Anda di halaman 1dari 4

13

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1

Tugas

3.1.1

Narasikan pendeskripsikan pada minggu sebelumnya 4 batuan sedimen,

3.1.2

3 klastik dan 1 dintaranya non klastik


Analisakan hasil persentasi seluruh kelompok

3.2 Pembahasan
3.2.1

Narasi Hasil Deskripsi


Batuan Sedimen LG/BS/2015/12
Batuan sedimen LG/BS/2015/12 memiliki warna Dark Grey, serta ukuran
butir berupa lempung (<1/256mm) dan bentuk butir membulat. Jika dilihat
dari

proses

transportasinyaserta

pembentukannya,

batuan

ini

tertransportasi sangat jauh dari induknya sehingga memiliki ukuran butir


lempung dan bentuk butir yang membulat. Batuan ini memiliki porositas
yang buruk karena tidak dapat menyarang air dengan baik, karena
volume pori lebih besar daripada volume butir.batuan ini juga memiliki
pemilahan yang baik karena memiliki ukuran dan keseragaan butir yang
sama serta kekompakannya lunak dan kemasnya tertutup. Salian itu juga
memiliki semen berupa mineral lempungdan juga tidak berekasi ketika
ditetesi dengan HCl . karena batuan ini memiliki ukuran butir, maka
termasuk kepada seimen klastik dan memiliki genesa berupa mekanik.
Dan untuk penamaan batuan dilihat dari ukuran butir yaitu lempung, maka
sampel batuan ini dinamakan indikasi batu lempung

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.1
Sketsa Batu Sedimen 12

Batuan Sedimen LG/BS/2015/10


Batuan sedimen LG/BS/2015/10 memiliki warna Light Grey, serta ukuran
butir berupa pasir sedang (1/2 - 1/4mm) dan bentuk butir membulat. Jika
dilihat dari proses transportasinya serta pembentukannya, batuan ini

14

tertransportasi jauh dari induknya sehingga memiliki ukuran butir pasir


sedang dan bentuk butir yang membulat. Batuan ini memiliki porositas
yang buruk karena tidak dapat menyarang air dengan baik, karena
volume pori lebih besar daripada volume butir.batuan ini juga memiliki
pemilahan yang buruk karena memiliki ukuran dan keseragaan butir yang
berbeda serta kekompakannya lunak dan kemasnya terbuka. Selain itu
juga memiliki semen berupa mineral karbonat karena berekasi ketika
ditetesi dengan HCl . karena batuan ini memiliki ukuran butir, maka
termasuk kepada seimen klastik dan memiliki genesa berupa mekanik.
Dan untuk penamaan batuan dilihat dari ukuran butir yaitu pasir sedang,
maka sampel batuan ini dinamakan indikasi batu pasir sedang

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.2
Sketsa Batu Sedimen 10

Batuan Sedimen LG/BS/2015/100


Batuan sedimen LG/BS/2015/100 memiliki warna Grey, serta ukuran butir
berupa pasir sangat halus (1/4 - 1/16mm) dan bentuk butir membulat. Jika
dilihat dari proses transportasinya serta pembentukannya, batuan ini
tertransportasi jauh dari induknya sehingga memiliki ukuran butir pasir
sangat halus dan bentuk butir yang membulat. Batuan ini memiliki
porositas yang buruk karena tidak dapat menyarang air dengan baik,
karena volume pori lebih besar daripada volume butir.batuan ini juga
memiliki pemilahan yang baik karena memiliki ukuran dan keseragaan
butir yang sama serta kekompakannya padat dan kemasnya terbuka.
Selain itu juga memiliki semen berupa mineral lempung dan tidak
berekasi ketika ditetesi dengan HCl . karena batuan ini memiliki ukuran
butir, maka termasuk kepada seimen klastik dan memiliki genesa berupa
mekanik. Dan untuk penamaan batuan dilihat dari ukuran butir yaitu pasir
sangat halus, maka sampel batuan ini dinamakan indikasi batu pasir
sangat halus

15

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.3
Sketsa Batu Sedimen 100

Batuan Sedimen LG/BS/2015/60


Batuan sedimen LG/BS/2015/60 memiliki warna Lemon Chiffon, serta
tidak

memiliki

ukuran

dan

bentuk

butir

karena

pada

proses

pembentukannyamengaklami proses pelarutan. Batuan ini memiliki


porositas yang baik karena dapat menyarang air dengan baik. Batuan ini
juga memiliki kekompaka padat dan memiliki semen berupa mineral
karbonat karena berekasi ketika ditetesi dengan HCl. Batuan ini memiliki
jenis batuan berupa non klastik karena tidak memiliki ukuran dan bentuk
butir serta genesanya berupa kimiawi. Karena proses pembentukannya
dimulai dari fosil-fosil hewan laut molusca yang mati, lalu mengendap dan
mengalami proses pelarutan lalu pengikatan dan pengerasan. Pada
proses ini terjadi hilangnya ukuran butir. Lalu kemudian terdiagenensa
dan naik ke permukaan lalu mengalami proses dehidrasi oleh sinar
matahari. Sehingga nama dari batuan ini adalah indikasi batu gamping.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.4
Sketsa Batu Sedimen 60

3.2.2

Analisa Hasil Persentasi


Pada umumnya batuan sedimen klastik dan mekanik merupakan satu

kesatuan

dimana

batuan-batuan

tersebut

terbentuk

dari

batuan-batuan

sebelumnya yang mengalami proses sedimentasi (terlapukan, tertransportasi,


terendapkan, terlitifikasi, terdiagenesa). Akibat adanya proses sedimentasi ini
batuan sedimen klastik dan non klastik memiliki ukuran dan bentuk butir

16

didalamnya. Hal ini terjadi karena pada saat proses transportasinya yang
mempengaruhi. Apabila semakin jauh dari in duknya maka ukuran butir akan
semakin kecil dan bentuk butirnya membulat. Ukuran butir dan bentuk butir ini
lah yang paling mendasari perbedaan batuan sedimen klastik mekanik dan
kimiawi non klastik.
Batuan non klastik biasanya terbentuk dari fosil-fosil hewan laut molusca
yang mati lalu mengendap setelah itu mengalami proses pelarutan, pengikatan,
dan pengerasan yang membuat batuan non klastik tidak memiliki ukuran butir.
Lalu batuan ini naik ke permukaan lalu mengalami proses dehidrasi oleh cahaya
matahari, lalu terjadi proses pengkayaan unsur karbonat yang embuat batuan
non klastik bereaksi ketika ditetesi oleh HCl.
Batuan sedimen organik terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang telah
mati lalu membusuk lalu proses pebentukannya dibantu oleh bakteri aerob dan
anaerob contohnya yaitu batu bara. Dan adanya peran bakteri dalam proses
pembentukannya yang membedakan dengan sedimen lainnya. Adapun ganaesa
dari batu bara diantaranya adalah insitu dan drift. Kualitas batua bara dengan
genesa insitu cenderung lebih baik daripada drift, karena pada genesa drift akan
banyak

terkontaminasi

dengan

pengotor-pengotor

lainnya

yang

embuat

kualitasnya menurun sementara insitu tidak


Struktur batuan sedimen terdiri dari struktur primner dan sekunder.
Struktur primer berupa struktur yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya
batuan contohnya seperti perlapisan, perselingan cross bedding, gradded
bedding, load cast, float cast.

Anda mungkin juga menyukai