Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan
hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyusun tugas makalah petrologi dengan
judul batuan sedimen karbonat dengan baik berdasarkan dosen petrologi di
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.
Dalam penyusunan makalah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas
petrologi, maka melalui kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima
kasih kepada :
Namun dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan bantuan dari semua pihak
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat mmbangun demi kesempurnaan
tugas yang akan datang.
Arsyad J.K
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...........................................................................................3
1.2
Maksud......................................................................................................4
1.3
1.4
Batasan Masalah......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Family
Batugamping ........................................................................................16
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..............................................................................................27
3.2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................28
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Petrologi merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa teknik geologi di
1.2
Maksud
Maksud makalah ini ialah untuk memberikan penjelasan yang lebih
1.4
Batasan Masalah
Dalam study petrologi tentunya paham ilmu ini memiliki banyak sub
materi yang ada dalam kajianya, tetapi dalam makalah ini kita hanya akan
membahas tentang batuan sedimen karbonat, dengan batasan materi tersebut
bertujuan untuk mengefisiensikan pemahaman kita tentang materi bahasan yang
akan disajikan dalam makalah ini.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1
larutan yang mengalami proses kimiawi maupun biokimia dimana pada proses
tersebut, organism turut berperan, dan dapat pula terjadi butiran rombakan yang
telah mengalami transportasi secara mekanik dan kemudian diendapkan pada
tempat lain, dan pembentukannya dapat pula terjadi akibat proses diagenesa dari
batuan karbonat yang lain (sebagai contoh yang sangat umum adalah proses
dolomitisasi, dimana kalsit berubah menjadi dolomite).
Seluruh proses pembentukan batuan karbonat tersebut terjadi pada
lingkungan laut, sehingga praktis bebas dari detritus asal darat.
Batuan karbonat memiliki nilai ekonomi yang penting, sebab mempunyai
porositas yang memungkinkan untuk terkumpulnya minyak dan gas alam,
Batuan sedimen karbonat
terutama batuan karbonat yang telah mengalami proses dolomitisasi, sehingga hal
ini menjadikan perhatian khusus pada geologi minyak bumi. Disamping sebagai
reservoir minyak dan gas alam, batuan karbonat juga dapat berfungsi sebagai
reservoir airtanah, dan dengan adanya porositas dan permeabilitasnya serta
mineral-mineral batuan karbonat yang mudah untuk bereaksi maka batuan
karbonat dapat menjadi tempat berkumpulnya endapan-endapan bijih.
Karena pantingnya Batuan karbonat sebagai batuan yang dapat menyimpan
mineral ekonomis maka penting untuk mengatahui genesa, dan energi yang
mempengaruhi pembentukan batuan karbonat tersebut, sehingga dapat diperoleh
gambaran untuk kegiatan eksplorasi.
Terdapat tiga jenis proses perubahan yang menyebabkan sedimen karbonat
menjadi batuan karbonat. Ketiga proses itu ialah :
1) Litifikasi sedimen karbonat
Kebanyakan batuan karbonat terbentuk karena proses litifikasi sedimen
karbonat. Litifikasi tersebut akan melibatkan mineral-mineral karbonat yang
tidak stabil, pengendapan mineral-mineral karbonat yang stabil dan
rekristalisasi. Semua proses tersebut masuk dalam proses yang luas yaitu
diagenesa. Dalam pengertian yang luas, diagenesa meliputi perubahan
mineralogi, tekstur, kemas dan geokimia sedimen, serta temperatur dan
tekanan yang rendah.
Litifikasi karbonat dapat terjadi pada sedimen yang tersingkap, maupun
yang masih berada didalam laut.Pada sedimen karbonat yang tersingkap
terjadi perubahan mineralogi dan tekstur endapan asli yaang disebabkan
kerja air tawar atau air meteorit.Perubahan mineralogi yang terjadi adalah
terbentuknya mineral-mineral stabil dari mineral-mineral yang tidak stabil,
dan tekstur endapan asli berubah menjadi tidak jelas atau kabur, tetapi dapat
pula tidak mengalami apa-apa.
Proses perubahan sedimen karbonat menjadi batuan karbonat berlangsung
berlahan- lahan dan bertingkat-tingkat, dimana batas antara masing-masing
tingkat tidak jelas,bahkan dapat saling melingkup. Tingkat tersebut ialah :
a) Penyemenan
b) Pelarutan-pengendapan
c) Perubahan mineralogi butir-butir dan rekristalisasi.
2) Pengkristalan kalsium karbonat yang semua dalam keadaan membatu.
Batuan
karbonat
ini
berasal
dari
rekristalisasi
kalsium
karbonat
2.3
3) Pengaruh Kedalaman
Pada umumnya dan kebanyakan, batuan karbonat diendapkan di daerah
perairan dangkal dimana masih terdapat sinar matahari yang bisa menembus
kedalaman air.Terdapat suatu garis yang merupakan batas kedalaman air
dimana sedimen karbonat dapat ditemukan pengendapannya yang disebut
dengan CCD (Carbonate Compensation Depth).
4) Faktor mekanik
Faktor mekanik yang mempengaruhi kecepatan pengandapan batuan karbonat
yaitu antara lain aliran air laut, percampuran air, penguraian oleh bakteri,
proses pembuatan organik pada larutan, serta pH air laut.
2.4
memperlihatkan gejala diagenesa pada tekanan (P) dan temperatur (T) tertentu,
maka porositas batuan menjadi sangat rendah atau hilang.
Batuan karbonat dicirikan oleh porositas yang rendah dan ditandai oleh
tekstur mozaic.Contoh : batugamping
Terdiri dari kristal - kristal kalsit dan tdak memperlihatkan porositas /
porositas rendah. Butiran - butiran kalsit dapat berupa polygon - polygon atau
bergerigi.Butitan kalsit yang bergerigi menunjukkan adanya rekristalisasi yang
terjadi pada saat diagenesa. Sebelum rekristalisasi, ada pori sehingga menjadi ada
porositas. Pada non klastik kadang - kadang ada butiran - butiran yang amorf :
Ciri yang penting pada batuan karbonat, butiran - butiran yang mula - mula
halus, pada diagenesa akan menjadi bertambah besar.
Ada 3 unsur tekstur :
Butiran (grain)
10
(precipitasi langsung dari air laut), tetapi kebanyakan hasil dolomotisasi dari
kalsit.
d. High Magnesium Kalsit
Larutan padat dari MgCO3 dalam kalsit. Tidak begitu banyak terdapat, sering
merupakan batuan dolomit Ls.
e. Magnesit : MgCO3
Biasanya berasosiasi dengan evaporit.
2.6
untuk
batugamping
yaitu
klasifikasi
Dunham
(1962)
yang
kemudian
Dunham
(1962)
dilasarkan
pada
tekstur
deposisi
dari
11
asal-usul
komponen-komponennya
yang
direkatkan
Dunham
(1962)
memiliki
kemudahan
dan
kesulitan.
telah
dilakukan
oleh
Dunham
(1%2)
hanya
saja
tidak
12
Tabel 1.1. Klasifikasi Embry & Klovan (Reijers & Hsu, 1986)
Kelebihan yang lain dari klasifikasi Dunham (1%2) adalah dapat dipakai
untuk menentukan tingkat diagenesis karena apabila sparit dideskripsi maka hal
ini bertujuan untuk menentukan tingkat diagenesis.
13
<20 m).
Komponen-komponen tersebut suatu tetrahedral yang memiliki pembagian
delapan kelas umum dari sedimen campuran. Nama-nama tiap kelas
menggambarkan baik tipe butir dominan maupun komponen antitetik yang
melimpah sebagai contoh : batuan yang mengandung material silisiklastik
>50 % berukuran pasir dengan sedikit allochem maka disebut allochemical
sandstone. Diagram klasifikasi Mount (1985) dapat dilihat pada gambar 1.3
14
2.7
Family Batugamping
15
Batugamping tipe ini merupakan batugamping yang tersaring dan identik dengan
konglomerat dan batupasir yang well rounded dan pada umumnya terbentuk pada
kondisi pengendapan yang dipengaruhi oleh arus yang mempunyai tenaga yang
penuh. Daerah pengendapanseperti itu misalnya daerah pantai, bar ataupun daerah
submarin yang dangkal. Tapi biarpun demikian dapat juga sparry allochemical
rocks terbentuk pada lingkungan dengan arus yang lebih lemah.
2. Microcrystalline allochemical rocks
Batugamping tipe ini identik dengan batupasir lempungan ataupun konglomerat
dan terbentuk pada lingkungan pengendapan yang dipengaruhi oleh arus yang
tidak begitu kuat dan begitu cepat.
3. Microcrystalline rocks
Batugamping tipe ini identik dengan batulempung dan terbentuk pada lingkungan
yang tidak dipengaruhi oleh arus yang kuat.
Daerah pengendapannya pada laut amat dangkal, dengan laguna yang
terlindunglereng yang landai dan terendam serta mempunyai tingkat kedalaman
yang sedang. Disamping pada daerah-daerah tersebut diatas Microcrystalline
rocks dapat juga terbentuk di dalam daerah lepas pantai yang lebih dalam dari
daerah-daerah diatas.
Dari semua partikel alkimia, intraklast adalah paling penting karena terbentuk di
air dangkal, dibawah garis gelombang, atau mencirikan kemungkinan adanya
pengangkatan tektonik.
Akan tetapi tidaklah dapat dipungkiri bahwa satuhal dapat terjadi diantara banyak
kemungkinan yang merupakan suatu kelainan. Kelainan-kelainan tersebut
misalnya, mikrit dapat terbentuk di dalam zone energi yang tinggi jika lumpur
karbonat tersebut terperangkap oleh algae yang kotor (penuh lumpur) dan
diangkut dengan keras oleh gelombang.
Sedangkan sparit mungkin saja terjadi pada suatu lingkungan air yang tenang
apabila disitu terjadi suatu akumulasi fragmen-fragmen fossil, dan zat kimia yang
terdapat pada lingkungan tersebut tidak bercampur dengan lumpur karbonat.
16
Sparit tersebut dapat terbentuk oleh pretipitasi kimiawi ataupun oleh peristiwa
abrasi dalam lingkungan yang tenang tersebut.
Mikrit atau diamikrit adalah analog dengan lempung/serpih yang terbentuk di
tengah-tengah dari sebagian besar laguna ataupun terentuk di dalam air laut lepas
pantai.
Batuan yang tersaring dari lumpur karbonat ataupun tersaring dari alokimia
merupakan transisi biomikrit ke biosparit dan identik dengan immature sandstone.
Batuan tersebut dapat terbentuk apabila gelombang atau arus tidak begitu kuat.
Bila kegiatan arus tersebut berlangsung dengan sporadic maka semua mikrit tidak
akan dapat dikikis ataupun diangkut.
Biosparite, intrasparite dan sebagainya adalah identik dengan super mature
sandstone.
Satu hal yang dipandang penting di dalam pembagian lingkungan pengendapan
batugamping adalah adanya matriks lumpur gampingan dan semen sparry calsite
yang diakibatkan oleh adanya pembagian antara kegiatan gelombang dan anus.
Arus turbulen akan mempercepat proses pencucian lumpur gampingan dan
lumpur gampingan tersebut kemudian bercampur satu sama lain hingga menjadi
suatu suspensi lumpur karbonat. Suspensi lumpur karbonat tersebut kemudian
diangkut ke dalam zone energi rendah.
Proses tersebut merupakan garis pemisah antara tingkat mature dan sub mature
dalam batupasir dan antara mikrit dan sparit dalam klasifikasi pertama Folk
(1959).
17
18
19
20
called ooids, because nuclei are visible and also because vague relics of concentric
structure are visible in some (not illustrated); they have probably been micritized.
c. Composite ooids (Pleistocene), Pyramid Lake, Nevada. Diam. 6 mm. Large
ooids consisting of microcrystalline (stippled) and radial fibrous (dear) concentric
layers. Nuclei are fragments of broken colds, clusters of tiny ooids (right and
center), and bits of granular carbonate (lower right). Incipient cementation as in A.
21
22
Gambar V. 6. Dolomites
a. Lone Mountain Dolomite (Silurian), 3000 m below surface, near Eureka,
Nevada. Diam. 2.5 mm. Mosaic of dolomite anhedra, not visibly different from
some recrystallized calcite mosaics.
b. Glauconitic Bonneterre Dolomite (Cambrian), near St. Louis, Missouri. Diam.
2.5 mm. Inequigranular dolomite mosaic, with patches of microcrystalline
glauconite between dolomite grains. Local ferric oxide (black), Compare pellet
form of glauconite (stippled) in C. Relict ovoid in large dolomite grain at right
may be organic. The rock contains some detrital quartz grains (not shown in this
field) and is perhaps a dolomitized glauconitic calcarenite.
c. Sandy glauconitic dolomite (Cambrian, Sawatch Formation), Ute Pass, El l'aso
County, Colorado. Subrounded quartz grains and glauconite pellets Healing in a
dolomite mosaic; probably a dolomitized calcarenite. Compare the non-porous
mosaic of anhedral dolomite grains at the bottom with porous aggregate of
dolomite rhombs in upper part of figure. Local ferric oxide stain (black).
23
Gambar V. 7. Cherts
a. Cherty portion of Madison Limestone (Mississippian), Bear River Range,
northern Utah. Diam. 2.5 mm. Dolomite rhombohedra and detrital quartz sporadic
grains (blank and irregular) set in a matrix of microcrystalline quartz. Chert bands
like that in center parallel the bedding and alternate with others, like that at
bottom, composed almost entirely of dolomite. Opaque lamina in dolomite is
probably organic material. Secondary veinlet of chalcedony.
b. Foraminiferal chert (Upper Miocene, McLure Formation), Reef Ridge,
California. Diam. 2 mm. In lower half, well-preserved calcite tests, infilled partly
with coarse calcite (two cleavages) and partly with chalcedony (blank), are set in a
matrix of opal (stippled). In upper half, matrix is dear chalcedony (blank), and
calcite tests (without distinct outlines) have been largely replaced by chalcedony.
c. Chert in Helderberg Limestone (Devonian), Genesee County, New York. Diam.
2.5 mm. An irregular patch of uniformly oriented calcite (dark stippling plus
cleavage) is enclosed and seemingly replaced by microcrystalline quartz (light
stippling). Dolomite euhedra, some of which are zoned, are scattered through both
chert and calcite.
24
Gambar V. 8. Ironstones
a. Frodingham Ironstone (Lias), Scunthrope, Lincolnshire, England. Diam. 2 mm.
Ovoid limonite ooids in a shelly limestone. Ooids are brown, concentrically
banded, and translucent in thin section. The matrix is finely granular calcite,
containing a variety of abraded shell fragments, some of which are granular and
some fibrous. Cavities in three shell fragments (center and lower part) are filled
with green chamosite (stippled).
b. Northampton Sand Ironstone (Lias), Corby, Northamptonshire, England. Diam.
2 mm. Sideritic limestone containing numerous chamosite ooids (stippled lightly)
and also shell fragments and grains of detrital quartz (blank). One odd has quartz
nucleus. An abraded phosphate shell fragment (stippled) in lower center, two
fibrous shell fragments marginally replaced by siderite.
c. Northampton Sand Ironstone (Lias), Irthlingborough, Northamptonshire,
England. Diam. 2 mm. Chamosite ooids in a matrix of chamosite mud. Both
matrix and ooids partly replaced by patches of granular siderite.
25
BAB IIIPENUTUP
3.1
Kesimpulan
Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung mineral
26
DAFTAR PUSTAKA
27