Anda di halaman 1dari 33

BAB 3 KETERBUKAAN DAN JAMINAN

KEADILAN
1.Pengertian Keterbukaan dan keadilan
Kata keadilan sebenarnya berasal dari kata adil. Kata adil berasal
dari bahasa Arab adlyang berarti adil. Keadilan secara leksikal berarti
sama atau menyamakan. Menurut pandangan umum, keadilan yaitu
menjaga hak-hak orang lain. Definisi keadilan ialah memberikan hak
kepada yang berhak menerimanya. Keadilan sesungguhnya sudah
muncul sejak masa Yunani kuno.
Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan
transparan, yang secara harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata,
jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada
keraguan. Dengan demikian Keterbukaan atau transparansi adalah
tindakan yang memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas mudah
dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenarannya. Kaitannya dengan
penyelenggaraan pemerintahan, keterbukaan atau transparansi berarti
kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi faktual
mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan
pemerintahan.
Keterbukaan atau transparasi menunjukkan pada tindakan berbagai
kebijakan dalam suatu persoalan dengan tujuan memberikan informasi
faktual.Keadilan merupakan suatu tindakan yang tidak berdasarkan
kesewenang-wenangan.
Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal darai
kata adil yang berarti kejujuran, kelurusan dan keikhlasan dan tidak
berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang.
Menurut Ensiklopedi Indonesia kata Adil berarti :
Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.
Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus
diperolehnya.
Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan yang salah, jujur,
tepat menurut aturan yang berlaku.
Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan
sesuai hak dan kewajibannya.

A. MAKNA KETERBUKAAN DALAM


KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sudah
saatnya ditumbuhkan sikap keterbukaan dalam rangka memberikan
jaminan pemerataan terhadap hasil-hasil pembangunan. Sikap
keterbukaan sangat diperlukan dalam upaya pelaksanaan pembangunan
nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak dan bukan
kesejahteraan sekelompok orang.
Sikap keterbukaan dan keadilan perlu diterapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara baik oleh individu, masyarakat, maupun
pemerintah dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang
disebut masyarakat madani.
Salah satu dampak penyelennggaraan pemerintahan yang tidak
trnsparan adalah munculnya perilaku korupsi,kolusi,dan nepotisme
(KKN). perilaku tersebut sangat merugikan bangsa baik secara moril
maupun materiil.
Sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan
gernegara dapat diapresiasikan dalam berbagai lingkungan kehidupan
,baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat . dalam lingkup yang lebih
luas lagi, aikap tersebut harus diterapkan para penyelanggara negara
dalam lingkungan pemerintahan.
Pelaksanaan pembangunan nasional harus dilandasi oleh nilai-nilai
yang tercermin dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Prinsip keadilan sosial yang melandasi pelaksaan pembangunan nasional
di Indonesia adalah sebagai berikut.
Asas Adil dan Merata, yaitu mengandung arti bahwa pembangunan
nasional yang diselenggarakan itu pada dasarnya merupakan usaha
bersama yang harus merata disemua lapisan masyarakat Indonesia dan di
seluruh tanah air. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan
berperan dan menikmati hasil- hasilnya secara adil sesuai dengan nilainilai kemanusiaan dan darma baktinya yang diberikan kepada bangsa
dan negara.
Asas keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam peri
kehidupan, yaitu berarti bahwa dalam pembangunan nasional harus ada
keseimbangan antara berbagai kepentingan. Kepentingan tersebut adalah
kepentingan dunia dan akhirat, materiil dan spiritual.
2

Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan


transparan, yang secara harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata,
jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada
keraguan.
Dengan demikian Keterbukaan atau transparansi adalah tindakan
yang memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan
tidak disangsikan lagi kebenarannya. Kaitannya dengan
penyelenggaraan pemerintahan, keterbukaan atau transparansi berarti
kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi faktual
mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan
pemerintahan
Dalam teori demokrasi pemerintahan yang terbuka adalah suatu hal yang
esensial atau penting terutama akses bebas setiap warga negara terhadap
berbagai sumber informasi, supaya tidak terjadi saling curiga antar
individu, masyarakat dengan pemerintah. Keterbukaan dalam
penyelenggaraan yaitu setiap kebijakan haruslah jelas, tidak dilakukan
secara sembunyi, rahasia tetapi perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawabannya bisa diketahui publik dan rakayat berhak atas
informasi faktual mengenai berbagai hal yang menyangkut pembuatan
dan penerapan kebijakan.

Ada 3 alasan pentingnya keterbukaan dalam penyelenggaraan


pemerintahan :
1.

Kekuasaan pada dasarnya cenderung diselewengkan. Semakin


besar kekuasaan semakin besar pula kemungkinan terjadi
penyelewengan.
2.
Dasar penyelenggaraan pemerintahan itu dari rakyat oleh rakyat
dan untuk rakyat, agar penyelenggaraan pememrintahan itu tetap dijalur
yang benar untuk kesejahteraan rakyat.
3.
Dengan keterbukaan memungkinkan adanya akses bebas bebas
warganegara terhadap informasi yang pada gilirannya akan memiliki
pemahaman yang jernih sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam
menciptakan pemerintahan yang konstruktif dan rasional.
Ciri-ciri Keterbukaan
Sikap keterbukaan, merupakan prasyarat dalam menciptakan
pemerintahan yang bersih dan transparan. Keterbukaan juga merupakan
sikap yang dibutuhkan dalam harmonisasi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat
dilihat tentang ciri-ciri keterbukaan sebagaiberikut.
3

1) Terbuka (transparan) dalam proses maupun pelaksanaan kebijakan


publik.
2) Menjadi dasar atau pedoman dalam dialog maupun berkomunikasi.
3) Berterus terang dan tidak menutup-nutupi kesalahan dirinya maupun
yang dilakukan orang lain.
4) Tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak pada kecurigaan orang
lain.
5) Bersikap hati-hati dan selektif (check and recheck ) dalam menerima
dan mengolah informasi dari manapun sumbernya.
6) Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain.
7) Mau mengakui kelemahan atau kekurangan dirinya atas segala yang
dilakukan.
8) Sangat menyadari tentang keberagaman dalam berbagai bidang
kehidupan.
9) Mau bekerja sama dan menghargai orang lain.
10) Mau dan mampu menyesuaikan dengan berbagai perubahan yang
terjadi.
Ciri-ciri keterbukaan menurut David Beetham dan Kevin Boyle:
1.

Pemerintah menyediakan berbagai informasi faktual mengenai


kebijakan yang akan dan sudah dibuatnya.
2.
Adanya peluangnbagi publik dan pers untuk mendapatkan atau
mengakses berbagai dkumen pemerintah melalui parlemen.
3.
Terbukanya rapat-rapat pemerintah bagi publik dan pers, termasuk
rapat-rapat parlemen.
4.
Adanya konsultasi publik yang dilakukan secara sistematik oleh
pemerintah mengenai baerbagai kepemtingan yang berkaitan dengan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan.
Prinsip mengenai pemerintahan yang terbuka tidak berarti bahwa semua
informasi mengenai penyelenggaraan boleh diakses oleh publik.
Ada informasi tertentu yang tidak boleh diketahui oleh umum
berdasarkan undang-undang.
Menurut David Beetham dan Kevin Boyle ada 5 hal informasi yang
tidakboleh diketahui publik yaitu:
1.
2.
3.

Pertimbangan-pertimbangan kabinet.
Nasehat politis yang diberikan kepada menteri.
Informasi-informasi yang menyangkut pertahanan nasional,
kelangsungan hidup demokrasi dan keselamatan individu-idividu, warga
masyarakat.
4.
Rahasia perdagangan dari oerusahaan swasta.
5.
Arsip pribadi kecuali sangat dibutuhkan.
4

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Menurut Freedom of Information Act di Amerika Serikat, ada 9


informasi yang bersifat rahasia namun tidak wajib tergantung pada suatu
lembaga, yaitu :
Mengenai keamanan nasional dan politikluar negeri (rencana
militer, persenjataan, data iptek tentang keamanan nasional dan data
CIA)
Ketentuan internal lembaga.
Informasi yang secara tegas dilarang UU untuk diakses publik.
Informasi bisnis yang bersifat sukarela.
Memo internal pemerintah.
Informasi pribadi (personal privacy).
Data yang berkenaan dengan penyidikan.
Informasi lembaga keuangan.
Informasi dan data geologis dan geofisik mengenai sumbernya.
Dengan demikian, makna keterbukaan yang dimaksudkan adalah:

1.

Keterbukaan yang dimaksud adalah keterbukaan dalam iklim


politik, dimana setiap warga negara berhak mengemukakan pendapatnya
sejauh tidak bertentangan pancasila dan UUD 1945.
2.
Pemerintah dikatakan terbuka apabila memenuhi empat unsur
yaitu:

Pemerintah menyediakan berbagai informasi mengenai kebijakan


yang ditempuh.

Masyarakat dan media massa memiliki kesempatan yang luas


untuk mengetahui isi dokumen pemerintah.

Terbukanya sidang pemerintahan bagi masyarakat dan media


massa.

dan Adanya konsultasi publik yang dilakukan pemerintah secara


berencana.

B. PELAKSANAAN KETERBUKAAN DALAM


KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Sikap terbuka, adalah suatu sikap berupa kesediaan seseorang
untuk mau menerima terhadap hal-hal yang berbeda dengan kondisi
dirinya. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sikap terbuka
diperlukan terutama dalam hal menjaga keutuhan bangsa,mempererat
hubungan toleransi serta untuk menghindari konflik. Karena dengan
sikap terbuka yang ditunjukkan, maka setiap orang mau mengakui dan
menerima keberagaman sehingga melahirkan sikap toleran terhadap
orang lain.
Dalam kehidupan bernegara, pemerintah dan pejabat publik harus
juga mampu untuk bersikap terbuka dalam mengatur negara. Jika
pemerintah dan pejabat publik mau dan mampu melaksanakan dengan
prinsip keterbukaan atau transparansi, hal ini dapat meningkatkan
kepercayaan rakyat untuk berpartisipasi dalam membangun bangsa dan
negara.
Dan akan lebih baik lagi, jika pemerintah dan pejabat publik
mampu mewujudkan CleanGovernment atau pemerintah yang bersih,
tentu saja akan semakin menambah kepercayaan masyarakat secara luas.
Untuk mewujudkan sikap terbuka atau transparan tersebut,diperlukan
kondisi-kondisi sebagai berikut.
Terwujudnya nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsasebagai
sumber etika dan moral untuk berbuat baik danmenghindari perbuatan
tercela, serta perbuatan yang bertentangandengan hukum dan hak asasi
manusia.
Terwujudnya sila Persatuan Indonesia yang merupakan sila ketigadari
Pancasila sebagai landasan untuk mempersatukan bangsa.
Terwujudnya penyelenggara negara yang mampu memahami
danmengelola kemajemukan bangsa secara baik dan adil sehinggadapat
terwujud toleransi, kerukunan sosial, kebersamaan dankesetaraan
berbangsa.
Terwujudnya demokrasi yang menjamin hak dan
kewajibanmasyarakat untuk terlibat dalam proses pengambilan
keputusanpolitik secara bebas dan bertanggung jawab
6

sehinggamenumbuhkan kesadaran untuk memantapkan persatuan


bangsa.
Pulihnya kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara negaradan
antara sesama masyarakat sehingga dapat menjadi landasanuntuk
kerukunan dalam hidup bernegara.
Pada dasarnya kebijakan publik dan peraturan pelaksanaan yang
mengikutinya mengambil petunjuk umum dan ketentuan yang mengatur
masyarakat. Sehubungan dengan itu, semua kebijaksanaan publik dan
dan peraturannya membutuhkan dukungan masyarakat untuk bisa
efektif. Penentangan oleh masyarakat tehadap sejumlah kebijaksanaan
dan peraturan yang ada secara empirik lebih banyak dikarenakan oleh
kurangnya keterlibatan publik dalam tahap kebijaksanaan.
Jika hal itu dibiarkan begitu saja maka makin besar keinginan
rakyat untuk selalu mengadakan pembaharuan, tetapi rakyat tidak tau
arahnya sehingga mereka akan mudah kehilangan kendali dan
emosianal. Rakyat cenderung ingin membentuk suatu wadah dengan
kebijakan sendiri. Akibatnya, timbul konflik yang mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa. Sebaliknya, jika keterbukaan dan jaminan keadilan
selalu dipupuk dan diperhatikan akan menghasilkan suatu kebijakan
publik dan peratruran umum yang mengatur masyarakat dengan baik.
Kemudian bahwa nilai-nilai persatuan yang dirintis oleh pemuda
dan para pahlawan pejuang bangsa yang terkandung dalam sumpah
pemuda, kurang dikaji dan dipahami dalam kehidupan sehari-hari oleh
seluruh bangsa dan oleh setiap warga Negara. Nilai-nilai persatuan yang
telah dirintis oleh pemuda dan pejuang bangsa semakin memudar.
Sebagai akibatnya yang lebih jauh, timbul berbagai benih pemecahan
dan sikap serta tindakan yang mengarah keinginan beberapa daerah
Negara kesatuan Indonesia untuk melepaskan diri dari NKRI.
Keberhasilan hati dan kejernihan pikiran dalam melaksanakan hak
dan kewajiban dalam kehidupan sehari hari, terutama pemimpin bangsa
ini, bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang dicita-citakan, yaitu
masyarakat madani.
Misalnya,korupsi, kolusi, dan nepotisme dapat merusak
kesejahteraan kehidupan bangsa yang menjadi tujuan didirikannya
Negara kesatuan Republik Indonesia yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945. Menghapus keadilan sosial akan melahirkan ketimpangan.
Kurang transparannya pelaksanaan hak dan kewajiban para
pemimpin masyarakat, bangsa, dan Negara adalah penyebab utama
hancurnya Negara.

Prinsip keterbukaan menghendaki agar penyelenggaraan


pemerintahan dilkasanakan secara terbuka dan transparan, artinya
berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan haruslah jelas
tidak sembunyi-sembunyi dan rahasia melainkan perencanaan
pelaksanaan dan pertanggungjawaban harus diketahui publik serta rakyat
berhak atas informasi yang faktual mengenai penyelenggaraan
pemerintahan.
Keadilan merupakan suatu ukuran keabsahan suatu tatanan
kehidupan berbangsa bermasyarakat dan bernegara. Perwujudan
keadilan perlu diupayakan dengan memberikan jaminan terhadap
tegaknya keadilan.

C.

MAKNA KEADILAN

Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau pihak


lain sesuai dengan haknya. Yang menjadi hak setiap orang adalah
diakuai dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, yang
sama derajatnya, yang sama hak dan kewajibannya, tanpa membedakan
suku, keurunan, dan agamanya. Hakikat keadilan dalam Pancasila, UUD
1945, dan GBHN, kata adil terdapat pada:
1.
2.
3.

Pancasila yaitu sila kedua dan kelima


Pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV
GBHN 1999-2004 tentang visi
Keadilan berasal dari kata adil. Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia berasal dari kata adil yang berarti kejujuran, kelurusan dan
keikhlasan dan tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenangwenang.
Menurut Ensiklopedi Indonesia kata Adil berarti :

Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.


Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang
harus diperolehnya.
Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan yang salah,
jujur, tepat menurut aturan yang berlaku.
Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan
sesuai hak dan kewajibannya.
Menurut W.J.S. Poerwodarminto kata adil berarti tidak berat sebelah,
sepatutnya tidak sewenang-wenang dan tidak memihak.
Thomas Hobbes menjelaskan suatu perbuatan dikatakan adil apabila
telah didasarkan dengan perjanjian yang disepakati.

1.
2.
3.
4.
5.

Sehingga pengertian keadilan yang dimaksud di dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara:
Sebagai tindakan yang tidak berdasar kesewenang-wenangan.
Sebagai suatu tindakan yang berdasarkan norma.
Memberikan sesuatu kepada orang lain yang menjadi haknya.
Tidak berat sebelah atau tidak memilih ke salah pihak.
Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan
mana yang salah.

MACAM-MACAM KEADILAN
A.

Pembagian keadilan menurut Aristoteles:

1.

Keadilan Komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang


yang tidak melihat jasa-jasa yang dilakukannya atau keadilan yang
memberikan kepada masing-masing orang apa yang menjadi bagiannya
berdasarkan hak seseorang (diutamakan obyek tertentu yang merupakan
hak seseorang).
Contoh:

Adalah adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B


sejumlah yang mereka sepakati, sebab si B telah menerima barang yang
ia pesan dari si A.
Setiap orang memiliki hidup. Hidup adalah hak milik setiap
orang,maka menghilangkan hidup orang lain adalah perbuatan
melanggar hak dan tidak adil.
Keadilan Distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai
dengan jasa-jasa yang telah dibuatnya atau keadilan yang memberikan
kepada masing-masing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan asas
proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa atau
kebutuhan.
ContoH:

Adalah adil kalau si A mendapatkan promosi untuk menduduki


jabatan tertentu sesuai dengan kinerjanya selama ini.
Adalah tidak adil kalau seorang pejabat tinggi yang koruptor
memperoleh penghargaan dari presiden.

1.

Keadilan Kodrat Alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang


diberikan orang lain kepada kita.
2.
Keadilan Konvensional adalah seseorang yang telah menaati
segala peraturang perundang-undangan yang telah diwajibkan.
Contoh:

Adalah adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu


lalulintas.
Adalah adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna
jalan sesuai UU yang berlaku.
Keadilan Menurut Teori Perbaikan adalah seseorang yang telah
berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar.

10

B.

Pembagian keadilan menurut Plato:


1.
Keadilan Moral, yaitu suatu perbuatan dapat dikatakan adila
secara moral apabila telah mampu memberikan perlakuan yang
seimbang antara hak dan kewajibannya.
2.
Keadilan Prosedural, yaitu apabila seseorang telah mampu
melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah
diterapkan.
C. Notonegoro
Notonegoro menambahkan keadilan legalitas atau keadilan hukum yaitu
suatu keadan dikatakan adil jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
D. Socrates
Bahwa keadilan terrcipta bilamana setiap warga negara sudah merasakan
bahwa pemerintah telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
E. Kong Fu Tju
Keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, ayah sebagai ayah, bila raja
sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.
F. Thomas Hobbes
Keadilan adalah suatu perbuatan yang didasarkan pada perjanjian yang
telah disepakati.
Panitia Ad-hoc MPRS 1966
Keadilan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu;
1) Keadilan idividual.
Yaitu keadilan yang bergantung pada kehendak baik atau kehendak
buruk masing-masing individu.
2) Keadilan sosial
Yaitu keadilan yang pelaksanaannya tergantung pada struktur yang
terdapat dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan ideologi.
Dalam pancasila setiap orang di Indonesia akan mendapat perilaku yang
adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi dan kebudayaan.

11

Jenis-jenis Keadilan

Keadilan legal (iustitia Legalis), yaitu keadilan berdasarkan


Undang-undang (obyeknya tata masyarakat) yang dilindungi UU
untuk kebaikan bersama (bonum Commune).
Contoh:
Adalah adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu
lalulintas.
Adalah adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna
jalan sesuai UU yang berlaku.

Keadilan Vindikatif (iustitia vindicativa) adalah keadilan yang


memberikan kepada masing-masing orang hukuman atau denda
sesuai dengan pelanggaran atau kejahatannya.
Contoh:
Adakah adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena
kejahatan korupsinya sangat besar.
Adalah tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara
pencuri sebuah semangka dihukum berat.

Keadilan kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang


memberikan kepada masing-masing orang bagiannya berupa
kebebasan untuk mencipta sesuai dengan kreatifitas yang
dimilikinya di berbagai bidang kehidupan.
Contoh:
Adalah adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk
menulis, bersyair sesuai denga kreatifitasnya.
Adalah tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat hanya
karena syairnya berisi keritikan terhadap pemerintah.

Keadilan protektif (iustitia protectiva) adalah keadilan yang


memberikan perlindungan kepada pribadi-pribadi dari tindakan
sewenang-wenang pihak lain.

Keadilan Sosial
Menurut Franz Magnis Suseno, keadilan sosial adalah keadilan
yang pelaksanaannyatergantung dari struktur proses eknomi,
politik, sosial, budaya dan ideologis dalam masyarakat. Maka
struktur sosial adalah hal pokok dalam mewujudkan keadilan
sosial. Keadilan sosial tidak hanya menyangkut upaya penegakan
12

keadilan-keadilan tersebut melainkan masalah kepatutan dan


pemenuhan kebutuhan hidup yang wajar bagi masyarakat.

D. PENTINGNYA KETERBUKAAN DAN JAMINAN


KEADILAN
Negara neningkatkan spesialisasinya dibidang keamanan dan
ketertiban umum, yang berarti menjamin keselamatan jiwa dan harta
benda warga negaranya.
Negara meningkatkan spesialisasi di bidang pertahanan Negara.
Julius Caesar pernah mengatakan bahwa kalau menghendaki
perdamaian, siapkanlah peperangan (civis pacem para bellum).
Negara meningkatkan profesionalisme dalam pemerintahan dalam
negeri, melalui terlaksananya hubungan timbal-balik yang erat antara
unitpemerintahan pusat dan unit-unit pemerintahan terkecil.
Aktivitas tersebut ada yang bersifat routine (rutin), dan ada pula
yang bersifat future (perencanaan kedepan).
a. Aktifitas yang bersiafat rutin selalu dilakukan secara berulang-ulang,
seperti pemeliharaan kesehatan rakyat, perawatan invrastruktur, atau
pemungutan pajak.
b. Aktifitas yang bersifat future adlah persiapan untuk menghadapi masa
depan.
Sehubungan dengan ini, James Wilford Garner berpendapat bahwa
Negara memiliki 3 tujuan berikut:
a.Tujuan Negara yang asli (utama, langsung)
b.Tujuan Negara sekunder
c.Tujuan Negara dalam bidang peradaban
A. Penyelenggaran Pemerintah yang Tidak Transparan
1. Penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
Birokrasi pemerintah mendominasi rakyat melalui kekuasaan yang
disandangnya sehingga terbentuk hubungan yang tidak imbang antara
13

birokrasi pemerintah yang berkuasa dengan rakyat yang di kuasai.


Prilaku birokasi selalu di warnai dengan sikap sopan yang harus
dilakukan oleh orang yang kekuasaanya lebih rendah. Ini berdampak
pada lemahnya kreatifitas dan efektifitas pelayanan public. Selain itu,
pada akhirnya birokrat bawahan tidak mempunyai inisiatif sendiri.
Reformasi birokrasi harus meliputi perubahan sistem politik dan hokum
secara menyuluruh, perubahan sikap mental dan budaya birokrat, serta
perubahaan pola piker dan komitmen pemerimtah serta partai politik.
Harus terdapat kejrlasan batas antara pejabat karier dan pejabat politik,
baik birokrasi pusat maupun daerah. Menurut Eko Prasojo (2005), ada
dua arah yang harus di tuju oleh komitmen dan national leadership
dalam penciptaan good governance di Indonesia.
2. Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Tidak Transparan
Pendapat tentanga penyimpangan kekuasaan pertama kali dikemukakan
oleh Lord Acton, bahwa The power Tends To Corrupt . . . (kekuasaan
cenderung untuk korupsi). Bahkan , . . . And Absolute Power corrupts
Absolutely ( . . . dan kekuasaan yang absolut menyebabkan korup yang
absolut pula).
Pendapat di atas tampaknya cocok dengan kondisi pemerintahan di
Indonesia selama lebih dari 30 tahun di bawah kekuasaan pemerintahan
orde baru yang otoriter. Untuk melaksanakan keinginan politik (Political
Will ) dari MPR tersebut, di bentuklah Undang-undang baru sebagai
berikut.
1.UU No.28 tahun 1998 Tentang penyelenggaraan Negara yang bersih
dari KKN. Keluarnya UU ini berarti UU No.3 tahun 1971 tentang
pemberantasan korupsi diperbaharui.
2.Presiden selaku kepala Negara membentuk komisi Pemeriksaan
Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN) berdasarkan Keppres No. 127 tahun
1999 sebagai lembaga independen.
Ternyata upaya di atas hanyalah sebatas peraturan yang hanya berfungsi
sebagai slogan semata.
Dalam laporan Word Economic Forum yang berjudul The Global
Competitiveness Report 1999, kondisi Indonesia yang tertburuk di
antara 59 negara yang di teliti.
14

Adapun dampak dari pemerintahan yang tidak transparan sebagai


berikut.
1.Tumbuh dan berkembangnya KKN ( Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme )
ada hampir semua aspek kehidupan yang melingkupi semua tingkat.
2.Pejabat atau Kepala daerah yang terpilih karena politik uang, setelah
memerintah atau memegang kekuasaan akan selalu memikirkan dan
menyusun straregi bagaimana modalnya bisa kembali. Akibatnya,
terjadilah berbagai penyunatan anggaran bagi rakyat miskin.
3.Menimbulkan kesengsaraan dan kemiskinan yang semakin dalam.
Akses orang miskin terhadap fasilitas public akan terus dikurang
( mungkin sampai 0%)
4.Menimbulkan jurang pemisah yuang begitu dalam antara si kaya dan si
miskin . akibatnya, masyarakatb yang adil dan makmur semakin sulit
diwujudkan.
B. Sikap Keterbukaan Dan Keadilan
1.Sikap Keterbukaan dan Keadilan Dalam Kehidupan
Bermasyarakat,Berbangsa Dan Bernegara Prasyarat keterbukaan harus
di mulai dari penguasa dan rakyatnya. Rakyat harus melakukun control
bagi terwujudnya sebuah system pemerintahaan yang berisi dan
transparan.
Adapun syarat-syarat bagi terwujudnya pemerintahan yang terbuka
(transparan) dan bersih adalah sebagai berikut :
a.Control internal penyelenggaraan Negara berupa penanaman
keimanaan yang berdimensi akhlak atau moral individu.
b.Perbaikan control masyarakat. Masyarakat perduli terhadap tindak
korupsi yang di lakukan oleh anggota masyarakat dan penyelenggaraan
15

Negara
c.Perbaikan budaya yang kondistif, dengan cara memperbaiki bidaya
yang sudah rusak, misalnya budaya yang menganggap pejabat kaya raya
adalah lumrah, budaya takut mengkritik dan budaya takut mengontrol.
d.Perbaikan system politik yang menciptakan keterbukaan dan
melibatkan control masyarakat dalam penyelenggaraan Negara.
2.E-Government : Keterbukaan Pemerintah di Era Digital
a.Penggunaan teknologi informasi (salah satunya adalah internet)
sebagai alat bantu.
b.Tujuan pemanfaatanya sehingga pemerintah dapat berjalan lebih
efesien.
3.Tahapan dan Manfaat E-Government
Model e-government yang di terapkan di luar negri adalah empat tahap
perkembangan e-government dalam perencanaan jangka panjang.
Sebagai contoh adalah model penahapan e-government yang di terapkan
di Salandia Baru yang di gambarkan memiliki empat tahap atau fase.
Fase pertama, fase penampilan website (web presence).
Fase kedua, interaksi. Fase ketiga, transaksi. Keempat, fase transformasi.
Dalam e-government, informasi, komunikasi, dan transaksi antara
masyarakat dan pemerintah di lakukan melalui internet. Kegunaan lainya
adalah kecepatan pelayanaan, yang berarti penghematan yang sangat
besar, baik dalam waktu maupun energy atau sumber daya.
4.Bentuk Penerapan E-government
Penggunaan e-government menghasilkan hubungan dalam bentuk
seperti : G2C (government To Citizen), G2B (Government To Business
Enterprises), dan G2G ( inter-agency relationship ).
Bentuk-bentuk pelayanaan yang di berikan dapat berupa :
a. Pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk/pelajar) Dan paspor;
b. Pembayaran pajak, listrik, dan lain-lain;
c. E-employment;
d. E-procurement (tender melalui internet)
e. Pendaftaran pemilu (election card);
f. Penyampain keluhan atas jumlah dan kualitas pelayanan;
16

g. Saran-saran atas proses pelayanaan;


h. Saran-saran politik, baik pada level kebijakan maupun personal;
i. Informasi tentang kegiatan (event) pemerintah maupun masyarakat;
j. Informasi kredit/pinjaman, kesehatan, nomor pokok wajib pajak
(NPWP); dan
k. Pelayanan hukum dan statistic (kelahiran, pernikahan, dan kematian,
sertifikat tanah, dan izin usaha).

5.Penerapan dan Tantangan


Kehadiran teknologi informasi yang berbasiskan internet di institusi
pemerintah ditandai dengan munculnya berbagai website di tiap-tiap
instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah ,
Tantangan berikutnya adalah adnya hambatan dalam dalam mekanisme
pasar yang memperlambat laju penetrasi perasaan jaringan informasi dan
pemanfaatanya bagi kegiatan penerintahan, bisnis, pelayanan public,
serta kegiatan masyarakat.
masih adanya daerah serta kelompok social yang sukar mendapatkan
pelayanaan jaringan informasi secara konsional merupakan tantangan
yang juga harus di hadapi. Apabila tidak di atasi secara khusus, maka
dapat mengakibatkan timbulnya Digital DVD.
C. Kesejahteraan Sosial: Hak Masyarakat dan Kewajiban Negara
Keadaan social yang telah menghasilkan banyak orang miskin baru ini
merupakan masalah social yang penting untuk Negara di atasi. Jumlah
siswa yang harus putus sekolah menigkat tajam di saat wajib belajar
sedang giat-giatnya di galakan.

1)Jaminan UUD 1945


Dengan berjalanya mekanisme ekonomi kerakyatan yang menciptakan
kesempatan yang adil terhadap sumber-sumber modal kesejah teraan
masyarakat dapat di pelihara
agar tidak jatuh kejurang kemiskinan. Akumulasi modal yang hanya
berputar pada segelintir kalangan masyarakat pada masa Orde Baru
merupakan kejahatan struktur yang tidak boleh terulang kembali.

17

2)Bantuan Dan Rehabilitasi Sosial


Bantuan social adalah bantuan bersifat sementara yang di berikan
kepada fakir miskin agar mereka dapat meningkatkan taraf kesejahteraan
sosialnya. Sesuai dengan asas kekeluargaan yang di anut, maka sarana
usaha ekonomi produktif tersebut di berikan dan di kelola dalam sebuah
kelompok usaha bersama yang ada dalam pembinaan pemerintah.

3)Proses Pemberian Bantuan


Dalam proses rehabilitasi social ini, fakir miskin berhak untuk
mendapatkan pembinaan kesadaran bersuadaya, pembinaan, mental,
pembinaan fisik, pembinaan keterampilan dan pembinaan kesadaran
hidup bernasyarakat.

4)Jaringan Pengamanaan Nasional


Salah satu bentuk pelaksanaan program ini adalah kemitraan dengan
perusahaan-perusahaan yang mampu bertahan untuk menampung tenaga
kerja yang terkena PHK

5)Partisipasi Masyarakat
Salah satunya adalah keputrusan Mentri Sosial No.19 tahun 1998, yang
memberikan weenang kepada masyarakat yang menyelengarakan
pelayanaan kesejahteraan social bagi fakir miskin untuk melakukan
pengumpulan dana serta menerima dan menyalurkan zakat, infak, dan
sedekah.

6)Transparansi
Langkah Transparansi harus di lakukan agar evesiensi bantuan dapat
terjamin. Adanya transparansi sangat di butuhkan dalam proses
pemberian bantuan untuk memberikan kepastian bahwa dana bantuan

18

telah di manfaatkan sesuai dengan peruntukanya.

7)Hak Dan Kewajiban Dalam Jaminan Kesejahteraan Sosial


Warganegara memiliki hak sekaligus kewajiban dalam penyelenggaraan
kesejahteraan :
a. Setiap warganegara berhak atas taraf kesejahteraan social yng sebaikbaikya
b. Fakir miskin berhak mendapatkan pemeliharaan dari Negara.
c. Fakir berhak mendapatkan sarana bantuan dan rehabilitas social [pasal
2 peraturan pemerintah RI no.42 tahun 1981.
d. Setiap warga Negara wajib ikut serta dalam usaha-usaha kesejahteraan
sosial.
e. Pemerintahan wajib mengusahakan system ekonomi yang berpihak
pada rakyat bayak.

8) menurut sulatsmo besar Dari perubahan [ amandemen ] UUD 1945


adalah perubahan pasal 34 ayat 2 yang secara tegas menunjukkan
keinginan politik untuk melaksanakan system jaminan sosial dalam
mewujudkan kesejahtaraan rakyat.

19

E. HAK DAN KEWAJIBAN PENYELENGGARA


NEGARA DALAM RANGKA KETERBUKAAN
DAN KEADILAN
Pasal 5 UU No. 8 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara
yang bersih dan bebas dari KKN, menyatakan setiap penyelenggaraan
negara berkewajiban untuk:
1. Mengucapkan sumpah atau janji sesuai dengan agamanya
sebelum memangku jabatannya.
2. Bersedia diperiksa kekayaannya sebelum, selama, dan setelah
menjabat.
3. Melaporkan dan mengumumkan kekayaannya sebelum dan
sesudah menjabat.
4. Tidak melakukan perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
5. Melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan suku, agama,
ras, dan golongan.
6. Melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan
tidak melakukan perbuatan tercela, tanpa pamrih baik untuk
kepentingan pribadi, keluarga, kroni maupun kelompok, dan
tidak mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
7. Bersedia menjadi saksi dalam perkara korupsi, kolusi, dan
nepotisme serta dalam perkara lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yg berlaku.
Adapun setiap penyelenggara negara berhak (Pasal 4, UU No. 28 tahun
1999) sebagai berikut.

1. Menerima gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Menggunakan hak jawab terhadap setiap teguran, tindakan
dari atasannya, ancaman hukuman, dan kritik masyarakat.
3. Menyampaikan pendapat dimuka umum secara bertanggung
jawab sesuai dengan kewenangannya.
4. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
20

F. ASAS PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM


RANGKA KETERBUKAAN, DAN KEADILAN

Asas-asas penyelenggaraan negara (Pasal 3, UU No. 28 tahun


1999) sebagai berikut.

1. Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang


mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan,
kepatuhan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara
negara.
2. Asas tertib penyelenggaraan negara adalah asas yang menjadi
landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam
pengendalian penyelenggara negara.
3. Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif.
4. Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan
tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, dan rahasia
negara.
5. Asas proposionalitas adalah asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.
6. Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian
yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk mewujudkan cita-cita Good Governance
langkah-langkah yang harusdiprioritaskan adalah :
a.Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan.Lembaga ini harus
mampu menyerap dan mengartikulasikan berbagai aspirasi masyarakat
dalam berbagai bentuk program pembangunan yang berorientasi pada
21

kepentingan masyarakat serta mendelegasikannya pada eksekutif untuk


merancang program-program yang operasional
b.Kemandirian lembaga peradilan Harus diupayakan terciptanya
lembaga peradilan dan aparat penegak hukum yang mandiri, profesional
dan bersih sebagai syarat mutlak terwujudnya Good Governance
c.Aparatur pemerintahan yang profesional dan berintegritas Jajaran
birokrasi (para birokrat) harus memiliki kemampuan profesional yang
baik,memiliki integritas, berjiwa demokratis dan memiliki akuntabilitas
yang kuat sehingga memperoleh legitimasi dari rakyat yang
dilayaninya.Masyarakat madani yang kuat dan partisipatif Partisipasi
masyarakat sipil merupakan keharusan dalam mewujudkan Good
Governance. Masyarakat yang cerdas, terdidik dan kritis merupakan
sumber daya manusia yang potensial yang mendukung terciptanya
pemerintahan yang baik.
e.Otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk
melakukan pengelolaan sektor-sektor tertentu sehingga daerah menjadi
kuat dan dinamis sertamencegah terjadinya sentralisasi kekuasaan pada
pemerintah pusat

22

G. AKIBAT PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN YANG TIDAK MEMENUHI
ASAS KETERBUKAAN
Akibat yang secara langsung dari penyelenggaraan pemerintahan
yang tidak transparan adalah terjadinya korupsi politik yaitu
penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi atau
kelompok. Di mas orde baru koruosi politik hampir disemua tingkatan
pemerinah, dari pemerintahan desa sampai tingkat pusat. Negara kita
saat itu termasuk salah satu negara terkorup di dunia. Korupsi politik itu
membawa akibat lanjutan yang luar biasa yaitu krisis multi deminsional
di berbagai bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya,
pertahanan keamanan, krisis kepercayaan rakyat kepada pemerintah,
krisis moral dipemerintahan.
Di bidang politik, lembaga politik baik eksekutif, legislatif dan
yudikatif tak berfungsi optimal. Mereka sangat sedikit menghasilkan
kebijakan yang berpihak untuk kepentingan umum. Sering kali
kebijakan itu sebagai proyek untuk memperkaya diri. Yudikatif sering
memutuskan yang bertentangan rasa keadilan, sebab hukum bisa dibeli.
Di bidang Ekonomi, semua kegiatan ekonomi yang bersinggungan
dengan birokrasi pemerintahan di warnai uang pelicin asehingga
kegiatan ekonmi berbelit-belit dan mahal. Invesrtor menjadi enggan
berinvestasi karena banyak perizinan sehingga perekonomian tidak
tumbuh maksimal.
Di bidang sosial, budaya dan agama, terjadi pendewaan materi dan
konsumtif. Hidup diarahkan semarta untuk memperoleh kekayaan dan
kenikmatan hidup tanpamemperdulikan moral dan etika agama seperti
korupsi.
Di bidang pertahanan dan keagamaan, terjadi ketertinggalan
profesinalitas aparatyaitu tidak sesuai dengan tuntutan zaman sehingga
aparat keamanan tidak mampu mencegah secara dini gejolak sosial dan
gangguan keamanan.
Pemerintahan yang tertutup atau tidak transparan berarti
pemerintahan yang tidak menerapkan atau tidak dapat menunjukkan
unsur, ciri dan asas penyelenggaraan pemerintahan yang transparan.
Bentuk bentuk pemerintahan yang tidak transparan adalah :
a.Monarki absolut
b.Tirani
c.Otokrasi
23

d.Oligarki
e.diktatoris
Secara umum faktor penyebab terjadinya penyelenggaraan pemerintahan
yang tidak transparan adalah :
a.Pengaruh kekuasaan
b.Moralitas
c.Sosial ekonomi
d.Politik dan hukum
Akibat dari penyelenggaraan pemerintahan yang tertutup adalah :
a.Rendah atau bahkan hilangnya kepercayaan warga negara terhadap
pemerintah
b.Rendahnya partisipasi warga negara terhadap kebijakan yang dibuat
oleh pemerintah
c.Sikap apatis warga negara dalam kehidupan pemerintahan
d.Krisis moral dan akhlak yang berdampak pada ketidak adilan,
pelanggaran hukum dan HAM
e.Berkembangnya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) akibat apatisme
warga negara
Upaya pencegahan terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang tidak
transparan dapatdilakukan melalui keterlibatan seluruh komponen
bangsa dalam bentuk :
a.Kelembagaan formal yaitu komitmen pemerintah dan lembagalembaga negara yangdidukung dengan perangkat perundang-undangan
untuk mewujudkan pemerintahanyang efektif dan efisien dan transparan.
b.Lembaga Swadaya Masyarakat dan media massa yang melakukan
fungsi kontrolterhadap kebijakan pemerintah dan pruduk-produk
legislatif.
c.Keterlibatan masyarakat melalui pemberdayaan dan kesadaran akan
hak dankewajiban sebagai warga negara untuk berperan aktif dalam
kehidupan berdemokrasi
d.Jalur pendidikan secara formal yang memperkenalkan nilai-nilai
kejujuran dan pentingnya transparansi dalam pemerintahan melalui
pembelajaran di sekolah
24

H. BERPARTISIPASI DALAM UPAYA


MENINGKATKAN JAMINAN KETERBUKAAN
1. Prinsip Universal
(1) System jaminan sosial adalah sebuah instrument sosial untuk
mewujudkan kesejshteraan rakyat .masyarakat juga harus memikul
kewajiban untuk memikul kewajiban untuk memperoleh tingkat
kesejahtaraannya sendiri.
2. Sistem Jaminan Nasional
Kegotongroyongan ini tercermin dari konstribusi masing-masing, yang
di tetapkan berdasafkan angka relative dan pendapatan.
Pertama, untuk membangunsistem jaminan sosial diperlukan solidaritas
sosial, kegotongroyongan antara seluruh lapisan masyarakat.
Kedua, kepersertaan system jaminan sosial bersifat wajib, sesuai
perundangan yang berlaku.
Ketiga, penyelenggaraan system jaminan sosial harus bersifat non profit
(nirlaba), meskipun harus dilakukan sesuai prinsip-prisip
penyelenggaraan yang baik (good governance)
Keempat, penyelenggaran system jaminan sosial harus mengacu
prinsip-prinsip yang aman .tidak boleh mengacu likuiditas
penyelenggaraan program .
Kelima, sistem jaminan sosial di selenggarakan melalui mekanisme
asuransi sosial,sehingga prinsip hokum bilangan banyak [the law of
large numbers] harus di pegang teguh.
Keenam, sistem jaminan sosial hendaklah dibedakan dengan bantuan
sosial yang seluruh biayanya dijamin Negara.
LANGKAH-LANGKAH YANG DIPERLUKAN
Persepsi yang harus dilakukan di samakan itu diantaranya adalah;

25

Pertama , wujud kegotongroyongan yang belum berjalan sebagaimana


mestinya .
Kedua ,prinsip pengelolaan dana yang belum sesuai dengan prinsipprinsip sebagaimana di kemukakan di atas .
Ketiga, kebijakan investasi dana tampaknya juga belum terarah. Aspek
kehati-hati serta keamanan investasi masih perlu ditingkatan.
Keempat, pemahaman terhadap prinsip asuransi sosial bahwa
mekanisme asuransi harus mempertimbangkan sungguh-sungguh hukum
bilangan banyak (the law of large numbers).

1. BERSIKAP POSITIF:
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong royongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
4. Suka bekerja keras.
5. Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk
mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

2. Pengawasan terhadap aparatur negara :

26

1. Pelaksanaan tugas umum pemerintahan dilakukan secara


tertib berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai dengan
rencana dan program pemerintah dengan sasaran yang
ditetapkan.
3. Hasil-hasil pembangunan dapat menjadi umpan balik
berupa pendapat, kesimpulan, dan saran terhadap
kebijaksanaan, perencanaan, pembinaan, dan
pembangunan.
4. Sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan,
kebocoran, dan penyimpangan dalam penggunaan
wewenang, tenaga, uang, dan serta perlengkapan milik
negara.

I. BERPARTISIPASI DALAM UPAYA


PENINGKATAN JAMINAN KEADILAN
27

Usaha-usaha mewujudkan jaminan keadilan di berbagai bidang antara


lain sebagai berikut.
a. Bidang Hukum
upaya meningkatkan jaminan keadilan dalam bidang hukum.
Misalnya:
1) Memberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
2) Asas praduga tidak bersalah.
3) Memberi kesempatan kepada setiap orang mendapatkan
perlindungan hukum.

b. Bidang politik
upaya meningkatkan keadilan dalam bidang politik.
Misalnya:
1) Memberikan kesempatan pada setiap orang untuk berserikat,
berkumpul, dan memilih organisasi.
2) Memperlakukan partai politik atau organisasi lain secara sama.
3) Menghargai hak-hak kaum atau kelompok minoritas

c. Bidang Ekonomi
upaya meningkatkan keadilan dalam bidang ekonomi.
Misalnya:
1) Memberi upah dan penghargaan sesuai dengan prestasi dan
kemampuan.
2) Pemerataan hasil pembangunan kepada daerah sesuai dengan
besarnya sumbangan daerah tersebut.
3) Memberi subsidi pada penduduk daerah yang tidak mampu.

d. bidang Sosial Budaya


upaya meningkatkan keadilan dalam bidang sosial budaya.
28

Misalnya:
1) Memberi kesempatan sama pada kebudayaan daerah untuk
berkembang.
2) Menyantuni fakir miskin dan anak terlantar
3) Tidak memberi perlakuan diskriminatif terhadap orang yang
berbeda status sosial atau budaya.

e. Bidang Pendidikan
upaya meningkatkan keadilan dalam bidang pendidikan.
Misalnya:
1) Pembangunan gedung sekolah di daerah terpencil dan daerah
rawan.
2) Beasiswa pendidikan bagi anak dari keluarga tidak mampu.
Seleksi penerimaan siswa baru semata-mata berdasarkan hasil tes.

PENUTUP

29

Kesimpulan:
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), kata
keterbukaan berasal dari buka, yang berarti keadan terbuka. Arti
keterbukaan adalah memberi peluang pihak luar untuk masuk dan
menerima berbagai hal dari luar untuk masuk. Makna keterbukaan ini
dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan baik aspek ilmu
pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, ideologi, paham dan aliran
maupun ekonoim. Suatu bangsa yang tidak terbuka dengan bangsa
lainnya akan menerima akibatnya yakni dikucilkan dari pergaulan
internasional yakni dikucilkan dari pergaulan internasional. Oleh karena
itulah komunikasi dan informasi menjadi bagian penting dan mutlak
bagi suatu Negara.
Terkait dengan kehidupan berbangsa dan bernegara makna
keterbukaan memiliki dimensi luas dan kompleks, yaitu bagaimana
suatu negara yang memiliki batas-batas territorial dan kedaulatan tidak
akan berdaya untuk menepis masuknya informasi, komunikasi dan
transportasi yang dilakukan oleh masyarakat di luar perbatasan
Dengan keterbukaan dan jaminan keadilan, masyarakat akan lebih
mudah dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat yang membangun.
Aspirasi dan pendapat itu ditampung dan diseleksi, kemudian dijadikan
suatu keputusan bersama yang bermanfaat.

KATA PENGANTAR
30

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas


limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
KETERBUKAAN DAN JAMINAN KEADILAN.
Makalah ini merupakan hasil kerja kami. Materi dari
makalah ini telah disesuaikan dengan topik pembahasan dari
bab 3, makalah ini juga menyajikan komponen yg diarahkan
untuk merangsang siswa berpikir kritis dan kreatif.
Keunggulan dari makalah ini adalah ketepatan kami dalam
bekerja serta menanam kedisiplinan dalam bekerja.
Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Guru yang telah mengajari kami dalam pembuataan
makalah ini. Demikian pula, kepada teman-teman kami yang
telah bersedia memberikan kami waktu untuk mendengarkan
makalah kami.

DAFTAR ISI
31

- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- PENDAHULUAN

BAB 3 KETERBUKAAN DAN JAMINAN KEADILAN


A. MAKNA KETERBUKAAN DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
B. PELAKSANAAN KETERBUKAAN DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
C. MAKNA KEADILAN
D. PENTINGNYA KETERBUKAAN DAN JAMINAN KEADILAN
E. HAK DAN KEWAJIBAN PENYELENGGARA NEGARA
DALAM RANGKA KETERBUKAAN DAN KEADILAN
F. ASAS PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM RANGKA
KETERBUKAAN, DAN KEADILAN
G. AKIBAT PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG
TIDAK MEMENUHI ASAS KETERBUKAAN
H. BERPARTISIPASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN
JAMINAN KETERBUKAAN
I. BERPARTISIPASI DALAM UPAYA PENINGKATAN JAMINAN
KEADILAN

Pendahuluan

32

Negara wajib untuk menciptakan kondisi masyarakat agar mampu


berprestasi serta bertanggung jawab terhadap kemajuan dari berbagai
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Keterbukaan dan jaminan keadilan merupakan dua hal yang tak
dapat dipisahkan satu sama lainnya. Keterbukaan (transparan) bertolak
dari kejujuran dalam melaksanakan hak dan kewajiban baik sebagai
warga negara maupun sebagai kantor Negara.
Dengan keterbukaan dan jaminan keadilan, masyarakat akan lebih
mudah dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat yang membangun.
Aspirasi dan pendapat itu ditampung dan diseleksi, kemudian dijadikan
suatu keputusan bersama yang bermanfaat. Berbagai aspirasi yang telah
menjadi keputusan bersama dapat menjadikan bangsa ini mudah
mencapai suatu keadilan. Jika masyarakat suatu bangsa telah ikut
berperan dan munyumbangkan aspirasi dan pendapatnya, asosiasi akan
lebih mudah terwujud. Hal itu dikarenakan mereka merasa memiliki
cita-cita, tujuan, dan peranan yang sama ketebukaan yang mensyaratkan
kesediaan semua pihak untuk menerima kenyataan merupakan pluralitas.
Selain itu, di dalamnya juga muncul perbedaan pendapat.

33

Anda mungkin juga menyukai