Anda di halaman 1dari 13

1.

Hama utama pada tanaman padi

A. Hama pada fase persemaian


1. Wereng Coklat (Nilaparvata lugens). Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi
mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa
jenis penyakit. Tanaman padi yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman
padi yang dipupuk dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang rapat
merupakan kondisi yang disenangi wereng coklat. Beberapa varietas tertentu terutama
ketan juga sangat rentan terhadap wereng. Pengendalian bisa dilakukan dengan
penggunaan varietas tahan, pengurangan penggunaan pupuk N dan insektisida aplaud,
mipcin, winder, konfidor, OBR, plenum dll
2. Wereng Hijau (Nephotettix virescens). Hama wereng hijau merupakan hama
penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan
padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai
pembentukan anakan maksimum, yaitu umur 30 hari setelah tanam. Sama seperti
wereng coklat pengendalian wereng hijau bisa dilakukan dengan penggunaan varietas
tahan, pengurangan penggunaan pupuk N dan insektisida aplaud, mipcin, winder,
konfidor, OBR, plenum dll
3. Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis). Hama putih palsu menyerang
bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam
lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda
pertama adanya infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna
kuning coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang
garisnya lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga.
Pengendalian yang bisa dilakukan dengan pengeringan sawah selama 3 hari, atau
penggunaan insektisida regent, buldok, decis, virtako dll
4. Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada semua fase
pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada
saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang
untuk memakan bulir gabah. Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari
tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan,
semak atau gulma. Pengendalian dilakukan dengan cara menggunakan musuh alami
(tyto alba, ular, garangan dll), umpan racun, jebakan, gropyokan, pengemposan dll
5. Keong Mas (Pomacea canaliculata). Keong mas merusak tanaman dengan cara
memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang
per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat

10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah). Pengendalian dengan cara
membuat parit disekeliling petak sawah lalu diberikan umpan daun-daunan dan
menggunakan molusida baylucide, fatal, dll

B. Hama pada fase vegetatif


1. Penggerek Batang (Tryporiza sp.). Adalah hama yang menimbulkan kerusakan dan
menurunkan hasil panen secara nyata. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun
tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang.
Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut (gejala ini
biasa disebut Sundep). Apabila serangan terjadi pada fase generatif, larva penggerek
batang akan memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan
mati, berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada
pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang (gejala ini biasa
disebut Beluk). Pengendalian bisa dilakukan sejak dipesemaian dan dipertanaman
umur 15 hst, 30 hst dan 40 hst dengan menggunakan regent, virtako, spontan,
manuver dll
2. Wereng Hijau (Nephotettix virescens). Hama wereng hijau merupakan hama
penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan
padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai
pembentukan anakan maksimum, yaitu umur 30 hari setelah tanam.
3. Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae). Stadia tanaman padi yang rentan terhadap
serangan hama ganjur adalah mulai dipersemaian sampai pada pembentukan malai.
Gejala serangan ganjur adalah daun padi akan menggulung seperti daun bawang,
sehingga tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai. Pengendalian bisa
dilakukan dengan menggunakan regent, winder, konfidor, virtako, spontan, manuver
dll
4. Keong Mas (Pomacea canaliculata). Keong mas merusak tanaman dengan cara
memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang
per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat
10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah).
C. Hama pada fase generatif
1. Wereng Coklat (Nilaparvata lugens). Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi
mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa
jenis penyakit. Tanaman padi yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman

padi yang dipupuk dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang merupakan
kondisi yang disenangi wereng coklat. Hama wereng coklat menyerang tanaman pada
mulai dari pembibitan hingga fase masak susu. Gejala serangan adalah terdapatnya
imago wereng coklat pada tanaman dan menghisap cairan tanaman pada pangkal
batang, kemudian tanaman menjadi menguning dan mengering.
2. Wereng Hijau (Nephotettix virescens). Hama wereng hijau merupakan hama
penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan
padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai
pembentukan anakan maksimum, yaitu umur 30 hari setelah tanam. Gejala
kerusakan yang ditimbulkan adalah tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah
menjadi kuning sampai kuning oranye.
3. Penggerek Batang (Tryporiza sp.). Adalah hama yang menimbulkan kerusakan dan
menurunkan hasil panen secara nyata. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun
tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang.
Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut (gejala ini
biasa disebut Sundep).Apabila serangan terjadi pada fase generatif, larva penggerek
batang akan memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan
mati, berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada
pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang (gejala ini biasa
disebut Beluk).
4. Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae). Stadia tanaman padi yang rentan terhadap
serangan hama ganjur adalah mulai dipersemaian sampai pada pembentukan malai.
Gejala serangan ganjur adalah daun padi akan menggulung seperti daun bawang,
sehingga tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai.
5. Ulat Grayak (Armyworm). Hama ulat grayak menyerang tanaman dengan memakan
daun dan hanya meninggalkan tulang daun dan batang. Larva ulat grayak menyerang
tanaman padi sejak di persemaian sampai fase pengisian. Serangan akan parah saat
musim kemarau dan tanaman kekurangan air. Pengendalian dilakukan saat malam hari
dengan menggunakan larvin, virtako, dipel, turex dll
6. Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis). Hama putih palsu menyerang
bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam
lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda
pertama adanya infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna
kuning coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang
garisnya lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga.

7. Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada semua fase
pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada
saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang
untuk memakan bulir gabah. Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari
tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan,
semak atau gulma.
D. Hama pada fase pemasakan
1. Walang Sangit (Leptocorixa acuta). Walang sangit merupakan hama yang
menghisap cairan bulir pada fase masak susu. Kerusakan yang ditimbulkan walang
sangit menyebabkan beras berubah warna, mengapur serta hampa. Hal ini
dikarenakan walang sangit menghisap cairan dalam bulir padi. Fase tanaman padi
yang rentan terserang hama walang sangit adalah saat tanaman padi mulai keluar
malai sampai fase masak susu. Pengendalian bisa dilakukan dengan menggunakan
regent, manuver, virtako dll
2. Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada semua fase
pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada
saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang
untuk memakan bulir gabah. Tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari
tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan,
semak atau gulma.
3. Ulat Grayak (Armyworm). Sebenarnya larva ulat grayak bisa menyerang tanaman
padi sejak di persemaian sampai fase pengisian. Serangan akan parah saat musim
kemarau dan tanaman kekurangan air. Pada fase ini biasanya ulat grayak menyerang
tanaman padi dengan cara memotong malai padi sehingga akan membuat kerugian
yang sangat besar.
4. Burung (Lonchura spp.). Burung menyerang tanaman pada fase masak susu sampai
padi dipanen. Burung akan memakan langsung bulir padi yang sedang menguning
sehingga menyebabkan kehilangan hasil secara langsung. Selain itu burung juga
mengakibatkan patahnya malai padi. Pengendalian hama burung bisa dilakukan
dengan cara pengusiran dengan membuat ajir berwarna merah disekitar sawah atau
dengan menggunakan tali-tali yang dikasih kaleng/ plastik atau dengan menggunakan
jaring.
Berikut ini gambar hama utama pada tanaman padi :

Wereng Hijau

Siput

Tikus Sawah

Burung

2. Hama utama pada tanaman sayuran


a. Lalat buah

Lalat buah sering menghapus impian petani untuk memetik panen. Kerugian yang
ditimbulkannya sangat luar biasa, buah-buah yang seharusnya bisa dipanen menjadi rontok
berguguran dan busuk dalam jumlah besar. Sesuai namanya, lalat kuning kecil ini spesialis
penyerang tanaman-tanaman yang sedang berbuah. Hampir semua jenis tanaman yang
berbuah tak luput dari serangannya, seperti jambu, mangga, jeruk, nangka, dll. Begitu pun
pada tanaman sayuran berbuah, sepeti cabe, tomat, paprika, dll. Lalat menyerang dengan cara
menusuk buah untuk meletakkan telurnya.
2. Belalang

serangga ini bisa melumat lahap tanaman budidaya kita. Sasaran utamanya adalah daun, di
mana daun menjadi compang camping karena disantap sebagai lalap. Efeknya,
pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan produksi menurun drastis, hal ini karena
cadangan makanan/nutrisi di dalam daun menjadi habis dan fotosintesis terganggu. Karena
bisa sangat merusak, maka jangan menganggap belalang mahluk lucu, segera lakukan
penanganan.
c. Penggorok daun

Pekerjaanya adalah mengukir dan membatik di atas daun. Daun tanaman digorok kulit
permukaannya sehingga menghasilkan alur atau motif belang-belang tak beraturan. Sama
halnya dengan belalang, hama penggorok mencuri nutrisi yang ada di dalam daun. Sudah
jelas efeknya tanaman menjadi kurang produktif dan pertumbuhannya terhambat. Jika Anda
menemukan si tukang batik ini pada tanaman Anda, lakukanlah penanganan.
d. Ulat

Ulat, bukan hanya mahluk yang bikin merinding, namun juga hama yang sangat merugikan
petani. Ada banyak jenis ulat, mulai dari spesialis pemakan buah sampai pemakan daun.
Sekali bertelur, jumlahnya bisa ratusan. Maka tak heran jika populasi mereka bisa
berkembang cepat. Para petani sayuran (seperti cabe, tomat, kubis, brungkol, brokoli, sawi,
selada, dll), sering menjadi korban keganasan hama ini.
e. Kutu daun

kutu-kutuan termasuk kutu daun, thrips, aphid, tungau merupakan hama yang banyak
ditemui pada tanaman, mulai dari sayuran (terutama cabe), sampai tanaman hias/bunga
(seperti pada ros). Hama ini mencuri nutrisi tanaman dengan cara menghisapnya, oleh karena
itu daun tanaman menjadi keriput dan melengkung. Daun akan menguning, bercak-bercak
coklat atau keperakan, dan akhirnya gugur. Bagian yang sering menjadi sasaran adalah daun
muda dan pucuk. Kutu biasanya ditemukan bergerombol dan sembunyi dibalik daun (sisi
bawah). Karena kutu menghasilkan cairan/sekresi berbau manis, kehadirannya seringkali
mengundang semut-semut datang. Ini bisa memperparah kondisi tanaman. Efek dari serangan
kutu menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, cabang dan pucuk tidak
berkembang, bunga dan bakal buah pada rontok.

3. Hama utama tanaman perkebunan


Hama tanaman lada :

a. Hama Penggerek Batang (Lophobaris piperis).


Penggerek batang merupakan hama yang paling merugikan pada tanaman lada. Larva
hama penggerek batang merusak batang dan cabang tanaman. Serangga dewasanya
menyerang bagian tanaman seperti pucuk, bunga dan buah sehingga dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas produksi.

b. Hama penghisap bunga (Diconocoris hewetti).


Hama ini dikenal dengan sebutan nyamuk lada, enduk-enduk, kapal terbang atau fui
khicong (Bangka). Stadia nimfa maupun dewasa merusak bunga dan tandan bunga. Serangan
ringan dapat menyebabkan tandan rusak, salah bentuk dan buah hanya sedikit, sedangkan
serangan berat akan menyebabkan seluruh bunga rusak, tangkai hitam dan gugur sebelum
waktunya. Hama ini juga memakan buah muda.
c. Hama penghisap buah (Dasynus piperis).
Hama ini dikenal dengan nama kepik, kepinding, dan walang sangit. Bila menyerang
buah muda menyebabkan tandan buah banyak yang kosong, sedangkan serangan pada buah
tua menyebabkan buah menjadi hampa, kering dan gugur.
Hama pada tanaman kakao :
1. Penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella
Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang
kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva. Pada saat
buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan
ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak bunyi.

2. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)


Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman dengan
ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada
buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan
kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting
menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas.

Anda mungkin juga menyukai