisi pekerjaannya (Eraliesa, 2008).
13 Faktor penyebab kelelahan kerja menurut Kroemer & Grandjean (2005)digambarkan sebagai
berikut :
2.
3.
dan lain-lain.
4.
5.
6.
Circadian rhythm.
7.
Nutrisi
Menurut Siswanto yang dikutip dari Ambar (2006), faktor penyebab kelelahankerja berkaitan
dengan:
a)
Pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan rekreasi, variasikerja dan intensitas
pembebanan fisik yang tidak serasi dengan pekerjaan.
b)
Faktor Psikologis, misalnya rasa tanggung jawab dan khawatir yangberlebihan, serta konflik
yang kronis/ menahun.
F. Dampak kelelahan
Efek dari kelelahan pada kesehatan dan prestasi kerja dapat bersifat jangka pendek dan jangka
panjang. Efek jangka pendek pada individu mencakup pekerjaan terganggu kinerja, seperti
mengurangi kemampuan untuk:
1.
2.
3.
Membuat keputusan
4.
5.
Memelihara kewaspadaan
6.
Kontrol emosi
7.
8.
Mengenali risiko
9.
Penyakit jantung
b.
Diabetes
c.
d.
Gangguan pencernaan
e.
Depresi, dan
f.
1.Sakit dikepala,
2.2.Kakudi bahu,
3.3.Nyeri di punggung,
4.4.Sesak nafas,
5.5.Haus,
6.6.Suara serak,
7.7.Merasapening,
8.8.Spasme di kelopak mata,
9.9.Tremor pada anggota badan,
10.10.Merasakurang sehat
3. Alat Ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPKK).
Menurut Setyawati KAUPK2 (Kuesioner Alat Ukur PerasaanKelelahan Kerja) merupakan
parameter untuk mengukur perasaan kelelahankerja sebagai gejala subjektif yang dialami pekerja
dengan perasaan yangtidak menyenangkan. Keluhan-keluhan yang dialami pekerja sehari-hari
membuat mereka mengalami kelelahan kronis.(Hotmatua, 2009).
4. Pengukuran gelombang listrik pada otak dengan Electroenchepalography (EEG).
5. Uji psiko-motor (psychomotor test), dapat dilakukan dengan cara melibatkan fungsi persepsi,
interpretasi dan reaksi motor dengan menggunakan alat digital reaction timer untuk mengukur
waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada
suatusaat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala
lampu, denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan.Terjadinya pemanjangan waktu reaksi
merupakan petunjuk adanya perlambatanpada proses faal syaraf dan otot.
6. Uji mental,
pada metode ini konsentrasi merupakan salah satu pendekatanyang dapat digunakan untuk
menguji ketelitian dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bourdon Wiersman test
merupakan salah satualat yang dapat digunakan untuk menguji kecepatan, ketelitian dan
konsentrasi. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa kelelahan biasanya terjadi
pada akhir jam kerja yang disebabkan oleh karena beberapa faktor,seperti monotoni, kerja otot
statis, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan antropometri pemakainya, stasiun kerja yang
tidak ergonomik, sikap paksa dan pengaturan waktu kerja-istirahat yang tidak tepat. Sumber
kelelahan dapat disimpulkan dari hasil pengujian tersebut. Pada penelitian ini menggunakan alat
ukur yang digunakan adalah Kuesioner Alat Ukur Kelelahan Kerja (KAUPK2).