BAB IIIav
BAB IIIav
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1
Tugas
3.1.1
3.1.2
3.2 Pembahasan
3.2.1
proses
transportasinyaserta
pembentukannya,
batuan
ini
Gambar 3.1
Sketsa Batu Sedimen 12
14
Gambar 3.2
Sketsa Batu Sedimen 10
15
Gambar 3.3
Sketsa Batu Sedimen 100
memiliki
ukuran
dan
bentuk
butir
karena
pada
proses
Gambar 3.4
Sketsa Batu Sedimen 60
3.2.2
kesatuan
dimana
batuan-batuan
tersebut
terbentuk
dari
batuan-batuan
16
didalamnya. Hal ini terjadi karena pada saat proses transportasinya yang
mempengaruhi. Apabila semakin jauh dari in duknya maka ukuran butir akan
semakin kecil dan bentuk butirnya membulat. Ukuran butir dan bentuk butir ini
lah yang paling mendasari perbedaan batuan sedimen klastik mekanik dan
kimiawi non klastik.
Batuan non klastik biasanya terbentuk dari fosil-fosil hewan laut molusca
yang mati lalu mengendap setelah itu mengalami proses pelarutan, pengikatan,
dan pengerasan yang membuat batuan non klastik tidak memiliki ukuran butir.
Lalu batuan ini naik ke permukaan lalu mengalami proses dehidrasi oleh cahaya
matahari, lalu terjadi proses pengkayaan unsur karbonat yang embuat batuan
non klastik bereaksi ketika ditetesi oleh HCl.
Batuan sedimen organik terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang telah
mati lalu membusuk lalu proses pebentukannya dibantu oleh bakteri aerob dan
anaerob contohnya yaitu batu bara. Dan adanya peran bakteri dalam proses
pembentukannya yang membedakan dengan sedimen lainnya. Adapun ganaesa
dari batu bara diantaranya adalah insitu dan drift. Kualitas batua bara dengan
genesa insitu cenderung lebih baik daripada drift, karena pada genesa drift akan
banyak
terkontaminasi
dengan
pengotor-pengotor
lainnya
yang
embuat