Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

SISTEM
DISTRIBUSI

Parameter Listrik pada Sistem


Distribusi
Oleh :

Faishal Ramadhiansya h Nugraha


Muhammad Rafsanjani

Pentingnya Keandalan
Pemadaman listrik yang terlalu sering dengan waktu padam yang lama dan tegangan listrik
yang tidak stabil, merupakan refleksi dari keandalan dan kualitas listrik yang kurang baik,
dimana akibatnya dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan.
Sistem tenaga listrik yang andal dan energi listrik dengan kualitas yang baik atau memenuhi
standar, mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat modern
karena peranannya yang dominan dibidang industri, telekomunikasi, teknologi informasi,
pertambangan, transportasi umum, dan lain-lain yang semuanya itu dapat beroperasi
karena tersedianya energi listrik. Perusahaan-perusahaan yang bergerak diberbagai bidang
sebagaimana disebutkan diatas, akan mengalami kerugian cukup besar jika terjadi
pemadaman listrik tiba-tiba atau tegangan listrik yang tidak stabil, dimana aktifitasnya akan
terhenti atau produk yang dihasilkannya menjadi rusak atau cacat.
Negara-negara yamg memiliki sistem pembangkit, transmisi dan distribusi energi listrik
dengan teknologi dan peralatan mutakhir serta manajemen yang baik seperti Amerika
Serikat, Jepang, Perancis dan negara-negara maju lainnya benar-benar memberikan
perhatian khusus terhadap keandalan dan kualitas listrik karena pengaruhnya yang krusial
terhadap roda perekonomian.

KONSEP DASAR KESTABILAN SISTEM TENAGA LISTRIK


Kestabilan suatu peralatan atau sistem secara umum dapat didefenisikan
sebagai probabilitas suatu alat atau sistem untuk menyelenggarakan tujuannya
secara cukup untuk periode waktu tertentu dan kondisi operasi tertentu ".
Dari defenisi diatas untuk melakukan analisa kestabilan terhadap keandalan
suatu system maka terdapat empat unsur yang penting di analisa.
Probabilitas
Kecukupan performance
Waktu
Kondisi operasi
Untuk kepentingan konsumen dalam penyaluran listrik yang handal, factor
utama yang dijadikan tolok ukur adalah frekuensi dari gangguan, durasi dari tiap
gangguan dan harga suatu tempat konsumen atas suplay listrik pada saat suplay
tidak tersedia.
Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Sistem Distribusi Keandalan sebuah
sistem distribusi pada dasarnya ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
Konfigurasi dari sistem distribusi
Keandalan masing masing komponen
tersebut.

yang

menyusun sistem distribusi

Pengaturan operasi saluran distribusi


Sistem distribusi dengan konfigurasi tertentu dapat lebih andal dari sistem
distribusi konfigurasi lain, walaupun masing-masing mempunyai komponen yang
sama. Makin andal suatu konfigurasi, maka biayanya juga semakin mahal. Hal ini
misalnya dapat dilihat pada sistem konfigurasi radial dan sistem konfigurasi
spindle, dimana sistem konfigurasi spindle lebih andal, karena dilengkapi dengan
gardu hubung dan express feeder sehingga memungkinkan gardu distribusi
salah satu feeder disuplai oleh express feeder, tetapi dengan sendirinya
investasi yang harus ditanamkan lebih mahal yaitu untuk biaya gardu hubung
dan express feeder terse but. Sedangkan keandalan dari masing - masing
komponen distribusi tersebut dapat dilihat dari kegagalan yang terjadi dari
komponen itu sendiri. Terjadinya kegagalan komponen distribusi dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yang antara lain
a) Faktor dalam yaitu kegagalan yang terjadi karena kondisi komponen itu
sendiri seperti sarnbungan kabel yang tidak sernpurna, isolasi buruk dan
lain-lain.
b) Faktor luar : yaitu kegagalan yang terjadi diluar seperti tingginya
kelembaban pada gardu, pencemaran udara, dan lain-lain. Disamping
hal-hal yang tersebut diatas tadi, ada pula faktor-faktor diluar sistem
distribusi yaitu terjadinya gangguan pada transmisi sehingga akan
mempengaruhi keandalan sistem distribusi yang telah mempunyai
keandalan yang tinggi sekalipun.

Parameter Keandalan Sistem Distribusi Untuk menentukan keandalan sebuah


sistem distribusi tenaga listrik, terlebih dahulu memahami beberapa pengertian
dasar yang berkaitan dengan keandalan yaitu gangguan pemutusan daya dan
laju kegagalan. Gangguan Menggambarkan keadaan suatu komponen pada saat
komponen itu tidak dapat melaksanakan fungsinya disebabkan adanya beberapa
kejadian yang berhubungan secara langsung dengan komponen itu. Suatu
gangguan pada sistem. distribusi dapat menyebabkan pemutusan pelayanan
dalam waktu singkat maupun lama tergantung konfigurasi sistem distribusi yang
bersangkutan.
Gangguan ini. dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu gangguan paksa transient,
gangguan paksa menetap dan gangguan terjadual.
Gangguan paksa transient adalah gangguan komponen yang penyebabnya
dapat diatasi segera. oleh komponen itu sendiri, sehingga kornponen yang gagal
tersebut segera berfungsi kembali. Waktu pemutusan pelayanan terjadi relatif
singkat.

Gangguan paksa menetap adalah gangguan pada komponen yang


penyebabnya tidak dapat dengan segera diatasi oleh komponen itu sendiri,
tetapi harus diperbaiki atau diganti untuk mengembalikan fungsinya yang
semula. Waktu pemulihan akibat gangguan ini cukup lama.
Gangguan terjadwal adalah gangguan yang disebabkan oleh komponen
sistem yang sengaja dilepas dari pelayanan pada periode waktu yang telah
ditentukan. Misalnya rehabilitasi atau pemasangan komponen baru. Gangguan
jenis ini masih dapat ditunda, diluar keadaan ini disebut gangguan paksa.
Pemutusan daya Adalah terhentinya penyaluran catu daya pada konsumen atau
fasilitas lainnya yang diakibatkan satu atau lebih komponen yang terganggu dari
konfigurasi sistem Laju kegagalan Adalah banyaknya kegagalan yang terjadi
persatuan waktu, biasanya dalam kegagalan pertahun LAJU
KEGAGALAN KOMPONEN SISTEM
Setiap komponen pada dasarnya mengikuti pola kecepatan/laju kegagalan
standar terhadap waktu. Pola ini diperlihatkan lebih jelas pada gambar dibawah
ini yang sering disebut sebagai kurva bak mandi (bath-tub curve) Tingkat
kegagalan 1 2 3 Debugging Normal Wear Out Waktu Gbr.1. Karakteristik
kehidupan komponen.
Dari gambar diatas terlihat ada tiga daerah kegagalan sebagai berikut :
(1). Daerah kegagalan awal (debugging) Pada saat sistem atau komponen listrik
mulai dioperasikan, angka kegagalannya cukup besar. Ini disebabkan karena
kesalahan perencanaan atau kurang telitinya pemasangan sistem atau
komponen listrik. Kegagalan
ini akan menurun dengan bertambahnya waktu,
sedangkan kegagalan terbesar adalah pada saat sistem atau komponen dicoba.
(2). Daerah operasi normal Pada daerah ini laju kegagalan adalah konstan dan
kegagalan yang terjadi berlangsung secara acak. Untuk, komponen-komponen
elektromekanis, daerah ini relatif pendek dibanding dengan komponen
elektronik. Pada pembahasan selanjutnya daerah inilah yang akan dilakukan
perhitungan keandalan

(3). Daerah kegagalan akhir ( wear out) Pada daerah ini diperlihatkan kegagalan
yang membesar dibanding dengan umur operasinya. Hal ini disebabkan karena
semakin tuanya umur sistem atau komponen listrik. Komponen-komponen
sistem tenaga listrik seperti : motor, generator, transformator dan lain-lain dapat
dijaga agar berada pada daerah kerja normal dengan umur ekonomis yang
panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemeliharaan secara teratur dan
teliti, dimana elemen-elemen mekanik serta isolasi isolasi yang ada tidak berada
pada daerah, yang jenuh sebelum elemen-elemen itu diganti.
Dalam studi untuk menghitung keandalan sistem distribusi tenaga listrik ini
diambil parameter-parameter pendukung lainnya yaitu
Laju kegagalan
Lama kegagalan
Waktu pemutusan pelayanan waktu perbaikan

Parameter-Parameter

yang

Menentukan

Keandalan

dan

Kualitas

Listrik

Ukuran keandalan dan kualitas listrik secara umum ditentukan oleh beberapa parameter
sebagai berikut:
a. Frekuensi dengan satuan hertz (Hz)
Yaitu jumlah siklus arus bolak-balik (alternating current, AC) per detik. Beberapa negara
termasuk Indonesia menggunakan frekuensi listrik standar, sebesar 50 Hz.
Frekuensi listrik ditentukan oleh kecepatan perputaran dari turbin sebagai penggerak mula.
Salah satu contoh akibat dari frekuensi listrik yang tidak stabil adalah akan mengakibatkan
perputaran motor listrik sebagai penggerak mesin-mesin produksi di industri manufaktur
juga tidak stabil, dimana hal ini akan mengganggu proses produksi.
Gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem frekuensi:
-

Penyimpangan terus-menerus (Continuous Deviation); frekuensi berada diluar


batasnya pada saat yang lama (secara terus-menerus), frekuensi standar 50 Hz
dengan toleransi 0,6 Hz ------ (49,4 50,6 Hz)
Penyimpangan sementara (Transient Deviation); penurunan atau penaikkan
frekuensi secara tiba-tiba dan sesaat.

b. Tegangan atau voltage dengan satuan volt (V)


Tegangan yang baik adalah tegangan yang tetap stabil pada nilai yang telah ditentukan.
Walaupun terjadinya fluktuasi (ketidak stabilan) pada tegangan ini tidak dapat di hindarkan,
tetapi dapat di minimalkan.
Gangguan pada tegangan antara lain :
-

Fluktuasi Tegangan; seperti: Tegangan Lebih (Over Voltage), Tegangan Turun (Drop
Voltage) dan tegangan getar (flicker voltage). Tegangan lebih pada sistem akan
mengakibatkan arus listrik yang mengalir menjadi besar dan mempercepat
kemunduran
isolasi
(deterioration
of
insulation)

sehingga menyebabkan kenaikan rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur


kerja peralatan dan yang lebih fatal akan terbakarnya peralatan tersebut. Peralatanperalatan yang dipengaruhi saat terjadi tegangan lebih adalah transformer, motormotor listrik, kapasitor daya dan peralatan kontrol yang menggunakan coil/kumparan
seperti solenoid valve, magnetic switch dan relay. tegangan lebih biasanya
disebabkan karena eksitasi yang berlebihan pada generator listrik (over excitation),
sambaran petir pada saluran transmisi, proses pengaturan atau beban kapasitif yang
berlebihan pada sistem distribusi.
Tegangan turun pada sistem akan mengakibatkan berkurangnya intensitas cahaya
(redup) pada peralatan penerangan; bergetar dan terjadi kesalahan operasi pada
peralatan kontrol seperti automatic valve, magnetic switch dan auxiliary relay;
menurunnya torsi pada saat start (starting torque) pada motor-motor listrik. Tegangan
turun biasanya disebabkan oleh kurangnya eksitasi pada generator listrik (drop
excitation), saluran transmisi yang terlalu panjang, jarak beban yang terlalu jauh dari
pusat distribusi atau peralatan yang sudah berlebihan beban kapasitifnya.
-

Tegangan Kedip (Dip Voltage); adalah turunnya tegangan (umumnya sampai 20%)
dalam perioda waktu yang sangat singkat (dalam milli second). Penyebabnya adalah
hubungan singkat (short circuit) antara fasa dengan tanah atau fasa dengan fasa
pada jaringan distibusi. Tegangan kedip dapat mengakibatkan gangguan pada:
stabilisator tegangan arus DC, electromagnetic switch, variable speed motor, high
voltage discharge lamp dan under voltage relay.

Harmonik Tegangan (Voltage


sinus dengan frekuensi dan
(bentuk
gelombang
Gelombang
asal
Harmonik
ke-3
Harmonik
ke-5

Harmonic); adalah komponen-komponen gelombang


amplitudo yang lebih kecil dari gelombang asalnya
yang
cacat),
contoh
:
:
(28,3)
sin
(t)
kV.
:
(28,3/3)
sin
(3t)
kV.
:
(28,3/5)
sin
(5t)
kV.

Tegangan harmonik dapat mengakibatkan: panas yang berlebihan, getaran keras,


suara berisik dan terbakar pada peralatan capacitor reactor (power capacitor);
meledak pada peralatan power fuse (power capacitor); salah beroperasi pada
peralatan breaker; suara berisik dan bergetar pada peralatan rumah tangga (seperti
TV, radio, lemari pendingin dsb.); dan pada peralatan motor listrik, elevator dan
peralatan-peralatan kontrol akan terjadi suara berisik, getaran yang tinggi, panas
yang berlebihan dan kesalahan operasi. Kontribusi arus harmonik akan
menyebabkan cacat (distorsi) pada tegangan, tergantung seberapa besar
kontribusinya.
Cara mengurangi pengaruh tegangan harmonik yang terjadi pada sistem adalah
dengan memasang harmonic filter yang sesuai pada peralatan-peralatan yang dapat
menyebabkan timbulnya harmonik seperti arus magnetisasi transformer, static VAR
compensator dan peralatan-peralatan elektronika daya (seperti inverter, rectifier,
converter, dsb.)
-

Ketidak seimbangan tegangan (Unbalance Voltage); umumnya terjadi di sistem


distribusi
karena
pembebanan
fasa
yang
tidak
merata.
Gangguan-gangguan tegangan sebagaimana dijelaskan diatas dapat menyebabkan
peralatan-peralatan yang menggunakan listrik, beroperasi secara tidak normal dan

yang
-

paling

fatal

adalah

kerusakan

Interupsi
atau
Interupsi ini dapat dibedakan menjadi:

atau

terbakarnya

Pemadaman

peralatan.
Listrik;

+ Pemadaman yang direncanakan (Planned Interruption/scheduled interruption);


adalah pemadaman yang terjadi karena adanya pekerjaan perbaikan atau perluasan
jaringan
pada
sistem
tenaga
listrik.
+ Pemadaman yang tidak direncanakan (Unplanned Interruption); adalah
pemadaman yang terjadi karena adanya gangguan pada sistem tenaga listrik seperti
hubung singkat (short circuit).
Parameter-parameter yang menentukan keandalan dan kualitas listrik sebagaimana
dijelaskan diatas adalah sesuatu yang meyakinkan (measureable) dan dapat diminimalkan
dengan cara mengkoreksi terhadap konfigurasi dan peralatan pada sistem, manajemen
serta sumber daya manusia yang handal dari perusahaan yang menjual energi listrik.

Anda mungkin juga menyukai