Anda di halaman 1dari 22

Makassar, 21 Maret 2016

LAPORAN TUTORIAL MODUL II


BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Tutor: dr. Sidrah Darma

110 213 0013


110 213 0028
110 213 0049
110 213 0070
110 213 0095
110 213 0108
110 213 0121
110 213 0127
110 213 0132
110 213 0140

KELOMPOK II
A. Mardhatillah Akbar
Sitti Hikmaniar H
Ulul Azmi Rumalutur
Irwan Setiawan
Vania Firliyanti
Nurul Andriyati A.T
M.Farhan
Rysdayanti Khaeruddin
Moehammad Sofyan. W
Nurul Mukhlisah

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016

SKENARIO 1
Seorang Bayi laki-laki, diantar oleh ibunya ke unit gawat darurat RS
dengan keluhan bayi malas minum. Berdasarkan anamnesis diketahui lahir pada
tanggal 05 februari 2016 dengan berat lahir 2200 gram panjang 47 cm. Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT) ibu tanggal 11 juni 2015. Pada pemeriksaan suhu

melalui axilla didapatkan suhu bayi tersebut 36,2 C. Riwayat ibu saat hamil dan
persalinan dengan kondisi anemia.

KATA SULIT :
Tidak ditemukan kata sulit.

KATA KUNCI :

Bayi laki-laki
Malas minum
Lahir : 05 februari 2016
BBL : 2200 gram
PBL : 47 cm
HPHT ibu : 11 juni 2015
T : 36,2 C
Riwayat ibu anemia.

PERTANYAAN :
1.
2.
3.
4.
5.

Jelaskan bagaimana fisiologi bayi baru lahir?


Bagaimana cara menentukan taksiran persalinan?
Apa saja etiologi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ?
Sebutkan klasifikasi BBLR dan interpretasinya!
Apakah ada hubungan ibu anemia dengan kelahiran Bayi Berat Lahir

6.
7.
8.
9.

Rendah ?
Mengapa bayi malas minum?
Bagaimana keadaan klinis dan penatalaksanaan pada BBLR ?
Jelaskan komplikasi BBLR!
Bagaimana pandangan islam terhadap scenario diatas?

JAWABAN:
1. Jelaskan bagaimana fisiologi bayi baru lahir?
A.
PENGERTIAN
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim
seorang ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat
tertentu sampai usia 1 bulan.
Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 3742 minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram. (1)
B.

CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


1

Ciri-ciri bayi normal antara lain (2) :


1.
Dilahirkan pada umur kehamilan antara 37-42 minggu
2.
Berat lahir 2500-4000 gram
3.
Panjang badan waktu lahir 48 51 cm
4.
Warna kulit merah muda / pink
5.
Kulit diliputi vernikscaseosa
6.
Lanugo tidak seberapa lagi hanya pada bahu dan punggung
7.
Pada dahi jelas perbatasan tumbuhnya rambut kepala
8.
Bayi kelihatan montok karena jaringan lemak di bawah kulit
cukup
9.
Tulang rawan pada hidung dan telinga sudah tumbuh jelas
10. Kuku telah melewati ujung jari
11. Menangis kuat
12. Refleks menghisap baik
13. Pernapasan berlangsung baik (40-60 kali/menit)
14. Pergerakan anggota badan baik
15. Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan
ditandai dengan adanya / keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama
16. Alat perkemihan sudah berfungsi sejak dalam kandungan
ditandai dengan keluarnya air kemih setelah 6 jam pertama
kehidupan
17. Pada bayi laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum dan
pada bayi perempuan labiaminora ditutupi oleh labiamayora
18. Anus berlubang
C.

PENILAIAN AWAL BAYI BARU LAHIR


Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan

kering yang disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian
awal dengan menjawab 4 pertanyaan:
Apakah bayi cukup bulan ?
Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
Apakah bayi menangis atau bernapas ?
Apakah tonus otot bayi baik ?
Jika bayi cukup bulan dan atau air ketuban bercampur mekonium
dan atau tidak menangis atau tidak bernafas atau megap-megap dan atau
tonus otot tidak baik lakukan langkah resusitasi.(2)

Keadaan umum bayi dinilai setelah lahir dengan penggunaan nilai


APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita
asfiksia atau tidak. Yang dinilai ada 5 poin

Appearance (warna kulit)


Pulserate (frekuensi nadi)
Grimace (reaksi rangsangan)
Activity (tonus otot)
Respiratory (pernapasan).
Setiap penilaian deberi nilai 0, 1, dan 2. Bila dalam 2 menit

nilai apgar tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi


lebih lanjut, oleh karena bila bayi mendertita asfiksia lebih dari 5
menit, kemungkinan terjadinya gejala-gejala neurologik lanjutan di
kemudian hari lebih besar. berhubungan dengan itu penilaian apgar
selain pada umur 1 menit, juga pada umur 5 menit.
Tabel Nilai APGAR
Tanda

Skor
0

Appearance

Pucat

Badan merah, ektrimitas biru

Pulse
Grimace
Activity
Respiration

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

< 100 x/menit


Sedikit gerakan mimik/ menyeringai
Ekstrimitas dalam sedikit fleksi
Lemah/ tidak teratur

2
Sekuruh

kemerahan
> 100 x/menit
Batuk/ bersin
Gerakan aktif
Baik/ menangis

Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi


tersebut normal atau asfiksia.

D.

tubuh

Nilai Apgar 7-10 : Bayi normal


Nilai Apgar 4-6 : asfiksia sedang ringan
Nilai Apgar 0-3 : asfiksia berat(3)
PENILAIAN BAYI UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan

yang menunjukkan suatu penyakit.


Bayi baru lahir sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa
tanda-tanda berikut:
Sulit minum
3

Sianosis sentral (lidah biru)


Perut kembung
Periode apneu
Kejang/periode kejang-kejang kecil
Merintih
Perdarahan
Sangat kuning
Berat badan lahir < 1500 gram
Penilaian ScoreDown

PENILAIAN
Frekuensi nafas
cyanosis
Retraksi
Air Entry
Merintih

0
<60x/menit
Tidak ada

1
60-80x/menit
Hilang

Tidak ada
Tidak ada penurunan
Tidak ada

pemberian O2
Ringan
Penurunan ringan
Dapat didengar dengan

pemberian O2
Berat
Penurunan berat
Terdengar

stetoscope

stetoscope

Keterangan:
Skor < 4
Skor 4-7
Skor > 7

E.

2
>80x/menit
dengan Tidak Hilang

: tidak ada gawat nafas


: gawat nafas
: ancaman gagal nafas

PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA BAYI BARU LAHIR


Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus,

maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan


termik seperti:
a.

Perubahan Metabolisme Karbohidrat


Pada waktu 2 jam setelah lahir, akan terjadi penurunan kadar gula

dalam darah tali pusat yang semula 65 mg/100 ml, bila terjadi gangguan
perubahan glukosa menjadi glikogen sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan neonatus maka kemungkinan besar bayi akan mengalami
rangsangan hipoglekemia.
b.

Perubahan Suhu Tubuh


4

dengan

tanpa

Sesaat sesudah bayi baru lahir, ia akan berada di tempat yang


suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah.
Pada suhu lingkungan yang tidak baik akan menyebabkan bayi menderita
hipertermi, hipotermi, atau trauma dingin (coldinjury). Kehilangan panas
dapat dikurangi dengan mengatur suhu lingkungan seeprti mengeringkan,
membungkus badan dan kepala, meletakkannya di tempat hangat seperti di
pangkuan ibu, dalam inkubator, atau di bawah sorotan lampu.
c.

Perubahan Sistem Pernafasan


Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik

sesudah kelahiran. Pernapasan ini terjadi akibat aktivitas normal susunan


saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.
Tekanan rongga dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam
mengakibatkan bahwa paru-paru, yang pada janin cukup bulan
mengandung 80 sampai dengan 100 ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan
ini. setelah lahir cairan yang hilang diganti dengan udara. Paru-paru
berkembang sehingga rongga dada kembali ke bentuk semua.
d.

Perubahan Sistem Sirkulasi


Dengan berkembangnya paru-paru tekanan oksigen di alveoli

meningkat. Sebaliknya tekanan karbondioksida menurun. Hal tersebut


mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah paru,
sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat. Ini meyebabkan darah
dari arteri pulomonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus
menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilikalis dan kemudian
dipotongnya tali pusat, aliran darah dari plasenta melalui vena cava
inferior dari foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya
darah oleh atrium kiri dari paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih
tinggi daripada tekanan di atrium kanan. Ini menyebabkan foramen ovale
menutup. Sirkulasi darah janin pun berubah menjadi sirkulasi yang hidup
di luar tubuh ibu.
F.

PENATALAKSANAAN AWAL PADA BAYI BARU LAHIR


5

1. Membersihkan jalan nafas


Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Bila bayi
baru lahir segera menangis spontan atau segera menangis, hindari
melakukan penghisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena
penghisapan pada jalan nafas yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat
menyebabkan perlukaan pada jalan nafas hingga terjadi infeksi, serta dapat
merangsang terjadinya gangguan denyut jantung dan spasme (gerakan
involuter dan tidak terkendali pada otot, gerakan tersebut diluar kontrol
otak). Pada laring dan tenggorokan bayi.
Bayi normal akan segera menangis segera setelah lahir. Apabila
tidak langsung menangis maka lakukan:
Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan

hangat.
Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari

tangan yang dibungkus kassa steril.


Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering dan kasar agar bayi segera menangis.

2. Memotong dan merawat tali pusat


Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat
dibersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka tanpa dibubuhi apapun.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh
bayi dengan handuk atau kain bersih kemudian selimuti tubuh bayi dengan
selimut atau kain yang hangat, kering, dan bersih. Tutupi bagian kepala
bayi dengan topi dan anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
serta jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir karena
bayi baru lahir mudah kehilangan panas tubuhnya.
4. Pemberian vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru
lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25 0,5 %. Untuk mencegah
6

terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup
bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan
bayi resiko tinggi diberi Vitamin K perenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM.
5. Upaya profilaksis terhadap gangguan mata.
Pemberian obat tetes mata Eritromisin 0,5% atau Tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual).(4)
Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu
1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan pada
mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam 1 jam pertama
kehidupannya.
Teknik pemberian profilaksis mata :
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan,
yakinkan mereka bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan

bayi.
Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian
mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar

mata.
Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung penetes

menyentuh mata bayi.


Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan minta agar
keluarganya tidak menghapus obat tersebut.

6. Identifikasi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya
mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di
tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin, dan di ruang rawat bayi. Alat yang
digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus dan tidak mudah
melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas. Pada alat identifikasi

harus tercantum: nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis
kelamin, unit, nama lengkap ibu. Di setiap tempat tidur harus di beri tanda
dengan mencantumkan nama, tanggal lahir dan nomor identifikasi.
Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan
yang tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh
personil yang berpengalaman menerapkan car ini, dan dibuat dalam
catatan bayi. Bantalan sidik jari harus disimpan dalam ruangan bersuhu
kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan
catat dalam rekam medik.
7. Mulai Pemberian ASI
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah
bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk
menyusukan bayinya segera setlah tali pusat diklem dan dipotong
berdukungan dan bantu ibu untuk menyusukan bayinya.
Keuntungan peberian ASI:
Merangsang produksi air susu ibu
Memperkuat reflek menghisab bayi
Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya
Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui

kolostrum
Merangsang kontraksi uterus

Posisi untuk menyusui :


Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus agar muka bayi
mengh adapi ke payudara ibu dengan hidung di depan puting susu

ibu.
Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang

seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan bahunya.


Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap

puting susu.
Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting

susu di payudaranya.
Dagu menyentuh payudara ibu.

Mulut terbuka lebar.


Mulut bayi menutupi sampai ke areola.
ibir bayi bagian bawah melengkung keluar.
Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-kadang
berhenti.

G.

PEMANTAUAN PADA BAYI BARU LAHIR


Tujuan pemantauan pada bayi baru lahir adalah untuk mengetahui

aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah bayi barur lahir
yang memerlukan perhatian keluarga dan epnolong persalinan setra tindak
lanjut petugas kesehatan.
1.
Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama
sesudah lahir meliputi:
Kemampuan menghisap lemah atau kuat

Bayi tampak aktif dan lunglai


Bayi kemerahan atau biru
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya,
penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada
tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, meliputi
Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
Gangguan pernapasan
Hipotermi
Infeksi
Cacat bawaan dan trauma lahir

Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir(4)


Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling
Keaktifan
Simetri
Kepala
Muka/wajah
Mata
Mulut
Leher, dada, abdomen
Punggung
Bahu, tangan, sendi, tungkai
Kuku dan kulit

Kelancaran menghisap dan pertanyaan


Tinja dan kemih
Refleks
Berat badan

2. Bagaimana cara menentukan taksiran persalinan?


Rumus Naegele dapat digunakan dalam hubungannya dengan HTA
bila :

Hari pertama haid terakhir diketahui


Siklus haid normal
Siklus teratur antara 24 dan 35 hari
Tidak ada riwayat menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya
tidak menyusui atau hamil (tiga kali berturut-turut siklus spontan).
Untuk tafsiran persalinan bisa juga menggunakan USG :

USG harus dilakukan bila HPHT tidak diketahui tidak diketahui atau
tidak memenuhi kriteria untuk menghitung Taksiran Persalinan (TP)

Keakuratan penanggalan U/S

menurun dengan meningkatnya usia

kehamilan
7 12 minggu GA

: 5 hari

13- 20 minggu GA

: 1 minggu

21- 30 minggu GA

: 2 minggu

> 30 minggu

: 3 minggu. (5)

3. Apa saja etiologi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ?


Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah:
a. Faktor ibu

Penyakit
a

Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan


antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
10

Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,


hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

Ibu
a

Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia <


20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1


tahun).

Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

Keadaan sosial ekonomi


a

Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini


dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.

Aktivitas fisik yang berlebihan

Perkawinan yang tidak sah

b. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa,
solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik),
ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran


tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.(6)
11

4. Sebutkan klasifikasi BBLR dan interpretasinya!


Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR:
a. Menurut harapan hidupnya
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan berat lahir 10001500 gram.
Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang
dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan
berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau
biasa disebut neonates kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
(NKB-SMK).
Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi kecil untuk masa
kehamilannya (KMK). (7)
5. Apakah ada hubungan ibu anemia dengan kelahiran Bayi Berat Lahir
Rendah ?
Secara umum faktor penyebab terjadinya anemia adalah:
a. Banyaknya kehilangan darah karena perdarahan
b. Rusaknya sel darah merah seperti pada penyakit anemia dan thalasemia
yang merusak asam folat yang berada di dalam sel darah merah
c. Kurangnya produksi sel darah merah karena kurang mengonsumsi bahan
makanan yang mengandung zat gizi terutama zat besi, asam folat, vitamin
B12, protein, vitamin C dan berbgai zat gizi lainnya.

12

Beberapa hal diatas dapat mempengaruhi bayi lahir dengan berat


badan rendah. Karena anemia dapat mengurangi suplai oksigen pada
metabolisme ibu karena kekurangan hemoglobin untuk mengikat oksigen.
Pada bayi yang masih di dalam kandungan suplai nutrisi untuk
pertumbuhan dihantarkan melalui plasenta. Kurangnya suplai oksigen dari
ibu dapat menyebabkan efek tidak langsung pada bayi antara lain kematian
bayi dan kemungkinan bayi lahir prematur.
Pada kasus anemia ringan dapat mengakibatkan terjadinya
kelahiran prematur dan BBLR sedangkan pada anemia berat selama masa
hamil dapat meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas pada ibu
maupun bayi yang dilahirkan. Selain itu anemia juga dapat menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini.(8)
6. Mengapa bayi malas minum?
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena
tonus ototnya belum baik sehingga refleks menghisapnya masih rendah.
Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompaatau
diperas dan diberikanpada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan
memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk
menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan
pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan
pilihan utama.(9)
Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang
cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai

kemampuan bayi, menghisap paling kurang sehari sekali.


Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya nak 20
gr/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.(9)
Pemberian minum bayi BBLR menurut berat badan lahir dan

keadaan bayi adalah sebagai berikut(10)


a Berat lahir 1750 2500 gr
Bayi sehat

13

Biarkan bayi menyusupada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi


kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi
menyusu lebih sering.
Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai
efektifitas menyusu. Apabila bayi kurang dapat menghisap,
tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif

cara pemberian minum.


Bayi sakit
Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan
IV, berikan minum pada bayi sehat.
Apabila bayi memerlukan cairan IV, berikan cairan IV selama 2
jam pertama. Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau
segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabla ibu ada
dan bayi menunjukan tanda-tanda siap untuk menyusu. Apabila
masalah sakitnya menghalangi proses menyusui, berikan ASI
peras melalui pipa lambung.(10)

7. Bagaimana keadaan klinis dan penatalaksanaan pada BBLR ?


Gejala Klinis
adapun tanda dan gejala yang terdapat pada bayi dengan bayi berat
lahir rendah (BBLR ) adalah :
Berat badan < 2500 gram
Letak kuping menurun
Pembesaran dari satu atau dua ginjal
Ukuran kepala kecil
Masalah dalam pemberian makan (refleks menelan dan menghisap

kurang)
Suhu tidak stabil (kulit tipis dan transparan)

Masalah yang terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)
terutama pada prematur terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada
bayi tersebut. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan
pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi,
gastrointerstinal, ginjal, termoregulasi.

14

a. Sistem Pernafasan
Bayi dengan BBLR umumnya mengalami kesulitan untuk bernafas
segera setelah lahir oleh karena jumlah alveoli yang berfungsi masih
sedikit, kekurangan surfaktan (zat di dalam paru dan yang diproduksi
dalam paru serta melapisi bagian alveoli, sehingga alveoli tidak kolaps
pada saat ekspirasi).Luman sistem pernafasan yang kecil, kolaps atau
obstruksi jalan nafas, insufisiensi klasifikasi dari tulang thorax, lemah atau
tidak adanya gag refleks dan pembuluh darah paru yang imatur. Hal hal
inilah yang menganggu usaha bayi untuk bernafas dan sering
mengakibatkan gawat nafas (distress pernafasan).
b.

Sistem Neurologi (Susunan Saraf Pusat)


Bayi lahir dengan BBLR umumnya mudah sekali terjadi trauma

susunan saraf

pusat. Hal ini disebabkan antara lain: perdarahan

intracranial karena pembuluh darah yang rapuh, trauma lahir, perubahan


proses koagulasi, hipoksia dan hipoglikemia. Sementara itu asfiksia berat
yang terjadi pada BBLR juga sangat berpengaruh pada sistem susunan
saraf pusat (SSP) yang diakibatkan karena kekurangan oksigen dan
kekurangan perfusi.
c. Sistem Kardiovaskuler
Bayi dengan BBLR paling sering mengalami gangguan/ kelainan
janin, yaitu paten ductus arteriosus, yang merupakan akibat intra uterine
ke kehidupan ekstra uterine berupa keterlambatan penutupan ductus
arteriosus.
d. Sistem Gastrointestinal
Bayi dengan BBLR saluran pencernaannya belum berfungsi seperti
bayi yang cukup bulan, hal ini disebabkan antara lain karena tidak adanya
koordinasi mengisap dan menelan sampai usia gestasi 3334 minggu
sehingga kurangnya cadangan nutrisi seperti kurang dapat menyerap
lemak dan mencerna protein

15

e. Sistem Termoregulasi
Bayi dengan BBLR sering mengalami temperatur yang tidak stabil,
yang disebabkan antara lain:

Kehilangan panas karena perbandingan luas permukaan kulit


dengan berat badan lebih besar (permukaan tubuh bayi relatife

luas)
Kurangnya lemak subkutan (brown fat / lemak cokelat )
Jaringan lemak dibawah kulit lebih sedikit.
Tidak adanya refleks kontrol dari pembuluh darah kapiler kulit.

f. Sistem Hematologi
Bayi
hematologi

dengan BBLR lebih cenderung mengalami masalah


bila

dibandingkan

dengan

bayi

yang

cukup

bulan.

Penyebabnya antara lain adalah:

Usia sel darah merahnya lebih pendek


Pembuluh darah kapilernya mudah rapuh
Hemolisis dan berkurangnya darah akibat

dari

pemeriksaan

laboratorium yang sering.

g. Sistem Imunologi
Bayi dengan BBLR mempunyai sistem kekebalan tubuh yang
terbatas, sering kali kemungkinkan bayi tersebut lebih rentan terhadap
infeksi.
h. Sistem Perkemihan
Bayi dengan BBLR

mempunyai

masalah

pada

sistem

perkemihannya, di mana ginjal bayi tersebut karena belum matang maka


tidak mampu untuk menggelola air, elektrolit, asam basa, tidak mampu
mengeluarkan hasil metabolisme dan obat obatan dengan memadai serta
tidak mampu memekatkan urin.
i. Sistem Integument

16

Bayi dengan BBLR mempunyai struktur kulit yang sangat tipis dan
transparan sehingga mudah terjadi gangguan integritas kulit.
j.

Sistem Pengelihatan
Bayi dengan BBLR dapat mengalami retinopathy of prematurity

(RoP) yang disebabkan karena ketidakmatangan retina.


Penatalaksanaan pada BBLR
Perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah :
Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan dengan
ketat.
Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci
tangan sebelum memegang bayi.
Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh
sebab itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat.
Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan dilakukan dengan ketat.
Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu.
Tali pusat dalam keadaan bersih.
Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI. (7)
8. Jelaskan komplikasi BBLR!
a. Pada prematur yaitu :

Sindrom gangguan pernapasan idiopatik


disebut juga penyakit membran hialin karena pada stadium terakhir
akan terbentuk membran hialin yang melapisi alveoulus paru.

Pneumonia Aspirasi

17

Disebabkan karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna,


sering ditemukan pada bayi prematur.

Perdarahan intra ventikuler


Perdarahan spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan
oleh karena anoksia

otot.

Biasanya

pembentukan membran hialin pada paru.

terjadi

kesamaan

Kelainan

ini

dengan
biasanya

ditemukan pada atopsi.

Hyperbilirubinemia
Bayi premature lebih sering mengalami hyperbilirubinemia
dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor
kematangan hepar sehingga konjungtiva

bilirubium indirek

menjadi

bilirubium direk belum sempurna.

Masalah suhu tubuh


Masalah ini karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum
sempurna. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapan bertambah.
Otot bayi masih lemah, lemak kulit kurang, sehingga cepat kehilangan
panas badan. Kemampuan

metabolisme panas rendah, sehingga bayi

BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas


badan dan dapat dipertahankan sekitar (36,5

37,5 0C)

b. Pada bayi Dismatur


Pada umumnya maturitas fisiologik bayi ini sesuai dengan masa
gestasinya dan sedikit dipengaruhi oleh gangguan-gangguan pertumbuhan
di dalam uterus. Dengan

kata lain, alat-alat dalam tubuhnya sudah

berkembang lebih baik bila dibandingkan

dengan bayi dismatur dengan

berat yang sama. Dengan demikian bayi yang tidak dismatur lebih mudah
hidup di luar kandungan. Walaupun demikian harus waspada akan
terjadinya beberapa komplikasi yang harus ditangani dengan baik.

18

Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotaritas Ini


disebabkan stress yang sering dialami bayi pada persalinan.
1

Usher (1970) melaporkan bahwa 50% bayi KMK mempunyai


hemoglobin yang tinggi yang mungkin disebabkan oleh hipoksia kronik
di dalam uterus.

Hipoglikemia terutama bila pemberian minum terlambat agaknya


hipoglikemia ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan glikogen hati
dan meningginya metabolisme bayi.

Keadaan lain yang mungkin terjadi ; asfiksia, perdarahan paru yang


pasif, hipotermia, cacat bawaan akibat kelainan kromosom (sindrom
downs, turner dan lain-lain) cacat bawaan oleh karena infeksi
intrauterine dan sebagainya.
Adapun komplikasi pada BBLR jika bayi dismatur adalah, sebagai

berikut:
Suhu tubuh yang tidak stabil
Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit
berat pada BBLR
Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi
Ginjal yang immature baik secara otomatis maupun
fungsinya.
Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang
rapuh.
Gangguan immunologic.(11,5)

9. Bagaimana pandangan islam terhadap scenario diatas?

19

Artinya:
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan!
Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
(QS Al-Isra : 31)
Seorang ayah wajib menafkahi ibu yang mengandung anaknya,
Alasannya adalah ibu tersebut mengandung anaknya dan menafkahi anak
itu wajib.
Allah subhanahu wa taala berfirman:

Artinya:
Jika mereka (wanita-wanita itu) sedang hamil, maka nafkahilah mereka
sampai mereka melahirkan kandungannya... (QS Ath-Thalaq : 6) (12)

20

DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. 2007. Buku Acuan & Panduan Asuhan Persalinan Normal &
Inisiasi Menyusu Dini. JNPK-KR: Jakarta
2. Depkes RI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR:
Jakarta
3. Prawirohardjo, s . 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP
4. Saifuddin, A. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. JNPK-KR: Jakarta.
5. Prawirohardjo. Sarwono, Ilmu Kebidanan. Jakarta : 2014. PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
6. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=9188, akses 20 Maret 2016.
7. Anonim. Berat Bayi Lahir Rendah. Semarang: Unimus [Available at
digilib.unimus.ac.id]
8. www. Repository.usu.ac.id. Jurnal hubungan anemia pada ibu hamil
dengan kejadian bayi berat lahir rendah di BPRSU. Halaman 15. Diakses
pada 21 maret 2016 pukul 23.12.
9. Suradi R, 2006. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Melihat Situasi dan
Kondisi Bayi. Diakses 19 Maret 2016. Dari http://www.IDAI.or.id
10. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2004. Dalam: Standar Pelayanan
Medis Kesehatan Anak Edisi 1. Jakarta.
11. Mochtar, Rustam. Synopsis obstetric.1998. Jakarta :EGC
12.
Al-Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Semarang:
Toha Putera, 1989

21

Anda mungkin juga menyukai